Danim 2002 titik sentra pemeriksaan atas proses penelitian adalah: “memeriksa apakah semua yang terdokumentasi dalam material
data atau laporan hasil penelitian benar-benar terjadi dalam proses penelitian berlangsung. Untuk itu, pengujian keterandalan dapat
dilakukan dengan mengaudit proses jalannya penelitian secara keseluruhan.
Dalam melakukan audit atau investigasi terhadap tahapan penelitian yang dijalankan oleh peneliti. Mulai dari bagaimana peneliti menentukan fokus
penelitian, bagaimana interaksi peneliti dengan lokasi setting sosial penelitian, penguasaan terhadap teori yang berhubungan dengan masalah,
turun ke lapangan, kedalaman dan ketajaman peneliti menentukan sumber data yang diperlukan, dan bagaimana peneliti melakukan analisis data dan
interpretasi data yang dijadikan sebagai bahan penyusunan laporan penelitian. Jika proses ini dapat peneliti penuhi maka dapat dikatakan
bahwa hasil penelitian ini memiliki tingkat keterandalan yang tinggi sebagaimana yang dikehendaki oleh kerja ilmiah.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai karakteristik siswa underachiever dan mengetahui faktor-faktor penyebab siswa menjadi underachiever. Berikut kesimpulan yang didapat:
1. Karakteristik underachiever
Berdasarkan penelitian studi kasus yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa HT mengalami underachiever dengan karakteristik
antara lain rendahnya self-esteem rendahnya konsep diri dan juga rendahnya konsep diri akademik yang dimanifestasikan HT menjadi
pendiam dan hasil belajar maupun prestasinya rendah. Muncul perilaku HT yang menghindari remedi dan tidak mengerjakan
tugas-tugas sekolah, HT lebih tertarik pada kegiatan diluar kegiatan sekolah, bergantung pada orang lain dalam mengerjakan tugas-tugasnya
dan mudah terkena pengaruh buruk dari orang lain. Karakteristik lainnya ditandai dengan munculnya perilaku buruk dalam
pengerjaan tugas sekolah, kebiasaan belajar kurang baik, memiliki
masalah penerimaan dengan teman sebaya masalah sosial dan seringkali kurang jujur. Dalam kasus ini terdapat kesimpulan bahwa HT mulai
mengalami perubahan
yang cenderung
mengarah ke
keadaan underachiever ketika menginjak semester kedua pada saat berada di kelas
tujuh. Hal ini tidak lepas dari faktor yang memengaruhinya. 2.
Faktor penyebab underachiever Adapun faktor yang menyebabkan HT mengalami underachiever aktivitas
belajar yang kurang dan tidak adanya pengawasan belajar dari orangtua. Faktor yang berkaitan dengan kondisi psikologis yaitu faktor emosi yang
ditandai dengan rendahnya harapan atau target, self-esteem yang rendah dan takut mengalami kegagalan. Faktor motivasi yang rendah pula
menyebabkan HT menjadi underachiever. Faktor selanjutnya yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi psikososial antara lain kondisi keluarga
dalam hal ini orangtua yang terlalu meremehkan, orangtua kurang memberikan perhatian kepada HT, seringnya ayah memberikan sanksi
kepada HT, dan orangtua yang sering mengkritik. Sekolah juga menjadi penyebab dikarenakan kondisi kelas yang kurang nyaman dan berisik.
Faktor psikososial lainnya yaitu pengaruh negatif dari teman.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian studi kasus yang dilakukan maka saran yang dapat diajukan antara lain:
1. Bagi peneliti lain yang ingin mengangkat kasus yang sama diharapkan
dapat melanjutkan penelitian dengan tema serupa dengan melibatkan
lebih banyak lagi narasumber untuk memperoleh berbagai informasi mengenai underachiever yang dialami oleh siswa.
2. Guru bimbingan dan konseling sebaiknya dapat memaksimalkan
berbagai layanan yang berhubungan dengan ragam bimbingan belajarakademik untuk mencegah maupun mengatasi siswa yang
mengalami underachiever. Disarankan konselor sekolah dapat mengenali secara dini gejala underachiever, diharapkan dapat mencari
informasi tentang minat dan bakat siswa yang sesungguhnya untuk bisa mengetahui apakah prestasi sekolahnya sudah optimal.
3. Guru kelas diharapkan dapat memahami gejala siswa yang mengalami
underachiever. Senantiasa memberikan dukungan, meningkatkan konsep diri dan moral siswa, memberikan kesempatan siswa untuk
berkreasi serta membuat suasana belajar yang menyenangkan agar siswa merasa nyaman untuk belajar.
4. Pihak sekolah diharapkan memberikan dukungan penuh dalam hal
mencegah dan mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar underachiever. Seluruh pihak sekolah bekerja sama secara berkala
untuk memonitor perkembangan prestasi siswa-siswanya. 5.
Orangtua diharapkan melakukan pemantauan terhadap pola belajar anak dirumah, membimbing anak dalam belajar, selalu memotivasi dan
memberi dukungan penuh terhadap anak.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Eko, S.2010.Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Berprestasi Kurang Underachiever.e-journal
unesa,vol 1 no 2 2003 Tersedia:ejournal.unesa.ac.idarticle791575pdf
Ahmadi Abu , Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta Ariningsun, Ajeng Underachiever.
http:ajenganjar.blogspot.com201204underachiever.html diakses 31 juli 2012
Andrean, S. 2007. Hubungan Antara Konsep Diri Akademik dan Prokrastinasi Akademik. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia
As. Saleh,Yusuf. 2011. Pengaruh Konsep Diri Akademik Dan Attacment Style Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Kelas IX Mts Al-Ghazali Bogor.
Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah:Tidak diterbitkan. Aqib, Zainal. 2012.
Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung:Yrama Widya
Chaplin, James. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta:Raja Grafindo Dalyono. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV.Pustaka Setia Delisie.1992. Dealing With The Stereotype Of Underachievement. http:www.geo
cities.comathens?crete?1019interestdelisle.html. diakses 23 Maret 2013 Ellys, J. 2004. Kiat-Kiat Meningkatkan Potensi Belajar Anak. Bandung: Pustaka
Hidayah. Emzir, 2010. Analisis Data Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada. Fahmie, Arief. 2003. Prestasi Belajar Yang Rendah Ditinjau Dari Intelegensi dan
Atribusi: studi kasus siswa SD. Jurnal Fenomena,vol 1 no 2 september 2003. Tersedia:data.dppm.uii.ac.iduplodsfo10201
Gallagher, Gay. 2005. Underachievement- How Do We Define, Analyse, and Address it in School. www.education.auckland.ac.nz diakses tanggal
11Maret 2014
Geldard,KathrynDavid. 2011 Konseling Remaja. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Gustian, Edy. 2002. Menangani Anak Underachiever. Jakarta: Puspa Swara Hawadi. 2004. Akselerasi A-Z Informasi Program Percepatan Belajar Dan Anak
Berbakat Intelektual. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba
Humanika Herwanto. 2006. Pemahaman Konsep Fisika, Motivasi Berprestasi dan Cara
Belajar Dengan
Prestasi Belajar
Fisika. Tesis.
Bandar lampung:Universitas Lampung: Tidak diterbitkan.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial kuantitatif dan kualitatif. Jakarta : Gaung Persada Press
Juntika, Achmad.2006. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung:PT Refika Aditama
McCoah,D. 2008.
Understanding Underachievement:Recent Research on
Underachievement www.aare.edu.au diakses 15 Desember 2012 Milles,M.B., dan Huberman, A.M. 1994. Qualitative Data Analysis: A
Sourcebook Of New Methods, 2nd ed.California: Sage Moleong, L.J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:Rosada
Karya Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar. Yogyakarta:Nuha Litera
Munandar, Utami. 2004.Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:Rineka Cipta
Prayitno dan Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:Rineka Cipta
Pramono, Carla Adi. 2012. Peningkatan Keterampilan Penetapan Tujuan Dan Perencanaan Strategi Belajar Pada Siswa Coasting Underachiever
Melalui Program Penetapan Tujuan Dan Perencanaan Strategi Belajar. Tesis. Depok: Universitas Indonesia.
Prasetya, George. 2006. Smart Parenting. Jakarta:PT Elex Computindo Rimm, Sylvia. 2000.Why Bright kids Get Poor Grades. Alih Bahasa : A.
Mangunhardjana. Jakarta:Grasindo Runikasari,Septiana. 2008. Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia:
Memotivasi Remaja Underachiever http:www.IPTUI.comartikel.php- arti-sle-detail diakses 20 Februari 2013
Simanjuntak, Julianto. 2007. Mendidik Anak Sesuai Zaman Dan Kemampuannya. Tangerang: LK3
Sugiyono. 2010. Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta Sukardi Dewa, Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: Rineka cipta Sulistiana, Dewang. 2009. Program Bimbingan Bagi Siswa Underachiever.
Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia:Tidak diterbitkan.
Semiawan,Conny.1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia
Syamsudin, Makmun. 2005.Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Tarmidzi.2008.Konsep Diri Siswa Underachiever. http:tarmidi
wordpress.com20080527konsep diri siswa underachiever. Diakses 14 November 2012
Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rajawali Press
Trevallion, Deborah. 2008. Underachievement : A Model for Improving Academic Direction In Schools. www.aare.edu.au diakses 14 November 2012
Universitas Lampung. 2011. Format penulisan karya ilmiah. Bandar Lampung: Unila
Willis, S. 2004. Konseling Individual. Bandung:Alfabeta Yusuf, Syamsu. 2009 . Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung :
Rizqi Press Yin. K. Robert. 2009. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo
Zumaroh, Ayu. 2013. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Underachiever Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa SD Negeri Pekunden
Semarang. Skripsi. Jurusan BK. Semarang:Universitas Negeri Semarang. Tidak Diterbitkan.