Skema Piutang Murabahah Murabahah

51 Secara prinsip, jika syarat dalam 1, 4 atau 5 tidak dipenuhi, pembeli memiliki pilihan : 1. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya, 2. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang dijual. 3. Membatalkan kontrak. Jual beli secara murabahah di atas hanya untuk barang atau produk yang telah dikuasai atau dimiliki oleh penjual pada waktu negosiasi dan berkontrak. Bila produk tersebut tidak dimiliki penjual, sistem yang digunakan adalah murabahah kepada pemesan pembelian murabahah KPP. Hal ini dinamakan demikian karena si penjual semata-mata mengadakan barang untuk memenuhi kebutuhan si pembeli yang memesannya.

2.4.3 Skema Piutang Murabahah

Dalam pembiayaan murabahah, sekurang-kurangnya terdapat dua pihak yang melakukan transaksi jual beli, yaitu bank syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli barang. Universitas Sumatera Utara 52 Gambar 2.2 Skema Piutang Murabahah Keterangan : 1. Bank syariah dan nasabah melakukan negosiasi tentang rencana transaksi jual beli yang akan dilaksanakan. Poin negosiasi meliputi jenis barang yang akan dibeli, kualitas barang, dan harga jual. 2. Bank syariah melakukan akad jual beli dengan nasabah, di mana bank syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Dalam akad jual beli ini, ditetapkan barang yang menjadi objek jual beli yang telah dipilih oleh nasabah, dan harga jual barang. 3. Atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank syariah dan nasabah, maka bank syariah membeli barang dari supplierpenjual. Pembelian yang Bank Syariah Nasabah 1. Negosiasi persyaratan 2. Akad jual beli 6. Bayar Supplier Penjual 3. Beli barang 5. Terima barang dokumen 4. Kirim barang Sumber : Ismail 2013:139 Universitas Sumatera Utara 53 dilakukan oleh bank syariah ini sesuai dengan keinginan nasabah yang telah tertuang dalam akad. 4. Supplier mengirimkan barang kepada nasabah atas perintah bank syariah. 5. Nasabah menerima barang dari supplier dan menerima dokumen kepemilikan barang tersebut. 6. Setelah menerima barang dan dokumen, maka nasabah melakukan pembayaran. Pembayaran yang lazim dilakukan oleh nasabah ialah dengan cara angsuran. 2.5Akuntansi Tabungan Mudharabah Akuntansi tabunganmerupakan pencatatan untuk semua transaksi yang terkait dengan tabungan, yang meliputi setoran, penarikan, dan pemindah bukuan Ismail, 2010:50. Perlakuan akuntansi tabungan adalah : a. Saldo tabungan dinilai sebesar jumlah kewajiban bank kepada pemilik tabungan. Saldo tabungan nasabah dicatat dalam kelompok kewajiban, karena tabungan nasabah merupakan utang bagi bank yang sewaktu-waktu bank harus membayarnya tanpa perjanjian. b. Transaksi tabungan diakui sebesar nominal penyetoran atau penarikan yang dilakukan oleh penabung. Pencatatannya sesuai dengan jumlah yang disetorkan atau yang ditarik secara tunai. Universitas Sumatera Utara 54 c. Setoran tabungan yang diterima tunai pada saat uang diterima, dan setoran kliring diakui pada saat kliring berhasil ditagihkan atau kliring dinyatakan efektif. d. Bank memberikan bunga tabungan yang besarnya sesuai dengan kebijakan bank masing-masing dan jenis tabungan. Pada umumnya bank memberikan bunga yang diperhitungkan secara harian sesuai dengan saldo pengendapannya. Menurut Rizal 2014:92,akuntansi untuk tabungan mudharabah dan perhimpun dana bentuk lainnya yang menggunakan akad mudharabah pada dasarnya mengacu pada PSAK 105 tentang akuntansi mudharabah, khususnya yang terkait dengan akuntansi untuk pengelola tabungan. PSAK 105 paragraf 25, dinyatakan bahwa dana yang diterima dari pemilik dana nasabah penabung dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset non-kas yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai pencatatannya.

2.5.1 Transaksi Penambahan Tabungan Mudharabah