PENUTUP PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN KEKERASAN FISIK DI LINGKUNGAN SEKOLAH.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian yang telah dilakukan
sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Perlindungan yang diberikan oleh aparat kepolisian terhadap anak pada
umumnya dengan anak sebagai korban kekerasan fisik sama yaitu dengan
memberikan perlindungan khusus, tetapi ada perbedaannya kalau anak pada
umumnya dengan memberikan perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai
dengan martabat dan hak- hak anak sedangkan bagi anak korban kekerasan
fisik di sekolah dengan menyediakan tempat khusus bagi anak korban
kekerasan fisik dan aparat kepolisian berpedoman atau berpegangan pada
prinsip dasar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tercantum hak- hak
peserta didik, maka apabila ada yang melakukan tindak kekerasan terhadap
peserta didik harus dipertanggungjawabkan secara hukum, yakni diproses
sesuai dengan ketentuan hukum dan dijatuhi sanksi apabila terbukti
melakukan kekerasan terhadap anak didiknya.


74

75

2. Kendala-kendala

yang

dihadapi

aparat

kepolisian

dalam

memberi

perlindungan terhadap anak sebagai korban kekerasan fisik di lingkungan

sekolah meliputi :
a. Tidak adanya saksi yang dapat dimintai keterangan.
b. Tidak adanya keterangan ahli.
c. Masyarakat selalu beranggapan bahwa kekerasan yang terjadi adalah
masalah keluarga, hal ini disebabkan karena pelaku kekerasan sering kali
adalah keluarga, saudara korban.
d. Tidak ada petunjuk.
e. Tidak mendapatkan keterangan dari terdakwa.
f. Pihak keluarga mencabut laporan karena rasa kasihan terhadap pelaku yang
biasanya adalah keluarga sendiri.
3. Kendala yang dihadapi aparat kepolisian dalam memberi perlindungan
terhadap anak sebagai korban kekerasan fisik di lingkungan sekolah meliputi :
a. Tidak adanya saksi yang dapat dimintai keterangan, tidak adanya keterangan
ahli, tidak adanya petunjuk, dan tidak mendapatkan keterangan dari
terdakwa.
b. Masyarakat selalu beranggapan bahwa kekerasan yang terjadi adalah
masalah keluarga, hal ini disebabkan karena pelaku kekerasan sering kali
adalah keluarga, saudara korban.
c. Pihak keluarga mencabut laporan karena rasa kasihan terhadap pelaku yang
biasanya adalah keluarga sendiri.


76

B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka untuk mencegah terjadinya
kekerasan dalam dunia pendidikan perlu adanya :
1. Aparat kepolisian seharusnya dalam menangani masalah kekerasan terhadap
anak sebagai korban kekerasan fisik harus memperhatikan hak-hak anak dan
kepentingan yang terbaik bagi anak, sehingga asas demi kepentingan yang
terbaik bagi anak sebagaimana diuraikan dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 109 Pasal 2 dapat dilaksanakan, sehingga
perlindungan terhadap anak dirasakan maksimal.
2. Fasilitas- fasilitas dalam menangani anak sebagai korban kekerasan fisik
seperti tempat perlindungan khusus bagi anak dirasa masih mengalami
kekurangan, maka fasilitas tersebut hendaknya perlu ditambah agar dalam
menangani anak korban kekerasan fisik lebih efektif.
3. Hendaknya setiap tindak kekerasan fisik di lingkungan sekolah dapat diproses
secara hukum dan dijatuhi hukuman sesuai dengan yang terdapat dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 30,

dan juga mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak.

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Algra (Sudikno Mertokusumo), 1975, Rechtsaanvang, Liberty, Yogyakarta.
Arif, Nawawi, Barda, 1998, Beberapa Aspek Kebijakan, Penegakan dan
Pengembangan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung.
Atmasasmita, Romli, 1991-1992, Penulisan Karya Ilmiah Tentang Masalah
Santunan Terhadap Korban Tindak Pidana, BPHN Departemen Kehakiman,
Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2000, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga, Ba lai Pustaka, Jakarta.
Gosita, Arief, 1993, Masalah Korban Kejahatan : Kumpulan Karangan, Akademika
Presindo, Jakarta.
Huraerah, Abu, 2007, Child Abuse (Kekerasan Terhadap Anak) edisi revisi, Nuansa,
Bandung.
Joni, Muhammad dan Z. Tanamas, Zulchaina, 1999, Aspek Hukum Perlindungan
Anak (Dalam Perspektif Konvensi Hak Anak), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Kusumaatmadja, Mochtar, (Sudikno Mertokusumo), 1999, Fungsi dan

Perkembangan Hukum Dalam Pembangunan Nasional, Liberty, Yogyakarta.
Mertokusumo, Soedikno, 1999, Asas-asas Hukum Pidana, Liberty, Yogyakarta.
-----------------------------, 1999, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty,
Yogyakarta.
Punadi dan Soekanto, Soerjono, (Sud ikno Mertokusumo), 1999, Perihal Kaedah
Hukum, Liberty, Yogyakarta.
Sanoesi, Achmad (Sudikno Mertokusumo), 1999, Pengantar Ilmu Hukum dan
Pengantar Tata Hukum Indonesia, Liberty, Yogyakarta.
Sumiarni, Endang, 2003, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Hukum
Pidana, Universitas Atmajaya, Yogyakarta.
Van Apeldoorn (Sudikno Mertokusumo), 1975, Rechtsaanvang, Liberty, Yogyakarta.

Artikel :
Assegaf Abd., Rachman, et all, 12 Februari 2008, Kondisi dan Pemicu Kekerasan
Dalam Pendidikan.
Indarwanto, Eko, 12 Februari 2008, Kekerasan, Bahasa “Disiplin” ala Sekolah.
K. Kobong, Bunga, 29 Agustus 2005, Child Abuse, Aktivis Yayasan Anak Bangsa,
JPAB Training and Consultation, Yogyakarta.
Ranuh, Gde, 30-31 Maret 1999, A Focussed Study on Child Abuse in Six Selexted
Provinces in Indonesia, PUSPAR UGM/UNICEF, Yogyakarta.

Sumiarni, Endang, 2 September 2006, Child Abuse-Kekerasan Pada Anak Yang
Terselubung, Talk Show dalam rangka rangkaian Lustrum Universitas Sanata
Dharma.
Tedjasaputra, Mayke, 30 Agustus 2005, JPAB Training and Consultation 2005 Child
Abuse for Child Care Workers.

Hasil Wawancara :
C. Peniati, 25 Maret 2008, Perlindungan Yang Diberikan Pihak Sekolah Terhadap
Korban Kekerasan Fisik, Hasil Wawancara dengan Guru BK SMA Pangudi
Luhur, Yogyakarta.
Rubiyatno, 24 Maret 2008, Perlindungan Yang Diberikan Pihak Sekolah Terhadap
Korban Kekerasan Fisik, Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMU
Negeri 6, Yogyakarta.
Rochayati NF, Anna, 26 Maret 2008, Perlindungan dan Kendala Aparat Kepolisian
Dalam Menangani Anak Sebagai Korban Kekerasan Fisik di Lingkungan
Sekolah, Hasil Wawancara dengan Kanit PPA Poltabes, Yogyakarta.
Sukarman, 25 Maret 2008, Perlindungan Yang Diberikan Pihak Sekolah Terhadap
Korban Kekerasan Fisik, Hasil Wawancara dengan Waka Kesiswaan SMU
Negeri 6, Yogyakarta.


Website
http://www.google.com, Eko Indarwanto, Kekerasan, Bahasa “Disiplin” ala
Sekolah, tanggal 12 Februari 2008.

http://www.google.com, Rachman Assegaf Abd. et all, Kondisi dan Pemicu
Kekerasan Dalam Pendidikan, tanggal 12 Februari 2008.
http://www.google.com, Susatyo Yunowo, Korban Kekerasan dan Sikap Kerjanya
Kelak, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 21 September
2006.
http://www.google.com., Wulan Noviyanti, Guru SMPN 257 Jakarta, Memukul Anak
Muridnya, 14 Agustus 2007.

Peraturan Perundang-undangan
Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3143.
Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1989, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3390 jo Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003, Tambaha n
Lembaran Negara Nomor 4301.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 3.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 95.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157.