PENGARUH PROFITABILITAS, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2010-2014)

(1)

(Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010-2014)

THE INFLUENCE OF PROBABILITY, INVESTMENT DECISION, FINANCE DECISION, DIVIDEND POLICY, AND GOOD CORPORATE

GOVERNANCE TO FIRM VALUE

(Emperical Study on an Non Financial Company Listed on the Indonesian Stock Exchange in 2010-2014)

SKRIPSI

Oleh:

RIZQI KURNIA DEWI 20120410380

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada Tahun 2010-2014)

THE INFLUENCE OF PROBABILITY, INVESTMENT DECISION, FINANCE DECISIONS, DIVIDEND POLICY, AND GOOD CORPORATE

GOVERNANCE TO FIRM VALUE

(Emperical Study on an Non Financial Company Listed on the Indonesian Stock Exchange in 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

RIZQI KURNIA DEWI 20120410380

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii Nama : Rizqi Kurnia Dewi Nomor Mahasiswa : 20120410380

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH

PROFITABILITAS, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN

PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010-2014)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 30 Juni 2016


(4)

iii

“Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.

(Q.S. Al-Baqarah: 28)

“Bertawakalah kepada Allah SWT maka Allah SWT akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu”.

(Q.S. Al-Baqarah: 282)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan

yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (Q.S. Al-Insyirah: 6-8)

“Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah berjuang, jika engkau tak tahan lelahnya belajar, engkau akan menanggung perihnya kebodohan”.

(Imam Syafi’i)

“Hidup adalah tantangan yang harus dihadapi dan perjuangan yang harus dimenangkan”.


(5)

iv

Alhamdulillah, terima kasih untuk Allah SWT dan Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan segala petunjuk kepada saya, sehingga skripsi ini telah selesai pada waktunya. Skripsi ini akan saya persembahkan untuk-Nya dan Nabi Muhammad SAW.

Untuk kedua orang tuaku, Bapak Sukadar dan Ibu Uripah yang amat saya cintai dan sayangi, terima kasih selalu saya ucapkan untuk kedua orang tua saya yang selalu mendoakan sayan, dan telah banyak memberikan dukungan dan semangatnya untuk saya sepanjang hidupnya. Terima kasih banyak Bapak dan Ibuku.

Untuk Adik ku, Mohammad Akbar Ujung Nagoro, terima kasih yang telah selalu memberikan semangat untuk saya.

Untuk keluarga ku kakek, nenek, mbak Wiji, Om Datuk, Bulek Widia, Om Den, Bulek Riri, Bulek Cus, Om Walud, dan Om Surun terima kasih atas nasihat, dukungan dan selalu memberikan semangat selama ini.

Untuk Mohammed Abhre Agni Mahisa, terima kasih telah menemani ku dalam suka dan duka, membantu, menghibur, mendukung, dan menyemangati saya. Untuk Ibu Lela Hindasah selaku dosen pembimbing saya, terima kasih yang selalu bersedia membimbing saya, sehingga skripsi saya ini telah selesai. Saya minta maaf atas segala kesalahan saya yang telah saya perbuat.

Untuk Tata Riana Elsy Damayanti, Shella Febrita Sari, Tri Anggita Rani, Lyna Audiena W., Ammanatus S., Guniarti Indah W., dan Ratri Werdi Erdianty, terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.

Untuk teman-temanku (Kevin Dio, Damayanti Handini, Ragil S., Wawan Hermanto, Allan Al-Fazri, Dwi Prasetyo, Mahmud Yunus, Femi Kurnia, Ibnu Hajar, Arafat Jalil, Cynthia, Bintang Sulanjari, dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu), terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya.

Untuk teman-teman The Nangka’z, terima kasih dukungan dan kebersamaannya selama ini.

Untuk dosen-dosen di Manajemen yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala ilmunya.


(6)

v

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian ini menggunakan variabel independen, yaitu profitabilitas, keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan good corporate governance, dan variabel dependennya adalah nilai perusahaan.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014 dan juga yang terdaftar di Indonesian Institute for Corporate Governance tahun 2010-2014. Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling dan memilih perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriterisa sampel. Berdasarkan kriteria sampel, diperoleh 39 data sampel.

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, keputusan investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, keputusan pendanaan berpengaruh postif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, kebijakan dividen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, dan good corporate governance berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: profitabilitas; keputusan investasi; keputusan pendanaan; kebijakan dividen; good corporate governance; nilai perusahaan


(7)

vi

dividend policy, and good corporate governance as independent variables and firm value as dependent variable.

The sample in this study is company listed in Indonesian Stock Exchange and Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) during 2010 to 2014. The sample was taken based on purposive sampling method, and selecting the sample based on criteria. By selecting sample found 39 samples of this research.

Statistical method used in this study is multiple regression analyze for the statistical test of hypothesis testing and statistical. The analyzes result are probability have positive and influence to firm value, investment decision have positive and do not have influence to firm value, finance decision have positive and influence to firm value, dividend policy have positive and do not have influence to firm value, and good corporate governance have negative and do not have influence to firm value.

Keywords: Probability, Investment Decision, Finance Decision, Dividend Policy, Corporate Governance, and firm Value


(8)

vii Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menciptakan manusia dengan akal dan pikiran sehingga manusia mampu untuk berpikir bagaimana mengembangkan kualitas hidupnya, sehingga penulis ini dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Skripsi dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN” dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan program sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis ucapkan terima kasih atas kerjasama, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak dengan ketulusan dan keikhlasannya memberikan waktu, saran, dan sumbangan pemikiran yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Retno Widowati Prnama Asri, M.Si., Ph.D, selaku kepala Program Studi Manajemen.


(9)

viii

4. Bapak dan Ibu dosen Prodi Ekonomi Manajemen dan staff pengajar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu di Indonesian Institute for Corporate Governance yang telah bersedia untuk membantu dalam penelitian ini.

6. Orang tua dan saudara yang senantiasa memberikan doa, dorongan, dan perhatian kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat dan teman-teman, serta semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 09 Agustus 2016


(10)

(11)

(12)

xi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori ... 11

1. Nilai Perusahaan ... 10

2. Kinerja Keuangan ... 13

a. Profitabilitas ... 16

3. Fungsi Manajemen Keuangan ... 18

a. Keputusan Investasi ... 19

b. Keputusan Pendanaan ... 21

c. Kebijakan Dividen ... 23

4. Good Corporate Governance ... 28

B. Penelitian Terdahulu ... 33

C. Kerangka Pemikiran ... 36

D. Hipotesis Penelitian ... 37


(13)

xii

BAB III METODE PENELITIAN... 45

A. Objek Penelitian ... 45

B. Jenis dan Sumber Data ... 45

C. Teknik Pengambilan Sampel... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 46

F. Alat Analisis ... 50

G. Pengujian Hipotesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 57

B. Analisis Deskriptif Sebelum Casewise Diagnotics ... 59

C. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Sebelum Casewise Diagnotics ... 61

D. Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Casewise Diagnotics ... 63

E. Casewise Diagnotics ... 64

F. Hasil Uji Kualitas Data ... 64

1. Analisis Deskriptif... 64

2. Uji Asumsi Klasik ... 67

G. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 71

H. Uji Hipotesis ... 73

I. Pembahasan (Interprestasi) ... 78

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 85

A. Simpulan ... 85

B. Saran ... 87

C. Keterbatasan Penelitian ... 87 DAFTAR PUSTAKA


(14)

xiii

4.1 Proses Seleksi Sampel ... 59

4.2 Analisis Deskriptif Sebelum Casewise Diagnotics ... 59

4.3 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Sebelum Casewise Diagnoties ... 61

4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Casewise Diagnoties ... 63

4.5 Hasil Uji Casewise Diagnoties ... 63

4.6 Hasil Uji Descriptive Statistic ... 65

4.7 Hasil Uji Normalitas ... 68

4.8 Hasil Uji Multikolonearitas ... 69

4.9 Hasil Uji Autokorelasi... 70

4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 71

4.11 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 72

4.12 Hasil Uji T ... 72

4.13 Hasil Uji F ... 76


(15)

(16)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam dunia bisnis yang modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi perekonomian yang baik dapat menimbulkan persaingan di dunia bisnis. Setiap perusahaan akan berusaha menghasilkan laba yang maksimal dengan harapan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya (Fenandar, 2012). Harga Saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati, 2005).

Pada umumnya semua perusahaan memiliki dua tujuan, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah memperoleh laba, sedangkan tujuan jangka panjang perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public.


(17)

Menurut Jusriani (2013), menyatakan bahwa dalam melakukan investasi, investor akan mempertimbangkan profit dari perusahaan mana yang akan memberikan return tinggi. Profitabilitas memberikan nilai yang objektif mengenai nilai investasi pada sebuah perusahaan. Oleh karena itu, profit sebuah perusahaan merupakan harapan bagi investor, tetapi investor juga harus berhati-hati dalam menentukan keputusan investasi, karena jika tidak tepat investor tidak hanya kehilangan return tetapi semua modal awal yang diinvestasikannya juga akan hilang. Oleh karena itu, investor juga perlu mengumpulkan informasi yang lengkap dan tepat mengenai perusahaan yang akan dipilih sebagai tempat investasinya.

Pemilihan rasio profitabilitas didasarkan pada alasan bahwa rasio profitabilitas menunjukan efektifitas atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan tingkat keuntungan dengan menggunakan aset yang dimilikinya. Rasio ini mencerminkan seberapa efektif perusahaan dikelola dan mencerminkan hasil bersih dari serangkaian kebijakan pengelolaan aset perusahaan. Profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) karena profitabilitas adalah hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan para pemegang saham dan juga mencerminkan pembagian laba yang menjadi haknya yaitu seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen tunai ataupun dividen saham.

Manajemen keuangan berfungsi sebagai pengambilan keputusan investasi, pengambilan keputusan pembelanjaan, dan kebijakan dividen.


(18)

Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Wijaya, dkk, 2010:3). Semakin tinggi harga saham, menunjukkan semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Wijaya, dkk (2010:3), manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan antara lain keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Suatu kombinasi yang optimal atas ketiganya akan memaksimumkan nilai perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan kemakmuran kekayaan pemegang saham. Hal ini menunjukkan bahwa faktor keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Suatu perusahaan mempunyai tujuan untuk memakmurkan pemiliknya dalam hal ini para pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan. Manajer dapat memenuhi ekspektasi pemegang sahamnya akan kinerja yang unggul dengan cara menciptakan strategi yang bernilai dan sulit ditiru oleh pesaingnya. Manajemen keuangan merupakan salah satu area yang dapat dipakai meningkatkan nilai perusahaan melalui kebijakan-kebijakan yang diambil. Tiga kebijakan


(19)

utama dalam manajemen keuangan adalah kebijakan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen (Murtini, 2008).

Nilai perusahaan ini merupakan suatu hal yang penting bagi seorang manajer maupun bagi seorang investor. Bagi seorang manajer nilai perusahaan merupakan suatu tolak ukur atas prestasi kerja yang telah dicapainya. Jika seorang manajer mampu untuk meningkatkan nilai perusahaan maka manajer tersebut telah menunjukkan kinerja yang baik bagi perusahaan. Selain itu, secara tidak langsung manajer ini telah mampu untuk meningkatkan kemakmuran bagi pemegang saham yang merupakan tujuan perusahaan. Sedangkan bagi investor peningkatan nilai perusahaan merupakan suatu persepsi yang baik terhadap perusahaan. Jika seorang investor sudah memiliki suatu pandangan yang baik terhadap perusahaan maka investor tersebut akan tertarik untuk berinvestasi sehingga hal ini akan membuat harga saham perusahaan mengalami peningkatan.

Keputusan yang menyangkut investasi akan menentukan sumber dan bentuk dana untuk pembiayaannya. Masalah yang harus dijawab dalam keputusan pendanaan yang dihubungkan dengan sumber dana adalah apakah sumber internal atau eksternal, besarnya hutang dan modal sendiri, dan bagaimana tipe hutang dan modal yang akan digunakan, mengingat struktur pembiayaan akan menentukan cost of capital yang akan menjadi dasar penentuan required return yang diinginkan (Hasnawati, 2005).


(20)

Para investor memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen maupun capital gain, sedangkan perusahaan mengharapkan pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus memberikan kesejahteraan kepada para pemegang sahamnya, sehingga kebijakan dividen penting untuk memenuhi harapan pemegang saham terhadap dividen dengan tidak menghambat pertumbuhan perusahaan disisi lain. Dividen yang diterima pada saat ini akan mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada capital gain yang akan diterima dimasa yang akan datang, sehingga investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih menyukai dividen daripada capital gain (Prihantoro, 2003).

Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini menimbulkan persaingan yang ketat antar perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat bersaing akan mengalami kegagalan atau kebangkrutan sehingga perlu adanya pengelolaan perusahaan yang baik agar dapat bersaing. Tata kelola perusahaan merupakan perhatian utama bagi investor. Para investor cenderung menghindari perusahaan-perusahaan yang memiliki tata kelola perusahaan yang buruk dan memperhatikan perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik. Pengelolaan perusahaan yang baik akan berdampak pada kesejahteraan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Stakeholder). Tata kelola perusahaan yang baik atau biasa disebut dengan Good Corporate Governance (GCG).


(21)

GCG merupakan suatu konsep yang diajukan untuk mengatasi masalah keagenan. GCG berfungsi untuk menumbuhkan kepercayaan investor terhadap perusahaan (Fenandar, 2012). GCG menciptakan mekanisme dan alat kontrol untuk memungkinkan terciptanya sistem pembagian keuntungan dan kekayaan yang seimbang bagi stakeholder dan meningkatkan efisiensi bagi perusahaan (Nuswandari, 2009).

Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan dengan baik maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus menanjak seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang semakin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak. Dari latar belakang akademis, kebutuhan GCG timbul berkaitan dengan principal-agency theory. Implementasi dari GCG diharapkan bermanfaat untuk menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan. GCG diharapkan mampu mengusahakan keseimbangan antara berbagai kepentingan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN,


(22)

DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONEISA TAHUN 2010-2014”.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dari dua penelitian yang dilakukan oleh Tito Gustiandika, P. Basuki Hadiprajitno (2012) yang berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating”, dan penelitian yang dilakukan oleh Ika Fanindya Jusriani (2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, dan Kepemilikan

Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan”. Pada penelitian ini menggunakan

variabel independen, yaitu profitabilitas sebagai faktor yang mempengauhi nilai perusahaan. Pemilihan rasio profitabilitas didasarkan pada alasan bahwa rasio profitabilitas menunjukan efektifitas atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan tingkat keuntungan dengan menggunakan aset yang dimilikinya. Dalam kebijakan manajemen keuangan terdapat tiga keputusan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Selain itu, pada penelitian ini menghilangkan variabel moderating, yaitu good corporate governance yang dijadikan variabel independen.

B. Batasan Masalah


(23)

1. Keterbatasan pengambilan variabel independen yang hanya menggunakan lima variabel independen, yaitu profitabilitas, kebijakan manajemen keuangan (keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen) dan good corporate governance karena masih banyak faktor-faktor lain yang bisa diteliti dan mempengaruhi nilai perusahaan.

2. Perusahaan yang terdaftar di The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) pada tahun 2010-2014.

3. Perusahaan yang diteliti adalah semua jenis perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai

perusahaan?

3. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

4. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 5. Apakah good corporate governance berpengaruh terhadap nilai

perusahaan? D. Tujuan Penelitian

1. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 2. Menguji pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.


(24)

3. Menguji pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan. 4. Menguji pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. 5. Menguji pengaruh good corporate governance terhadap nilai

perusahaan. E. Manfaat Penelitian

1. Dalam Bidang Teoritis

Penelitian ini dapat menambah kontribusi pada perkembangan teori dibidang ilmu manajemen keuangan, khususnya mengenai nilai perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan sebagai bahan pertimbangan serta referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama.

2. Dalam Bidang Praktis

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu manajer untuk pengambilan keputusan dan kebijakan keuangan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan, serta sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi, memperbaiki, dan meningkatkan kinerja manajemen dimasa yang akan datang.

b. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan keputusan investasi, serta memberikan informasi yang bermanfaat dalam


(25)

pengambilan keputusan yang tepat sehubungan dengan harapan tingkat keuntungan dari investasi yang dilakukan.

c. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa, serta dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang nilai perusahaan.


(26)

11

PENDAHULUAN A. Landasan Teori

1. Nilai Perusahaan

Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Taswan, 2003). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan dimasa depan. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya.

Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat, untuk mencapai nilai perusahaan yang tinggi pada umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris (Kusumadilaga, 2010). Menurut penelitian dari Kusumadilaga (2010) yang menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai


(27)

perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Menurut Fenandar (2012), nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar.

Nilai perusahaan sering diproksikan dengan price to book value. Price to book value dapat diartikaan sebagai hasil perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fenandar (2012) secara sederhana menyatakan bahwa PBV merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya.

Keberadaan PBV sangat penting bagi investor untuk menentukan strategi investasi di pasar modal karena melalui price to book value, investor dapat memprediksi saham-saham yang overvalued atau undervalued. Price to book value menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya memiliki rasio price to book value diatas satu, yang mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Price to book value yang tinggi mencerminkan tingkat kemakmuran para pemegang saham, dimana kemakmuran bagi pemegang saham merupakan tujuan utama dari perusahaan.

Nilai perusahaan juga didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara


(28)

maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat (Hasnawati, 2005). Sehingga dari pengertian tersebut nilai perusahaan diukur dengan menggunakan harga saham. Nilai perusahaan yang dibentuk dari harga pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.

2. Kinerja Keuangan

Kinerja adalah suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan perusahaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi antara berbagai pihak yangmempunyai kepentingan dengan perusahaan.

Tujuan manajemen adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus memanfaatkan keunggulan dari kekuatan perusahaan dan secara terus menerus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Salah satu caranya adalah mengukur kinerja keuangan dengan menganalisis laporan keuangan menggunakan rasio-rasio keuangan. Hasil pengukuran terhadap pencapaian kinerja dijadikan dasar bagi manajemen atau pengelola perusahaan untuk perbaikan kinerja pada periode berikutnya dan dijadikan landasan


(29)

pemberian reward and punishment terhadap manajer dan anggota organisasi. Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai perusahaan dan menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen serta mampu menciptakan nilai perusahaan itu sendiri kepada para stakeholder.

Menurut Hanafi dan Halim (2009) beberapa rasio keuangan yang sering digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan:

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyeleseikan kewajiban jangka pendeknya.

b. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam penjualan, pembelian atau kegiatan lainnya.

c. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah ratio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan dan sebagainya.


(30)

Rasio solvabilitas adalah ratio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.

e. Rasio Pasar

Rasio ini meunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham.

Menurut Andinata (2010), ada dua macam kinerja yang diukur dalam berbagai penelitian, yaitu kinerja operasi perusahaan dan kinerja pasar. Kinerja operasi perusahaan diukur dengan melihat kemampuan perusahaan yang tampak pada laporan keuangannya. Untuk mengukur kinerja operasi perusahaan biasanya digunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuangan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu, rasio yang sering digunakan adalah ROE, yaitu rasio keuangan yang berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dengan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pemegang saham Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran yang digunakan dalam pencapaian alasan ini adalah tinggi rendahnya angka ROE yang berhasil dicapai. Semakin tinggi ROE, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk para pemegang saham.


(31)

a. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio dari rasio keuangan, rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. (Hanafi, 2013).

Analisa (2011) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis, yaitu rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba kotor dan margin laba bersih), dan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi, yaitu return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).

Tujuan profitabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang memuaskan sehingga pemodal dan pemegang saham akan meneruskan untuk menyediakan modal bagi perusahaan. Seorang investor akan lebih menekankan referensi pada return yang akan didapat dari investasi yang ditanamkan. Jika Investor mengharapkan untuk mendapatkan tingkat kembalian (return) baik berupa dividen maupun capital gain (Andinata, 2010). Menurut Andinata (2010), rasio profitabilitas yang diukur dengan ROE (Return On Equity) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)


(32)

yaitu laba bersih setelah pajak (NIAT) terhadap total modal sendiri (equity) yang berasal dari modal pemilik, laba ditahan dan cadangan lain yang dikumpulkan perusahaan. Laba bersih setelah pajak adalah laba setelah dikurangi pajak dengan laba hasil penjualan dari aktiva tetap, aktiva non produktif, aktiva lain-lain dan saham penyertaan langsung. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam didalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Semakin tinggi ROE menunjukan semakin efisiensi perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih.

Dengan demikian, bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini, misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Didalam penelitian ini, alat ukur dalam mengukur rasio profitabilitas adalah dengan menggunakan return on equity (ROE). ROE atau imbalan kepada pemegang saham adalah rasio yang mengukur efektivitas dari keseluruhan penggunaan ekuitas perusahaan (Andinata, 2010). Naiknya rasio ROE dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Naiknya laba bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang bersangkutan akan menyebabkan harga saham yang berarti juga kenaikan dalam nilai perusahaan (Analisa, 2011).


(33)

Beberapa penelitian yang menguji pengaruh profitabilitas didasarkan pada Teori Sinyal. Profitabilitas yang tinggi menunjukan prospek perusahaan yang baik sehingga investor akan merespon sinyal positif tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat (Prapaska, 2012). Investor menanamkan saham pada sebuah perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba (profit), maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik (Prapaska, 2012).

3. Fungsi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana dan bagaimana menggunakan dana tersebut. Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan memilih sumber-sumber dana untuk membelanjakan aktiva tersebut. Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat aspek, yang pertama dalam perencanaan dan perkiraan, dimana manajer keuanagan harus bekerja sama dengan para manajer yang ikut bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan, yang kedua manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaannya, serta segala hal yang berkaitan dengannya, yang ketiga manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manjer lain


(34)

diperusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin, dan yang keempat menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal.

Salah satu kepentingan didalam manajemen yang merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya keuangan dalam kegiatan entitas secara efisien dan efektif, dalam kerjasama secara terpadu dengan fungsi-fungsi lainnya seperti riset dan penelitian, produksi, pemasaran, dan sumberdaya manusia. Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Fungsi-fungsi manajemen keuangan adalah:

a. Keputusan Investasi

Investasi adalah kegiatan menempatkan dana atau uang dengan tujuan untuk memelihara atau meningkatkan nilai serta mengharapkan hasil atau return positif atas kegiatan tersebut. Keputusan investasi menyangkut tentang keputusan pengalokasian dana, baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang.

Pertumbuhan perusahaan adalah faktor yang diharapkan oleh investor sehingga perusahaan tersebut dapat memberikan imbal hasil yang diharapkan. Pertumbuhan perusahaan yang selalu meningkat dan bertambahnya nilai aset diharapkan dapat mendorong ekspektasi bagi investor karena kesempatan investasi dengan keuntungan yang diharapkan


(35)

dapat tercapai. Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006) nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.

Esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan dengan adanya kesempatan investasi yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan (Prapaska, 2012). Apabila terdapat kesempatan investasi yang menguntungkan, maka sebaiknya manajer perusahaan mengambil kesempatan tersebut guna meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Karena dengan semakin besar kesempatan investasi yang menguntungkan, maka akan semakin besar investasi yang dilakukan. Signalling theory menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Hasnawati, 2005).

Nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. (Fenandar, 2012) memperkenalkan Investment Opportunity Set (IOS) pada studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi. IOS didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan net present value positif. IOS memberikan petunjuk yang lebih luas dengan nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga prospek perusahaan dapat ditaksir dari IOS.


(36)

Menurut Gaver dalam Gustiandika (2012) menyatakan bahwa kesempatan Investasi merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang. Dalam hal ini pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan dimasa yang akan datang. Pada penelitian ini menggunakan proksi IOS CPA/BVA atau Ratio Capital Expenditure to Book Value of Asset.

b. Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan mengindikasikan bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau bagaimana perusahaan membiayai aktivanya. Pada keputusan pendanaan menyangkut dengan struktur keuangan perusahaan, dimana struktur keuangan perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri.

Dalam pemilihan sumber pendanaan perusahaan akan memilih sumber pendanaan untuk melakukan investasi, yaitu berupa sumber pendanaan dari dalam atau luar perusahaan. Terdapat beberapa teori tentang keputusan pendanaan, yaitu:

1) Pecking Order Theory, dimana para manajer pertama kali menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan yang akan dipilih untuk digunakan,


(37)

seperti laba ditahan, hutang, dan penerbitan saham sebagai pemilihan terakhir.

2) Trade Off Theory, pada teori ini menjelaskan bahwa semakin tinggi perusahaan melakukan pendanaan menggunakan hutang maka semakin besar pula risiko mereka untuk mengalami kesulitan keuangan karena membayar bunga tetap yang terlalu besar bagi para debt holder.

3) Teori struktur modal (Capital Structure Theory), pada teori ini berpendapat bahwa dengan asumsi tidak ada pajak, bankruptcy cost, tidak adanya informasi asimetris antara pihak manajemen dengan para pemegang saham, dan pasar terlibat dalam kondisi yang efisien, maka value yang bisa diraih oleh perusahaan tidak terkait dengan bagaimana perusahaan melakukan strategi pendanaan.

4) Signalling Theory, Ross (1977) dalam Hanafi (2013) mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan siynal yang disampaikan oleh manajer kepasar. Manajer bisa menggunakan hutang lebih banyak sebagai sinyal yang lebih credible. Perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin akan prospek perusahaan dimasa mendatang. Karena dengan meningkatnya hutang, meningkatkan pula kemungkinan bangkrut yang berdampak buruk pada manajer. Maka, jika manajer berani mengambil hutang menandakan bahwa prospek perusahaan dimasa mendatang bagus. Investor diharapkan akan menangkap siynal


(38)

tersebut, siynal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik, dengan demikian hutang merupakan tanda atau siynal positif.

5) Agency Theory, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka pihak manejemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham. Masalah keagenan potensial terjadi apabila bagian kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari 100%. Karena proporsi kepemilikan yang hanya sebagian dari perusahaan membuat manajer cenderung bertindak untuk kepentingan pribadi dan bukan untuk memaksimumkan perusahaan. Cara yang dapat dilakukan dalam mengurangi masalah keagenan antara lain meningkatkan kepemilikan saham oleh pihak manajemen. Peningkatan tersebut akan membuat manajer merasakan secara langsung manfaat ataupun kerugian dari keputusan yang diambil. Kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan manajer dengan pemegang saham.

Ketika perusahaan masih membutuhkan dana tambahan maka biasanya perusahaan menggunakan sumber pendanaan eksternal. Sumber pendanaan eksternal meliputi hutang dan penerbitan saham. Perusahaan cenderung menggunakan hutang terlebih dahulu karena lebih menguntungkan perusahaan. Hutang yang tinggi akan mengurangi pajak


(39)

yang harus dibayarkan perusahaan. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena dua alasan, yaitu pertimbangan biaya emisi, dimana biaya emisi obligasi lebih murah dibandingkan biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Alasan kedua adalah adanya kekhawatiran manajer bahwa penerbitan saham baru dapat ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh pemodal, Fenandar (2012).

c. Kebijakan Dividen

Menurut Hanafi (2004), dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Nilai dan waktu pembayaran dividen ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan nilai yang dibagikan dapat berkisar antara 0 hingga sebesar laba bersih tahun berjalan atau tahun lalu. Dividen merupakan bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan diusulkan oleh dewan direksi dan disetujui didalam RUPS. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang dividen, yaitu:

1) Dividend Irrelevance Theory

Teori ini menyatakan bahwa besar-kecilnya dividen tidak mempengaruhi harga saham, karena investor tidak mengharapkan cash dividen melainkan mengharapkan pertumbuhan perusahaan sehingga capital gain meningkat. Menurut Miller Modigliani dalam Hanafi (2004), menyatakan jika pada tahun ini perusahaan tidak


(40)

membagikan dividen maka pada tahun depan investor bisa memperoleh dividen tahun depan dan dividen yang seharusnya dibayar tahun ini plus tingkat keuntungan dari dividen yang ditahan tersebut.

2) A Bird in the Hand Theory

Teori ini dicetuskan oleh Myron Gordon dan John Lintner yang berpendapat bahwa pembagian dividen berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Teori ini mengacu pada konsep time value of money dimana dividen saat ini seharusnya memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding capital gain dimasa depan.

Menurut Hanafi (2004), argumen ini mengatakan bahwa pembayaran dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang berarti mengurangi risiko yang pada giliran selanjutnya mengurangi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang saham. Investor mengharapkan cash dividen karena menghindari risiko perusahaan yang sudah tidak bisa ekspansi.

3) Tax Preference Theory

Teori ini menyebutkan bahwa sebenarnya pembagian dividen merugikan investor. Hal ini dikarenakan adanya pajak yang harus dibayar ketika dividen dibagikan. Lain halnya dengan capital gain yang tidak perlu membayar pajak sampai saham terjual. Sesuai dengan konsep time value of money maka pembayaran pajak pada masa yang


(41)

akan datang lebih menguntungkan dibandingkan dengan pembayaran pajak pada saat ini dengan jumlah yang sama.

4) Information Content atau Signalling Hypothesis

Information content atau signalling hypothesis adalah teori yang menyatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai pertanda bagi perkiraan manajemen atas laba. Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen. Dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham, tetapi prospek perusahaan yang ditunjukkan oleh meningkatnya atau menurunnya dividen yang dibayarkan yang menyebabkan perubahan harga saham (Hanafi, 2004).

5) Clientele Effect

Clientele effect adalah kecenderungan perusahaan untuk menarik jenis investor yang menyukai kebijakan dividennya. Menurut argumen ini dividen seharusnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan segmen investor tertentu. Sebagai contoh, kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan menghindari dividen, karena dividen mempunyai tingkat pajak yang tinggi dibanding dengan capital gain. Sebaliknya, kelompok investor dengan pajak yang rendah akan menyukai dividen.

Kebijakan dividen yang dipilih oleh perusahaan sudah tentu harus melewati pertimbangan yang matang agar tidak timbul masalah bagi


(42)

perusahaan dikemudian hari. Menurut Sutrisno (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan antara lain:

1) Posisi Solvabilitas Perusahaan

Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitinya kurang menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan karena laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki posisi struktur modalnya. 2) Posisi Likuiditas Perusahaan

Dividen kas merupakan arus kas keluar bagi perusahaan. Oleh karena itu, bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus menyediakan uang kas yang cukup banyak dan hal ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas kurang baik cenderung membagikan dividen yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang likuiditasnya lebih baik. 3) Kebutuhan Untuk Melunasi Hutang

Semakin banyak hutang yang harus dibayar, maka semakin besar dana yang harus disediakan. Selain itu, dengan jatuh temponya hutang, berarti dana hutang tersebut harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang tersebut bisa dengan cara mencari hutang baru ataupun dengan sumber dana internal dengan cara memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya akan memperkecil Dividend Payout Ratio (DPR).


(43)

4) Rencana Perluasan

Semakin pesat perluasan yang dilakukan, maka semakin besar dana yang dibutuhkan. Kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri, ataupun dari sumber dana internal dengan cara memperbesar laba ditahan yang akhirnya akan memperkecil Dividend Payout Ratio (DPR).

5) Kesempatan Investasi

Semakin terbuka kesempatan investasi, maka semakin kecil dividen yang dibayarkan, sebab dananya akan digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi tersebut.

6) Stabilitas Pendapatan

Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga. Hal ini mengakibatkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil akan memperkecil Dividend Payout Ratio.

7) Pengawasan Terhadap Perusahaan

Terkadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan cenderung mencari sumber dana dari modal sendiri. Kemungkinan akan masuk investor baru tentunya akan mengurangi kendali pemilik lama atas perusahaan. Jika


(44)

dibelanjai dari hutang risikonya cukup besar. Hal itulah yang menyebabkan perusahaan akan cenderung tidak membagi dividen. 4. Good Corporate Governance

a. Pengertian Corporate Governance

Corporate governance adalah suatu tata hubungan antara manajemen perseroan, direksi, pemodal, masyarakat, dan institusi lain yang ikut menginvestasikan uangnya pada perseroan serta mengharapkan imbalan atas investasinya tersebut (Narwasti, 2010). Pemerintah Indonesia memiliki pandangan tersendiri mengenai definisi CG. Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 mendefinisikan CG sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai etika. Lembaga- lembaga yang fokus pada penerapan CG juga turut berpendapat tentang pengertian dari CG. Narwasti (2010) mengutip dari Forum for Corporate Governance Indonesia (FCGI) menyatakan bahwa CG merupakan seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemangku kepentingan, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta pemegang saham.

Berdasarkan definisi-definisi diatas bisa disimpulkan bahwa GCG merupakan suatu proses dan struktur akibat mekanisme pengaturan yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola perusahaan. Mekanisme ini


(45)

dilakukan dalam rangka meningkatkan kemajuan usaha dan akuntabilitas perusahaan yang juga menekankan pada pentingnya pemenuhan tanggung jawab kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Corporate Governance yang merupakan konsep yang didasarkan teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk meyakinkan investor bahwa mereka akan tetap mendapatkan profit atas investasi yang telah dilakukan terhadap perusahaan. Dengan demikian, Corporate Governance diharapkan dapat berfungsi pula untuk menekan atau menurunkan biaya agency cost. Peringkat penerapan mekanisme Good Corporate Governance dalam laporan Corporate Governance Perception Index (CGPI) dianggap sebagai sebuah penghargaan bagi perusahaan yang telah mengelola kinerja manajemen dengan baik. Hal ini mengundang banyak perusahaan yang termotivasi untuk membenahi tata kelola perusahaan mereka agar senantiasa mendapat kepercayaan dari masyarakat melalui rating yang dilakukan oleh Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG). Sedangkan menurut signalling theory menyatakan bahwa, apabila perusahaan menerapkan good corporate governance maka akan direspon positif oleh pihak investor, karena dengan melihat manfaat dari good corporate governance yaitu meminimalkan biaya modal kepada para penyedia modal, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Dalam mengimplementasikan Good Corporate Governance, diperlukan instrumen-instrumen yang menunjang, yaitu`:


(46)

1) Code of Corporate Governance (Pedoman Tata Kelola Perusahaan), pedoman dalam interaksi antar organ perusahaan maupun stakeholder lainnya.

2) Code of Conduct (Pedoman Perilaku Etis), pedoman dalam menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya.

3) Sistem Manajemen Risiko, mencakup prinsip-prinsip tentang manajemen risiko dan implementasinya.

b. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) yang tertuang dalam Pedoman Umum GCG Indonesia (2006), terdapat lima asas atau prinsip yang menjadi pedoman dalam penerapan GCG, yaitu:

1) Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Prinsip ini memuat kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh dewan komisaris dan direksi beserta kewajiban-kewajibannya kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya. Dewan Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi – Volume 1 Nomor 1, Januari 2013: 1-20 6 direksi bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Komisaris bertanggung jawab atas keberhasilan pengawasan dan wajib


(47)

memberikan nasehat kepada direksi atas pengelolaan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pemegang saham bertanggung jawab atas keberhasilan pembinaan dalam rangka pengelolaan perusahaan.

2) Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian (kepatuhan) didalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan yang berlaku. Prinsip ini menekankan pada adanya sistem yang jelas untuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Hal tersebut untuk merealisasikan tujuan yang hendak dicapai dalam good corporate governance, yaitu mengakomodasikan kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti masyarakat, pemerintah, asosiasi bisnis dan sebagainya. Prinsip ini menuntut perusahaan maupun pimpinan dan manajer perusahaan melakukan kegiatannya secara bertanggung jawab.

3) Keterbukaan (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Dalam prinsip ini, informasi harus diungkapkan secara tepat waktu dan akurat. Informasi yang diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan pengelolaan keuangan perusahaan. Audit yang dilakukan atas informasi dilakukan secara independen. Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan orang


(48)

lain mengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai pemegang saham dapat ditingkatkan.

4) Kewajaran (fairness), yaitu perlakuan yang adil dan setara didalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip ini menekankan pada jaminan perlindungan hak-hak para pemegang saham. Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan melarang praktik-praktik tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain. Setiap anggota direksi harus melakukan keterbukaan jika menemukan transaksi-transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

5) Kemandirian (independency), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

Prinsip-prinsip corporate governance yang diterapkan memberikan manfaat, antara lain:


(49)

1) Meminimalkan agency cost dengan mengontrol konflik kepentingan yang mungkin terjadi antara prinsipal dan agen.

2) Meminimalkan cost of capital dengan menciptakan sinyal positif kepada para penyedia modal.

3) Meningkatkan citra perusahaan.

4) Meningkatkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari cost of capital yang rendah.

5) Peningkatan kinerja keuangan dan persepsi stakeholder terhadap masa depan perusahaan yang lebih baik.

B. Penelitian Terdahulu

Taswan dam Euis Soleha (2010), melakukan penelitian tentang pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan serta beberapa faktor lain yang mempengaruhinya, dengan menggunakan variabel kepemilikan manajerial, profitabilitas, ukuran perusahaan, kebijakan hutang, niali perusahaan serta alat analisinya linear structural relations. Hasil penelitiannya adalah profitabilitas dan kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan. Kebijakan dividen berpengaruh positif dan tidak signifikan.

Wijaya, Bandi dan Wibawa (2010), melakukan penelitian tentang keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Sampel penelitiannya dipilih menggunakan metode purposive sampling terhadap perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009. Variabel dependennya adalah nilai


(50)

perusahaan yang diukur dengan Price to Book Value (harga pasar perlembar saham atas nilai perlembar saham), sedangkan variabel independennya terdiri dari keputusan investasi yang diukur dengan Price Earning Ratio (PER), keputusan pendanaan diukur dari Debt Equity Ratio (DER) dan kebijakan dividen diukur dari Dividend Payout Ratio (DPR). Hasilnya menunjukan bahwa keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hasnawati (2005) meneliti Implikasi keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Penelitiannya bertujuan untuk menguji pengaruh keputusan keuangan (keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen) terhadap nilai perusahaan. Periode penelitiannya adalah tahun 2001 dan diperoleh populasinya adalah 259 perusahaan di Jakarta Stock Exchange. Variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan Price to Book Value, sedangkan variabel independennya adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa secara parsial keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, serta kebijakan dividen secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan dividen dan keputusan pendanaan.

Utama (2011) meneliti dengan judul pengaruh keputusan invesatasi, keputusan pendanaan, dan corporate governance terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek


(51)

Indonesia 2008-2009. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur menggunakan Q ratio dari Tobin’s Q, sedangkan variabel independennya terdiri dari keputusan investasi yang diukur menggunakan Price Earning Ratio (PER), keputusan pendanaan yang diukur dengan Debt Equity Ratio (DER), dan Corporate Governance yang tediri dari kepemilikan manajerial yang diukur dengan persentase kepemilikan saham dan dewan direksi sedangkan kepemilikan institusional diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh perbankan, perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana, dan institusi lain. Hasil dari penelitian adalah keputusan investasi berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan. Keputusan pendanaan berpengaruh secara negatif terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial berpengaruh secara siginifikan dan negatif terhadap nilai perusahaan, namun kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas, dapat dibuat sebuah kerangka pemikiran tentang hubungan antara profitabilitas, keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan adalah:


(52)

H1 H2 H3 H4 H5

Gambar 1

Model Kerangka Pemikiran D. Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi laba, semakin tinggi return yang diperoleh oleh investor. Tinggi rendahnya tingkat return yang mungkin diterima oleh investor biasanya mempengaruhi penilaian investor. Semakin tinggi penilaian investor akan suatu saham, maka harga saham tersebut akan semakin tinggi. Harga saham yang smakin tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan (Sumarto, 2011).

Hasil penelitian Andinata (2011) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian

Keputusan Investasi

Keputusan Pendanaan Nilai Perusahaan

Kebijakan Dividen

Good Corporate Governance Profitabilitas


(53)

ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Taswan dan Soliha (2010) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut teori sinyal menyatakan bahwa apabila perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi, maka para investor aka berinvestasi di perusahaan tersebut, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan (Jusriani, 2013). Berdasarkan penjelasan diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Profitabilitas Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan.

2. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan

Investasi yang diharapkan memberikan tingkat keuntungan (internal rate of return) yang lebih besar dari biaya modal, dikatakan menguntungkan. Semakin tinggi tingkat keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan investasi perusahaan, maka akan meningkatkan harga saham perusahaan. Harga saham yang semakin tinggi berdampak terhadap peningkatan nilai perusahaan.

Menurut Wahyudi (2010), nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi (Wijaya, 2010). Dalam penelitian Wijaya (2010) memperkenalkan IOS pada studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi. IOS memberikan petunjuk yang lebih luas dengan nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga prospek perusahaan dapat ditaksir dari


(54)

Investment Opportunity Set (IOS). IOS didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan net present value positif.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Wijaya (2010) mengenai implikasi keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan menghasilkan kesimpulan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Rakhimsyah dan Gunawan (2011) menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dalam penelitian mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan.

Penentuan keputusan investasi dilakukan ketika calon pemegang saham selaku principal melihat terlebih dahulu peluang yang akan diperoleh dari penanaman modal pada suatu perusahaan. Selain itu, calon pemegang saham juga akan melihat kinerja manajemen perusahaan tersebut. Menurut Wahyudi dan Pawestri (2012), nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Peluang-peluang investasi terbentuk dari tanggapan investor mengenai nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan signalling theory yang menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang.Berdasarkan penjelasan diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:


(55)

H2: Keputusan Investasi Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan.

3. Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan

Kondisi pasar modal yang sempurna dan terdapat pajak, akan membuat perusahaan memutuskan untuk menggunakan komposisi hutang lebih banyak dibandingkan dengan modal sendiri, sehingga akan menurunkan (biaya modal perusahaan) sampai mendekati biaya hutang setelah pajak. Biaya hutang yang diasumsikan konstan berapapun proporsi hutang yang digunakan akan membuat nilai perusahaan semakin meningkat. Keputusan pembiayaan adalah salah satu keputusan yang paling kritis dan pekerjaan yang menantang untuk manajer keuangan, hal itu disebabkan karena keputusan ini memiliki dampak langsung pada kinerja keuangan dan struktur modal dari perusahaan (Fenandar, 2012).

Terdapat dua pandangan mengenai keputusan pendanaan. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut teori keagenan menyatakan bahwa peningkatan pendanaan melalui hutang merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi biaya keagenan. Hutang dapat mengendalikan manajer untuk mengurangi tindakan perquisites dan kinerja perusahaan menjadi lebih efisien sehingga penilaian investor terhadap perusahaan akan meningkat (Arieska dan Gunawan, 2011).


(56)

Penelitian Wijaya dan Wibawa (2010), Wahyudi dan Pawestri (2010) dan Hasnawati (2005) sama-sama menemukan bukti bahwa keputusan pendanaan mempengaruhi nilai perusahaan secara positif. Menurut signalling theory bahwa peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban dimasa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar (Fenandar, 2012). Sedangkan menurut teori keagenan menyatakan bahwa meningkatkan pendanaan dengan hutang akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajemen (agency problem). Keputusan pendanaan berkaitan dengan kebijakan manajer dalam menentukan proporsi yang tepat antara jumlah hutang dan jumlah modal sendiri didalam perusahaan sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan (Jusriyah, 2013). Berdasarkan penjelasan diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Keputusan Pendanaan Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan.

4. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan

Pada dasarnya, laba bersih perusahaan bisa dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Kebijakan dividen menyangkut keputusan tentang penggunaan laba yang menjadi hak pemegang saham.

Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh pemodal sebagai sinyal akan membaiknya kinerja perusahaan


(57)

dimasa yang akan datang. Sehingga kebijakan dividen mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan (Sofyaningsih dan Pancawati, 2008:76).

Menurut a bird in the hand theory, menyatakan bahwa nilai perusahaan akan dimaksimumkan oleh rasio pembayaran dividen yang tinggi, karena investor menganggap bahwa risiko dividen tidak sebesar kenaikan biaya modal, sehingga investor lebih menyukai keuntungan dalam bentuk dividen daripada keuntungan yang diharapkan dari kenaikan nilai modal. Investor menyukai dividen yang tinggi karena dividen yang diterima seperti burung ditangan yang risikonya lebih kecil atau mengurangi ketidakpastian dibandingkan dengan dividen yang tidak dibagikan (Jusriyah, 2013).

Sedangkan menurut signalling theory menekankan bahwa pembayaran dividen merupakan sinyal bagi pasar bahwa perusahaan memiliki kesempatan untuk tumbuh dimasa yang akan datang, sehingga pembayaran dividen akan meningkatkan apresiasi pasar terhadap saham perusahaan yang bersangkutan, dengan demikian pembayaran dividen berimplikasi positif pada nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Kebijakan Dividen Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan.

5. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Vinola Herawati (2008: 9) meneliti pengaruh kualitas CG terhadap nilai pasar atas 154 perusahaan Brazil yang terdaftar di bursa efek pada


(58)

tahun 2002. Mereka membuat suatu governance index sebagai ukuran atas kualitas CG. Sedangkan ukuran untuk market value perusahaan adalah dengan menggunakan dua variabel, yaitu Tobin’s Q dan PBV. Temuan yang diperoleh menunjukkan adanya pengaruh kualitas CG yang positif dan signifikan terhadap nilai pasar perusahaan. Menurut Kawatu (2005) menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance secara positif mempengaruhi nilai perusahaan.

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) sangat dibutuhkan untuk mengawasi manajemen dalam memaksimumkan nilai pemegang saham. Penelitian yang dolakukan oleh Sayidah (2007) menunjukkan bahwa investor cenderung menghindari perusahaan-perusahaan dengan predikat corporate governance yang buruk. Perhatian yang diberikan investor terhadap GCG sama besarnya dengan perhatian terhadap kinerja keuangan perusahaan. Para investor yakin bahwa perusahaan yang menerapkan praktik GCG telah berupaya meminimalkan risiko keputusan yang salah atau yang menguntungkan diri sendiri sehingga meningkatkan kinerja perusahaan yang pada akhirnya memaksimalkan nilai perusahaan.

Pelaksanaan good corporate governance yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, akan membuat investor memberikan respon positif terhadap kinerja perusahaan, bahwa dana yang diinvestasikan dalam perusahaan yang bersangkutan akan dikelola dengan baik dan kepentingan investor publik akan aman. Kepercayaan investor


(59)

publik pada manajemen perusahaan memberikan manfaat kepada perusahaan dalam bentuk pengurangan cost of capital (biaya modal).

Menurut signalling theory menyatakan bahwa, apabila perusahaan menerapkan good corporate governance maka akan direspon positif oleh pihak investor, karena dengan melihat manfaat dari good corporate governance yaitu meminimalkan biaya model kepada para penyedia modal, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dalam teori keagenan menyatakan bahwa corporate governance diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk meyakinkan investor bahwa mereka akan teteap mendapatkan profit atas investasi yang telah dilakukan terhadap perusahaan. Hal ini mengundang banyak perusahaan yang termotivasi untuk memenuhi tata kelola perusahaan mereka agar senantiasa mendapat kepercayaan dari masyarakat melalui rating yang dilakukan oleh Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG). Berdasarkan penjelasan diatas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5: Good Corporate Governance Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan.


(60)

45

METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian

Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang dipublikasikan tahunan oleh Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2014. Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya adalah data sekunder, yaitu data yang tidak didapat langsung dari perusahaan tetapi diperoleh dalam bentuk data yang telah dikumpulkan, diolah, dan dipublikasikan oleh pihak lain, yaitu Bursa Efek Indonesia berupa data melalui internet (www.idx.co.id) dalam hal ini data keuangan dari tahun 2010-2014.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini diperoleh dengan metode purposive sampling. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang terdaftar di Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) tahun 2010-2014.


(61)

2. Perusahaan non keuangan yang telah memperoleh skor Corporate Governance Perception Index yang diberikan oleh IICG tahun 2010-2014.

3. Perusahaan yang membagikan kas deviden dari tahun 2010-2014. 4. Tersedia laporan keuangan perusahaan secara lengkap tahun

2010-2014.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu data yang dikumpulkan tersebut melalui ringkasan kinerja yang telah dipublikasikan melalui website resmi perusahaan, www.idx.co.id, dan menggunakan skor CGPI yang dipublikasikan oleh forum GCG Indonesia.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Nilai perusahaan merupakan penilaian investor tentang seberapa baik kondisi suatu perusahaan dan kondisi ini dapat tercermin melalui harga pasar saham perusahaan. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Bandi (2010), nilai perusahaan dapat dilihat dari perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham. Nilai perusahaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Price to Book Value (PBV). PBV mengukur nilai yang diberikan


(62)

pasar kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Fenandar, 2012).

PBV =

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel bebas atau tidak terikat oleh variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah:

a. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui kegiatan operasionalnya dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia (Andinata, 2010). Dalam penelitian ini menggunakan Return on Equity (ROE) untuk mengukur profitabilitas perusahaan karena Return on Equity (ROE) berkaitan dengan modal sendiri yang nantinya digunakan untuk mengukur nilai perusahaan dan telah dipublikasikan secara luas, serta rasio keuangan yang sering digunakan oleh investor dan manajer untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Return on Equity (ROE) yaitu rasio laba setelah pajak atau Net Income After Tax (NIAT) terhadap total modal sendiri (equity) yang berasal dari setoran modal sendiri, laba tak dibagi dan cadangan lain yang dikumpulkan oleh perusahaan berakibat atas naiknya harga saham. Menurut penelitian Juzriyah (2013), ROE dinyatakan dengan:


(63)

ROE =

b. Keputusan Investasi

Keputusan investasi didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dengan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan net present value positif. IOS tidak dapat diobservasi secara langsung sehingga dalam perhitungannya menggunakan proksi. Proksi IOS dalam penelitian ini adalah CPA/BVA atau rational capital Expenditure to Book Value of Asset, menurut penelitian Fenandar (2012).

CPA/BVA =

c. Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan (Hasnawati, 2005). Keputusan pendanaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Fenandar, 2012).


(64)

d. Kebijakan Dividen

Keputusan kebijakan dividen adalah keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Kebijakan dividen dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Dividend Payout Ratio (DPR). Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas (Fenandar, 2012).

DPR =

e. Good Corporate Governance

Variabel Good Corporate Governance pada penelitian ini menggunakan instrumen yang telah dikembangkan oleh Instrument Institute of Corporate Governance (IICG) berupa Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang diterbitkan oleh majalah SWA. Penelitian CGPI meliputi empat tahap dengan bobot nilai, sebagai berikut:

a) Self_assesment (15%).

b) Pengumpulan dokumen perusahaan (25%). c) Penyusunan makalah dan presentasi (12%). d) Observasi ke perusahaan (48%).


(1)

86

profitabilitas suatu perusahaan sebagai pertimbangan keputusan investasi.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Keputusan investasi yang tidak mempengaruhi nilai perusahaan mengindikasikan bahwa perusahaan tidak mampu memaksimalkan investasi yang dilakukan, sehingga laba yang dihasilkan tidak sesuai dengan keinginan investor. Oleh karena itu, semakin tinggi keputusan investasi tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap meningkatnya nilai perusahaan.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat hutang yang tinggi, akan dipercaya oleh pihak ketiga untuk mendapatkan pinjaman. Sehingga, hutang yang tinggi dapat memberikan sinyal positif kepada para investor bahwa perusahaan akan tumbuh dimasa mendatang, sehingga dapat meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan. 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pendanaan

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini sesuai dengan teori dividen irelevan yang dikemukakan oleh Miller dan Modligiani (MM) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen merupakan sesuatu yang bersifat irelevan, artinya tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.


(2)

87

5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa good corporate governance berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dimungkinkan praktik GCG pada perusahaan memang dilaksanakan, akan tetapi implementasinya masih belum diterapkan oleh perusahaan secara penuh sesuai dengan prinsip-prinsip GCG atau bisa dikatakan bahwa praktik GCG dilaksanakan oleh perusahaan hanya untuk formalitas saja.

B. Saran

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan semua jenis perusahaan sebagai objek penelitian dan menggunakan jumlah sampel lebih banyak agar dapat mendapatkan bukti empiris bahwa profitabilitas, keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan good corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Menambah variabel independen lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

3. Mengganti proksi pada variabel. C. Keterbatasan Penelitian

1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya lima variabel, yaitu profitabilitas, keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, dan good corporate governance. Kemungkinan ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini.


(3)

88

2. Perusahaan yang menerapkan sistem GCG selama lima tahun tidak banyak, sehingga data sampel penelitian yang digunakan sangat terbatas.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Analisa, Yangs. 2011. Pengaruh Keputusan Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008). Skripsi. Semarang: UNDIP.

Andinata, W. 2010. Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Fenandar, Gany Ibrahim. 2012. “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan.” Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi UNDIP.

Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

Gustiandika, Tito dan Hadiprajitno, P.Basuki. 2014. “Pengaruh keputusan Investasi dan Keputusan Pendanaan terhadap nilai perusahaan dengan Corporate Governance sebagai variabel moderating”. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol 1. No 1. Hal 1-12.

Hanafi, 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE UGM.

Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul, 2009. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: STIE YKPN.

Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 2012: 74-85. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hasnawati, S. 2005. Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. Usahawan: No. 09/Th XXXIX. September 2005: 33-41.

Herawaty, Vinola. 2008. “Peran Praktek Corporate Governance Sebagai

Moderating Variabel Dari Pengaruh Earnings Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.Vol 10. No 2. 97-108. Jusriani, Fanindya Ika dan Shidiq Nur Rahardjo, 2013. “Analisis Pengaruh

Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang, Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)”, Jurnal Akuntansi Diponegoro, Vol. 2, No. 2: 1-10.

Kusumawati, D.N & Riyanto. 2005. Corporate Governance dan Kinerja: Analisis Pengaruh Compliance Reporting dan Struktur Dewan Terhadap


(5)

Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15-16 September 2005.

Murtini, Umi. 2008. “Pengaruh Kebijakan Manajemen Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Vol. 4. No. 1. Februari. Halaman: 32-47. Universitas Kristen Duta Wacana Jakarta. Nazaruddin, Ietje dan Agus Tri Basuki. 2015. “Analisis Statistik Dengan SPSS”.

Yogyakarta: UMY.

Nuswandari, Cahyani.2009. Pengaruh Corporate Governance Perception Index Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. September 2009, hal. 70-84. Prapaska, Johan Ruth. 2012. “Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Keputusan

Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Tahun 2009-2010”. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro: Semarang.

Prihantoro. 2003. Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Bisnis8 (1): 7-14.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonosia.

Taswan. 2003. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang mempengaruhi. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Wahyudi, Untung Dan Hartini P. Pawestri. 2006. “Implikasi Struktur

Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Keputusan

Keuangan Sebagai Variabel Intervening”. Symposium Nasional

Akuntansi IX, Padang.

Wijaya, Lihan Rini Puspo. 2010. “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.

www.idx.co.id www.sahamok.com


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 39 124

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

0 3 97

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 52

PENGARUH PROFITABILITAS, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2010-2014)

1 6 41

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, GOOD CORPORATE Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Good Corporate Governance Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empi

0 4 21

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN TINGKAT PROFITABILITAS Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen Dan Tingkat Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Non

0 8 19

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa

0 3 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 7

PENGARUH PROFITABILITAS, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 8 115

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12