Dengan akal yang dimiliki manusia, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang dapat disimpan
dan diajarkan kepada generasi berikutnya, ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang pengetahuan ini akan terus
bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya. Berdasarkan uraian di atas, maka secara sederhana urutan perkembangan
ilmu dimulai dari rasa ingin tahu terhadap sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan pengamatanberulangkali diperoleh pengalaman.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang terus-menerus diperoleh pengetahuan, semisal sifat dari benda yang diamati. Kumpulan
pengetahuan tentang sesuatu yang didapatkan secara sistematis dinyatakan ilmu pengetahuan.
2.2 Bagaimana cara memperolehnya
Cara usaha yang digunakan dalam mencari ilmu pengetahuan disebut juga metode mencari ilmu pengetahuan. Metode yang dipakai dalam
mencari ilmu pengetahuan hendaknya juga merupakan metode yang efektif agar ilmu pengetahuan yang diperoleh benar-benar ilmu
pengetahuan yang tidak lagi diragukan kebenarannya. Sebab diusahakan dengan cara yang benar. Adapun kebenaran yang dimaksud ialah
kebenaran yang tegas dan pasti. Sebab kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu.
Landasan epistemologis suatu ilmu mejelaskan proses dan prosedur yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan berupa ilmu serta hal-hal
yang harus diperhatikan agar diperoleh pengetahuan yang benar, menjelaskan kebenaran serta kriterianya, dan cara yang membantu
mendapatkan pengetahuan. Dalam menjelaskan masalah kebenaran pengetahuan, pengetahuan yang
benar menurut kajian dalam epitemologis ialah pengetahuan yang telah memenuhi unsur-unsur epistemologis yang dinyatakan secara sistematis
dan logis.
3
Menurut Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani dalam buku Filsafat Umum, mengatakan bahwa ”pengetahuan diperoleh dengan tiga
cara, yaitu dari gagasan dalam pikiran atau ide, penagalaman, dan intuisi. Adapun menurut Yuyun S. Suryasumantri 2001: 50 pada dasarnya ada
dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah mendasarkan diri kepada rasio dan kedua
mendasarkan diri kepada pengalaman. Kaum rasionalais mengembangkan apa yang kita kenal dengan rasionalisme. Sedangkan mereka yang
mendasarkan diri kepada pengalaman mengembangkan paham yang disebut dengan empirisme.Pendapat ini sejalan dengan epistemologi dalam
pemikiran Barat yang] bermuara dari dua pangkal padangannya, yaitu rasionalisme dan empirisme yang merupakan pilar utama metode keilmuan
scientific method, dan pada gilirannya kajian epstemologis tersebut dapat membuka perspektif baru dalam ilmu pengetahuan yang multi-
dimensional. Metode memperoleh ilmu dalam konsep Islam tidak hanya terbatas
pada yang empiris saja atau rasio saja, tetapi juga menggunakan intuisi atau wahyu.
Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencari ilmu pengetahuan, menurut filsuf barat adalah
dengan metode Trial and Error metode mencoba-coba. Rasionalisme, Empirisme, Fenomenalisme, Intusionisme, Wahyu, Metode Ilmiah
Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah.
Pendekatan Non Ilmiah 1.
Akal sehat Menurut Conant yang dikutip Kerlinger 1973, h. 3 akal sehat
adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata
yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang
4
khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
2. Intuisi
Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat
tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.
3. Prasangka
Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang
mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.
4. Penemuan coba-coba
Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat
dikatakan trial and error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan
masalahnya tidak selalu sama. Sebagai contoh seorang anak yang mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja menekan saklar
lampu dan lampu itu menyala kemudian anak tersebut terperangah akan hal yang ditemukannya. Dan anak tersebut pun mengulangi hal yang tadi
ia lakukan hingga ia mendapatkan jawaban yang pasti akan hal tersebut. 5.
Pikiran Kritis Pikiran kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah mengenyam
pendidikan formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena pendapat tersebut
tidak semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya hanya didapatkan melalui pikiran yang logis.
Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah adalah pengetahuan yang didapatkan melalui
percobaan yang terstruktur dan dikontrol oleh data-data empiris.
5
Percobaan ini dibangun diatas teori-teori terdahulu sehingga ditemukan pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan atas teori sebelumnya.
Dan dapat diuji kembali oleh siapa saja yang ingin memastikan kebenarannya.
Ilmu pengetahuan dianggap ilmiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu: 1. Objektif, yaitu pengetahuan itu sesuai dengan objek
2. Metodik, yaitu pengetahuan itu diperoleh dengan cara-cara tertentu dan terkontrol
3. Sistematis, yaitu pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri satu sama lain saling berkaitan ,saling
menjelaskan,sehingga keseluruhan menjadi kesatuan yg utuh. 4. Berlaku Umum Universal, yaitu pengetahuan tidak hanya diamati
hanya oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja, tapi semua orang dengan eksperimentasi yang sama akan menghasilkan sesuatu yg sama
atau konsisten. Menurut Notoatmodjo 2005 dari berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:
1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode
ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara ini antara lain:
a. Cara coba-coba Trial and Error Melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal
“trial and error ”. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.
b. Cara kekuasaan atau otoritas
6
Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pada otoritas ataukekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperolehdalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
masa yang lalu. d. Melalui jalan pikiran
Kemampuan manusia menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia menggunakan jalan pikirannya. 2.
Cara modern dalam memperoleh pengetahuan Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih
popular disebut metodologi penelitian research methodology. Menurut Deobold van Dalen, mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan
pengamatan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan
dengan objek yang diamati. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yaitu:
a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.
b. Segala sesuatu yang negative, yakni gejala tertentu yang tidakmuncul pada saat dilakukan pengamatan.
c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
2.3 Untuk Apa Disusun