PENDAHULUAN berisikan tentang kajian latar belakang, perumusan DESKRIPSI PROYEK berisikan tentang terminologi judul, lokasi, deskripsi ELABORASI TEMA berisikan tentang pengertian tema, interpretasi tema, ANALISA berisikan tentang analisa kondisi tapak, an

I.7. STEMATIKA LAPORAN

Pada sitematika Laporan ini, terdiri dari enam bab, yaitu bab pendahuluan, deskripsi proyek, elaborasi tema, analisa, konsep perancangan, dan hasil perancangan.

BAB I PENDAHULUAN berisikan tentang kajian latar belakang, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat, telaah pustaka, kerangka teoritis, metodologi perancangan dan sistematika pelaporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK berisikan tentang terminologi judul, lokasi, deskripsi

kondisi eksisting lokasi dan tinjauan fungsi.

BAB III ELABORASI TEMA berisikan tentang pengertian tema, interpretasi tema,

keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur yang mempunyai tema sejenis.

BAB IV ANALISA berisikan tentang analisa kondisi tapak, analisa linkungan, analisa

bangunan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisis dan penerapan tema.

BAB V KONSEP perancangan berisikan tentang konsep perancangan tapak,

pencapaian dan entrance, zoning tata guna lahan, massa dan bentuk bangunan, open space dan taman, area parkir, perangkat lunak, dan penerapan tema

BAB VI DESAIN AKHIR hasil perancangan berisikan tentang gambar rancangan

dan maket. Universitas Sumatera Utara

BAB II DESKRIPSI PROYEK

II. 1. TINJAUAN UMUM II.1.1. Tinjauan Terhadap Kota Tarutung a. Sejarah Perkembangan Kota Tarutung Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk kedalam Keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen Bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Pada saat itu, Keresidenan Tapanuli dibagi menjadi 4 empat Afdeling Kabupaten, salah satu diantaranya adalah Afdeling Batak Landen dengan ibukotanya Tarutung, dan 5 lima Onder Afdeling wilayah yang meliputi : Onder Afdeling Silindung, Toba, Samosir, Dairi dan Barus. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, sejarah perkembangan pemerintahan Republik Indonesia di Kabupaten Tapanuli Utara diawali dengan terbitnya Besluit Nomor : 1 dari Residen Tapanuli Dr. Ferdinan Lumbantobing pada tgl. 5 Oktober 1945 yang memuat Pembentukan Daerah Tapanuli dengan pengangkatan staf pemerintahannya, juga pengangkatan Kepala-kepala Luhak dalam Daerah Tapanuli. Afdeling Tanah Batak diubah menjadi LUHAK TANAH BATAK, dan sebagai Kepala Luhak diangkat Bpk. Cornelius Sihombing alm. Dalam catatan sejarah Tapanuli Utara, beliaulah dianggap sebagai Bupati pertama Tapanuli Utara Sesuai dengan UU Drt. No. 7 Thn 1956, di Daerah Propinsi dibentuk daerah otonom kabupaten. Salah satu kabupaten yang dibentuk dalam UU Drt. tersebut adalah Kabupaten Tapanuli Utara Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di daerah ini, maka pada tahun 1964 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi 2 dua kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Dairi. Pemekaran Kabupaten Dairi dari Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan UU No. 15 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Dairi. Pada tahun 1998 untuk kedua kalinya Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi 2 dua kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir, sesuai dengan UU No. 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal Universitas Sumatera Utara Kemudian pada tahun 2003, Kabupaten Tapanuli Utara untuk yang ketiga kalinya dimekarkan menjadi 2 dua kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan UU No. 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara. Pemekaran wilayah kabupaten ini dimaksudkan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan serta untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di daerah ini Sebagaimana uraian singkat sejarah perkembangan Pemerintahan Republik Indonesia di Kabupaten Tapanuli Utara diawali dengan terbitnya Besluit No. 1 dari Residen Tapanuli Dr. Ferdinan Lumbantobing pada tgl. 5 Oktober 1945 yang memuat Pembentukan Daerah Tapanuli dan pengangkatan Kepala-kepala Luhak dalam daerah Tapanuli, maka tanggal 5 Oktober ditetapkan menjadi Hari jadi Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara No. 5 Tahun 2003. Universitas Sumatera Utara

b. Letak dan Kondisi Geografis

Gambar menunjukkan Posisi Kabupaten Tapanuli Utara terhadap kabupaten lainnya di Sumatera utara. Gambar menunjukkan posisi provinsi sumatera utara terhadap provinsi lainnya Gbr II.1 Peta Sumatera Gbr II.2 Peta Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Sumatera Utara dengan luas 3.793,71 Belum Termasuk Luas Danau Toba : 6,60 Km2 , terletak pada posisi 10 20’ - 20 41’ Lintang Utara dan 98005’–99016’ Bujur Timur dengan ketinggian bervariasi. Gambar menunjukkan posisi kota Tarutung terhadap kecamatan lainnya. Tarutung berbatasan dengan - Utara : sipoholon - Selatan : adian koting - Barat : siatas barita - Timur : sipoholon Gbr II.3 Peta Tapanuli Utara Gbr II.4 Peta Kec Tarutung Universitas Sumatera Utara

c. Penduduk dan Tenaga kerja

 Demografis DesaKelurahan Luas Km 2 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Jiwa Jumlah Penduduk Akhir TahunJiwa Jiwa Kepadatan Penduduk JiwaKm 2 1 2 3 4 5 001 Siandor-andor 002 Hutapea Banuarea 003 Parbubu Pea 004 Parbubu II 005 Parbubu Dolok 006 Hutatoruan VIII 007 Parbubu I 008 Hutatoruan I 009 Sosunggulon 010 Parbaju Toruan 011 Hapoltahan 012 Hutatoruan IV 013 Aek Sian Simun 014 Hutatoruan V 015 Hutatoruan VI 016 Hutatoruan XI 017 Hutatoruan IX 018 Hutatoruan X 019 Hutatoruan VII 020 Partali Toruan 021 Parbaju Tonga 022 Simamora 023 Hutagalung Siwalu ompu 024 Siraja Oloan 025 Hutauruk 026 Parbaju Julu 027 Partali Julu 028 Sitampurung 029 Jambur Nauli 030 Sihujur 031 Hutatoruan III 8.50 8,25 1,25 4,5 7,94 3,5 4,75 2,00 2,62 4,55 1,44 0,87 4,56 1,5 3,25 0,2 0,85 1,04 2,00 0,62 3,5 3,4 3,2 3,75 2,19 3,5 2,00 7,75 8,76 5,00 0,44 574 1.004 525 728 1.131 399 1.049 1.763 943 1.242 929 870 1.234 772 633 1.531 1.215 4.740 4.970 2.397 1.021 2.019 1.189 1.205 493 984 995 812 1.011 438 313 576 1.009 528 731 1.135 401 1.053 1.771 946 1.247 932 874 1.239 775 635 1.537 1.221 4.759 4.990 2.406 1.026 2.027 1.194 1.210 495 988 999 816 1.016 439 314 67,76 122,30 422,40 162,44 142,95 114,57 221,68 885,50 361,07 274,07 647,22 1.004,60 247,80 516,67 195,38 7.685,00 1.436,47 4.575,96 2.495,00 3.880,65 293,14 596,18 373,13 322,67 226,03 282,29 499,50 93,15 131,10 87,80 71,36 JUMLAH 2008 107,68 39.129 39.289 350,54 JUMLAH 2007 107,68 38.566 38.727 345,53 Tabel II.1. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut DesaKelurahanTahun 2008 Sumber BPS Tapanuli Utara Universitas Sumatera Utara d. Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Secara umum Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Tapanuli Utara 2001 – 2011 terdiri atas Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya dan Kawasan Prioritas.  Kawasan Lindung Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup, yang terdiri dari : - Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, yaitu berupa kawasan hutan lindung yang terdapat di semua kecamatan Kabupaten Tapanuli Utara. - Kawasan perlindungan setempat, berupa sempadan sungai di sepanjang aliran sungai,kawasan sekitar danauwaduk yang terdapat di 13 kecamatan. - Kawasan suaka alam dan cagar budaya - Kawasan rawan bencana alam  Kawasan Budidaya Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya di Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari:

1. Kawasan Hutan Produksi Terbatas

Terdapat di Kecamatan Parmonangan, Adiankoting, Pangaribuan, Garoga dan Sipahutar.

2. Kawasan Pertanian termasuk:

Kawasan Tanaman Pangan lahan basah dan lahan kering yang terdapat di seluruh kecamatan. Kawasan Tanaman Tahunan yang terdapat di seluruh kecamatan namun potensi terbesar terdapat di Kecamatan Garoga, Pangaribuan dan Parlilitan. Kawasan Peternakan pengembangannya terdapat di Kecamatan Tarutung, Siatas Barita, Siborongborong, Parmonangan, Sipahutar dan Pangaribuan. Kawasan Perikanan, berupa tambak, kolam, perairan darat dan danau dengan wilayah pengembangan direncanakan di Kecamatan Muara dan Pahae Jae. Universitas Sumatera Utara

3. Kawasan Pertambangan

Khususnya bahan tambang galian golongan C terdapat di Kecamatan Tarutung, Pahae Julu, Pahae Jae, Parmonangan, Pangaribuan, Sipahutar dan Siborongborong.

4. Kawasan Pariwisata

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Pariwisata Sumatera Utara bahwa Tapanuli Utara merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata DTW Utama Nasional. Salah satu pengembangan pariwisata di Kabupaten Tapanuli Utara adalah “Kawasan Wisata Danau Toba di Kecamatan Muara”. Selain itu juga akan diteruskandikembangkan beberapa objek wisata alam, budaya dan agama yang terdapat di Kecamatan Muara, Adiankoting, Sipoholon dan Tarutung.

5. Kawasan Perindustrian

Kawasan Industri Kecil, dikembangkan di semua kecamatan yang memiliki potensi industri kecil dan kerajinan. Kawasan Industri Menengah dan Besar terdapat di Kecamatan Siborongborong.

6. Kawasan Permukiman

Terdiri dari permukiman perkotaan dan perdesaan. Kawasan permukiman perkotaan utama direncanakan pada Ibukota Kecamatan Tarutung, Siborongborong, Pahae Jae dan Muara.

7. Arahan Pengembangan Sarana Prasarana

Pengembangan prasarana irigasi dilaksanakan di seluruh kecamatan yang memiliki lahan potensi sawah. Pengembangan prasarana kelistrikan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas terpasang. Pengembangan telekomunikasi Pengembangan Kawasan Transportasi. Universitas Sumatera Utara  Kawasan Prioritas 1. Kawasan Pesisir Danau Toba Kawasan Muara dengan pusat kegiatan kota Muara dengan potensi sektor pertanian dan pariwisata 2. Kawasan Siborongborong Mencakup Kecamatan Siborongborong dengan potensi sektor pertanian, perkebunan dan perindustrian terutama pengembangan potensi agroindustri dan kerajinan tangan. 3. Kawasan Tarutung – Sipoholon Mencakup Kecamatan Tarutung dan Sipoholon dengan pusat kegiatan adalah kota Tarutung dengan potensi sektor pertanian, perindustrian, pemerintahan dan kepariwisataan. 4. Kawasan Sipahutar – Pangaribuan Sepanjang ibukota Kecamatan Pangaribuan – ibukota Kecamatan Sipahutar – ibukota Kecamatan Garoga dengan potensi sektor pertanian dan industri pengolahan. 5. Kawasan Pahae Meliputi Kecamatan Pahae Julu dan Pahae Jae dengan potensi sektor pertanian dan pertambanganenergi panas bumi untuk dikembangkan. Saat ini Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara masih dalam tahap revisi untuk penyempurnaannya kedepan Berdasarkan uraian diatas maka kecamatan Tarutung merupakan pusat dari pemerintahan kabupaten Tapanuli Utara, termasuk kantor Bupati tapanuli Utara. Universitas Sumatera Utara

II.1.2 Pemilihan Lokasi a. Data Umum Proyek

1. Fungsi Bangunan : Kantor Bupati Tapanuli Utara 2. Tema : Arsitektur Neo-Vernakular 3. Status Proyek : Fiktif 4. Pemilik Proyek : Pemerintah Daerah Tapanuli Utara 5. Sumber Dana : Pemerintah Daerah Tapanuli Utara 6. Lokasi : Jl Mayjend Suprapto, Kec Tarutung 7. Luas Lahan : ± 1 Ha 8. KDB : 60 9. KLB : ± 12 m 1-3 lantai Pengembangan pusat perkantoran di kota TARUTUNG perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: • Koefisien Dsar Bangunan KDB • Koefisien Lantai Bangunan KLB • Garis Sempada Bangunan GSB • Batas Ketinggian Bangunan • Kebutuhan Parkir • Faktor-faktor estetika dan kesesuaian lingkungan Adapun Kriteria dalam pemilihan lokasi untuk proyek ini adalah N0 Kriteria Lokasi 1. Tinjauan terhadap stuktur kota Berada di kawasan kota yang yang juga merupakan daerah kawasan perkantoran. Selain itu berada dekat dengan jalan besar sebagai penghubung transportasi. 2. Pencapaian Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan pribadi dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan masih dapat di kontrol Universitas Sumatera Utara dengan baik .Namun kendaraan pribadi merupakan fokus utama pencapaian,sehubungan dengan sasaran aktifitas dari berbagai kantor lainnya. 3. Area Pelayanan Daerah komersil dan ruang terbuka adalah lingkungan sekitar yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang akan direncanakan.diharapkan dengan adanya lingkungan ini dapat memperkuat posisi kantor Bupati. 4. Ukuran Lahan Ukuran lahan harus mencukupi kebutuhan ruang secara fungsional besrta fasilitas- fasilitas yang di rencanakan ± 1 Ha 5. Kemudahan Enterance Enterance menuju dan keluar tapak harus mudah diakses oleh para karyawan kantor. 6. Kontur Tapak Kontur tapak sebaiknya relatif datar untuk mudah diakses pencapaian dan pergerakan aktivitas yang berlangsung dalam kantor 7. Kebisingan Keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan merupakan hal yang bersifat mutlak.Untuk itu perencanaan bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan di sekitarnya yang tidak akan mempengaruhi baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. Tabel II. 2.Kriteria Pemilihan Lokasi Universitas Sumatera Utara

b. Analisa Pemilihan Lokasi

Berdasarkan tinjauan terhadap fungsi bangunan yang bersifat pemerintahan, maka sebaiknya kantor Bupati dibangun di sekitar pusat perkantoran yang area pelayanannnya mudah diakses dari berbagai wilayah di Tarutung.

1. Alternatif Lokasi 

Alternatif A, Jl Mayjend Suprapto, Kec Tarutung kantor Bupati lama Gbr.II.6 Peta Alternatif A Gbr.II.7 Peta Alternatif B Gbr.II.8 Peta Alternatif C Gbr.II.5 Peta Kec Tarutung Universitas Sumatera Utara Potensi • Luas lahan ±1 Ha. • Berada pada jalan arteri primer. • Berada pada kecamatan Tarutung. • Berdasarkan lokasi dengan fungsi pemerintahan, perumahan dan pariwisata. • Termasuk dalam wilayah pusat kota. Batas-batas - Sebelah Utara : Kantor Kepolisian Resot Tapanuli Utara - Sebelah Timur : Kantor Kodim Tapanuli Utara - Sebelah Selatan : Rumah Warga, Kantor Polosi Militer - Sebelah Barat : Jl Mayjend Suprapto  Alternatif B, Jl TD Pardede, Kec tarutung Potensi • Luas lahan ±1 Ha. • Berada dekat jalan lintas sumatera jalan Propinsi • Berada pada kecamatan Tarutung. • Berdasarkan lokasi dengan fungsi pemerintahan, perumahan dan pariwisata. • Bisa dijangkau dari semua wilayah kota Tarutung. • Lahan kosong perasawahan . Batas-batas - Sebelah Utara : Rumah warga - Sebelah Timur : Jl TD Pardede - Sebelah Selatan : Lahan Persawahan - Sebelah Barat : Lahan Persawahan  Alternatif C, Jl Raja johannes Hutabarat, Kec Tarutung Universitas Sumatera Utara Potensi • Luas lahan ±1 Ha. • Dekat dengan kantor-kantor dinas lain. • Berada pada kecamatan Tarutung. • Berdasarkan lokasi dengan fungsi pemerintahan, perumahan dan pariwisata. • Bisa dijangkau dari semua wilayah kota Tarutung. • Berada di jalan Umum menuju empat wisata rohani Salib Kasih . Batas-batas - Sebelah Utara : Kantor lingkungan hidup - Sebelah Timur : Jl Raja Johannes Huatabarat - Sebelah Selatan : Lahan Kosong Persawahan - Sebelah Barat : Lahan Kosong Persawahan

c. Penilaian Alternatif Lokasi

Potensi Lokasi Lokasi A Jl Mayjend Suprapto, kec Tarutung Lokasi B Jl TD Pardede, kec Tarrutung Lokasi A Jl Raja Johannes, Kec Tarutung Luas Lahan ± 1 Ha ± 1 Ha ± 1 Ha Kontur tapak Berkontur Datar Datar Kondisi jalan Lebar Jalan 5m. Jalan tidak terlalu padat Lebar jalan 3 m, pencapaian 2 arah. Kondisi jalan tidak padat Lebar Jalan 4m, jalan lumayan padat. Pencapaian Berada di pusat kota, dekat simp 4 Tarutung dan tidak terlalu padat, sehingga mudah dalam pencapaian Pencapaian tergolong mudah karena dekat dengan jalan umum jl lintas provinsi. Namun tidak semua angkutan umum meleatinya. Berada di jalan arteri primer, Dekat dengan terminal. Tata Guna Lahan Kawasan Perkantoran Kawasan permukiman Kawasan permukiman, perkantoran dan pendidikan Kondisi Site Cukup Baik Baik Sangat baik Universitas Sumatera Utara Tabel II.3 Penilaian Alternatif Lokasi d. Penilaian Alternatif Lokasi Site Adapun hal yang paling penting terhadap kriteria pemilihan likasi untuk Kantor Bupati Tpanuli Utara adalah:  Suasan cukup tenang dan nyaman.  Berada di sekitar lingkungan perkantoran.  Pencapaian oleh kendraan pribadi, angkutan umum, dan pejalan kaki.  Pencapaian langsung dari jalan utama. Maka dari hasil uaraian diatas maka lokasi yang tepat untuk pembangunan Kantor Bupati Tapanuli Utara adalah alternatif A, berada di Jl Mayjend Suprapto. Selain berada di daerah perkantoran, Lokasi juga mudah diakses dari semua wilayah di Tarutung. Lokasi ini juga merupak lokasi kantor Bupati yang lama. Selain itu dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 Pasal 5 tentang perubahan atas peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang pengadaan tanah bagi pelaksanaan untuk kepentingan umum, maka lokasi pembangunan kantor Bupati Tapanuli Utara akan dibangun di lokasi yang lama. II.2. TINJAUAN KHUSUS II.2.1 Gedung Perkantoran

a. Terminologi Judul Dalam mengartikan gedung perkantoran,akan diartikan perkata,yaitu:

Gedung adalah : • Rumah besar berdinding batu • Bangunan rumah untuk orang banyak,terang atau nyata sekali. Kantor adalah Bangunan atau bagian dari bangunan yang di perlukan bagi maksud pengaryran administrasi dan atau perdagangan. • Balai,gedung,rumah,ruang tempat tulis menulis atau mengurus suatu pekerjaan perusahaan dsb View Lingkungan Sekitar Dekat dengan kantor polisi,kodim dan Pengadilan Negeri Tarutung Dekat dengan permukiman, persawahan dan juga dekat dengan pasar. Dekat kantor Diknas, Lingkungan Hidup, catatan Sipil Dan permukiman. Universitas Sumatera Utara • Bangunan kantor sebagai bangunan tempat berlangsungnya kegiatan bisnis maupun pelayanan jasa tertentu,dan ruang-ruang yang di dalam nya terjadi transaksi bisnis atau pelayanan jasa tertentu dalam suatu bangunan. Dapat dikatakan gedung merupakan suatu wadah untuk tempat manusia melakukan aktivitasnya,baik sosial budaya maupun aktivitas ekonomi,dimana ini menjadi suatu kebutuhan dasar manusia yang semakin berkembang dan semakin dibutuhkan. Konsep kantor itu sendiri bukan mengenai manusia maupun benda fisik,namun lebih kepada pengaturan serta pergerakan manusia dan benda-benda di dalam nya pada jarak-jarak yang berkaitan g dengan peraturan dan kontrol. Bupati : Seseorang yang menjadi pemimpin pemerintahan di satu daerah kabupaten. Dalam hal ini Bupati merupakan opemipin daerah kabupaten Tapanuli Utara.

b. Fungsi dan Peran Kantor

Tempat kerja adalah sebuah tempat interaksi sosial dari si pemakai,yang bertambah makna nya,karena struktur kerja yang formal pengelolahan data,organisasi kerja dan seterusnya. Secara fungsi kantor mempunyai potensi dalam kegiatan-kegiatan administrasif kearsipan,penyetoran,percetakan,pencarian,perolehan bahan-bahandan kegiatan-kegiatan komunikasi konfrensi,rapat yang waktu kerjanya setiap minggu kira-kira 25.Aktivitass kerja lembur dikurangi sekitar 50.

c. Klasifikasi Kantor

a. Berdasarkan tujuan usaha dan lingkungan suasana kerja yaitu: • Kantor administrasi pemerintah yang merupakan salah satu jenis kantor di bawah tanggung jawab pemerintahan.Sama hal nya dengan penggorganisasian dan pengaturan kantor dinas stuktur biro,menejemen pelayanan,teknologi biro maka kesesuaian ruang di dalam nya juga di perlukan.Penelitian terhadap ruang dalam waktu yang panjang menunjukkan bahwa tipologi gedung makin berkembang dan berubah. • Kantor Administrasi Perusahaan • Kantor Administrasi Sosial Universitas Sumatera Utara b. Berdasarkan Pemiliknya yaitu: • Milik pemerintah • Milik Swasta c. Berdasarkan pengguna pemakai bangunan kantor yaitu • Kantor untuk sekelompok badan usaha • Kantor untuk satu badan usaha d. Berdasarkan sifat dari bangunan kantor yaitu: • Kantor yang bersifat komersil • Kantor yang bersifat non komersil e. Berdasarkan Hirarki yaitu: • Kantor Induk • Kantor Cabang • Kantor Ranting perwakilan Dari klarifikasi di atas maka kantor bupati ini merupakan • Kantor Administrasi pemerintah berdasarkan tujuan usaha dan lingkungan suasana kerja. • abaerdasarkan pemiliknya merupakan jenis kantor pemerintah • Kantor untuk sekelompok badan berdasarkan pemakai pengguna bangunan kantor. • Kantor yang bersifat non-komersil ditinjau berdasarkan sifat dari bangunan kantor. • Kantor induk berdasarkan hirarki. Besar bersumber pada kenaikan secara ilmiah dan beban alamiah untuk lapangan pekerjaan itu ruangan yang cukup,ruangan kerja pribadi yang tersusun,sirkulasi udara,pencahayaan,perlindungan yang cukup terhadap gangguan-gangguan .75 hari-hari kerja berlangsung di dalam ruang kerja yang sempit dan lebar. Kontak kerja yang penting,termasuk juga perlengkapan yang digunakan bersama sangat berarti.Dari sanalah doronganbantuan sebuah kombinasi pemakaian dari ruang-ruang tersendiri dan ruangan-ruangan kelompok,tempat-tempat kerja pribadi dan tempat-tempat kerja bersama. Universitas Sumatera Utara Pembagian ruang dalam kantor serta fungsinya. No Nama Bagian Fungsi 1 Bagian Kantor • Kantor dengan ruangan –ruangan kecil untuk 1-3 karyawan denagn tempat kerja yang sesuai dengan kelulusan perguruan tinggi. • Ruang kantor kelompok yang dapat menampung 20 orang dengan tempat kerja lulusan PT. • Ruang besar yang dapat menampung hingga 200 orang pada suatu areal. • Ruang kantor kombinasi yang terdiri dari ruang-ruang kecil dan ruang bersama yang efisien. • Seluruh ruang multifungsional bagi karja individu dan kelompok. 2 Bagian Arsip • Penyimpanan dokumen- dokumen,microfilm,computer,alat-alat untuk mengarsip,memproduksi,mencetak ulang,meralat pemasukan data,menerbitkan menghancurkan,menghasilkan gambar,pengiriman dokumen melalui band berjalan atau alat mekanis. 3 Bagian Dokumentasi • Dokumentasi sentral dengan alat perekam percakapan,mesi foto copy,mesin pencetak,pencetak klise laboratorium foto Universitas Sumatera Utara 4 Ruang Surat-menyurat • Administrasi materialsedapat mungkin berada dekat dengan lantai dasar • Ruang-ruang direksi dengan kamar gnti,ruang pameran,ruang konfrensi,ruang bicara, 6 Bagian Umum • Ruang penyimpananjas.dapur kecil,WC,Ruang istirahat,Ruang senam. 7 Bagian Tambahan dan peluasan • Tempat kursus dengan tambahan dan perluasan,tempat kursus dengan perangkat audio visual. 8 Areal Parkir • Jalan utama,tempat pengiriman barang,garasi yang dapat menampung banyak mobil. 9 Bagian Penghubung • Koridor,perluasan koridor,tanaga,lift. 10 Bagian pemeliharaan • Teknisi,pengaturan suhu,ventilasi,pemanasan.pemgatutan energy,serta operator ,telekomunikasi,pembersuhan dan pembagian perawatan. Tabel II.4 Pembagian ruang dalam kantor serta fungsinya. sumber : Data Arsitek edisi 33,Jilid I Universitas Sumatera Utara

d. Tata Ruang Perkantoran System

Sistem Amerika Serikat di pusat kota.Semua ruangan yang di manfaatkan cahaya siang atau cahaya buatan di kelompokkan di sekitar ruang inti lalu lintas verticallift,ruang tangga,cerobong ventilasi atau ruang inti konstruksi bangunan yang kokoh yang terletak di luar. Sistem USA : di luar kota. Ruangan kerja yang besar terletak diluar, kedap suara, pengudaraan dan pencahayaan berasal dari langit-langit dan ruangan-ruangan kerja sempit yang mengitari di sebelah luarnya diterangi cahaya siang. Suatu program ruang direncanakan melalui 5 proses alternative, untuk memperoleh perhitungan kuantitatif luas area yang paling tepat sebagai landasan pelaksanaanya : 1 Standar perkantoran dengan ruangan-ruangan sempit, dengan jalur modul 1,25 m terkecuali 3 ruangan poros, 2 Perkantorna denan ruangan sempityang lebih menyenangkan, dengan lajur modul 1,50 m, bentang ruangan dapat bervariasi 3 Perkantoran dengan ruangan-ruangan luas, kedalam bentang ruangan 20-30 m, luas hingga 1000 m² , 4 Ruangan berkelompok 15-20 yang para karyawannya saling bekrja sama, ruang kerja berjarak maksimum 7,50 m dari tampak luae, 5 Kantor kombinasi, terkecuali ruangan-ruangan kecil dengan ukuran masing-masing kurang lebih 10 m², dilengkapi dengan suatu ruangan bersama dari kedalaman 6-8 m.

II.2.2 Tinjauan Terhadap Kantor Bupati a. Kondisi Umum Kantor Bupati Tapanuli Utara Masa Kini

Dinamikapembangunan yang terus berkembang terutama sejak penerapan Desentralisasi dan Otonomi Daerah berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 Universitas Sumatera Utara dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1999 yang telah disempurnakan dengan Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerinyah Daerah memberi peluang yang lebih besar kepada daerah dalam merencanakan pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan karsteristik yang spesifik dengan potensi-potensi sumber daya yang tersedia. Adanya hubungan dalam bidang keuangan, pelayanan umum serta pemamfaatan suber daya alam dan sumber daya lainnya menyebabkan diperlukannya koordinasi dalam menentukan kebijakan program dan perencanaan pembangunan antara pemerintahan, dengan pemangku kepentingan stakeholder. Bupati sesuai dengan tupoksinya merupakan pimpinan tertinggi dalam pemerintahan di tingkat kabupaten, agar Bupati dapat menjalankan tupoksinya maka diperlukan fakto- faktor pendukung yang merupakan Kekuatan, Ancaman, Peluang dan Kelemahan Bupati baik faktor-faktor pendukung internal Bupati maupun faktor eksternal. Faktor Internal adalah : a. Kekuatan 1. Adanya dukungan pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara bersama dengan DPRD Tapanuli Utara mengenai Perda No. 03 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tapanuli Utara. 2. Tersedianya Sumber Daya Manusia dengan kualifikasi pendidikan lulusan S1 dan S2 dan rata-rata menguasai komputer. 3. Tersedianya Sarana dan Prasarana dalam menunjang perncanaan pembanguan.

b. Kelemahan

1. Masih rendahnya disiplin kerja dan tidak dipahaminya tupoksi oleh sebagian karyawanstaf. 2. Kurang optimalnya kondisi peralatan pendukung yang dimiliki. 3. Belum terbentuknya kelompok jabatan fungsional di Bidang Penelitian dan Pengembangan yang sangat dibutuhkan. Faktor Eksternal adalah : c. Peluang 1. Adanya Undang-undang Nomor 32 Tahun2004 tentang pemerintah Daerah dan Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang membrikan peran yang lebih besar kepada daerah untuk mengurus urusan rumah tangga. Universitas Sumatera Utara 2. Karena belum tersedianya Data Base, maka salah satu peluang yang dimiliki adalah mebuat suatu kebijakan yang berguna bagi pembangunan daerah.

d. Tantangan

1. Banyaknya peraturan baru mengenai proses dan produk perencanaan dan penganggaran daerah. 2. Masyarakat yang semakin kritis terhadap proses dan hasil-hasil pembangunan dan anggapan bahwa perencanaan yang telah disusun belum matang. 3. Kekhawatiran penerimaan daerah baik penerimaan dari DAU dab PAD semakin menurun. 4. Dominasi pertimbangan politik dalam menentukan kebijakan perencanaan.

b. Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara tentang Pembentukan Susunan Organisasi Pemerintah Daerah Tapanuli Utara, pelaksanaan Organisasi Pemerintah Daerah yang meliputi jenis, jumlah dan bentuknya adalah sebgai berikut :

1. Sekretariat Daerah Kabupaten Tapanuli Utara.

Sekretariat Daerah Kabupaten Tapanuli Utara dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berkedudukan sebagai unsur Staf Pemerintah Daerah dan bertanggungjawab kepada Bupati Tapanuli Utara. Sekretariat Daerah Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai bawahan 3 tiga Asisten yaitu Asisten Tata Praja,Asisten Ekonomi dan Pembangunan,serta Assisten Administrasi dan Umum. Masing-masing Asisten membawahi beberapa bagian yaitu : a Asisten Tata Praja Membawahi 4Empat bagian yaitu: 1 Bagian Pemerinyah 2 Bagian Kesatuan Bangsa dan Linmas 3 Bagian Hubungan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 4 Bagian Hukum dan Organisasi 5 Assisten Ekonomi dan Pembangunan. b Assiaten Ekonomi dan Pembangunan Membawahi 4 empat bagian yaitu : 1 Bagian Penyusunan Program 2 Bagian Perekonomian 3 Bahian Sosial Budaya 4 Bagian Pemuda dan Olah Raga c Assiaten Administrasi dan Umum Membawahi 4 empat bagian yaitu : 1 Bagian Umum 2 Bagian Keuangan 3 Bagian Perlengkapan dan Perlengkapan Setiap asisten memiliki 1 staf.Masing-masing badan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang masing-masing memiliki 2 asisten . Masing-masing Bagian membawahi 3 tiga sub bagian sehingga jumlah seluruh sub bagian adalah 33 sub bagian. Masing-masing sub bagian di pimpin oleh seorang kepala sub bagian yang membawahi 4 staf. Jadi jumlah seluruh pegawai di kantor Bupati ini adalah : Bupati + Wakil Bupati +Sekretaris Daerah + Adjunan Bupati : 4 Orang Asisten I –II + Stafnya : 6 Orang Kepala Bagian : 11 Orang Asisten Kepala Bagian : 22 Orang Kepala Sub Bagian : 33 Orang Universitas Sumatera Utara Staf : 132 Orang Satpam : 8 Orang Pegawai honor office boygirl : 22 Orang Total : 238 Orang

2. Organisasi Lembaga Teknisi Daerah Kabupaten Tapanuli Utara

Dalam pelaksanaan Organisasi Lembaga Teknis daerah terdiri atas 4 empat Badan yaitu : 1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2 Badan Pengawasan Daerah. 3 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa. 4 Badan Pengawasan Daerah. Badan sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah Masing-masing dipimpin oleh seoraang Kepala Badan yang bertanggungjawab kepada Bupati Kepala Daerah. Masing-masing Badan membawahi 1 satu “ Bagian Tata Usaha “ dan 3 kepala Bidang dan masing-masing Kepala Bidang membawahi 2 kepala sub Bidang , sedangkan bagian Tata Usaha membawahi 2 sub bagaian . Masing-masing kabag dan kabid memiliki 2 asisten, masing-masing kasubbag dan kasubbid membawahi 4 staf . Jadi jumlah pegawai keempat badan adalah : Kepala Badan : 4 Orang Kabag : 4 Orang Kabid : 12 Orang Asisten kabag + asisten kabid : 32 Orang Kasubbag + Kasubbid : 32 Orang Staf : 128 Orang Satpam : 4 Orang Pegawai honor Office boygirl : 20 Orang Total : 236 Orang Jumlah keseluruhan pegawai di kantor Bupati + 4 Badan Daerah adalah : Universitas Sumatera Utara Pegawai di kantor Bupati : 238 Orang Pegawai di 4 badan Daerah : 236 Orang Total : 474 Orang • SK Bupati Tapanuli Utara no 07 tahun 2004 • BAGAN STUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN KABUPATEN TAPANULI UTARA BUPATI SEKDA WAKIL BUPATI 3 KANTOR 4 BADAN 10DINAS ASISTEN TATA PRAJA BAGIAN PEMERINTAHAN BAGIAN KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT BGIAN HUKUM DAN ORGANISASI ASIATEN EKONIOMI DAN PEMBANGUNAN BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM BAGIAN PEREKONOMIAN BAGIAN SOSIAL BUDAYA BAGIAN PEMUDA DAN OLAH RAGA ASISTEN ADMINISTRASI DAN UMUM BAGIAN UMUM BAGIAN KEUANGAN BAGIAN PERLENGKAPAN DAN PERALATAN Universitas Sumatera Utara • SK Bupati Tapanuli Utara no 07 tahun 2004 BAGAN STUKTUR ORGANISASI BADAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN DAERAH KEPALA BAGIAN TATA USAHA SUBBAGIAN UMUM DAN KEUANGAN SUBBAGIAN PERANCANGAN DAN PELAPORAN BIDANG PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA SUB BIDANG PERTANIAN INDUSTRI PERDAGANGAN DAN SDA LAUT SUB BIDANG KEUANGAN PENGEMBANGAN DUNIA USAHA BIDANG PERENCANAAN SDM DAN SOSIAL BUDAYA SUBBIDANG KEPENDUDUKANTENAGA KERJA,PENDIDIKAN,MENTAL SPRITUAL DAN BUDAYA SUB BIDANG PEMERINTAHAN UMUM,KOMUNIKASI,HUKUM,KE SEJAHTERAAN SOSIAL,DAN PERANAN PEREMPUAN BIDANG PERENCANAAN SARANAN DAN PRASARANA SUB BIDANG TATA RUANG,PENGEMBANGAN WILAYAH DAN LINGKUNAGAN HIDUP SUB BIDANG PERHUBUNGAN,PENGAIR AN DAN SUMBERDAYA AIR Universitas Sumatera Utara • SK Bupati Tapanuli Utara no 07 tahun 2004 BAGAN STUKTUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KEPALA BAGIAN TATA USAHA SUBBAG UMUM DAN KEUANGAN SUBBAG PERENCANAAN DAN PELAPORAN BIDANG PENGADAAN DAN MUTASI SUB BIDANG PENGADAAN KARIER SUB BIDANG MUTASI PEGAWAI BIDANG PENGEMBANGAN KARIER SUB BIDANG JABATAN STUKTURAL SUB BIDANG PENSIUN BIDANG PENDIDIKAN LATIHAN SUB BIDANG DIKLAT JABATAN STRUKTURAL SUB BIDANG DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL Universitas Sumatera Utara • SK Bupati Tapanuli Utara no 07 tahun 2004 BAGAN STUKTUR ORGANISASI, BADAN PENGAWASAN DAERAH KEPALA BAGIAN TATA USAHA SUBBAG UMUM DAN KEUANGAN SUBBAG PERANCANGAN DAN PELAPORAN BIDANG PEMERINTAHAN SUB BIDANG APARATUR SUB BIDANG PEMERINTAHAN UMUM BIDANG KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN SUB BIDANG PAJAK DAN RETRIBUSI SUB BIDANG KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN BIDANG PEREKONOMIAN DAN SOSIAL SUB BIDANG PEREKONOMIAN SUB BIDANG SOSIAL Universitas Sumatera Utara • SK Bupati Tapanuli Utara no 07 tahun 2004 BAGAN STUKTUR ORGANISASI BADAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA KEPALA BAGIAN TATA USAHA SUBBAG UMUM DAN KEUANGAN SUBBAG PERENCANAAN DAN LAPORAN BIDANG KELEMBAGAAN DAN SOSIAL BUDAYA SUB BIDANG KELEMBAGAAN MASYARAKAT DAN PAJAK SUB BIDANG PENGEMBANGAN SDM DAN SWADAYA GOTONG ROYONG DAN MASYARAKAT BIDANG EKONOMI SUB BIDANG PEMBANGUNAN SUB BIDANG USAHA EKONOMI KELUARGA DAN MASYARAKAT BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SUB BIDANG PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN SDA SUB BIDANG PEMASYARAKATAN DAN BANTUAN TTG Universitas Sumatera Utara • SK Bupati Tapanuli Utara no 07 tahun 2004

II.2.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Semua persyaratan mengenai besaran maupun biaya bangunan untuk kantor pemerintah sebenarnya sudah diatur standarnya didalam keputusan Menteri Nomor : 33KTSM2004 tentang pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara , seperti yang tertera pada tabel dibawah ini. STANDAR LUAS RUANG GEDUNG KANTOR A. RUANG KERJA Tabel II.5 STANDAR LUAS RUANG GEDUNG KANTOR sumber : situs Internet B. RUANG KERJA 1 RUANG RAPAT = 1,2 M2Orang Universitas Sumatera Utara 2 RUANG ARSIP = 0,4 M2Orang 3 WC URINOIR = 2 M2 25 Orang 4 MUSHOLA = 1,8 M2 Orang 5 RUANG SIRKULASI = 25 total luas ruang Tetapi dalam kasus ini banyak dilakukan penyesuaian terhadap basaran ruang , sesuai dengan standart data arsitek maupun standart yang terhadap pada buku Time Server tentang perkantoran ,sedangkan masalah kriteria ruang disesuaikan dengan hirarki stuktur organisasi pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara. Menurut Data Arsitek ada beberapa jenis besaran meja rapat berikut besaran ruang yang dibutuhkan , hal ini disesuaikan dengan kebutuhan jumlah pemakai dari suatu ruangan , seperti yang terlihat pada beberapa gambar berikut . sumber : Data Arsitektur jilid II Gbr.II.9 Susunan Meja Rapat Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah contoh pola hubungan antar ruang di perkantoran yang dikutip dari buku Data Arsitek Jilid II sumber : Data Arsitek Jilid II Berikut ini adalah beberapa contoh pola peletakan perabot perkantorann yang dikutip dari Buku Data Arsitek Jilid II. Gbr.II.10 Pola Hubungan Antar Ruang Universitas Sumatera Utara sumber : Data Arsitek Jilid II

II.2.4 Studi Banding

Studi banding untuk kasus yang dipilih Kompleks Kantor Bupati Deli Serdang yang terletak di Kecamatan Lubuk Pakam .Kompleks Kantor Bupati Deli Serdang B ini memeiliki konsep peletakan massa bangunan yang cukup menarik , dimana pada kompleks ini terdapat beberapa fungsi bangunan seperti kantor DPRD ,Rumah dinas yang banyak memiliki kesamaan dengan kasus proyek kompleks Kantor Bupati yang sedang direncanakan . Kompleks kantor bupati Deli Serdang ini terletak ditepi jalan lintas Sumatera yang sangat rentan terhadap kepadatan kendaraan yang lalu lalang di depan kompleks .Untuk menghindari jalan ini ,di buat jalan baru ,tepat di depan site dengan lebar 7 meter sehingga kendaraan dapat masuk maupun keluar dari kompleks dengan nyaman ,tanpa harus berhadapan langsung dengan kendaraan yang lalu lalang di jalan lintas dengan kecepatan tinggi, seperti yang terlihat pada gambar berikut ini . Gbr.II.11 Pola Peletakan Perabot Universitas Sumatera Utara Bangunan Kantor Bupati diletakkan agak jauh kedalam dari jalan yang berada didepan kantor tersebut .Hal ini bertujuan memberikan kesan megah pada bangunan dan sekaligus lapangan yang ada di depan bangunan dapat di gunakan sebagai lapangan upacara maupun acara-acara lain yang membutuhkan ruang yang luas , seperti yang terlihat pada rekaman gambar di bawah ini . Pola ruang pada bangunan kantor Bupatinya diletakkan simetris untuk memberikan kesan formal yang memudahkan pengunjung untuk menemukan ruang yang akan ditujunya , dimana ruang-ruang dengan fungsi dan hirarki yang relatif sama diletakkan berdekatan dan saling berhadapan dengan koridor yang berada di antara ruang yang berhadapan , seperti yang terlihat pada gambar berikut ini. KORIDOR Contoh berikutnya adalah KANTOR BUPATI BADUNG, kompleks kantor ini juga jauh dari keramaian dan memiliki ruang terbuka yang cukup luas, selain itu bentuk banguan pemerintah kabupaten Badung ini juga simetris. UNIT KERJA UNIT KERJA UNIT KERJA UNIT KERJA UNIT KERJA UNIT KERJA Gbr.II.12 Kantor Bupati Deli Serdang Universitas Sumatera Utara Kesan bangunan perkantoran ini mengadopsi identitas daerah tersebut, yaitu dari segi bentuk atapnya, selain kesan berani dan adil bangunan ini juga terkesan megah.

BAB III ELABOBRASI DAN INTERPRETASI TEMA

III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema Corak dan ketinggian dan budaya selalu dilihat dari bentuk dan hasil budaya itu sendiri berupa tata cara, tari-tarian, benda seni dan bangunan. Bagaimana wujudnya adalah merupakan penjelmaan dan pencerminan sosiokultural zamannya. Indonesia dalam posisi geografis sebagai lintasan kegiatan dunia tidak lepas dari pengaruh kebudayaan yang melandanya, baik melalui proses akulturasi maupun yang berlangsung secara cepat tampah mengindahkan nilai-nilai yang telah ada. Perbenturan budaya inilah yang melatar-belakangi bentuk perkembangan arsitektur sekarang. INDONESIA Kebudyaan barat Kebudayaan timur Proses Akulturasi Gbr.II.13 Kantor Bupati Badung Universitas Sumatera Utara Kemajuan teknologi khususnya dalam bidang komunikasi memperlancar hubungan interkultur masyarakat dan modernisasi.Hubungan interkultur masyarakat dan antar bangsa akan menciptakan proses Akulturasi ,baik dalam bentuk “Akulturasi Integrasi maupun Akulturasi Dominasi.Pada Akulturasi Integrasi masyarakat maupun menyerap unsur-unsur asing untuk memperkokoh Bidaya setempat dan mengembangkan jati dirinya,sedangkan pada Akulturasi dominasi aspek budaya asing yang dominan akan merigikan identitas budaya local.” A less extreme acculturasi “ akan memberi peluang “local genius” meng- akombinasikan unsur-unsur budaya dari luar dan selanjutnya mengintegrasikan kedalam budaya etnik. Hubungan ini sacara langsung atau tidak langsung membutuhkan suatu peradapan baru yang akan membawa gaya dan tatanan baru.Peradapan baru ini mampu menerobos kesepakatan masyarakatnya,karena memiliki cara dan sudut pandang tersendiri dalam hubungannya dengan faktor waktu,wawasan ruang dan logika. Untuk menghadapi tantangan tersebut banyak Negara yang memilih mengikuti arus gelombangmedernisasi dengan tetap berusaha untuk tidak meninggalkan jati diri dan akar bidayanya.Dan faktor-faktor yang mempengaruhi banyak arsitek untuk mengadopsi vernakularisme adalah keinginan untuk menciptakan lagi hubungan dengan karakter dasar hakekat bangunan,pewarisan kebudayaan dan jati diri. Didalam system normative ditetapkan perilaku-perilalu anggotanya.Setiap anggota masyarakat etnik diharapkan bertindak sesuai dengan norma-norma adatnya.Norma-norma dan adat selanjutnya akan berpengaruhterhadap citra lingkungan dan arsitekturnya. Adapun hal-hal lain yang melatarbelakangi mengapa “Arsitektur metafora” dipilih sebagai tema diantaranya yaitu:  Lokasi proyek berada di kota TARUTUNG, Tapanuli Utara yang mayoritasnya penduduknya sangat menjunjung tunggi nilai budaya.  Melestarikan dat-istiadat dalam hubungan social-budaya system social,yang di implementasikan melalui karya arsitektur dalam perancanagan kantor pemerintahan di Taput.  Oleh pemerintah faktor waktu dan proses alamiah ,terjadi perubahan nilai kebudayaan baik perorangan,keluarga ,maupun masyarakat yang sangat mempengaruhi bentuk bangunan ,maupun lingkungannya,disesuaikan denagan dasar pemikiran ,penemuan Universitas Sumatera Utara serta pengembangannya,yang bersumber pada kemampuan perorangan maupun kelompok dalam masyarakat.

a. Pengertian Arsitektur Metafora

Perkembangan arsitektur sejalan dengan perkembangan budaya, pola pikir dan pola hidup suatu masyarakat pada umumnya, khususnya dalam seni, keindahan dan teknologi. Penggarapan yang inovatif telah banyak memberikan sumbangan alternative terhadap gerakan moderenisasi arsitektur di Indonesia menuju tujuan identitas nasional yang modren. Gaya arsitektur metafora memberikan sumbangan kepada perkembangan arsitektur post-modren dalam bentuk arsitektur metafora. Suatu tampilan arsitektur yang tidak secara utuh menerapkan kaidah-kaidah metafora, tetapi mencoba menampilkan expresi visual seperti bangunan metafora. Metafora mengidentifikasikan hubungan antara benda dimana hubungan tersebut lebih bersifat abstrak daripada nyata serta mengidentifikasikan pola hubungan sejajar. Dengan metafora seorang perancang dapat berkreasi dan bermain-main dengan imajinasinya untuk diwujudkan dalam bentuk karya arsitektur. Metafora dapat mendorong arsitek untuk memeriksa sekumpulan pertanyaan yang muncul dari tema rancangan dan seiring dengan timbulnya interpretasi baru. Karya –karya arsitektur dari arsitek terkenal yang menggunakan metoda rancang metafora,hasil karyanya cenderung mempunyai langgam Postmodern. Pengertian metafora secara umum berdasarkan Oxford Learner’s Dictionary : Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture” Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain. Universitas Sumatera Utara Ada tiga kategori dari metafora Intangible Metaphor metafora yang tidak diraba yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya Tangible Metaphors metafora yang dapat diraba Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material Combined Metaphors penggabungan antara keduanya Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar. Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern Architecture” Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan. Menurut Geoffrey Broadbent, 1995 dalam buku “Design in Architecture” Transforming : figure of speech in which a name of description term is transferred to some object different from. Dan juga menurutnya pada metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metod kreatifitas yang ada dalam desain spektrum perancang.

b. Sejarah Budaya Batak

Kerajaan Batak didirikan oleh seorang Raja dalam negeri Toba sila-silahi silalahi lua’ Baligi Luat Balige, kampung Parsoluhan, suku Pohan. Raja yang bersangkutan adalah Raja Kesaktian yang bernama Alang Pardoksi Pardosi. Masa kejayaan kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang bernama Sultan Maharaja Bongsu pada tahun 1054 Hijriyah berhasil memakmurkan negerinya dengan berbagai kebijakan politiknya. Universitas Sumatera Utara III.1.2 Interpretasi Tema Pengamatan mengenain pencerminan nilai budaya pada arsitektur , merupakan usaha untuk menelusuri kembali konsep maupun kaidah antara kedua hal tersebut dan hubungan yang terjadi antara keduanya, yang ada dan dikembangkan pada masa lalu, yang berguna bagi perumusan konsep dan pendekatan yang akan diterapkan pada perwujudannya saat sekarang adan akan datang melalui karya arsitektur. Dari pendekatan terhadap arsitektur metafora ini berdasarkan nilai-nilai budaya arsitektur tradisional . Maka untuk konsep yang di ambil dalam perancanangan ini yaitu mengenai wujud kebudayaan dalam hal tindakan yang berpola ,berupa aktivitas-aktivitas manusia berinteraksi ,bergaul,serta berhubungan satu sama lainnya atau social system. Dalam hal mempertahankan kebudayaan yang dipahami adalah tradisi yaitu kebiasaan yang masih hidup dalam masyarakat yang harus di ungkapkan dalam kreasi arsitektur.Dan juga bagaimana budaya dalam berinteraksi satu sama lainnya, budayaadat dal;am hal berpemerintahan , kemudian menghasilkan kegiatan-kegiatan dan juga ruang-ruang yang dibutuhkan. Terdapat pengamatan yang dilakukan dalam mendesain dengan menggunakan pendekatan Arsitektur metafora , yaitu melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Memperhatikan faktor-faktor yang banyak mempengaruhi bentuk arsitektur ,yang terdiri dari tiga faktor : • Pengaruh keadaan fisik lingkungan. • Pengaruh peradapan. • Pengaruh latar belakang sejarah kebudayaan. Unit-unit sebagian besar berkonstruksi tiang dan balok yang di exposed dalam hal ini adari pipa-pipa baja, sangat khas arsitektur Nusantara. Unit-unit dalam terminal dihubungkan dengan selasar-selasar terbuka sangat khas tropical dengan taman di kiri- kanan, penumpang akan berangkat maupun tiba dapat merasakan langsung tidak saja sinar ,tetapi juga udara alamiah tidak seperti pada bandara Internasional umumnya yang serba artificial. Hal pembagi sebelum masuk unit-ruang tunggu juga terbuka tanpa dinding, berkolom-kolom dan balok dari baja silindris memberikan kesan seperti nalok kayu dolken batang kayu utuh berpenampang lingkaran.Unit ruang tunggu beraksitektur joglo , meskipun dalam dimensi lebih besardari joglo pada Universitas Sumatera Utara umumnya, tetapi bentuk maupun sistem konstruksinya tidak berbeda dengan soko guru dan usuk , dudur , takir , dan lain-lain elemen konstruksi Jawa. Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit karena menggunakan kiasan obyek benda nyata tangible. Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bentuk Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor burung. Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun dirancang menyerupai bentuk sayap burung. gambar Stasiun TGV diunduh dari http:cnci.org.za Untuk metafora kombinasi, dapat kita lihat pada E.X Plaza Indonesia, karya Budiman Hendropurnomo DCM. Dalam buku “Indonesian Architecture Now”, Imelda Akmal menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom- kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding Gbr.III.1 Gambar Stasiun TGV Universitas Sumatera Utara melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak intangible. Kita tidak dapat melihat gaya kinetik secara visual. Akan tetapi, ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita lihat secara visual tangible. Perpaduan antara gaya kinetik obyek abstrak dan ban-ban mobil konkrit inilah yang menghasilkan metafora kombinasi. III.1.3 Kesimpulan Studi Banding Dari studi banding yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Tema metafora dapat diaplikasikan ke dalam bangunan melalui penggunaan unsur- unsur bangunan. 2. Mengaplikasikan karya arsitektur bangunan dengan penyesuaian terhadap lingkungan sekitar dan pemamfaatan potensi bentuk tapak. 3. Mengadopsi suatu bentuk objek kedalam suatu bangunan, baik secara langsung maupun tidak. 4. Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan- hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal Gbr.III.2 E.X Plaza Indonesia Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

IV.1.ANALISA KEBUTUHAN DAN BESARAN RUANG Kebutuhan ruang dan besaran ruang yang ada disesuaikan dengan jumlah pemakai dan aktifitas yang dilakukannya.Adapun ruang-ruang yang diburuhkan adalah : KANTOR BUPATI KABUPATEN TAPANULI UTARA NO NAMA RUANG PERABOT SAT LUAS IDEAL M² LUAS RUANG M² 1. RUANG BUPATI Meja Kerja Sofa Meja Rapat KMWC R.Tunggu Sub total Sirkulasi Total 1 set 1 set 1 set 1 1 20 12 24 22.1 12 7.2 77.3 15.46 92.76 93 2. RUANG AJUDAN BUPATI Meja Kerja+Filling Cabinet Meja Staf Pantry Sub.total Sirkulasi Total 1 set 1 set 20 4 8 6 18 3.6 21.6 22 3. RUANG WAKIL BUPATI Meja Kerja Sofa Meja rapat 7 orang KM WC 1 set 1 set 1 set 12 24 12 12 Universitas Sumatera Utara Sub.total Sirkulasi Total 20 60 12 72 72 4. RUANG SEKRETARIS DAERAH Meja kerja Sofa Meja rapat 7 orang KM WC Sub.total Sirkulasi Total 1 set 1 set 1 set 20 12 24 12 12 60 12 72 72 5. RUANG ASISTEN TATA PRAJA Meja kerja Sofa Meja rapat 7 orang KM WC Sub.total Sirkulasi Total 1 set 1 set 1 set 1 set 20 12 4 9 11.6 36.6 7.232 43.392 43 6. RUANG ASISTEN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN Meja kerja Meja staf Sofa Meja rapat 6 orang Sub.total Sirkulasi Total 1 set 1 set 1 set 1 set 20 12 4 9 11.6 36.6 7.232 43.392 43 7. RUANG ASISTEN ADMINISTRASI DAN UMUM Meja kerja Meja staf Sofa Meja rapat 6 orang Sub.total Sirkulasi Total 1 set 1 set 1 set 1 set 20 12 4 9 11.6 36.6 7.232 43.392 43 8. R.BAGIAN PEMERINTAHAN Meja kerja Kabag Meja Kerja asisten - Kabag 1set 2 set 7.7 8 Universitas Sumatera Utara Sofa Meja Kerja Kasubbag Meja kerja staff Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1 set 3set 12set 1set 20 9 16.5 15.6 9 65.8 13.16 78.96 79 9. R.BAGIAN KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Meja kerja Kabag Meja Kerja asisten - Kabag Sofa Meja Kerja Kasubbag Meja kerja staff Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2 set 1 set 3set 12set 1set 20 7.7 8 9 16.5 15.6 9 65.8 13.16 78.96 79 10. R.BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT Meja kerja Kabag Meja Kerja asisten - Kabag Sofa Meja Kerja Kasubbag Meja kerja staff Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2 set 1 set 3set 12set 1set 20 7.7 8 9 16.5 15.6 9 65.8 13.16 78.96 79 11. R.BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI Meja kerja Kabag Meja Kerja asisten - Kabag Sofa Meja Kerja Kasubbag 1set 2 set 1 set 3set 7.7 8 9 16.5 Universitas Sumatera Utara Meja kerja staff Sofa Sub.total Sirkulasi Total 12set 1set 20 15.6 9 65.8 13.16 78.96 79 12. R.BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM Meja kerja Kabag Meja Kerja asisten - Kabag Sofa Meja Kerja Kasubbag Meja kerja staff Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2 set 1 set 3set 12set 1set 20 7.7 8 9 16.5 15.6 9 65.8 13.16 78.96 79 13. R.BAGIAN PEREKONOMIAN Meja kerja Kabag Meja Kerja asisten - Kabag Sofa Meja Kerja Kasubbag Meja kerja staff Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2 set 1 set 3set 12set 1set 20 7.7 8 9 16.5 15.6 9 65.8 13.16 78.96 79 14. R.BAGIAN SOSIAL BUDAYA Meja kerja Kabag Meja Kerja asisten - Kabag Sofa Meja Kerja Kasubbag Meja kerja staff Sofa Sub.total Sirkulasi 1set 2 set 1 set 3set 12set 1set 20 7.7 8 9 16.5 15.6 9 65.8 13.16 Universitas Sumatera Utara Total 78.96 79 15. R.BAGIAN PEMUDA DAN OLAH RAGA Meja kerja Kabag Meja Kerja asisten - Kabag Sofa Meja Kerja Kasubbag Meja kerja staff Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2 set 1 set 3set 12set 1set 20 7.7 8 9 16.5 15.6 9 65.8 13.16 78.96 79 16. R.BAGIAN UMUM Meja kerja Kabag Meja Kerja asisten - Kabag Sofa Meja Kerja Kasubbag Meja kerja staff Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2 set 1 set 3set 12set 1set 20 7.7 8 9 16.5 15.6 9 65.8 13.16 78.96 79 17. R.BAGIAN KEUANGAN Meja kerja Kabag Meja Kerja asisten - Kabag Sofa Meja Kerja Kasubbag Meja kerja staff Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2 set 1 set 3set 12set 1set 20 7.7 8 9 16.5 15.6 9 65.8 13.16 78.96 79 18. R.BAGIAN PERLENGKAPAN Meja kerja Kabag Meja Kerja asisten - 1set 2 set 7.7 8 Universitas Sumatera Utara DAN PERAWATAN Kabag Sofa Meja Kerja Kasubbag Meja kerja staff Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1 set 3set 12set 1set 20 9 16.5 15.6 9 65.8 13.16 78.96 79 19. LOBBY Ruang duduk Tangga Hall penerima Sub.Total Sirkulasi Total 2 set 32 16 100 148 29.6 175.6 176 20. RUANG SERBAGUNA Ruang rapat umum 50 orang Ruang Serbaguna 100 orang Toilet Sub.total Sirkulasi Total 20 115 230 12 71.4 428.4 428 21. RUANG ARSIP Sirkulasi Total 20 80 16 96 96 22. RUANG KOPERASI Sirkulasi Total 20 100 20 120 120 23. RUANG PHOTO COPY 40 Universitas Sumatera Utara Sirkulasi Total 20 8 48 48 24. RUANG PERPUSTAKAAN Sirkulasi Total 20 80 16 96 96 25. RUANG KORPRI Sirkulasi Total 20 100 20 120 120 26. RUANG DHARMA WANITA Sirkulasi Total 20 100 20 120 120 27. RUANG MUSHOLA Sirkulasi Total 20 100 20 120 120 28. KANTIN Sirkulasi Total 20 300 60 360 360 29. GUDANG Sirkulasi Total 20 20 4 24 24 Universitas Sumatera Utara 30. RUANG SATPAM Sirkulasi Total 20 24 4.8 72 72 31. RUANG ISTIRAHAT PEGAWAI Sirkulasi Total 20 50 10 60 60 32. KAMAR MANDI WC UMUM Sirkulasi Total 20 24 4,8 72 72 Tabel IV.1 Analisa Kebutuhan Ruang Kantor Bupati GRAND TOTAL 3172 Universitas Sumatera Utara BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI UTARA NO NAMA RUANG PERABOT SAT LUAS IDEAL M² LUAS RUANG M² 1. RUANG KEPALA BAPEDDA Meja Kerja Meka Staf Sofa Meja Rapat6 orang KM WC Sub total Sirkulasi Total 1 set 2 set 1set 1set 20 12 4 9 11.6 12 48.6 9.72 58.32 58 2. RUANG BAGIAN TATA USAHA Meja kerja Kabag Meja asisten Kabag Meja kasubbag Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2set 2set 8set 1set 20 7.4 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06

48.36 48

3. RUANG BIDANG PERENCANAAN EKONOMI DAN KEUANGAN Meja kerja Meja asisten Kabid Meja kasubbid Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2set 2set 8set 1set 20 7.4 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06

48.36 48

4. RUANG BIDANG PERENCANAAN Meja kerja Meja asisten Kabid 1set 2set 7.4 4 Universitas Sumatera Utara SDM DAN SOSIAL BUDAYA Meja kasubbid Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 2set 8set 1set 20 16.5 10.4 9 40.3 8.06

48.36 48

5. RUANG PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA Meja kerja Meja asisten Kabid Meja kasubbid Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2set 2set 8set 1set 20 7.4 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06

48.36 48

6. LOBBY Ruang duduk Hall penerima Sub total Sirkulasi Total 20 32 100 132 26.4 158.4 48 7. RUANG PENUNJANG Toilet umum Sirkulasi Total 2 unit 20 24 4.8 26.8 27 GRAND TOTAL 435 Tabel IV.2 Analisa Kebutuhan Ruang Kantor Bappeda Universitas Sumatera Utara BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI UTARA NO NAMA PERABOT PERABOT SAT LUAS IDEAL M² LUAS RUANG M²

1. RUANG KEPALA BADAN

KEPEGAWAIAN DAERAH Meja kerja Meja staf Sofa Meja Rapat 6 orang KM WC Sub total Sirkulasi Total 1set 2set 1set 1set 20 12 4 9 11.6 12 48.6 9.72 58.32 58

2. RUANG BAGIAN TATA USAHA

Meja kerja Kabag Meja asisten Kabag Meja kasubad Meja staff Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2set 2set 8set 1set 20 7.4 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06 48.36 48

3. RUANG BIDANG PENGADAAN

DAN MUTASI Meja kerja Meja asisten Kabid Meja kasubbid Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2set 2set 8set 1set 20 7.4 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06

48.36 48

4. RUANG BIDANG PENGEMBANGAN

Meja kerja Meja asisten Kabid 1set 2set 7.4 4 Universitas Sumatera Utara KARIR Meja kasubbid Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 2set 8set 1set 20 16.5 10.4 9 40.3 8.06

48.36 48

5. RUANG BIDANG PENDIDIKAN

LATIHAN Meja kerja Meja asisten Kabid Meja kasubbid Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2set 2set 8set 1set 20 7.4 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06

48.36 48

6. LOBBY Ruang duduk

Hall penerima Sub total Sirkulasi Total 20 32 100 132 26.4 158.4 158

7. RUANG PENUNJANG

Toilet umum Sirkulasi Total 2unit 20 24 4.8 26.8 27 GRAND TOTAL 435 Tabel IV.3 Analisa Kebutuhan Ruang Kantor BKD Universitas Sumatera Utara BADAN PENGAWAS DAERAH KABUPATEN TAPANULI UTARA NO NAMA PERABOT PERABOT SAT LUAS IDEAL M² LUAS RUANG M² 1. RUANG KEPALA BADAN PENGAWAS DAERAH Meja kerja Meja staf Sofa Meja Rapat 6 orang KM WC Sub total Sirkulasi Total 1set 2set 1set 1set 20 12 4 9 11.6 12 48.6 9.72 58.32 58 2. RUANG BAGIAN TATA USAHA Meja kerja Meja asisten Kabag Meja kasubbag Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2set 2set 8set 1set 20 7.4 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06

48.36 48

3. RUANG BIDANG PEMERINTAHAN Meja kerja Meja asisten Kabid Meja kasubbid Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2set 2set 8set 1set 20 7.4 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06

48.36 48

4. RUANG BIDANG Meja kerja 1set 7.4 Universitas Sumatera Utara KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN Meja asisten Kabid Meja kasubbid Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 2set 2set 8set 1set 20 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06 48.36 48 5. RUANG BIDANG PEREKONOMIAN DAN SOSIAL Meja asisten Kabid Meja kasubbid Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2set 2set 8set 1set 20 7.4 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06

48.36 48

6. LOBBY Ruang duduk Hall penerima Sub total Sirkulasi Total 20 32 100 132 26.4 158.4 158 7. RUANG PENUNJANG Toilet umum Sirkulasi Total 2unit 20 24 4.8 26.8 27 GRAND TOTAL 435 Tabel IV.4 Analisa Kebutuhan Ruang Kantor Bawasda Universitas Sumatera Utara BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KABUPATEN TAPANULI UTARA NO NAMA RUANG PERABOT SAT LUAS IDEAL M² LUAS RUANG M² 1. RUANG KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA Meja kerja Meja staf Sofa Meja Rapat 6 orang KM WC Sub total Sirkulasi Total 1set 2set 1set 1set 20 12 4 9 11.6 12 48.6 9.72 58.32 58 2. RUANG BAGIAN TATA USAHA Meja kerja Meja asisten Kabag Meja kasubbag Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2set 2set 8set 1set 20 7.4 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06

48.36 48

3. RUANG BIDANG KELEMBAGAAN DAN SOSIAL BUDAYA Meja kerja Meja asisten Kabid Meja kasubbid Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi 1set 2set 2set 8set 1set 20 7.4 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06 Universitas Sumatera Utara Total 48.36 48 4. RUANG BIDANG EKONOMI Meja kerja Meja asisten Kabid Meja kasubbid Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2set 2set 8set 1set 20 7.4 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06

48.36 48

5. RUANG BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA Meja asisten Kabid Meja kasubbid Meja staf Sofa Sub.total Sirkulasi Total 1set 2set 2set 8set 1set 20 7.4 4 16.5 10.4 9 40.3 8.06

48.36 48

6. LOBBY Ruang duduk Hall penerima Sub total Sirkulasi Total 20 32 100 132 26.4 158.4 158 7. RUANG PENUNJANG Toilet umum Sirkulasi Total 2unit 20 24 4.8 26.8 27 GRAND TOTAL 435 Tabel IV.5 Analisa Kebutuhan Ruang Kantor BPMD TOTAL LUAS BANGUNAN ADALAH : 3172 + 4 x 435 = 4972 m² Universitas Sumatera Utara

IV.2. ANALISA PENCAPAIAN

Gbr IV.1 Peta Site analisa pencapaian TANGGAPAN : 1. Alternatif 1 : Pada daerah ini memiliki sirkulasi berupa jalan besar Jl negara, daerah ini juga termasuk salah satu daerah terpenting di kota Tarutung, yaitu Simp Empat Tarutung. 2. Site berada di Jl Mayjend Suprapto yaitu lokasi kantor bupati yang lama.terhubung langsung dengan Jl negara yaitu Jl sisingamangaraja. ALT 1 KE SIBOLGA KE MEDAN POLRES TAPUT POLISI MILITER TAPUT Universitas Sumatera Utara

IV.3. ANALISA SIRKULASI

Gbr IV.2 Peta site analisa sirkulasi TANGGAPAN: 1. Jl ini merupakan jalan utama menuju site, intensitas kendraan yang lalu lalang tidak terlalu padat, jalan ini merupakan jalur dua arah dengan lebar 6 m. 2. Jl sisingamangaraja merupakaan Jl negara, pusat kota Tarutung. Memiliki satu arah,intensitas kendraan cukup padat. 3. Ini merupakan Jalan menuju Sibolga, sama hal nya dengan no 2, intensitas kendraan tergolong padat, merupakan jalur dua arah. 4. Jl dua arah yaitu Jl Mayjend Suprapto memiliki jalur dua arah. Salah satu Jl menuju Site 5. Jl ini juga bisa Jadi jl menuju Site. intensitas kendaraan yang sepi, memilik jalur dua araah dengan lebar 4 m. 3 1 2 Universitas Sumatera Utara

IV.4 ORGANISASI RUANG

Tanda panah menunjukkajalur sirkulasi, dan gambar diatas menunjukkan pola hubungan antar ruangyang nantinya disesuaikan dengan struktur organisasi pemerintahan yang telah dipaparkan sebelumnya. Secara umum demikianlah pola organisasi ruang di dala bangunan, dimana antar unit-unit kerja terdapat keterkaitan yang erat, dengan jalur sirkulasi sebagai penghubung diantaranya. Pengunjung datang, dapat langsung menuju lobby, dan dapat juga ke parkir terlebih dahulu jika membawa kendraan. Dilobby pengunjung akan menemui resepsionis akan diarahkan kemna pengunjung selnjutnya sesuai dengan kepentingannya. Unit kerja Unit kerja Unit kerja Unit kerja Unit kerja Unit kerja Unit kerja Unit kerja MAIN ENTRANCE LOBBY UNIT-UNIT KERJA PARKIR Universitas Sumatera Utara

IV.5. ANALISA KEGIATAN AKTIFITAS

Secara umum kegitan yang berlangsung diperkantoran adalah ; mengetik, menulis , membaca,mengobrol ,duduk , berjalan . Dari kegiatan diatas dapat di simpulkan kebutuhan perabot kantor yang dibutuhkan. Tahapan kegiatan yang terjadi pada saat pegawai datang sampai kembali dari kantor secara umum aadalah sebagai berikut : Aktifitas di kantoran di mulai pada pukul 08.00. Jadi pegawai sudah sampai di kantor sebelum atau sesudah pukul 08.00 . Pegawai datang , menuju parkir terlebih dahulu jika membawa kendaraan , dapat pula langsung menuju main entrance atau side entrance . Jika melalui main entrance harus melalui lobby terlebih dahulu , lalu menuju kantor sesuai unit kerja masing-masing. Jika melalui side entrance dapat langsung menuju kantor sesuai dengan unit kerja masing-masing. Lalu bekerja di ruangan masing-masing sampai tiba waktu pulang yaitu jam 16.00 sore hari . Dapat diilustrasikan seperti gambar diatas . Fasilitas –fasilitas yang tersedia sebagai sarana untuk aktifitas diatas adal;ah : 1 Ruang – ruang kerja sebagai fasilitas utama. 2 Foto copy sebagai fasilitas pendukung. 3 Perpustakaan sebagai fasilitas pendukung. 4 Aula sebagai fasilitas pendukung. 5 Kantin sebagai fasilitas pendukung. PEGAWAI MAIN ENTRANCE LOBBY UNIT-UNIT KERJA SIDE ENTRANCE PARKIR SIDE ENTRANCE Universitas Sumatera Utara 6 Mushola sebagai fasilitas pendukung. IV.6.ANALISA KARAKTER LUAR DAN PENGHIJAUAN Karakter ruang luar yang direncanakan akan berdasarkan pada tuntunan iklim tropis basah , serta tuntunan konsep yang berkesan formal dan kesan yang berwibawa , disamping juga harus bersifat akrab mengingat perangkat-perangkat daerah tersebut memang ditugaskan untuk melayani masyarakat. Karakter ruang luar yang direncanakan 1 Secara umum ruang luar akan direncanakan menjadi 2 bagian yakni sebelah Timur pada site akan digunakan untuk bangunan Kantor Bupati dan di sebelah Barat pada site digunakan untuk parkir. 2 Mengingat tuntunan ruang yang cukup banyak , yang mungkin akan menghasilkan perencanaan bangunan yang vertikal untuk mengatasi lahan yang sempit. Sebagai respon terhadap iklim setempat ,yakni daerah beriklim tropis ,maka perencanaan ruang luar disarankan lebih berdominan pada pengijauan dari pada perkerasan.: Pola penghijauan yang direkomendasikan adalah : 1 Penghijauan publik : jalur penghijauan yang mengelilingi tapak yang berfungsi untuk memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki pemakai jalur pedestrian. Jalur ini akan ditanami fegetasi yang sufatnya sebagai peneduh. 2 Penghijauan formal : penghijauan yang direncanakan pada ruang-ruang terbuka formal yang menjadi pusat orientasi .Penghijauan ini akan ditanami vegetasi yang bersifat penutup rerumputan , hal ini mencegah terjadinya penghalang visual , mengingat ruang terbuka tersebut memang direncanakan sebagai pusat orientasi . 3 penghijauan lain bersifat sabagai sarana penunjang ,pola ini diterapkan pada lapangan parkir untuk penyejuk suasana ruang luar ,mengingat lapangan parkir lebih dominan dengan perkerasan .Disamping itu pola ini juga di pakai untuk mengisi ruang luar tidak dapat lagi dimanfaatkan .Jenis vegetasi yang disarankan adalah : vegetasi penedu dan penutup. Universitas Sumatera Utara

IV.7 ANALISA FASILITAS KENDARAAN AnalisanSarana Parkir

Perencanaan zona-zona parkir di sarankan 2 alternatif . 1 Perencanaan zona parkir terpusat , dimana parkir kendaraan di tamping pada sisi kanan tapak dan kiri tapak . Ide parkir terpusat ini bertujuan untuk memudahkan pengawasan dari segi keamanan .Tetapi konsep ini mmempunyai satu kelemahan untuk perencanaan dengan multi massa, konsep ini akan menyebabkan para pemilik kendaraan akan menempuh jarak yang cukup jauh untuk mencapai akses pada bangunan. 2 Perencanaan zona parkir tersebar, penerapan konsep ini berbentuk perencanaan kantung-kantung parkir yang letaknya cukup strategis untuk pencapaian akses pada bangunan .Tujuan dari zona parkir yang menyebar ini untuk memudahkan pencapaian para pemilik kendaraan agar mencapai tempat kerjanya.Adapun kelemahan konsep ini adalah : diperlukan staf keamanan yang lebih banyak untuk pengawasan dari segi keamanan. 3 Perhitungan jumlah parker di sesuaikan dengan jumlah parker rincian sebagai berikut : a. Untuk kantor Bupati PARKIR Parkir mobil pegawai 50 : 50 x 12.5 m² Parkir mobil umum 100 : 100 x 12.5 m² dua Parkir roda dua pegawai 200 : 200 x 1.5 m² Parkir roda dua umum 100 :100 x 1.5 m² Sub total = 2325 m² Sirkulasi 30 = 697.5 m² Total = 3022.5 m² Universitas Sumatera Utara b. Untuk Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Parkir mobil pegawai 10 : 10 x 12.5 m² Parkir mobil umum 10 : 10 x 12.5 m² Parker roda dua pegawai 50 : 50 x 1.5 m² Parker roda dua pegawai 20 : 20 x 1.5 m² Sub total = 355m² Sirkulasi 30 = 106.5 m² Total = 461.5 m² c. Untuk kantor bupati kepegawaian Daerah Parkir mobil pegawai 10 : 10 x 12.5 m² Parkir mobil umum 10 : 10 x 12.5 m² Parkir roda dua pegawai 50 : 50 x 1.5 m² Parkir roda dua umum 20 : 20 x 1.5 m² Sub total = 355 m² Sirkulasi 30 = 106.5 m² Total = 461.5 m² d. Untuk Kantor Badan Pengawas Daerah Parkir mobil pegawai 10 = 10 x 12.5 m² Parkir mobil umum 10 = 10 x 12.5 m² Parkir roda dua pegawai 50 = 50 x 1.5 m² Parker roda dua umum20 = 20 x 1.5 m² Sub total = 355 m² Sirkulasi 30 = 106.5 m² Universitas Sumatera Utara Total = 461.5 m² e. Untuk Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Parkir mobil pegawai 10 : 10 x 12.5 m² Parkir mobil umum10 : 10 x 12.5 m² Parkir roda dua pegawai 50 : 50 x 1.5 m² Parker roda dua umum20 : 20 x 1.5 m² Sub total = 355 m² Sirkulasi 30 = 106.5 m² Total = 461.5 m² TOTAL LUAS LAHAN PARKIR ADALAH : 3022.5 + 4 X 461.5 = 4868.5 m

IV.8 ANALISA SIRKULASI DAN BANGUNAN.

Perencanaan sirkulasi dalam bangunan mempunyai beberapa alternatif: 1 Jalur sirkulasi koridor tunggal intern, alternative ini merupakan tata atur yang mana jalur sirkulasi intern bangunan terletak diantara ruang-ruang fungsional perkantoran yang direncanakan. 2 Jalur sirkulasi koridor ganda intern, sistem penataan ini merupakan penggandaan koridor tunggal di atas. 3 Jalur sirkulasi koridor ganda ekstern ,sistem tata atur yang mana jalur tersebut direncanakan mengapit 2 buah deretan ruang fungsional perkantoran. 4 Jalur sirkulasi vertikal ke atas akan dibahas sebagai berikut : pada bangunan yang mempunyai ketinggian 3 lantai akan memanfaatkan sirkulasi vertikal tangga. Pencahayaan tapak pada malam hari perencanaan pencahayaan tapak sangat berkaitan dengan : 1 Aktifitas pada daerah yang akan diterangi dengan pencahayaan buatan. Universitas Sumatera Utara 2 Kuat penerapan pada bola lampu yang akan digunakan dalam merencanakan pencahayaan ini ,hal ini akan mengacu pada beberapa layakkah jumlah lampu pencahayaan yang akan direncanakan. Perencanaan pencahayaan tapak diasumsikan sebagai : pihak perencanaan di bantu oleh suatu tim yang akanmemberikan masukan dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang pencahayaan ini .Berikut ini ialah tabel –tabel kuat penerangan yang harus di penuhi dengan berbagai kegiatan yang berlangsung di atas tapak , serta tabel alternatif bola lampu. Fungsi Kekuatan penerangan centimeter kandela Daerah utama mis : pintu masuk bangunan 15 – 30 Jalur pejalan kaki 30 - 45 Sarana parkir 30 - 60 Jalan lintas kendaraan 15 - 45 Zona olag raga dan rekreasi 200 - 900 Tabel IV .6 kebutuhan pencahayaan ruang luar terhadap fungsinya. Sumber cahaya Penghemat energi LMW Tenggang waktu kedaluarsa jam Incandescent, standar 10 - 18 750 – 1000 Tungsten-iodine quarts 18 - 20 2000 Lampu mercury 55 24000 – 26000 Flourescent 70 6000 Lampu logam halide 90 14000-15000 Lampu sodim tegangan tinggi 130 16000 Lampu sodium tekanan rendah 190 11000 Tabel IV.7 Perbandingan efesiensi energi dan waktu kadaluarsa pada beberapa jenis lampu . Universitas Sumatera Utara

IV.9 ANALISA PENATAAN DAN ORIENTASI MASSA BANGUNAN

Konsep massa bangunan direkomendasikan 5 alternatif : 1 Konsep massa tunggal 2 Orientasi bukaan pada bangunan disarankan mengarah pada utara dan selatan untuk menghindari pemanasan bidang fasade bangunan yang besar, apabila ide ini tidak memungkinkan untuk diterapkan ,maka disarankan untuk direncanakannya peneduh pada sekitar bangunan yang tidak mengganggu aliran sirkulasi udara. 3 Penataan massa bangunan yang diterapkan akan berorintasi pada bangunan utama kantor bupati direkomendasikan suatu pola penataan berdasarkan sumbu aksis yang menghubungkan titik berat tapak dengan titik berat ruang terbuka. 4 Tata alur untuk penzona biro-biro pemkab ialah dengan mengacu pada hirarki esoloning dari pada kepala bagian tiap-tiap biro yang di pimpinnya dan hubungan keterkaitan bagian-bagian tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB V KONSEP

Maka lokasi pembangunan kantor Bupati Tapanuli Utara yang baru tetap di lokasi lama yaitu jalan Mayjend Suprapto,Tarutung. Lokasi yang berbukit membuat kesan kekuasaan yang adil dan bearani, oleh karena itu bangunan kantor Bupati yang akan dirancang akan ditempatkan diposisi paling atas dari Site.

V.1. ZONING

FAKTA 1. Sesuai dengan keputusan sidang paripurna DPRD Tapanuli Utara, maka akan dibangun Kantor Bupati Tapanuli Utara yang Baru 2. Lokasi tetap, hal ini didasari dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 Pasal 5 tentang perubahan atas peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang pengadaan tanah bagi pelaksanaan untuk kepentingan umum. 3. Lokasi Tapak yang berada di tanah yang Berbukit. 1 2 3 4 5 6 KETERANGAN 1.BANGUNAN UTAMA 2.PLAZALAP UPACARA 3.PARKIR MOBIL 4.PARKIR RODA DUA 5.FASILITAS PENUNJANG 6.FASILITAS OLAHRAGA Gbr V.1 Zoning Universitas Sumatera Utara Bangunan utama yang terletakdi tengah dikelilingi fasilitas-fasilitas yang lain memberi kesan sebuah kekuasaan pada pamereintahan tersebut. Selain itu juga untuk pencapaian, fasilitas akan mudah dicapai dari bangunan utama.

V.2. KONSEP SIRKULASI

Sirkulasi kendraan akan dibagi menjadi dua, yaitu parkir mobil yang berada didepan bawah bangunan utama, sedangkan untuk parkir kendraan roda dua berada di sisi kiri bangunan utama, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya macet atau semraut seperti yng sering terjadi. untk pejalan kaki semua sisi bangunan memiliki jalur pejalan kaki, yang nantinya akan dipagari untuk menjaga keamanan. : jalur kendraan bermotor : jalur untuk pejalan kaki Gbr V.2 Konsep Sirkulasi Universitas Sumatera Utara

V.3. KONSEP BANGUNAN UTAMA

Sesuai dengan fungsinya bangunan utama ialah perkantoran Bupati Tapanuli Utara, maka bentuk dan konsepnya adalah simetris, bahwa bangunan yang simetris merupakan ciri khas dari bangunanperkantoran pemerintah. Bangunan terdiri dari 3 lantai penzoningan Gbr V.3 Zoning Horizontal Gbr V.4 Zoning Vertikal Universitas Sumatera Utara

V.4. Sketsa

Universitas Sumatera Utara kolom bangunan kantor prmerintah pada umumnya ditonjolkan, hal ini bertujuan untuk memberi kesan yang berani gagahkuat dan berkuasa. bentukan yang diinginkan Sebagai sebuah kantor kepala daerah di tingkat kabupaten maka perlu ada identitas sebuah daerah tersebut, yaitu dengan adanya ornamen-ornamen pada banguan. Untuk rancanagan kantor Bupati Tapanuli Utara maka identitas daerah tersebut ialah Rumah adat Batak Toba, Sebab Mayoritas Masyarakat Tapanuli Utara adalah suku Batak Toba. beberapa contoh ornamen Kolom-kolom ini yang diekspos pada bangunan merupakan ciri khas dari sebuah perkantoran pemerintah Gbr V.5 Sketsa bentuk Gbr V.6 Bentuk Kolom Gbr V.9 Gorga Gbr V.8 Singa-singa Gbr V.7 Gambar cicak Universitas Sumatera Utara Sebagai rancangan pada masa zamannya, maka unsur minimalis juga akan diterapkan kedalam bangunan, sebab sekarang ini konsep yang paling tren ialah konsep minimalis. tidak ada salahnya apbila konsep ini dipadukan. Khusus untuk ruangan Bupati akan menonjol kedepan catilever. Tujuannya ialah agar seorang Bupati dapat memantau langsung dari ruangan ke luar bangunan, selain itu bangunan langsung menghadap ke pusat kota TARUTUNG dengan kata lain posisi ruangan Bupati berada di atas pusat kota Tarutung. Unsur minimalis yang diterapkan dibagian atas bangunan Identitas daerah tapanuli, yaitu ornamen rumah adat batak toba,atau sering di sebut gorga Gbr V.10 Pemakaian Gorga Dalam Gbr V.11 Pemakaian Unsur Minimalis Universitas Sumatera Utara Apabila ditarik titik koordinat maka seorang Bupati dapat langsung melihat atau memandang ke pusat kota tarutung, Ruangan Bupati, yang menonjol kedepan. Gbr V.12 Ruangan Bupati Universitas Sumatera Utara

BAB VI HASIL PERANCANAGAN

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Foto-Foto Maket Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA 1. Pemerintah kabupaten Taput ,Rencana pembangunan Jangka Menegah RPJM Kabupaten Taput Tahun 2007 – 2012 2. Yuliantao Sumalyo “Arsitektur Modern Akhir Abad XXI Dan Abad XX “ ,Gadjah Mada University Press. 3. Drs. H. Ibrahim Mahmud dan A. R .Hakim Aman Pinan ,2003. Syari’at dan Adat Istiadat jilid 2 .Yayasan Magamam Muhmuda Takengon 4. filosofi rumah adat Batak Toba

5. Ernest Neusfert Sunarto Tjahjadi ,Data Arsitek edisi 33 ,jilid II 6.

http:www.kantor bupati kabupaten Taput .go.id.htm 7. http:www.Bappeda taput.go.id htm 8. Drs. H.J.Wibowo, Drs.Gatut Murniatmo.1998. Arsitektur tradisional dearah istimewah yogyakarta .” analisis “. Departemen pendidikan dan kebudayaan R.I Jakarta.

9. Irawan Maryono ,dkk. pencerminan Nilai Budaya dalam Arsitektur di Indonesia. 10.

Laporan Seminar Tata Lingkungan Mahasiswa Arsitektur Fakultas Tehnik UI. 11. Ir. Jimmy S.Juwana ,MSAE.2004. Panduan Sistem Bangunan Tinggi .penerbit erlangga. Jakarta 12. Types,Second Edition, McGraw-Hill Book Company,New York,1980 13. Depdikmud : Kamus Umum Bahasa Indonesia , Balai Pustaka : Jakarta ,1970 14. Neufert ,Ernest : Data Arsitek ,Edisi I ,penerbit Erlangga ,Jakarta,1993 15. Neufert,,Ernest :Data Arsitektur ,edisi II ,penerbit Erlangga , Jakarta , 1993 Universitas Sumatera Utara