BAB V PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
A. Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Soal –
Soal Ujian Nasional Dua Tahun Terakhir. Dalam ujian nasional mata pelajaran matematika SMP untuk dua tahun
terakhir, terdapat dua tipe soal untuk masing – masing tahun pelaksanaan. Tahun
2007 terdapat tipe soal A dan B, sedangkan tahun 2008 juga terdapat tipe soal A dan B. Untuk ujian nasional tahun 2007, dua tipe soal tersebut mempunyai butir
-
butir soal yang berbeda satu sama lain tetapi mempunyai kualitas soal yang hampir sama. Sedangkan untuk ujian nasional tahun 2008, dua tipe soal tersebut
mempunyai butir – butir soal yang sama hanya berbeda dalam urutan penomoran.
Jadi untuk soal ujian nasional tahun 2008 tipe B tidak akan dibahas di sini. Jumlah soal untuk ujian nasional mata pelajaran matematika tahun 2007 sebanyak
30 butir soal berbentuk pilihan ganda dengan alokasi waktu 120 menit. Sedangkan untuk tahun 2008, soal berbentuk pilihan ganda dengan alokasi waktu 120 tetapi
jumlah soal meningkat menjadi 40 butir soal. Tidak sedikit dari soal – soal ujian
nasional tersebut berbentuk soal cerita atau tipe soal pemahaman konsep tertentu untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari
– hari. Jika dilihat dari soal
– soal ujian nasional dua tahun terakhir, maka tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dapat dikategorikan
dalam tiga kategori sebagai berikut :
121
1. Berdasarkan Kategori Kelas Materi uji pada soal - soal ujian nasional matematika dua tahun
terakhir merupakan materi pembelajaran matematika yang terdapat pada kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Untuk proporsi masing
– masing kelas disajikan sebagai berikut :
a. Untuk soal tahun 2007 tipe A meliputi 11 soal 37 materi kelas VII, 13 soal 43 materi kelas VIII, dan 6 soal 20 materi kelas IX.
b. Untuk soal tahun 2007 tipe B meliputi 11 soal 37 materi kelas VII, 13 soal 43 materi kelas VIII, dan 6 soal 20 materi kelas IX.
c. Untuk soal tahun 2008 tipe A meliputi 16 soal 40 materi kelas VII, 14 soal 35 materi kelas VIII, dan 10 soal 25 materi kelas IX.
Untuk soal ujian nasional tahun 2007, proporsi materi paling banyak diambil dari materi kelas VIII, lalu kelas VII, dan terakhir kelas IX
yang mempunyai proporsi materi yang diambil paling sedikit di antara kelas
– kelas yang lain. Sedangkan untuk soal ujian nasional tahun 2008, proporsi materi paling banyak diambil dari materi kelas VII, selanjutnya
kelas VIII, dan terakhir kelas IX yang mempunyai proporsi materi yang diambil
paling sedikit di antara kelas – kelas yang lain. Dalam ujian
nasional dua tahun terakhir proporsi materi yang diambil dari kelas VII dan VIII hampir sama berkisar antara 35 - 43 , sedangkan untuk kelas
IX proporsi materi yang diambil agak jauh dari kedua kelas di atas yaitu berkisar antara 20 - 25 .
2. Berdasarkan Kategori Materi Pokok Pembelajaran Soal
– soal ujian nasional selama dua tahun terakhir meliputi materi pokok pembelajaran yang terdapat pada kelas VII, VIII, dan IX.
Untuk jenis dan proporsi masing - masing materi pokok pembelajaran, secara lengkap disajikan pada Tabel 4.4 mengenai rekapitulasi analisis
data tentang tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari soal
– soal ujian nasional berdasarkan kategori materi pokok, pada Bab IV bagian analisis data penelitian.
Materi pokok yang termuat pada soal ujian nasional selama dua tahun terakhir pada dasarnya hampir sama, hanya terdapat sedikit
perbedaan yaitu untuk ujian nasional tahun 2007 baik tipe A maupun tipe B tidak terdapat materi pokok segitiga yang terdapat pada soal ujian
nasional tahun 2008. Sebaliknya untuk soal ujian nasional tahun 2008 tidak terdapat materi pokok teorema Pythagoras yang terdapat pada soal
ujian nasional tahun 2007 baik tipe A maupun tipe B. Sedangkan untuk ujian nasional tahun 2007 baik tipe A maupun tipe B memuat materi
pokok yang sama. Perbedaan yang lain terletak pada proporsi materi pokok yang terdapat pada soal
– soal ujian nasional selama dua tahun terakhir. Untuk tahun 2007 baik tipe A maupun tipe B semua materi pokok
mempunyai proporsi yang sama. Jika dibandingkan dengan ujian nasional tahun 2008 terdapat sedikit perbedaan diantaranya :
a. Untuk materi pokok bilangan bulat, aritmatika sosial, himpunan, segiempat, garis lurus, lingkaran, tabung
– kerucut - bola, dan barisan dan deret di ujian nasional tahun 2007 hanya terdiri dari 1 soal
sedangkan untuk ujian nasional tahun 2008 terdapat 2 soal untuk masing - masing materi pokok tersebut.
b. Untuk materi pokok kesebangunan dan statistika di ujian nasional tahun 2007 hanya terdiri dari 2 soal sedangkan untuk ujian nasional
tahun 2008 terdapat 3 soal untuk masing - masing materi pokok tersebut.
3. Berdasarkan Kategori Kompetensi Dasar Berdasarkan kategori kompetensi dasar, maka soal
– soal ujian nasional selama dua tahun terakhir, memuat kompetensi
– kompetensi dasar yang terdapat pada kelas VII, VIII, dan IX. Untuk jenis dan proporsi
masing – masing kompetensi dasar, secara lengkap disajikan pada tabel
4.5 mengenai rekapitulasi analisis data tentang tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari soal
– soal ujian nasional berdasarkan kategori kompetensi dasar, pada Bab IV bagian analisis data
penelitian. Sedikit berbeda dari materi pokok, kompetensi dasar yang termuat
dalam soal - soal ujian nasional matematika selama dua tahun terakhir mempunyai
cukup banyak perbedaan, baik dalam hal muatan maupun proporsinya. Memang, untuk ujian nasional tahun 2007 baik tipe A
maupun tipe B memuat kompetensi dasar yang sama dan juga jumlah
proporsi yang sama pula. Tetapi jika dibandingkan dengan soal ujian nasional tahun 2008 terdapat cukup banyak perbedaan diantaranya :
a. Perbedaan muatan kompetensi dasar. Soal ujian nasional tahun 2007 baik tipe A maupun tipe B tidak
memuat kompetensi dasar : 1 Memahami konsep himpunan bagian.
2 Mengidentifikasi sifat – sifat persegi panjang, persegi, trapesium,
jajargenjang, belah ketupat, dan layang – layang.
3 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor – faktornya.
4 Menentukan nilai fungsi. 5 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan
teorema pythagoras. 6 Menentukan unsur dan bagian
– bagian lingkaran. 7 Mengidentifikasi bangun
– bangun datar yang sebangun dan kongruen.
8 Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut, dan bola. 9 Menentukan pola barisan bilangan sederhana.
10 Menentukan suku ke-n barisan artimatika dan barisan geometri. Semua kompetensi dasar tersebut di atas terdapat pada soal
ujian nasional tahun 2008, sebaliknya soal ujian nasional tahun 2008 tidak memuat kompetensi dasar :
1 Mengidentifikasi sifat – sifat segitiga berdasarkan sisi dan
sudutnya.
2 Membuat sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada sistem koordinat cartesius.
3 Menggunakan teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi – sisi segitiga siku – siku.
4 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut, dan bola.
5 Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, dan lingkaran.
6 Menentukan jumlah n suku pertama deret aritmatika dan deret geometri.
Kompetensi dasar tersebut terdapat pada soal ujian nasional tahun 2007 baik tipe A maupun tipe B.
b. Perbedaan proporsi kompetensi dasar. Selain perbedaan muatan kompetensi dasar yang telah dibahas
di atas, kompetensi dasar yang mempunyai muatan yang sama pada soal ujian nasional 2007 dan 2008 juga masih mempunyai perbedaan
dalam hal proporsi yang terdapat dalam soal ujian nasional tersebut. Perbedaan tersebut di antaranya :
1 Untuk kompetensi dasar : a Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.
b Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmetika sosial.
c Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakan dalam pemecahan masalah.
d Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus. e Mengidentifikasi sifat
– sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian
– bagiannya. Di dalam soal ujian nasional tahun 2007 hanya terdapat 1
soal untuk masing – masing kompetensi dasar di atas, sedangkan
pada soal ujian nasional tahun 2008 terdapat 2 soal untuk masing –
masing kompetensi dasar tersebut. 2 Untuk kompetensi dasar menentukan rata
– rata, median, dan modus data tunggal serta penafsirannya, pada soal ujian nasional
tahun 2007 hanya terdapat 1 soal untuk kompetensi dasar tersebut, sedangkan untuk soal ujian nasional tahun 2008 memuat 3 soal
untuk kompetensi dasar tersebut. 3 Untuk kompetensi dasar melakukan operasi aljabar, pada soal ujian
nasional tahun 2007 terdapat 2 soal yang memuat kompetensi dasar tersebut, sedangkan untuk soal ujian nasioanal tahun 2008 hanya
memuat 1 soal saja untuk kompetensi dasar tersebut.
B. Tuntutan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Pertama Dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan yang dimaksud di sini terdiri dari kurikulum yang terdapat pada
perencanaan dan kurikulum pada pelaksanaannya. Jadi pembahasan mengenai tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan dapat dibagi sebagai berikut :
1. Kurikulum Dalam Perencanaan Berdasarkan kurikulum yang direncanakan, dapat terlihat jelas
seperti pada tabel 4.6.1, tabel 4.6.2, dan tabel 4.6.3 mengenai analisis data tentang tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat
dari silabus kelas VII, VIII, dan IX, pada Bab IV bagian analisis data penelitian, bahwa tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama
terdiri dari beberapa materi pokok yang masing – masing memiliki
beberapa indikator yang harus dikuasai oleh siswa. Materi - materi pokok dan indikator - indikator tersebut dikembangkan oleh guru dengan
mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut secara lengkap terletak pada lampiran 3.1. Di dalam silabus, yang terdapat pada lampiran 3.2,
dapat dilihat bahwa evaluasi yang terdapat dalam perencanaan sudah mencakup semua tuntutan kompetensi lulusan yang diharapkan. Ini
artinya, bahwa evaluasi tersebut dapat mewakili setiap indikator yang diharapkan mampu dikuasai oleh siswa pada setiap jenjang di SMP
Pangudi Luhur Moyudan.
2. Kurikulum Dalam Pelaksanaan Pembahasan mengenai kurikulum pada pelaksanaan dibagi menjadi
dua bagian : a. Berdasarkan Penilaian Proses Yang Telah Dilaksanakan di SMP
Pangudi Luhur Moyudan. Penilaian proses yang dimaksud di sini adalah dokumen
berupa soal – soal ulangan mid semester dan soal – soal ulangan umum
yang telah dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan. Dalam hal ini peneliti menggunakan sampel penilaian proses yang dilakukan pada
tahun ajaran 2007 2008. Untuk kelas IX semester 2, sudah tidak mengikuti penilaian proses baik ulangan mid semester maupun
ulangan umum akhir semester, sehingga kajian mengenai penilaian proses dilakukan pada dokumen soal tes penjajagan atau pendalaman
materi. Tes penjajagan dipersiapkan untuk menghadapi ujian nasional, sehingga materi pembelajaran meliputi kelas VII, VIII, dan IX.
Jika dilihat dari soal – soal penilaian proses yang telah
dilakukan di SMP Pangudi Luhur Moyudan, maka kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dapat dikategorikan sebagai berikut :
1 Berdasarkan kategori kelas Kriteria tentang soal ulangan umum dan ulangan mid semester
dibagi berdasarkan kelas adalah sebagai berikut : a Untuk kelas VII semester 1, Ulangan mid semester terdiri dari
35 soal yang terdiri dari 30 soal berbentuk pilihan ganda dan 5
soal berbentuk uraian. Sedangkan untuk ulangan umum juga terdiri dari 30 soal berbentuk pilihan ganda dan 5 soal
berbentuk uraian. b Untuk kelas VII semester 2, ulangan mid semester terdiri dari
30 soal berbentuk pilihan ganda. Sedangkan untuk ulangan umum, terdiri dari 30 soal berbentuk pilihan ganda.
c Untuk kelas VIII semester 1, ulangan mid semester terdiri dari dari 30 soal yaitu 20 soal berbentuk pilihan ganda dan 10 soal
berbentuk uraian. Sedangkan untuk ulangan umum terdiri 30 soal berbentuk pilihan ganda dan 5 soal berbentuk uraian.
d Untuk kelas VIII semester 2, ulangan mid semester terdiri dari 20 soal berbentuk isian. Sedangkan ulangan umum terdiri 30
soal berbentuk pilihan ganda. e Untuk kelas IX semester 1, ulangan mid semester terdiri dari
25 soal yaitu 20 soal berbentuk pilihan ganda dan 5 soal berbentuk uraian. Sedangkan untuk ulangan umum terdiri dari
30 soal berbentuk pilihan ganda dan 5 soal berbentuk uraian. f Untuk kelas IX semester 2, tes penjajagan terdiri dari 40 soal
berbentuk pilihan ganda. 2 Berdasarkan Kategori Materi Pokok
Soal – soal penilaian proses yang telah dilakukan di SMP
Pangudi Luhur Moyudan meliputi materi pokok yang terdapat pada kelas VII, VIII, dan IX. Untuk jenis dan proporsi materi pokok,
secara lengkap disajikan pada tabel 4.9 mengenai rekapitulasi
tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur
Moyudan pada penilaian proses berdasarkan kategori materi pokok, pada Bab IV bagian analisis data penelitian.
Untuk jenis penilaian ulangan umum, terdapat materi pokok yang kurang sesuai dari perencanaan. Tetapi ketidaksesuaian
tersebut hanya pada urutan penyampaian materi, seperti pada
materi pokok kelas IX, bilangan berpangkat dan bentuk akar seharusnya terdapat pada kelas IX semester 2 tetapi masuk pada
ulangan umum kelas IX semester 1. Hal itu sangat mungkin terjadi, karena untuk kelas IX semester 2 akan difokuskan untuk ujian
nasional, sehingga kemungkinan ada materi kelas IX semester 2 yang disampaikan oleh guru di semester 1. Untuk materi ulangan
umum semester 2 pada setiap jenjang, juga memuat materi pokok lain yaitu materi pokok yang terdapat pada semester 1. Jadi pada
soal ulangan umum semester 2 masih menyinggung materi pokok pada semester 1. hal ini dapat terlihat pada soal ulangan umum
kelas VII semester 2 yang masih memuat materi pokok semester 1, yaitu : bilangan pecahan 1 soal, perbandingan 3 soal , bentuk
aljabar 1 2 soal, persamaan linear satu variabel 1 soal , pertidaksamaan linear satu variabel 1 soal dan aritmatika
2 soal . Sehingga jika ditotal terdapat 10 soal atau sekitar 33,3
yang memuat materi pokok kelas VII semester 1 yang masih ikut diujikan pada semester 2. Demikian juga pada soal ulangan umum
kelas VIII semester 2, juga masih memuat materi pokok semester 1, di antaranya : bentuk aljabar 1 soal , relasi dan fungsi 4 soal ,
garis lurus 1 soal , sistem persamaan linear dua variabel 3 soal, dan teorema pythagoras 1 soal . Sehingga jika ditotal terdapat 10
soal atau sekitar 33,3 soal yang mengandung materi pokok kelas VIII semester 1 yang masih diujikan pada semester 2.
Demikian juga untuk jenis penilaian ulangan mid semester, untuk materi pokok : kubus, balok, prisma, dan limas yang
seharusnya diberikan di kelas VIII semester 2 menjadi bahan mid semester kelas IX semester 1. Hal tersebut dimungkinkan juga
terjadi karena materi pokok tersebut menjadi materi prasyarat pada pokok bahasan tertentu di kelas IX semester 1 atau dapat juga
karena materi pokok tersebut dianggap penting dan sering muncul pada ujian nasional, sehingga ditekankan kembali oleh guru. Hal
lain juga terlihat pada soal ulangan mid semester kelas VII semester 2 yang memuat 4 soal atau sekitar 13,3 yang
mengandung materi semester 1, diantaranya : bilangan bulat 1 soal dan aritmatika 3 soal .
Demikian juga pada soal ulangan mid semester kelas VIII semester 2 yang memuat 16 soal
atau sekitar 80 materi semester 1, diantaranya : bentuk aljabar 9 soal , relasi dan fungsi 2 soal , garis lurus 3 soal , sistem
persamaan linear satu variabel 1 soal , dan teorema pythagoras 1 soal .
3 Berdasarkan Kategori Kompetensi Dasar Jenis dan proporsi kompetensi dasar yang termuat pada
soal - soal penilaian proses, secara lengkap disajikan pada tabel 4.10 mengenai rekapitulasi tuntutan kompetensi lulusan Sekolah
Menengah Pertama dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan pada penilaian proses
berdasarkan kategori kompetensi dasar, pada Bab IV bagian analisis data penelitian. Berdasarkan analisis data penelitian
tersebut, maka pembahasan berdasarkan kategori kompetensi dasar dalam hal ini disajikan sebagai berikut :
a Untuk jenis soal ulangan umum, secara garis besar sudah memuat semua kompetensi dasar yang telah ditentukan oleh
pemerintah dan juga digunakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan pada setiap tingkat untuk tahun ajaran 2007 2008
dengan proporsi yang berbeda – beda pada setiap kompetensi
dasar. Proporsi tertinggi pada kompetensi dasar menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut, dan bola yang
memuat 8 soal pada soal ulangan umum kelas IX semester 1. Tetapi hampir semua kompetensi dasar pada kelas IX semester
2, belum tersentuh pada soal penilaian proses, karena tes penjajagan yang digunakan merupakan akumulasi kompetensi
dasar kelas VII, VIII, dan IX. Terdapat sedikit ketidaksesuaian, mengenai letak kompetensi dasar, yaitu pada soal ulangan
umum kelas IX memuat kompetensi dasar lain diluar yang ada di kelas IX semester 1 yang terdiri dari 5 soal. Kompetensi
dasar tersebut adalah mengidentifikasi sifat – sifat bilangan
berpangkat dan bentuk akar yang seharusnya berada pada kelas IX semester 2. Demikian juga pada soal ulangan umum kelas
VII semester 2 dan kelas VIII semester 2. Pada soal ulangan umum kelas VII semester 2 memuat 10 soal atau sekitar 33,3
soal yang mengandung kompetensi dasar semeste1, sedangkan pada soal ulangan umum kelas VIII semester 2 juga memuat 10
soal atau sekitar 33,3 soal yang mengandung kompetensi dasar semester 1.
b Untuk jenis soal ulangan mid semester, memuat sebagian kompetensi dasar yang telah ditentukan oleh pemerintah dan
juga digunakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan pada setiap tingkat tahun ajaran 2007 2008. Bagian tersebut berbeda
– beda pada setiap tingkat, seperti halnya pada kelas VII semester
1 memuat 6 kompetensi dasar dari 10 kompetensi dasar yang telah direncanakan, sedangkan untuk semester 2 memuat 9
kompetensi dasar dari 13 kompetensi dasar yang direncanakan. Pada kelas VIII semester 1 hanya memuat 2 kompetensi dasar
dari 11 kompetensi dasar yang direncanakan, sedangkan pada
semester 2, juga hanya memuat 2 kompetensi dasar dari 8 kompetensi dasar yang direncanakan . Untuk kelas IX memuat
3 kompetensi dasar dari 10 kompetensi dasar yang telah direncanakan, sedangkan pada semester 2, tidak memuat
kompetensi dasar yang direncanakan. Pada kelas IX semester 1, selain memuat 3 kompetensi dasar tersebut, masih terdapat 1
kompetensi dasar lain di luar kelas IX semester 1, bahkan memuat 18 soal. Kompetensi dasar tersebut adalah memahami
sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian –
bagiannya serta menentukan ukurannya, yang seharusnya berada di kelas VIII semester 2. Juga pada soal ulangan mid
semester kelas VII semester 2, memuat 4 soal atau sekitar 13,3 soal yang mengandung materi semester 1 dan pada soal
ulangan mid semester kelas VIII semester 2, memuat 18 soal atau sekitar 72 soal yang mengandung kompetensi dasar
pada semester 1. Berdasarkan kategori kompetensi dasar, maka soal
– soal penilaian proses yang terjadi di SMP Pangudi Luhur Moyudan
sudah memuat semua kompetensi dasar yang direncanakan, kecuali pada kelas IX semester 2, karena sudah tidak melaksanakan
penilaian proses baik ulangan mid semester maupun ulangan umum akhir semester.
b. Berdasarkan Kegiatan Pembelajaran Yang Telah Dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan
Pembahasan mengenai
proses pembelajaran
yang telah
dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan dibagi sebagai berikut : 1 Proses Pembelajaran di Kelas VII A
Pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas VII A dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan yaitu pada kompetensi
dasar yang seharusnya melakukan operasi hitung pada bilangan bulat dan pecahan, tetapi dipersempit menjadi melakukan operasi
hitung pada bilangan bulat saja. Rangkuman mengenai hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas VII A disajikan
pada tabel 4.7.1, pada Bab IV bagian analisis data penelitian. Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran tersebut,
menunjukkan beberapa hal yang kurang sesuai dengan yang telah tertulis
pada rencana
pelaksanaan pembelajaran
RPP. Ketidaksesuaian tersebut meliputi
beberapa hal seperti metode pembelajaran, urutan penyampaian materi, dan yang paling terlihat
adalah mengenai waktu pembelajaran. Pada rencana pelaksanaan pembelajaran, digunakan metode pembelajaran diskusi murni, di
mana dalam proses pembelajaran terjadi diskusi antar kelompok. Tetapi dalam proses pembelajaran yang terjadi di kelas, diskusi
tersebut belum tampak. Memang, terjadi diskusi tetapi lebih ke diskusi antara guru dengan siswa atau proses tanya jawab. Pada
pertemuan pertama juga tidak tampak penggunaan alat peraga seperti yang tertulis pada RPP. Guru juga melakukan sedikit
perubahan pada urutan penyampaian materi. Hal ini terlihat pada pembahasan mengenai operasi perkalian dan pembagian bilangan
bulat yang direncanakan akan dilaksanakan pada pertemuan kedua, tetapi
digabung pada
pertemuan pertama
bersama dengan
pembahasan mengenai operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Pembahasan mengenai operasi pemangkatan dan
penarikan akar kuadrat pada bilangan bulat yang direncanakan pada pertemuan ketiga juga digabung dengan pembahasan
mengenai operasi pemangkatan dan penarikan akar kuadrat pada bilangan pecahan. Menurut guru, hal tersebut perlu dilakukan
dengan pertimbangan efektifitas pembelajaran, juga dengan
melihat situasi dan kondisi siswa. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan satu kompetensi dasar tertentu biasanya sangat
berbeda dengan yang telah direncanakan, bahkan bisa sampai dua kali lipat dengan yang telah direncanakan. Waktu terbanyak
digunakan oleh guru untuk latihan soal. Metode pembelajaran dengan memberikan banyak latihan terutama pada mata pelajaran
matematika, menurut guru cukup efektif daripada terlalu banyak menerangkan yang membuat siswa mudah bosan.
Walaupun terdapat beberapa hal yang kurang sesuai dengan yang tertulis di RPP, namun proses pembelajaran yang terjadi
sudah mengarah pada pencapaian indikator yang direncanakan. Soal
– soal latihan yang digunakan juga mengarah pada pencapaian indikator yang diharapkan.
2 Proses Pembelajaran di Kelas VIII B Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang terjadi di
kelas VIII B dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu pada kompetensi
dasar melakukan
operasi pada
bentuk aljabar.
Rangkuman mengenai
hasil pengamatan
terhadap proses
pembelajaran di kelas VIII B disajikan pada tabel 4.7.2, pada Bab IV bagian analisis data penelitian.
Proses pembelajaran yang telah direncanakan pada rencana pelaksanaan pembelajaran, sebagian besar sudah tampak
pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Baik urutan penyampaian materi dan metode pembelajaran yang digunakan,
juga tidak jauh berbeda dengan apa yang telah direncanakan pada RPP. Metode diskusi yang lebih tampak adalah diskusi antara guru
dengan siswa atau proses tanya jawab. Urutan penyampaian materi sudah sesuai dengan yang telah direncanakan, yaitu pada
pertemuan pertama membahas mengenai operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk aljabar. Sedangkan pertemuan kedua,
membahas mengenai
operasi perkalian,
pembagian, dan
pemangkatan pada bentuk aljabar. Terdapat sedikit ketidaksesuaian antara yang telah direncanakan dan yang terjadi pada proses
pembelajaran di kelas, yaitu mengenai waktu pembelajaran, yang juga
melebihi dari
apa yang
telah direncanakan.
Guru membutuhkan tambahan waktu untuk memperbanyak latihan soal.
Secara garis besar, proses pembelajaran yang terjadi sudah mengarah pada pencapaian indikator yang direncanakan.
Soal – soal latihan yang digunakan juga mengarah pada pencapaian
indikator yang diharapkan. 3 Proses Pembelajaran di Kelas IX B
Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang terjadi di kelas IX B dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu pada kompetensi
dasar mengidentifikasi bangun – bangun datar yang sebangun dan
kongruen. Rangkuman mengenai hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas IX B disajikan pada tabel 4.7.3, pada Bab IV
bagian analisis data penelitian. Proses pembelajaran yang direncanakan sudah tercermin
pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Sebagian besar proses pembelajaran yang terjadi di kelas sudah sesuai dengan
yang telah direncanakan di RPP. Metode pembelajaran dan urutan penyampaian materi yang terlihat pada saat pengamatan, sudah
sesuai seperti
yang tertulis
pada perencanaan.
Sedikit ketidaksesuaian
terlihat pada
waktu pembelajaran.
Guru memerlukan
tambahan waktu satu kali pertemuan untuk menambah latihan soal siswa.
Secara garis besar, proses pembelajaran yang terjadi sudah mengarah pada pencapaian indikator yang direncanakan.
Soal – soal latihan yang digunakan juga mengarah pada pencapaian
indikator yang diharapkan.
Rangkuman Proses Pembelajaran di SMP Pangudi Luhur Moyudan
Kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan pada dasarnya sudah sesuai dengan apa yang
telah direncanakan. Ketidaksesuaian dimungkinkan terjadi ketika di beberapa pertemuan di dalam kelas, proses pembelajaran kurang sesuai
dengan yang tertulis di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP . Namun, ketidaksesuaian tersebut hanya berhenti pada metode dan
urutan penyampaian materi saja. Sedangkan proses pembelajaran secara keseluruhan sudah mengarah pada pencapaian indikator yang
telah direncanakan, bahkan guru sering menambahkan indikator lain di luar indikator yang telah direncanakan. Ketidaksesuaian lain yang
terjadi adalah tentang alokasi waktu, guru membutuhkan waktu yang lebih dari yang direncanakan untuk menyelesaikan satu kompetensi
dasar tertentu.
Waktu tersebut
digunakan oleh
guru untuk
memperbanyak latihan soal – soal. Tetapi hal tersebut tidak menjadi
masalah yang cukup berarti, karena sudah diantisipasi dengan penambahan waktu jam pelajaran di luar jam pelajaran yang telah
direncanakan. Penambahan waktu tersebut biasanya dilakukan sebelum
jam pertama atau setelah jam terakhir. Semua tingkat kelas, dari kelas VII sampai kelas IX diberikan tambahan waktu jam pelajaran dengan
porsi yang berbeda – beda sesuai dengan kebutuhan masing – masing
tingkat kelas. Langkah tersebut ditempuh oleh guru mengingat kebanyakan siswa SMP Pangudi Luhur Moyudan tidak mengikuti les
tambahan di luar selain proses pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan.
C. Kesesuaian antara Soal – Soal Ujian Nasional dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan. Pembahasan mengenai kesesuaian antara soal
– soal ujian nasional dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan
disajikan dalam dua tahap sebagai berikut : 1. Kesesuaian antara Soal
– Soal Pada Ujian Nasional dengan Soal – Soal Pada Penilaian Proses Yang Telah Dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur
Moyudan Dari segi cakupan keluasan materi dan cakupan kedalaman
materi dengan membandingkan indikator yang terdapat pada soal – soal
ujian nasional dan juga pada soal – soal penilaian proses, maka didapatkan
68,7 kesesuaian, 29,6 ketidaksesuaian +, dan hanya 1,7 ketidaksesuaian -. Ketidaksesuaian + yang dimaksud di sini adalah jika
terdapat indikator yang ada pada soal - soal di penilaian proses dan tidak terdapat pada soal - soal ujian nasional, sedangkan ketidaksesuaian -
yang dimaksud di sini adalah jika terdapat indikator yang ada di soal –
soal ujian nasional tetapi tidak terdapat di soal - soal penilaian proses. Ketidaksesuaian - tersebut meliputi indikator mengurutkan pecahan dari
yang kecil ke yang besar dan sebaliknya, menemukan teorema phytagoras, dan mengelompokkan bangun ruang : kubus, balok, prisma tegak, dan
limas. Jadi dalam hal ini, hanya terdapat sekitar 1,7 dari keseluruhan indikator pada soal
– soal ujian nasional yang tidak pernah disinggung pada
indikator soal – soal penilaian proses. Dapat dikatakan bahwa
hampir seluruh indikator soal – soal ujian nasional sudah tercermin pada
indikator dalam soal – soal di penilaian proses, yaitu pada soal – soal
ulangan mid semester dan ulangan umum yang dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan.
2. Kesesuaian antara Soal – Soal Pada Ujian Nasional dengan Gabungan
antara Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dalam Perencanaan dan Proses Pembelajaran Yang Terjadi Di Kelas
Jika dilihat dari kurikulum yang direncanakan, maka kumpulan soal
– soal ujian nasional merupakan himpunan bagian dari kurikulum yang direncanakan. Ini artinya bahwa semua indikator dan kompetensi
dasar yang dituntut dalam ujian nasional sudah terdapat dalam kurikulum yang direncanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan. Fakta tentang
pengamatan terhadap proses pembelajaran yang menyebutkan pada dasarnya pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur
Moyudan mengarah pada pencapaian indikator yang telah direncanakan
bahkan lebih, setidaknya akan mendukung bahwa kemungkinan besar kurikulum yang direncanakan di SMP Pangudi Luhur akan dilaksanakan
sepenuhnya, terutama yang menyangkut cakupan keluasan dan kedalaman materi suatu pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
semua tuntutan pada ujian nasional sudah terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur dalam perencanaannya.
Untuk melihat kesesuaian antara soal
– soal ujian nasional dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur
Moyudan dapat digunakan indikator sebagai berikut : a. Materi Pokok Pembelajaran
Materi pokok yang terkandung dalam soal – soal ujian
nasional pada dasarnya sama dengan materi pokok yang ada pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur
Moyudan baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya, bahkan materi pokok yang terkandung pada soal
– soal ujian nasional dapat dikatakan hanya merupakan bagian dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan, karena masih ada materi pokok yang terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di
SMP Pangudi Luhur Moyudan yang tidak keluar dalam ujian nasional, sebaliknya semua materi pokok pada soal
– soal ujian nasional terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur
Moyudan. Jika dipandang dari materi pokok pembelajaran, maka ujian
nasional mata pelajaran matematika dua tahun terakhir bukan menjadi hal yang perlu dikwatirkan bagi SMP Pangudi Luhur Moyudan.
b. Kompetensi Dasar Seperti halnya materi pokok pembelajaran, kompetensi
dasar yang terkandung pada soal – soal ujian nasional dua tahun
terakhir juga
merupakan bagian
dari kompetensi
dasar yang
terkandung pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi
Luhur Moyudan
baik pada
perencanaan maupun
pelaksanaannya, karena semua kompetensi dasar pada kurikulum yang direncanakan sudah tercermin pada kurikulum yang dilaksanakan,
yaitu pada soal – soal penilaian proses yang terjadi di SMP Pangudi
Luhur Moyudan. Ini artinya semua kompetensi dasar yang terkandung pada soal
– soal ujian nasional terdapat pada kompetensi dasar yang terkandung pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP
Pangudi Luhur Moyudan, namun tidak sebaliknya karena terdapat kompetensi dasar pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
tidak ada pada kompetensi dasar yang terkandung pada soal – soal
ujian nasional. Kompetensi dasar baik yang terkandung pada soal –
soal ujian nasional dan juga pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi luhur moyudan telah mencerminkan
tujuan pembelajaran matematika yaitu:
1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma matematika
dalam pemecahan masalah. 2 Menggunakan
penalaran pada
pola dan
sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh. 4 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5 Memiliki nilai menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah. c. Indikator
Sedikit berbeda halnya pada materi pokok dan kompetensi dasar, jika dilihat dari segi indikator, memang indikator yang terkandung pada
soal – soal ujian nasional dua tahun terakhir merupakan bagian dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada bagian perencanaan karena semua indikator yang terdapat pada soal
– soal ujian nasional juga terdapat pada indikator yang terkandung pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan bagian perencanaan dan terdapat indikator pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan bagian perencanaan yang tidak terdapat pada indikator soal
– soal ujian nasional. Tetapi jika dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bagian pelaksanaan, khususnya pada soal
– soal penilaian proses, maka indikator yang terdapat pada soal
– soal ujian nasional tidak sepenuhnya merupakan bagian dari indikator yang terdapat
pada soal – soal penilaian proses. Hal ini dikarenakan masih terdapat
indikator pada soal – soal ujian nasional yang tidak terdapat pada indikator
soal – soal penilaian proses, walaupun cukup kecil prosentasenya, hanya
sekitar 1,7 . Aspek - aspek dalam ruang lingkup mata pelajaran matematika SMP
yaitu : bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, statistika dan peluang sudah tercermin, baik pada materi pokok pembelajaran, kompetensi dasar, dan indikator
yang terdapat pada soal – soal ujian nasional maupun Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan bagian perencanaan dan pelaksanaannya. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian antara soal
– soal ujian nasional dengan penilaian proses yang dilakukan di SMP Pangudi Luhur Moyudan, maka
tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan terlalu lebih jika
dibandingkan dengan tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari soal
– soal ujian nasional dua tahun terakhir. Terdapat sekitar 53 indikator 29,6 yang dituntut pada soal
– soal penilaian proses, tetapi tidak dituntut pada soal
– soal ujian nasional dua tahun terakhir. Indikator – indikator tersebut meliputi disajikan sebagai berikut :
Tabel 5.1 Indikator yang dituntut pada soal
– soal penilaian proses, tetapi tidak dituntut pada soal
– soal ujian nasional dua tahun terakhir.
Materi pokok No
Indikator 1
Menentukan hasil perkalian bilangan bulat 2
Menyelesaikan operasi pembagian bilangan bulat 3
Menyelesaikan operasi pemangkatan bilangan bulat 4
Menentukan pecahan senilai 5
Mengubah bentuk pecahan dari satu ke bentuk lain 6
Menentukan bentuk baku bilangan besar dan bilangan kecil. Bilangan bulat dan
Pecahan
7 Menemukan sifat
– sifat operasi tambah, kurang, kali, bagi, pada bilangan bulat
Bentuk aljabar 8
Menjelaskan pengertian variabel, konstanta, faktor, suku, dan suku sejenis
Persamaan dan
pertidaksamaan linear satu varibel
9 Mengenali persamaan linear satu variabel dalam berbagai bentuk dan
variabel. 10
Menentukan penyelesaian persamaan linear satu variabel 11
Mengenali pertidaksamaan linear satu variabel dalam berbagai bentuk dan variabel
12 Membuat persamaan linear dengan satu variabel dari permasalahan
sehari – hari
13 Membuat
pertidaksamaan linear
dengan satu
variabel dari
permasalahan sehari – hari
14 Menyelesaikan model matematika suatu masalah yang berkaitan
dengan pertidaksamaan linear satu variabel. 15
Menjelaskan hubungan antara harga beli, harga jual, untung, rugi, dan impas
Aritmatika sosial 16
Menghitung salah satu antara netto, bruto, tara, jika dua di antaranya diketahui
17 Menyederhanakan perbandingan
18 Menyederhanakan perbandingan yang menggunakan satuan
Perbandingan 19
Menjelaskan pengertian skala 20
Menyebutkan anggota dan bukan anggota suatu himpunan 21
Menjelaskan pengertian irisan dan gabungan dua himpunan Himpunan
22 Menyajikan gabungan atau irisan dua himpunan dengan diagram venn
Garis dan sudut 23
Menjelaskan kedudukan dua garis sejajar,berimpit, berpotongan, bersilangan melalui benda konkret
24 Menyebutkan syarat perlu dan cukup untuk membentuk segitiga
Segitiga 25
Melukis garis – garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu
26 Menentukan koefisien, variabel, konstanta, suku
– suku sejenis pada bentuk aljabar
Bentuk aljabar 27
Menyelesaikan operasi tambah pada bentuk aljabar 28
Menjelaskan dengan kata – kata dan menyatakan masalah sehari – hari
yang berkaitan dengan relasi dan fungsi 29
Menyatakan relasi dengan himpunan pasangan berurutan 30
Manyatakan suatu fungsi dengan notasi Relasi dan fungsi
31 Menggambar grafik fungsi pada koordinat cartesius
Garis lurus 32
Menggambar grafik garis lurus
Materi pokok No
Indikator 33
Mengenali sistem persamaan linear dua variabel dalam berbagai bentuk dan variabel
Sistem persamaan linear dua variabel
34 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya dengan grafik 35
Menghitung panjang sisi segitiga siku –siku jika dua sisi lain diketahui
36 Menghitung perbandingan sisi
– sisi segitiga siku – siku istimewa salah satu sudutnya 30
, 45 ,60
Teorema pythagoras
37 Menghitung panjang diagonal pada bangun datar, misalnya persegi
panjang, belah ketupat, dan lainnya 38
Menyebutkan unsur – unsur dan bagian – bagian lingkaran : pusat
lingkaran, jari – jari, diameter, busur, talibusur, juring, dan tembereng
39 Menghitung keliling dan luas lingkaran
40 Menentukan besar sudut keliling jika menghadap busur yang sama
41 Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam
pemecahan masalah Lingkaran
42 Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga
Kubus, balok, prisma, limas
43 Membuat jaring
– jaring : kubus, balok, prisma tegak, dan limas 44
Mendiskripsikan dua bangun datar yang sebangun atau tidak sebangun 45
Mendiskripsikan dua bangun datar yang kongruen atau tidak kongruen 46
Membedakan pengertian sebangun dengan kongruen dua segitiga Kesebangunan
47 Menyebutkan sifat
– sifat dua segitiga sebangun atau kongruen 48
Menyebutkan unsur – unsur jari – jari, diameter, tinggi, sisi, alas dari
tabung, kerucut, dan bola Tabung,
kerucut, bola
49 Menghitung unsur
– unsur tabung, kerucut, dan bola jika volume diketahui
50 Mengumpulkan data dengan mencacah, mengukur, dan mencatat data
dengan turus tally Statistika
51 Mengurutkan data tunggal, mengenal data terkecil, terbesar, dan
jangkauan data 52
Menentukan ruang sampel suatu percobaan dengan mendata titik sampelnya.
Peluang 53
Menghitung nilai peluang suatu kejadian
Secara eksplisit indikator – indikator di atas memang tidak dituntut pada
soal – soal ujian nasional dua tahun terakhir. Terdapat beberapa kemungkinan
yang melatarbelakangi hal tersebut. Penulis membagi kemungkinan tersebut menjadi dua yaitu :
1. Memang sengaja tidak dituntut pada soal – soal ujian nasional dua tahun
terakhir karena alasan tertentu, misalnya tuntutan ujian nasional mengganggap indikator di atas tidak terlalu penting.
2. Terdapat indikator lain yang secara implisit mencakup indikator – indikator di
atas, atau dengan kata lain terdapat beberapa soal pada soal – soal ujian
nasional yang secara implisit mencakup beberapa indikator dalam satu soal. Dari dua kemungkinan tersebut, maka indikator
– indikator yang secara eksplisit tidak dituntut pada soal
– soal ujian nasional tersebut, masih perlu dipetakan menjadi dua kemungkinan di atas. Pemetaan tersebut disajikan pada
tabel berikut : Tabel 5.2 Pemetaan Indikator yang dituntut pada soal
– soal penilaian proses, tetapi tidak dituntut pada soal
– soal ujian nasional dua tahun terakhir.
Secara implisit dituntut pada soal ujian nasional 2007A
2007B 2008A
Nomor Indikator
Tidak dituntut Nomor soal
Nomor soal Nomor soal
1 -
4, 5, 6, 9, 24, 25, 26 4, 5, 6, 9, 24, 25, 26
5, 7, 8, 18, 25, 29, 32, 33, 36
2 -
2, 4, 5, 6, 10 2, 4, 5, 10
5 3
- 22, 26
20 27
4 -
4 4
5 5
- 6, 29
6, 29 7, 8
6 Tidak dituntut
- -
- 7
- 8, 9
9, -
8 Tidak dituntut
- -
- 9
- 4
4 5
10 -
4 4
5 11
- 8
8 13
12 -
4 4
5 13
Tidak dituntut -
- -
14 Tidak dituntut
- -
- 15
- 6
6 7
16 Tidak dituntut
- -
- 17
- 4
4 5
18 -
4 4
5 19
Tidak dituntut -
- -
20 -
11,12 11,12
14.,15 21
- 11
11 15
22 -
11 11
15 23
- 16, 28
16, 28 21, 37
24 -
17, 22 17, 22
17, 22 25
Tidak dituntut -
- -
26 Tidak dituntut
- -
- 27
- 9
9 -
28 Tidak dituntut
- -
- 29
Tidak dituntut -
- -
30 -
- -
16
Secara implisit dituntut pada soal ujian nasional 2007A
2007B 2008A
Nomor Indikator
Tidak dituntut Nomor soal
Nomor soal Nomor soal
31 -
13 13
17 32
- -
- 20
33 -
15 15
18 34
- 15
15 18
35 -
20 20
27 36
- 20
20 27
37 -
- -
27 38
- 19
19 23
39 Tidak dituntut
- -
- 40
Tidak dituntut -
- -
41 Tidak dituntut
- -
- 42
Tidak dituntut -
- -
43 Tidak dituntut
- -
- 44
- 21, 22
21, 22 28, 29, 30
45 -
21, 22 21, 22
28, 29, 30 46
- 21, 22
21, 22 28, 29, 30
47 -
21, 22 21, 22
28, 29, 30 48
- 27
27 35, 36
49 Tidak dituntut
- -
- 50
Tidak dituntut -
- -
51 Tidak dituntut
- -
- 52
Tidak dituntut -
- -
53 Tidak dituntut
- -
-
Keterangan : tanda - berarti tidak ada atau tidak dituntut.
Dari tabel 5.2 di atas, dapat dilihat bahwa dari 53 indikator yang secara eksplisit tidak dituntut pada soal
– soal ujian nasional dua tahun terakhir, terdapat 33 indikator yang secara implisit tercakup dalam soal
– soal ujian nasional dua tahun terakhir dan terdapat 20 indikator yang sengaja tidak dituntut karena alasan
tertentu. Sehingga secara implisit dapat dikatakan bahwa terdapat 20 indikator sekitar 11, 2 yang terdapat pada soal
– soal penilaian proses tetapi tidak terdapat pada soal
– soal ujian nasional. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tuntutan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan, baik secara eksplisit maupun implisit masih melebihi tuntutan
kompetensi lulusan Sekolah Menengah Pertama dilihat dari soal – soal ujian
nasional dua tahun terakhir. Secara eksplisit, tuntutan yang terlalu lebih tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1. Sedangkan secara implisit dapat dilihat pada tabel 5.2,
yaitu pada kolom tidak dituntut.
D. Usaha – Usaha Yang Sudah Dilakukan Oleh Guru Matematika di SMP
Pangudi Luhur Moyudan Dalam Upaya Memenuhi Tuntutan Ujian Nasional. Untuk mengantisipasi kebijakan ujian nasional yang ditetapkan oleh
pemerintah, maka guru matematika di SMP Pangudi Luhur Moyudan melakukan usaha
– usaha sebagai berikut : 1. Mempelajari Tuntutan Ujian Nasional Selama Ini
Mempelajari tuntutan ujian nasional dilakukan dengan cara bekerjasama dan studi banding dengan himpunan guru
– guru BKS Badan Kerjasama Sekolah untuk melakukan pemetaan soal - soal ujian
nasional. Dari pemetaan ini akan diperoleh model – model soal ujian
nasional yang kurang lebih akan keluar pada ujian nasional di suatu tahun tertentu. Menurut guru matematika di SMP Pangudi Luhur Moyudan,
tingkat kesulitan soal – soal ujian nasional bagi siswa – siswa di SMP
Pangudi Luhur Moyudan dalam kategori biasa atau sedang – sedang saja,
bahkan lebih mudah jika dibandingkan dengan soal – soal pada penilaian
proses yang telah dilaksanakan. Beliau juga menambahkan, bahwa sepengetahuan Beliau semua materi yang keluar dalam soal
– soal ujian
nasional sudah pernah disampaikan dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan.
2. Memberikan Motivasi dan Menumbuhkan Kepercayaan Diri Siswa Karena semua materi yang keluar dalam soal ujian nasional selama
ini sudah pernah disampaikan oleh guru, maka menurut guru matematika di SMP Pangudi Luhur Moyudan faktor lain sebagai penentu keberhasilan
siswa dalam ujian nasional adalah mental dan psikologi siswa. Oleh karena itu, langkah yang ditempuh guru adalah dengan menumbuhkan
kepercayaan diri siswa. Kegiatan tersebut dilakukan dengan menambah jam terbang siswa dengan memperbanyak latihan simulasi ujian nasional
seperti sesungguhnya. Bahkan dalam kegiatan pembelajaran sehari – hari,
siwa sudah dikenalkan strategi penyelesaian soal sesuai standar ujian nasional.
3. Menambah Jam Pelajaran Strategi ini diterapkan hampir setiap tahun, dengan tambahan jam
pelajaran setiap tahun berbeda tergantung dengan kondisi siswa pada setiap tahunnya. Tambahan jam pelajaran ini tidak hanya untuk kelas IX,
tetapi juga untuk kelas VII dan kelas VIII. Selain untuk persiapan ujian nasional, kegiatan ini juga dilaksanakan untuk menambah kekurangan
alokasi waktu pada jam pelajaran yang telah direncanakan. Tambahan pelajaran tersebut biasanya dilaksanakan sebelum jam pertama atau setelah
jam terakhir.
4. Bekerjasama Dengan Wali Siswa Untuk mengantisipasi kebijakan ujian nasional, biasanya pihak
sekolah setiap tahunnya mengumpulkan wali siswa terutama kelas IX untuk diberikan pengarahan seputar ujian nasional. Dengan pengarahan
tersebut, diharapkan pihak wali siswa juga ikut mendukung dengan memotivasi anaknya untuk belajar di rumah dan juga mendukung setiap
kebijakan dari sekolah dalam rangka mengantisipasi kebijakan ujian nasional dari pemerintah.
BAB VI PENUTUP