Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industrialisasi telah menjadi kekuatan utama driving force di balik urbanisasi yang cepat di kawasan Asia sejak dasawarsa 1980-an. Maka dari itu, peranan sektor industri dalam perekonomian Indonesia semakin besar dan penting. Pembangunan di sektor industri dikembangkan secara bertahap dan terpadu melalui peningkatan keterkaitan antar industri dan antar sektor industri yang memasukkan bahan baku industri, melalui iklim yang merangsang bagi penanam modal dan penyebaran pembangunan industri di daerah sesuai dengan potensi masing-masing dan sesuai dengan iklim usaha yang pada akhirnya akan memantapkan pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor- sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk industrial selalu memiliki dasar tukar terms of trade yang tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk-produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marginal yang tinggi kepada pemakainya Dumairy, 2001 : 227. commit to user 2 Sektor industri di setiap negara memiliki posisi penting untuk meningkatkan perekonomian rakyat, karena dengan maraknya sektor ini maka lapangan pekerjaan bagi masyarakat akan terbuka lebar. Tergeser sektor industri modern, industri tradisional mulai lesu dan tak mampu bersaing dengan perusahaan raksasa. Industri tradisional yang biasanya dikerjakan oleh warga pedesaan sulit berkembang. Layak disoroti bahwa kerajinan tangan dalam industri tradisional memiliki nilai budaya yang mencerminkan identitas sebuah bangsa. Kini berbagai seminar dan dialog tingkat internasional ramai digelar untuk menyelamatkan industri ini. Berbicara tentang kerajinan tangan tidak terlepas dari keterampilan seseorang dalam membuat sesuatu produk yang tidak menggunakan mesin atau peralatan bantu modern dan biasanya melakukan kegiatan terbatas kepada ruang lingkup rumahan. Jika sudah menggunakan mesin dan alat bantu modern serta melakukan kegiatannya dalam lingkup bangunan pabrik, maka tidak lagi disebut kerajinan tangan tetapi sudah merupakan Produk Industri Kecil Kerajinan. Memang melihat bentuknya keduanya adalah produk kerajinan, namun yang membedakan adalah proses pembuatannya yaitu dengan tangan atau dengan bantuan mesin. Kapasitas produksi kerajinan tangan tidak sebanyak kerajinan yang menggunakan mesin, hal ini dapat dilihat ketika keduanya melakukan produksi massal. Kerajinan tangan dahulu biasanya dilakukan oleh kaum perempuan dalam mengisi waktu luang, yang terkenal hingga sekarang ialah kerajinan tangan sulaman setelah melalui bantuan mesin dikenal dengan bordiran. commit to user 3 Kaum perempuan jaman dulu juga sudah mengenal kerajinan batik tulis, kini beralih fungsi sebagai industri batik dengan jumlah produksi yang bisa dipacu dengan bantuan beragam mesin atau peralatan modern. Banyak kerajinan tangan yang dikenal hingga kini, semua itu merupakan aset produk etnik yang biasanya mempunyai sejarah dan berkaitan dengan adat dan budaya daerah itu sendiri. Kerajinan tangan juga merupakan salah satu hasil produksi Indonesia yang termasuk ke dalam komoditi non migas. Sebagian besar industri kerajinan tangan terdiri atas industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Pengembangannya sangat diharapkan oleh pemerintah untuk menunjang perekonomian rakyat. Menurut Soeroto dalam Made Berata 2008, seni kerajinan merupakan usaha produktif di sektor nonpertanian baik untuk mata pencaharian utama maupun sampingan, oleh karenanya merupakan usaha ekonomi, maka usaha seni kerajinan dikategorikan ke dalam usaha industri. Industri kerajinan tangan merupakan manisfestasi seni dan kreativitas sebuah bangsa. Sejatinya, industri ini menjadi wadah penting bagi seni dan budaya serta mencerminkan identitas sebuah bangsa. Saat ini, upaya untuk menghidupkan kembali industri kerajinan tangan bukan hanya menghubungkan kita dengan sejarah masa lalu berbagai bangsa, namun juga mampu menjadi faktor untuk kian mempererat hubungan antara bangsa. Setelah Perang Dunia II, industri kerajinan tangan dengan berbagai keunggulan seni dan budayanya mendapat perhatian serius dari berbagai negara. Pada tanggal 10 Juni 1964, untuk pertama kalinya digelar pertemuan commit to user 4 tingkat dunia yang dihadiri para ahli lebih dari 40 negara. Dalam pertemuan tersebut para peserta sepakat membentuk lembaga dunia untuk industri kerajinan tangan. Lembaga ini berada di bawah UNESCO. Dengan terbentuknya lembaga ini, industri kerajinan tangan dan tradisional mendapat perhatian serius di sektor budaya dan ekonomi internasional. Menurut para ahli, era Renaissance atau pembaharuan sangat berpengaruh bagi kesempurnaan seni kerajinan tangan. Kerajinan tangan sering disebut dengan istilah seni kriya. Seni kriya termasuk seni rupa terapan applied art yang selain mempunyai aspek-aspek keindahan juga menekankan aspek kegunaan atau fungsi praktis. Artinya, seni kriya atau kerajinan tangan adalah seni kerajinan tangan manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan peralatan kehidupan sehari-hari dengan tidak melupakan pertimbangan artistik dan keindahan Cauto, 1993 : 5. Istilah seni kerajinan diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan dengan tangan dan membutuhkan keterampilan tertentu. Dalam Ensiklopedi Indonesia dijelaskan, bahwa seni kerajinan tangan merupakan jenis kesenian yang menghasilkan berbagai barang perabotan, hiasan atau barang-barang lain yang artistik, terbuat dari kayu, logam, emas, perak, gading, dan sebagainya. Hasil suatu seni kerajinan tangan disebut juga seni Guna Shadily, 1983 : 1749. commit to user 5 Menurut Made Soeroto dalam Made Barata, dalam bahasa Inggris kata yang berhubungan dengan makna kriya ditemukan dalam arti handycraft, yaitu berarti pertukangan atau keprigelan atau ketrampilan tangan. Disini keprigelan , menunjuk pada keahlian atau ketrampilan yang dapat menghasilkan benda. Selain sisi konsumsi, nilai seni sebuah kerajinan tangan juga sangat diperhatikan. Dengan kata lain, kerajinan tangan merupakan industri dan sumber penghasilan. Namun seiring kemajuan teknologi, nilai historis dan budaya sebuah hasil kerajinan tangan menjadi lebih menonjol. Menurut para pengamat, industri kerajinan tangan selain menjaga nilai-nilai keaslian budaya sebuah masyarakat juga memberikan nilai ekonomis. Sejak pertama kali muncul, industri kerajinan tangan telah memberikan lapangan kerja yang besar bagi masyarakat. Selain itu bagi mereka yang memiliki pekerjaan tetap, industri ini juga memberikan penghasilan sampingan, khususnya bagi mereka yang hidup di pedesaan. Dewasa ini, meski sektor industri mengalami perkembangan hebat di berbagai penjuru dunia, namun industri kerajinan tangan bukan hanya mampu bertahan bahkan semakin mendapat perhatian serius masyarakat. Namun demikian, maraknya pasar kerajinan tangan di dunia juga memiliki berbagai kendala. Di antara kendala serius yang mengancam sektor ini adalah pemalsuan sebuah produk yang dilakukan oleh negara lain. Hal ini mendorong diadakannya upaya untuk mencegah merebaknya pemalsuan produk kerajinan tangan. Di antara upaya tersebut adalah pemberian hak paten berbagai hasil commit to user 6 kerajinan tangan berbagai negara oleh sebuah lembaga internasional. Lembaga ini sedikitnya telah mampu menjawab kekhawatiran produsen industri kerajinan tangan. Oleh karena itu, pada tahun 2001 dibentuklah hak paten yang dikeluarkan oleh UNESCO untuk melindungi hak produsen industri kerajinan tangan. Jelas bahwa tidak seluruh kerajinan tangan memiliki kelayakan untuk mendapat hak paten dari UNESCO. Karena itulah lembaga ini menentukan sejumlah kriteria dalam hal ini. Di antaranya adalah sebuah hasil kerajinan tangan harus menjaga nilai-nilai budaya, penuh kreativitas, dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Hal lain yang patut diperhatikan adalah bahwa hasil kerajinan tangan bukan sekedar peninggalan bersejarah dan hiasan dinding. Karya ini diproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat juga memenuhi kebutuhan manusia modern serta memberikan identitas baru bagi mereka. Mengingat sejarah panjang dan urgensitas kerajinan tangan di sektor budaya, sejarah dan agama bagi setiap bangsa, diharapkan metode untuk memajukan industri ini dapat segera ditemukan sehingga kerajinan ini mampu diproduksi secara besar-besaran. Industri kerajinan tangan memuat begitu banyak kreativitas yang merupakan bagian dari industri kreatif mempunyai peluang yang besar dalam mengembangkan perekonomian Indonesia untuk lebih maju. Pengembangan tersebut dicapai melalui pengembangan industri kerajinan tangan di daerah- daerah yang berpotensi diseluruh Indonesia. Dalam penelitian ini, khususnya di Kota Surakarta pengembangannya sangat diperlukan karena mampu commit to user 7 memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, mampu menciptakan iklim bisnis yang positif, berbasis kepada sumber daya yang terbarukan, serta dapat menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa. Adanya usaha semacam ini akan memberi manfaat-manfaat ganda lainnya, seperti peningkatan income atau penghasilan yang muaranya kepada peningkatan indeks daya beli masyarakat. Indeks daya beli masyarakat pengrajin yang berusaha dibidang kerajinan tangan secara perlahan akan memunculkan daerah sentra kerajinan yang pada akhirnya merupakan aset daerah. Sentra-sentra semacam ini banyak contoh yang kita lihat seperti Sentra Sepatu di Cibaduyut, Sentra Rotan di Plumbon Kabupaten Cirebon serta sentra-sentra kerajinan didaerah lain seperti Surakarta, Yogyakarta dan Bali yang lebih dikenal hingga ke mancanegara. Peran Pemerintah melalui instansi terkait sangat diperlukan dalam ruang gerak bagi pengrajin, karena hanya dengan memulai dari pihak pemerintah maka bisa dipastikan geliat perkembangan kerajinan tangan akan cepat tercapai. Disamping itu, seluruh komponen yang ada di masyarakat juga harus turut mengibarkan kepedulian terhadap perkembangan kerajinan tangan, dari sinilah akan terjadi sinergi yang baik dalam menggeliatkan produk kerajinan tangan. Harus diyakini benar bahwa kerajinan produk negeri sendiri tidak akan kalah bersaing dengan produk kerajinan negara lain. Sudah kita pahami benar bahwa negeri kita kaya akan adat dan budaya bangsa, kaya akan sejarah bangsa dan sarat akan keragaman yang dimiliki karena negara kita adalah negara pancasila. commit to user 8 Keragaman adat dan budaya akan banyak melahirkan keragaman jenis kerajinan tangan yang bisa dikembangkan dan diperluas pangsa pasarnya. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi dalam mendukung kelancaran usaha, dirasa sangat perlu untuk membentuk suatu wadah sebagai wahana komunikasi, informasi, diskusi serta menjembatani antara pemerintah dengan pengusaha dalam menyelesaikan permasalahan industri. Umumnya, permasalahan tersebut meliputi masalah permodalan, tenaga kerja terlatih, pemasaran, bahan baku, teknologi, dan lain-lain. Suatu wadah yang akan menampung aspirasi pengusaha untuk disampaikan kepada pemerintah melalui instansi terkait. Potret kerajinan tangan di Kota Surakarta dapat dilihat dari aktivitas kerajinan tangan yang telah menghasilkan produk-produk yang sangat banyak dan beragam, di antaranya adalah produk kerajinan tangan yang berbahan kulit, batok kelapa, bambu, kulit telur, lilin, jagung klobot atau kulit jagung, bulu ayam shuttle cock, logam, bebatuan akik, anyaman bambu, karet, keramik, kertas koran, botol air mineral bekas, limbah kaca, rotan, kain flanel, kain lurik, gabus, limbah plastik, mika, tanah liat, dan lain-lain. Dari berbagai barang tersebut dapat dibentuk berbagai barang yang berupa gerabah, piring, gelas, kompor, hiasan dinding, alat musik, topeng, wayang kulit, lampu, tas, tempat handphone, sandal, pakaian, blangkon, scarf, gantungan kunci, dan sebagainya. Produk-produk kerajinan tangan tersebut di samping untuk memenuhi permintaan lokal juga telah dipasarkan ke beberapa wilayah di Indonesia dan mancanegara. Selain “mengangkat” nuansa budaya asli, produk commit to user 9 kerajinan tangan Surakarta juga mempunyai nilai seni tinggi sehingga banyak diminati para turis mancanegara. Makin berkembangnya pasar produk-produk kerajinan ini menjadi pendorong tumbuhnya sektor informal di Kota Surakarta. Surakarta mempunyai potensi yang sangat besar dalam pengembangan industri kerajinan tangan. Dari uraian di atas, kita semakin yakin akan manfaat dan peluang yang prospektif dari industri kerajinan tangan yang bisa kita rasakan. Banyak sekali produk kerajinan tangan yang bersifat produk fungsional yang sangat menarik dan tidak kalah dengan produk negara lain. Produk kerajinan tangan Surakarta adalah juga produk yang mempunyai daya jual dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai produk cinderamata Indonesia yang berdaya saing. Hal ini ditinjau dari tersedianya tenaga kerja yang terampil dan bahan baku yang tersedia. Industri kerajinan tangan sampai saat ini masih dapat diunggulkan baik dari segi desain maupun mutunya. Industri kerajinan tangan di Kota Surakarta telah mampu menembus pasar Internasional, sehingga dapat menambah pendapatan daerah. Fenomena tersebut memotivasi penulis untuk mengangkat masalah ini menjadi suatu penelitian dengan judul : STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2010. commit to user 10

B. Perumusan Masalah