OK. Yolizal : Denervasi Otonomik Kardiak Pada Penderita Dm Tipe-2 : Perbandingan Antara Yang Mendapat Terapi Insulin Dengan Obat Hipoglikemik Oral, 2007
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
Angka insiden dan prevalensi diabetes melitus DM, khususnya DM tipe-2 di seluruh penjuru dunia dari berbagai penelitian epidemiologi
cenderung menunjukkan adanya peningkatan. Untuk Indonesia sendiri, organisasi kesehatan dunia WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien dari
8,4 juta penduduk pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Suatu jumlah yang sangat besar mengingat bahwa DM akan
memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya manusia, sosial dan tingginya biaya kesehatan. Semuanya ini tentu terkait dengan komplikasi
yang timbul karena DM.
Dikutip dari 1
Penyandang diabetes melitus rentan terhadap berbagai komplikasi lanjut yang akan menyebabkan morbiditas dan mortalitas dini.
2
Komplikasi lanjut DM umumnya sudah mulai timbul rata-rata setelah 5-10 tahun
menderita diabetes.
3
Neuropati diabetik adalah salah satu dari komplikasi lanjut yang tersering dan sangat menyusahkan penyandang DM diabetisi
karena mengenai semua serabut saraf periferal sensorik dan motorik serta susunan saraf otonom SSO.
4
Tiga tipe utama neuropati diabetik yaitu polineuropati distal simetrik, polineuropati asimetrik dan polineuropati
otonomik.
5
Neuropati otonomik diabetik NOD adalah komplikasi yang paling jarang dikenali dan dimengerti meskipun komplikasi ini amat berpengaruh
negatif terhadap kualitas dan kelangsungan hidup penderita.
4,6
Neuropati otonomik kardiovaskular NOK, yang merupakan bagian dari NOD, terjadi
OK. Yolizal : Denervasi Otonomik Kardiak Pada Penderita Dm Tipe-2 : Perbandingan Antara Yang Mendapat Terapi Insulin Dengan Obat Hipoglikemik Oral, 2007
USU Repository © 2009
akibat kerusakan serabut saraf otonom yang mempersarafi jantung dan pembuluh darah yang berakibat disfungsi kontrol frekuensi denyut jantung
dan berbagai faal dinamik vaskular yang mengakibatkan hipotensi postural, intoleransi kerja fisik, kondisi kardiovaskular yang labil pada saat
pembedahan dan iskemiinfark miokardiak yang terselubung.
7, 8
Denervasi otonomik kardiak DOK merupakan bagian dari neuropati otonomik kardiovaskular diabetik. DOK bermanifestasi sebagai takhikardi
sewaktu istirahat, aritmia, hipotensi ortostatik, penurunan variabilitas denyut jantung, intoleransi kerja fisik, infark miokard tersamar dan lain-lainnya
sampai kemudian menimbulkan kematian pada penderita DM.
8
Sekitar 65 pasien DM meninggal karena penyakit kardiovaskular dan penyakit
kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian pasien DM tipe 2 yang didiagnosa dengan DOK.
9
Angka kejadian DOK diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan angka prevalensi diabetes dan komplikasi terutama terhadap
SSO yang ditimbulkannya. Hal ini terbukti dari adanya beberapa penelitian yang ditulis oleh Ewing dan kawan-kawan tahun 1986, Neil dan kawan-
kawan di tahun 1989 dengan melibatkan banyak sentra dan Freccero dari Swedia tahun 2004.
6,10,11
Untuk Indonesia sendiri, penelitian dengan melibatkan populasi yang lebih besar dan multisentra sampai saat ini belum
ada.
Dikutip dari 12
Patogenesis timbulnya DOK sampai saat ini belum jelas, dan diduga banyak faktor yang terlibat diantaranya faktor metabolik, insufisiensi
neurovaskular, kerusakan otoimun dan defisiensi faktor pertumbuhan neurohormonal.
8
OK. Yolizal : Denervasi Otonomik Kardiak Pada Penderita Dm Tipe-2 : Perbandingan Antara Yang Mendapat Terapi Insulin Dengan Obat Hipoglikemik Oral, 2007
USU Repository © 2009
Adanya DOK pada awalnya tanpa gejala yang khas. Gejala klinis umumnya timbul bila sudah lama menderita DM. Pada awal tahun 1970-an
Ewing dan kawan-kawan telah menemukan tes refleks kardiovaskular noninvasif yang cukup sederhana, mudah, praktis dan hasilnya dapat
dipercaya sebagai gambaran gangguan saraf otonom yang terjadi di seluruh tubuh.
6,13
Denervasi otonomik kardiak, disamping dipengaruhi usia dan lama menderita diabetes, juga dipengaruhi oleh kontrol diabetes.
3,7,8
Kontrol diabetes jangka panjang yang jelek berperanan penting dalam mekanisme
patogenesis komplikasi mikrovaskular termasuk denervasi otonomik kardiak.
14
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa kontrol diabetes intensif, baik dengan obat hipoglikemik oral OHO maupun insulin dapat mengurangi
kejadian neuropati otonomik kardiovaskular pada diabetisi.
15,16
Hasil yang diharapkan dari semua itu ialah kontrol diabetes yang terkendali baik, artinya
HbA
1c
6,5.
1
Hal ini bisa cepat tercapai dengan pemberian insulin. Efek nyata pemberian insulin pada semua penelitian adalah terjadinya penurunan
nilai HbA
1C.
Efek ini jauh lebih kuat dibandingkan dengan pemberian OHO, oleh karena disamping menurunkan kadar glukosa darah insulin juga mampu
menyelamatkan fungsi sel beta dan memperlambat komplikasi mikro maupun makroangiopati dengan efek antiinflamasi yang dihasilkannya.
17,18
Oleh karena sepengetahuan penulis belum banyak penelitian yang khusus membahas peranan OHO dan insulin sehubungan terjadinya DOK,
maka untuk itulah penulis ingin melakukan penelitian mengenai dampak terapi OHO dan insulin terhadap kejadian DOK pada penderita DM tipe 2.
OK. Yolizal : Denervasi Otonomik Kardiak Pada Penderita Dm Tipe-2 : Perbandingan Antara Yang Mendapat Terapi Insulin Dengan Obat Hipoglikemik Oral, 2007
USU Repository © 2009
Pengenalan DOK sedini mungkin sangat perlu mengingat prognosisnya yang sangat jelek dan dapat terjadi hal yang fatal seperti henti
jantung paru terutama sewaktu dilakukan pembiusan saat operasi, sehingga pencegahannya sangat diperlukan agar morbiditas dan mortalitas yang
disebabkan DOK ini dapat dikurangi.
8,14
Penatalaksanaan dan pengobatan DOK meliputi pengendalian kadar glukosa darah dan penatalaksanaan khusus terhadap gejala kelainan
kardiovaskular yang terjadi.
15,16
OK. Yolizal : Denervasi Otonomik Kardiak Pada Penderita Dm Tipe-2 : Perbandingan Antara Yang Mendapat Terapi Insulin Dengan Obat Hipoglikemik Oral, 2007
USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN