Pembahasan Kajian Produk Akhir dan Pembahasan

Pertama , memberikan Tujuan Pembelajaran, Alat dan bahan yang dibutuhkan, dan Petenjuk kegiatan agar mempermudah siswa melaksanakan kegiatan belajar. Kedua , melengkapi materi ajar yang disesuaikan dengan RPPTH yang dibuat. Materi ajar berisi tambahan materi yang selaras dengan kegiatan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan belajar, serta soal latihan yang diuraikan berdasarkan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik. Ketiga , membuat pertanyaan refleksi sebagai kesimpulan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, kemudian mengevaluasi proses pembelajaran, selanjutnya siswa mengungkapkan perasaan mereka saat belajar secara sosial maupun spiritual. Keempat , menugasi siswa untuk bekerja sama dengan orangtua agar siswa mendapat perhatian dan bimbingan orangtua dalam belajar, sehingga dalam tugas di rumah orangtua ikut ambil bagian untuk mengerjakan bersama siswa. Sehubungan dengan penjelasan di atas, bahasa yang digunakan dalam penyusunan perangkat pembembelajaran juga sudah diperbaiki. Perbaikan tersebut terletak pada penulisan tanda baca dan tata tulis baku.

4.5.2 Pembahasan

Berdasarkan pembuatan perangkat pembelajaran yang telah dilakukan dan telah divalidasi oleh dua pakar Kurikulum 2013 serta dua guru SD kelas I pelaksana Kurikulum 2013, diperoleh hasil bahwa berangkat pembelajaran tersebut masuk dalam kategori “baik”dengan skor rerata akhir 4,20. Hasil tersebut akan peneliti paparkan pada tabel berikut. Tabel 6. Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum 2013 dan Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum 2013 No Validator Perangkat Pembelajaran Skor Kategori 1 Pakar Kurikulum 2013 A 3,77 Baik 2 Pakar Kurikulum 2013 B 4,51 Sangat Baik 3 Guru SD Kelas I A 4,02 Baik 4 Guru SD Kelas I B 4,53 Sangat Baik Jumlah 16,83 Rerata Jumlah:jumlah validator 4,2075 Kategori Baik Hasil validasi tersebut merupakan penilaian validator terhadap 11 sebelas aspek pengembangan perangkat pembelajaran, yaitu 1 identitas RPPTH, 2 Perumusan Indikator, 3 perumusan tujuan pembelajaran, 4 pemilihan materi ajar, 5 pemilihan sumber belajar, 6 pemilihan media belajar, 7 metode pembelajaran, 8 skenario pembelajaran, 9 penilaian, 10 Lembar Kerja Siswa LKS, dan 11 bahasa. Pada validasi produk, penilaian dari Pakar Kurikulum 2013 A memperoleh hasil 3,77 dengan kategori “baik”. Pakar Kurikulum 2013 B memperoleh hasil 4,51 dengan kategori “ sangat baik”. Guru SD Kelas I A memperoleh hasil 4,02 dengan kategori “baik”. Guru SD Kelas I B memperoleh hasil 4,53 dengan kategori “ sangat baik”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat di simpulkan bahwa produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan mengacu Kurikulum 2013 subtema “Aku Istimewa” mendapat predikat “baik”. Menurut Daryanto 2014: 87 RPPTH pada dasarnya merupakan bentuk suatu bentuk prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar KD yang telah ditetapkan dalam Standar Isi Standar kurikulum. Prosedur tersebut tentunya memiliki komponen-komponen yang menyusun RPPTH sehingga layak untuk digunakan. Hal tersebut ditunjukkan dengan terpenuhinya beberapa komponen penyusun RPPTH yang akan dijelaskan sebagai berikut. Komponen yang pertama, RPPTH sudah memenuhi kelengkapan unsur identitas seperti mencantumkan satuan pendidikan, kelas, semester, tema, subtema, muatan pelajaran, pembelajaran ke-, dan alokasi waktu. Berikut isian pada dentitas RPPTH yang dikembangkan: satuan pendidikan yaitu SDMI, kelas 1, semester I, tema diriku, subtema aku istimewa, mata pelajaran terkait berisi 2-4 mata pelajaran pokok SD untuk tiap pembelajaran, alokasi waktu 6x35 menit. Misalnya kelengkapan unsur RPPTH pada pembelajaran 1 yaitu satuan pendidikan yaitu SDMI, kelas 1, semester I, tema diriku, subtema aku istimewa, mata pelajaran terkait yaitu Bahasa Indonesia, SBdP, dan PKn. Sedangkan alokasi waktunya 6x35 menit. Hal ini nampak pada lampiran produk perangkat pembelajaran halaman 7-8. Komponen ke-dua adalah rumusan indikator. Rumusan indikator pada RPPTH ini disesuaikan dengan Standar Kompetensi Lulusan SKL, Kompetensi Inti KI, dan Kompetensi Dasar KD. SKL yang digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi yang memuat pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikembangkan menjadi KI. KI terdiri dari kompetensi untuk sikap spiritual, KI-1, sikap sosial KI-2, pengetahuan, KI-3, dan keterampilan KI-4. Selanjutnya, dirumuskan KD untuk mencapai KI kemendikbud, 2013. Rumusan indikator pada RPPTH yang dikembangkan pada penelitian ini menggunakan kata kerja operasional yang sesuai dengan kompetensi yang diukur dan juga sesuai dengan aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini terlihat pada produk halaman 7-8. Rumusan indikator juga harus menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi sesuai dengan teori berpikir kognitif Taksonomi Bloom. Misalnya pada pembelajaran 1 dengan SKL domain pengetahuan, dikembangkan menjadi KI-3 yaitu memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. Selanjutnya, dirumuskan KD untuk muatan pelajaran Seni Budaya dan Prakarya yaitu KD 3.1 mengenal cara dan hasil gambar ekspresi., wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu. Lalu, dirumuskan indikator 3.1.1 Menganalisis gambar sebagai salah satu karya seni. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa kata kerja operasional “menganalisis” menunjukkan rumusan indikator sudah memenuhi kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu pada tingkat menganalisis C4. Hal ini juga berlaku pada rumusan indikator yang lainnya di tiap pembelajaran. Penjelasan ini nampak pada lampiran produk perangkat pembelajaran halaman 7-8. Komponen ke-tiga adalah tujuan pembelajaran. Majid 2012: 127 menjelaskan bahwa perumusan tujuan pembelajaran pada RPPTH yang dikembangkan haruslah mengandung unsur ABCD Audience, Behaviour, Condition, Degree . Sesuai dengan penjelasan tersebut, tujuan pembelajaran pada RPPTH ini dikembangkan dari indikator dengan melengkapi komponen audience dan degree karena rumusan indikator merupakan paduan komponen behaviour dan condition. Pada tujuan pembelajaran ini, kata kerja yang digunakan haruslah dapat diamati dan diukur. Misalnya pada contoh KD dan indikator yang digunakan pada contoh komponen sebelumnya, lalu dirumuskan tujuan pembelajaran 3.1.1.1 saat pembelajaran berlangsung, siswa mampu menganalisis gambar sebagai salah satu karya seni dengan arahan guru. Pada tujuan pembelajaran tersebut, audience pelaku yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu siswa, behaviour perilaku yang diamati sebagai hasil belajar yaitu menganalisis, adapun yang dianalisis merupakan gambar tentang dua anak dengan perbedaan ciri fisik yang sedang bercermin bersama, condition persyaratan yang perlu dipenuhi agar apa yang diharapk an tercapai yaitu “saat pembelajaran berlangsung”, dan degree tingkat pencapaian hasil belajar yaitu “semua perbedaan”, adapun yang akan dicapai adalah semua perbedaan ciri fisik. Kata kerja yang digunakan dalam RPPTH ini dapat diamati dan diukur, serta hanya mengandung satu jenis tingkah laku. Yang dapat diamati yaitu ketika siswa mengamati gambar perbedaan ciri fisik anak pada gambar, dan yang diukur adalah jumlah perbedaan yang siswa temukan, sedangkan satu jenis tingkah laku yaitu hanya perilaku untuk menemukan. Hal ini nampak pada lampiran produk perangkat pembelajaran halaman 9. Komponen ke-empat, materi pembelajaran yang merupakan materi yang digunakan untuk mencapai indikatortujuan pembelajaran yang sudah ditentukan Widyastono, 2014: 203. Misalnya pada contoh indikatortujuan pembelajaran yang sudah dikemukakan sebelumnya, materi pembelajaran yang sesuai yaitu materi menggambar karakteristik khas SBdP. Materi pembelajaran yang dipilih bersifat kontekstual dan sudah sesuai dengan karakter peserta didik, serta alokasi waktu. Hal ini nampak pada lampiran produk perangkat pembelajaran halaman 9- 13. Komponen ke-lima, pemilihan sumber belajar. Menurut Widyastono 2014: 206, sumber belajar adalah bahan berupa media cetak dan elektronik, naraumber, serta lingkungan. Pada RPPTH yang dikembangkan, sumber belajar yang digunakan berasal dari sumber yang relevan, yaitu buku dan internet. Misalnya pada RPPTH pembelajaran 1 yaitu buku siswa dan buku guru, sedangkan internet yaitu situs web yang didapat dari brwosing. Selain itu, sumber belajar disesuaikan dengan materi pembelajaran, pendekatan saintifik, dan karakteristik siswa yang ditulis dengan tata tulis baku. Tata tulis baku untuk sumber belajar yang berasal dari buku yaitu dengan mencantumkan nama pengarang, tahun, judul buku, kota penerbit, dan penerbit. Hal ini nampak pada lampiran produk perangkat pembelajaran halaman 13. Komponen ke-enam merupakan media belajar yang disesuaikan dengan beberapa hal yaitu indikatortujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan saintifik, dan karakteristik siswa. Misalnya pada contoh indikatortujuan sebelumnya, media belajar yang dipilih ini digunakan sebagai alat komunikasi bagi siswa dari cakupan sumber belajar yang sudah dipilih Ahmadi: 2014: 237. Hal ini nampak pada lampiran produk perangkat pembelajaran halaman 13. Komponen ke-tujuh metode pembelajaran disesuaikan dengan indikatortujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan saintifik. Misalnya pada contoh indikatortujuan pembelajaran dan materi pembelajaran sebelumnya, salah satu metode yang bisa dipakai yaitu tanya jawab. Kegiatan tanya jawab memungkinkan siswa mencapai indikatortujuan pembelajaran, yaitu menemukan informasi tentang perbedaan ciri fisik teman sekelasnya. Selain itu, kegiatan kegiatan tanya jawab merupakan penerapan pendekatan saintifik yaitu menanyabertanya. Hal ini nampak pada lampiran produk perangkat pembelajaran halaman 9-13. Komponen ke-delapan, skenario pembelajaran yang biasanya diwujudkan menjadi 3 tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup Majid, 2012: 128. Pada kegiatan pendahuluan terdapat kegiatan apersepsi, motivasi, dan orientasi. Misalnya pada RPPTH pembelajaran 1, kegiatan apersepsi yang dilakukan guru yaitu mengajukan pertanyaan pengantar untuk siswa , seperti “Adakah di antara kalian yang merasa memiliki ciri khas pada diri kalian? ”, lalu motivasi dilakukan dengan mengajak siswa bernyanyi lagu “Aku istimewa”. Sedangkan orientasi berupa tindak lanjut dari motivasi, yaitu mengajukan pertanyaan seputar lagu “Aku Istimewa”. Pada kegiatan inti disesuaikan dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengomunikasikan Kurniasih: 53-56. Misalnya pada RPPTH pembelajaran 1, kegiatan mengamati dilakukan dengan mengamati gambar siswa bercermin, menanya dengan meminta siswa mencari tahu buah kesukaan temannya, menalar dengan membandingkan tinggi badan, mencoba dengan meminta siswa mengerjakan soal pada LKS, dan mengomunikasikan dengan mempresentasikan jawabannya di depan kelas. Pada kegiatan penutup terdapat kegiatan menyimpulkan, posttest, refleksi, dan tindak lanjut. Misalnya, kegiatan menyimpulkan dalam RPPTH pembelajaran 1 dilakukan dengan merangkum materi atau hal apa saja yang sudah dipelajari oleh siswa selama 1 satu hari. Lalu posttest berupa soal evaluasi terhadap materi pembelajaran yang dipelajari dalam satu hari, sedangkan refleksi merupakan kegiatan siswa untuk menunjukkan perasaan atau pendapatnya terkait pembelajaran yang telah dilakukan. Terakhir, adalah tindak lanjut merupakan pekerjaan rumah yang dilakukan siswa dengan melibatkan orangtua dalam pelaksanaannya. Sehubungan dengan penjelasan di atas, kegiatan pembelajaran pada RPPTH sudah sesuai materi, metode, dan tujuan pembelajaran. Selain itu, RPPTH ini menggunakan pembelajaran tematik integratif yang memadukan beberapa muatan pelajaran pokok SD yaitu Bahasa Indonesia, PKn, Matematika, PJOK, dan SBdP dengan komposisi yang sesuai dan perpindahan muatan yang landai. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa Ahmadi: 2014: 90. Misalnya pada RPPTH pembelajaran 1 yang memadukan mata pelajaran Bahasa Indonesia, PKn, dan SBdP yang juga menyelipkan pendidikan karakter di dalam pembelajaran, yaitu melalui kegiatan doa yang digunakan untuk memulai dan menutup pembelajaran agar menanamkan sikap religius yang merupakan salah satu sikap dalam pendidikan karakter. Yang terakhir, alokasi waktu untuk skenario pembelajaran ini sudah diatur secara proporsional. Misalnya pada RPPTH pembelajaran 1, pada penggalan pertama alokasi waktu kegiatan pendahuluan selama 10 menit, kegiatan inti 90 menit, dan dengan penutup 5 menit. Sedangkan pada penggalan ke-dua, kegiatan pendahuluan selama 5 menit, kegiatan inti 90 menit, dan kegiatan penutup 10 menit. Hal ini nampak pada lampiran produk perangkat pembelajaran halaman 10- 13. Komponen ke-sembilan adalah penilaian yang dipakai dalam Kurikulum SD 2013 yang bersifat otentik, yaitu dengan menggunakan berbagai teknik penilaian Hendarni, 2006: 5. Teknik penilaian yang dipakai meliputi penilaian sikap spiritual dan sosial yang menggunakan observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal. Penilaian sikap pengetahuan menggunakan tes tulis, tes lisan, dan penugasan, dan penilaian sikap keterampilan menggunakan performance atau kinerja, produk, proyek, dan portofolio Kemendikbud, 2013. Misalnya dalam RPPTH pembelajaran 1, teknik penilaian untuk indikator 3.1.1 menganalisis gambar, menggunakan teknik tes yang disesuaikan dengan bentuk penilaiannya yaitu tes tulis dengan instrumen penilaian berupa gambar yang nampak sama namun berbeda dan kunci jawaban berupa gambar yang telah diedit untuk menunjukkan jawaban. Hal ini nampak pada lampiran produk perangkat pembelajaran halaman 17-24. Komponen ke-sepuluh adalah Lembar Kerja Siswa pada produk perangkat pembelajaran ini berpedoman pada kegiatan pembelajaran dalam RPPTH. Kelengkapan unsur-unsur LKS yang terdiri dari tujuan, petunjuk sederhana dan mudah dipahami siswa, kegiatan belajar yang runtut dengan pembahasan yang singkat dan sederhana namun mudah dipahami siswa agar mencapai indikatortujuan pembelajaran. Misalnya pada LKS pembelajaran 1, tujuan pembelajaran diambil dari komponen tujuan pembelajaran di RPPTH, sedangkan petunjuk kegiatan yang dipaparkan di antaranya untuk menyiapkan alat dan bahan, mengikuti setiap kegiatan belajar, dan mengerjakan tugas yang diberikan dengan sungguh-sungguh. Kegiatan belajar yang disajikan meggunakan pedoman pendekatan saintifik dengan tampilan yang menarik, serta terdapat beberapa pertanyaan untuk kegiatan refleksi. Pendekatan saintifik nampak pada LKS pembelajaran 1, karena kegiatan pada LKS disesuaikan dan diselaraskan dengan RPPTH terkait. Bahasa yang digunakan juga sudah disesuaikan dengan perkembangan siswa kelas 1, begitu pula dengan tampilan LKS juga sudah dibuat menarik. Penjelasan ini nampak pada lampiran produk perangkat pembelajaran halaman 25-35. Komponen ke-sebelas adalah bahasa. Bahasa yang digunakan pada produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan ini sudah baik sesuai dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, seperti pemilihan kata depan dan penggunaan tanda baca yang benar. 93

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. 5.1.1 Perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 dikembangkan dengan prosedur penelitian dan pengembangan dari hasil modifikasi antara model pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E. Kemp 2011 dan prosedur penelitian RD Borg dan Gall 1983. Pengembangan tersebut meliputi lima langkah pengembangan, yaitu 1 potensi dan masalah, 2 pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi ahli, dan 5 revisi Desain, hingga dihasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 tema Diriku subtema Aku Istimewa untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. 5.1.2 Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang telah melalui tahap- tahap pengembangan, antara lain validasi oleh dua pakar Kurikulum SD 2013, dua guru kelas I SD yang telah melaksanakan pembelajaran dengan Kurikulum SD 2013 diperoleh skor rerata produk 4,20. Skor tersebut menunjukan bahwa kualitas bahan ajar yang mengacu Kurikulum SD 2013 tema Diriku subtema Aku Istimewa untuk siswa kelas I SD memiliki kualitas “baik” ditinjau dari 1 Identitas RPPTH, 2 Perumusan Indikator, 3 Perumusan Tujuan Pembelajaran, 4 Pemilihan Materi Ajar, 5