Ekstraksi Kulit Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Daun Jati (Tectona grandis L.f.) Sebagai Pewarna

sianidin yang berwarna merah lembayung Warna jingga disebabkan oleh pelargonidin yang gugus hidroksilnya kurang satu dibandinkan sianidin, sedangkan warna merah senduduk, lembayung dan biru umumnya disebabkan oleh delfinidin yang gugus hidroksilnya lebih satu dibandingkan sianidin Harborne, 1987. Antosianin terdapat dalam semua tumbuhan tingkat tinggi, banyak ditemukan dalam bunga dan buah, tetapi ada juga yang ditemukan dalam daun, batang, dan akar. Antosianin sebagian besar ditemukan di luar lapisan sel. Bagi tumbuhan, antosianin memiliki banyak fungsi yang berbeda, misalnya sebagai antioksidan, pelindung untuk melawan sinar UV, sebagai mekanisme pertahanan terhadap serangga, dan penting pada proses penyerbukan dan reproduksi. Antosianin telah digunakan untuk mewarnai makanan sejak zaman dahulu. Warna antosianin bergantung pada struktur dan keasaman. Sebagian besar antosianin berwarna merah pada kondisi asam dan berubah menjadi biru pada kondisi asam yang kurang. Selain itu, warna antosianin juga terpengaruh oleh suhu, oksigen dan sinar UV anonim, 2011.

2.3 Ekstraksi

Ekstraksi antosianin dari tumbuhan segar adalah dengan menghancurkan bagian tumbuhan tersebut dalam tabung menggunakan sesedikit mungkin metanol yang mengandung HCl pekat 1. Cara lain, jaringan tumbuhan yang jumlahnya lebih banyak dapat dimaserasi dalam pelarut yang mengandung asam, lalu maserat disaring. Ekstrak kemudian dipekatkan pada tekanan rendah dan suhu 35 o - 40 o C sampai volumenya menjadi kira-kira seperlima volume ekstrak asal Harborne, 1987. Universitas Sumatera Utara

2.4 Kulit

Kulit menutupi seluruh tubuh dan melindunginya dari berbagai tipe stimulus eksternal yang merusak. Permukaan kulit orang dewasa sekitar 1,6 m 2 . Kulit terbagi atas tiga lapisan yang disebut epidermis, dermis, dan jaringan subkutan. Epidermis tersusun dari beberapa lapisan sel yang ketebalnnya sekitar 0,1-0,3 mm. Fungsi terpenting dari epidermis adalah perlindungan melawan rangsangan eksternal seperti dehidrasi dan sinar UV Mitsui, 1997. Epidermis, bagian terluar kulit dibagi menjadi dua lapisan utama: lapisan sel-sel tidak berinti stratum korneum atau lapisan tanduk, dan lapisan dalam yaitu stratum malfigi. Stratum malfigi ini merupakan asal sel-sel permukaan bertanduk setelah mengalami proses diferensiasi. Stratum malfigi dibagi menjadi: stratum granulosum, lapisan sel basal stratum germinativum, dan stratum spinosum. Lapisan basal sebagian besar terdiri dari sel-sel epidermis yang tidak berdiferensiasi yang terus menerus mengalami mitosis, memperbaharui epidermis. Sel diferensiasi utama stratum spinosum adalah keratinosit yang membentuk keratin, suatu protein fibrosa. Stratum granulosum berada langung dibawah stratum korneum dan memiliki fungsi penting dalam menghasilkan protein dan ikatan kimia stratum korneum. Sel utama kedua epidermis setelah keratinosit adalah melanosit, ditemukan dalam lapisan basal. Dermis terletak tepat di bawah epidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin dan retikulin yang tertanam dalam suatu substansi dasar. Di sekitar pembuluh darah yang kecil terdapat limfosit, histiosit, sel mast dan neutrofil polimorfonuklear yang melindungi tubuh dari infeksi. Di bawah dermis Universitas Sumatera Utara terdapat lapisan kulit ketiga yaitu lemak subkutan. Lapisan ini merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi Price dan Wilson, 1986. pH permukaan kulit memiliki peranan penting pada fisiologi kulit. Keasaman kulit telah diteliti oleh Heuss pada tahun 1892 dan divalidasi oleh Schade dan Marchonini pada tahun 1928, yang menekankan bahwa tingkat keasaman sebagai fungsi protektif dan menyebutnya sebagai ”mantel asam” Barel, et al, 2009. Marchionini 1929 menemukan bahwa stratum korneum dilapisi oleh suatu lapisan tipis lembab yang bersifat asam, sehingga ia menamakannya sebagai “mantel asam kulit” sauremantel. pH umumnya berkisar antara 4,5 – 6,5. Fungsi pokok “mantel asam” kulit yaitu : 1. Sebagai penyangga buffer yang berusaha menetralisir bahan kimia yang terlalu asam atau terlalu alkalis yang masuk ke kulit. 2. Membunuh atau menekan pertumbuhan mikroorganisme yang membahayakan kulit. 3. Dengan sifat lembabnya sedikit banyak mencegah kekeringan kulit Tranggono dan Latifah, 2007.

2.5 Bibir