Bordes Ambang Pintu Pagar Tangga Balustrade

Gambar 3.9. Tangga spiral, tidak boleh sebagai tangga kebakaran

3.14 Bordes

1. Bordes tangga dengan maksimum kemiringan 1:50 dapat digunakan ditiap bangunan untuk mengurangi jumlah tanjakan ditiap lintasan tangga, dan setiap bordes harus: a. memiliki panjang tidak kurang dari 75 cm diukur 50 cm dari tepi dalam bordes, dan b. tepi ujung bordes diberi lapisan anti licin. 2. Bangunan kelas 9a: a. luas bordes harus cukup untuk melewatkan usungan yang berukuran panjang 2 m dan lebar 60 cm pada kemiringan tidak lebih dari kemiringan tangga dengan sedikitnya satu ujung usungan berada di bordes; dan b. tangga harus memiliki perubahan arah 180 o , dan lebar bersih bordes tidak kurang dari 1,6 m dan panjang bersih minimal 2,7 m. Gambar 3.10. Bordes belokan tangga yang diizinkan

3.15 Ambang Pintu

Ambang pintu harus tidak mengenai anak tangga atau ramp minimal selebar daun pintu kecuali: 1. di ruang perawatan pasien pada bangunan kelas 9a, ambang pintu tidak boleh lebih dari 25 mm di atas ketinggian lantai di mana pintu membuka, 2. pada kasus lainnya: a. pintu terbuka ke arah jalan atau ruang terbuka, tangga atau balkon luar, dan b. ambang pintu tidak lebih dari 190 mm di atas permukaan tanah, balkon atau yang sejenis di mana pintu membuka.

3.16. Pagar Tangga Balustrade

1. Balustrade menerus harus tersedia sepanjang sisi atap untuk jalan umum, tangga, ramp, lantai, koridor, balkon serambi, mesanin, jembatan akses atau semacamnya dan sepanjang sisi setiap jalur akses ke bangunan, bila: a. tidak dibatasi dengan dinding, dan b. tinggi lebih dari 1 m di atas lantai atau di bawah muka tanah, kecuali pada keliling panggung, tempat bongkar muat barang atau tempat lain untuk jalur masuk staf pemeliharaan. 2. Balustrade di: a. tanggaramp yang dilindungi terhadap kebakaran atau area lain yang digunakan utamanya untuk keadaan darurat, kecuali tanggaramp luar bangunan, dan b. bangunan kelas 7 selain tempat parkir serta kelas 8, dan bagian bangunan yang terdiri dari kelas-kelas bangunan tersebut harus mengikuti ketentuan butir 6 dan 7.a. 3. Balustrade, di tangga, dan ramp di luar ketentuan sebagaimana butir 2 diatas harus mengikuti ketentuan butir 6 dan 7.a. 4. Balustrade sepanjang sisi atau dekat permukaan horisontal seperti: a. atap, yang menyediakan akses untuk umum dan tiap jalur masuk ke bangunan; dan b. lantai, koridor, balkon, lorong, mesanin serambi dan sejenisnya, harus mengikuti ketentuan butir 6 dan 7.b. 5. Suatu Balustrade atau penghalang lain di depan tempat duduk permanen pada balkon atau mesanin dalam auditorium bangunan kelas 9b harus memenuhi ketentuan 6.c dan 7.b. 6. Tinggi balustrade harus dibuat sesuai dengan ketentuan berikut: a. tinggi minimal 865 mm di atas ujung tonjolan injakan tangga atau lantai ramp, b. tinggi tidak kurang dari 1 m di atas lantai jalur akses masuk, balkon, bordes dan sejenis-nya atau 865 mm di atas lantai bordes ke tangga atau ramp di mana balustrade tersedia sepanjang tepi dalam bordes dan tidak menjulur hingga kepanjangan 500 mm, c. balustrade sesuai ketentuan butir 5, tinggi di atas lantai tidak kurang dari 1 m, atau 700 mm bila tonjolan ke luar dari bagian atas balustrade diproyeksikan mendatar tidak kurang dari 1 m. 7. Bukaan pada balustrade yang memenuhi ketentuan butir 2, bila dibuat sesuai: a. jarak antara lebar bukaan tidak lebih dari 300 mm; b. bila menggunakan jeruji, tinggi jeruji tidak lebih dari 150 mm di atas tepi paling ujung dari injakan tangga atau lantai bordes, balkon atau sejenisnya, dan jarak antar jeruji tidak lebih dari 460 mm. Untuk balustrade di luar yang disebut dalam butir 2 di atas, maka tiap bukaan tidak boleh memiliki ruang kosonggap lebih dari 125 mm.

3.17 Pegangan Rambat pada Tangga