Tirai Listrik Pulsed Dc Sebagai Penghadang Renang Ikan Skala Laboratorium.

TIRAI LISTRIK PULSED DC SEBAGAI PENGHADANG
RENANG IKAN SKALA LABORATORIUM

MOCHAMAD RUDYANSYAH ISMAIL

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA1
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis berjudul Tirai Listrik Pulsed DC
Sebagai Penghadang Renang Ikan Skala Laboratorium adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015

Mochamad Rudyansyah Ismail
NIM C451120101

________________________
1

Pelimpahan hak cipta atas karya tulis didasarkan pada perjanjian kerjasama terkait

RINGKASAN
MOCHAMAD RUDYANSYAH ISMAIL. Tirai Listrik PULSED DC
Sebagai Penghadang Renang Ikan Skala Laboratorium. Dibimbing oleh
DINIAH dan MULYONO S. BASKORO.
Tirai listrik dengan elektrode secara vertikal menggunakan pulsed
direct current (PDC) merupakan salah satu upaya pengembangan alat bantu
penangkapan ikan. Prinsip tirai listrik ini adalah menghadang renang ikan dan
menggiringnya masuk ke dalam alat penangkapan ikan. Penggunaan arus
listrik sebagai alat penghadang renang ikan dapat mereduksi penggunaan
bahan jarring ataupun bahan alami berupa kayu dan bambu. Selain itu
perbedaan sensitivitas ikan terhadap arus listrik yang dipengaruhi oleh
ukuran, jenis ikan, metabolism dan sex ikan dapat menyeleksi secara

langsung ikan target penangkapan, dengan cara mengatur besaran voltase.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola induksi tirai
listrik Pulsed DC di dalam air tawar dan air bersalinitas 35 ppt, menentukan
tegangan yang efektif dalam menghadang ikan (sebagai Barrier) dan
mengetahui respon ikan nila terhadap tirai listrik. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan khasanah ilmu baru dan jadi acuan dalam
mengembangkan teknologi tirai listrik pada perikanan tangkap.
Metode penelitian menggunakan pendekatan tingkah laku yang
muncul saat perlakuan (Behaviour Sampling) dan rancangan percobaan acak
lengkap untuk mengetahui nilai voltase yang efektif sebagai penghadang
renang ikan. Pencatatan nilai voltase menggunakan papan printed circuit
board (PCB) dari plastik untuk menentukan besaran nilai voltase dala air.
Perekaman tingkah laku ikan menggunakan metode continuous recording
pada sumber listrik PDC sebesar 6 volt, 18 volt, 30 volt dan 45 volt dalam
akuarium untuk pengujian penghadangan ikan nila berukuran benih dan
konsumsi.
Hasil penelitian menunjukkan sebaran listrik di dalam media air tawar
membentuk garis eksponensial yang menyebar dengan nilai voltase tertinggi
berada di sekitar elektrode, sedangkan sebaran listrik di media air bersalinitas
35 ppt cenderung lebih menyebar ke segala arah dengan konsentrasi nilai

voltase tertinggi berada di anoda dan melemah di daerah katoda. Salinitas air
mempengaruhi rugi voltase dalam perairan, semakin tinggi salinitas semakin
tinggi penurunan voltase dalam perairan. Respon ikan terhadap tirai listrik
diantaranya adalah pingsan, terhadang dan menerobos tirai listrik. Individu
benih ikan nila efektif terhadang tirai listrik 45 volt dan tidak efektif
menghadang individu ikan nila konsumsi. Tirai listrik 45 volt paling efektif
untuk menghadang benih ikan dan ikan nila konsumsi secara berkelompok.
Kata Kunci : Efektivitas, Nila, Renang Ikan, Tirai Listrik, Tingkah Laku Ikan

SUMMARY
MOCHAMAD RUDYANSYAH ISMAIL. Electric Curtain krom Pulsed DC
for Blocking Fish Swimming in Laboratory. Supervised by DINIAH and
MULYONO S. BASKORO.
Electric curtains with vertical electrodes using pulsed direct current is
of the efforts to develop fishing tools. The principle of the electric curtain are
blocking the swimming fish and guiding into the fishing gear. The electric
current can reduce netting material or nature materials for barrier to
swimming fish. Beside that, fish sensitivity to electrical current is influenced
by size, type, metabolism and sex of fish. So, electric curtains can select target
fish, by regulating the amount of voltage.

The purpose this study to describe a pattern of induction of electric
curtain with pulsed DC in freshwater and 35 ppt salinity, determining
effective in blocking voltage fish and study the response of tilapia to the
electric curtain. This study is expected to provide a reference to develop the
technology of electric curtains on fisheries.
The research methods using behavior sampling and a completely
randomized experimental design to determine the effective voltage for
barrier. Recording the voltage value of the printed circuit board (PCB) plastic
to determine the value of the voltage in the water. Recording fish behavior
using continuous recording for 6 volts, 18 volts, 30 volts and 45 volts for
testing deterrence tilapia seed size and consumption. Pulsed DC used in this
research.
The results showed the distribution of electricity in freshwater spreads
formed lines. The highest voltage value to be around the electrode. Electricity
distribution at 35 ppt salinity water media tend to be spread in all directions
with the highest concentration of the voltage value is in the anode. Salinity of
water affect the voltage loss in the water, the higher salinity higher voltage
drops in the water.The effectiveness of electric curtains to block individual
swimming juvenile-sized tilapia was 45 volt. The highest percentage to
blocking tilapia group contained on treatment electric curtains of 45 volt,

which was 75.8% in consumption-sized tilapia and 86.2% in juvenile-sized
tilapia.
Key Word : Behavior, Electric Curtain, Fish Swimming, Respons, Tilapia

© Hak Cipta Milik IPB 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan
pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik, atrau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tul;is ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

TIRAI LISTRIK PULSED DC SEBAGAI PENGHADANG
RENANG IKAN SKALA LABORATORIUM

MOCHAMAD RUDYANSYAH ISMAIL

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Teknologi Perikanan Laut

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

HERLIN HERLIANSAH

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Wazir Mawardi, M.Si

Judul Tesis

Nama Mahasiswa
NIM
Program Studi


: Tirai Listrik Pulsed DC Sebagai Penghadang
Renang
Ikan Skala Laboratorium
: Mochamad Rudyansyah Ismail
: C451120101
: Teknologi Perikanan Laut

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Diniah, MSi
Ketua

Prof Dr Ir Mulyono S Baskoro,
MSc
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi

Teknologi Perikanan Laut

Prof Dr Ir Mulyono S Baskoro,
MSc

Tanggal Ujian : 12 Juni 2015

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Pengesahan :

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Judul tesis ialah ”Tirai Listrik
Pulsed DC Sebagai Penghadang Renang Ikan Skala Laboratorium” yang
merupakan hasil dari penelitian pada Program Pascasarjana Program Studi
Teknologi Perikanan Laut, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Institut Pertanian Bogor.
Penyelesaian penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr Ir Diniah, Msi dan Prof
Dr Ir Mulyono S Baskoro, MSc selaku komisi pembimbing atas arahan dan
bimbingannya, dan juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
per satu.

Bogor, Juli 2015

Mochamad Rudyansyah Ismail
C451120101

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
i
DAFTAR GAMBAR
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR LAMPIRAN
ii

DAFTAR ISTILAH
x
1.PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan
3
Manfaat
3
Kerangka Pemikiran
3
2. METODOLOGI
5
Waktu dan Tempat
5
Peralatan dan Bahan
5

Metode Penelitian
5
Pengumpulan Data Penelitian
5
Persiapan Air pada Akuarium
5
Aklimatisasi Ikan Nila
6
Respons Ikan Terhadap Tirai Listrik Pulsed DC
7
Analisis Data
9
3.HASIL
11
Pola Induksi Tirai Pulsed DC di Dalam Air
11
Respon Ikan Terhadap Tirai listrik DC berpulsa
13
Respon Ikan Secara Individual
13
Respon Ikan Secara Berkelompok
15
4. PEMBAHASAN
16
Perbandingan arus listrik di air tawar dan air bersalinitas 35 ppt
2716
Voltage drop pada tirai listrik pulsed DC
18
Interasksi ikan terhadap tirai listrik
18
Pola keterhadangan ikan terhadap tirai listrik
19
Aplikasi tirai listrik pada alat penangkapan ikan
22
5. SIMPULAN DAN SARAN
22
SIMPULAN
22
SARAN
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Riwayat Hidup
38

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka pemikiran
4
2. Wadah (akuarium) penampungan ikan uji
7
3 Akuarium pengamatan ikan secara berkelompok
8
4. Papan PCB
9
5. Sebaran listrik di air tawar
11
6. Sebaran listrik pada air salinitas 35 ppt
13
7. Garfik jumlah beda buka-tutup operkulum setiap perlakuan;
15
8. Boxplot rata-rata persentase keterhadangan ikan
16
9. Kontur voltase listrik vertikal rata-rata di dalam air tawar dan air
bersalinitas 35 ppt
17
10. Persamaan polinomial pada sumber PDC 45 volt
17
11. Ilustrasi pemaparan listrik di akuarium
19
12. Pola perubahan arah renang ikan
21

DAFTAR TABEL
1. Peralatan penelitian
2 Analisis data
3. Jumlah ikan pada tingkah laku terhadap tirai listrik
4. Voltage drop di dalam air
5. Pola perubahan renang ikan saat terhadang tirai listrik
6. Persentase perubahan renang ikan berdasarkan empat pola
7. ANOVA single faktor pada pola perubahan renang ikan

Halaman
6
10
14
18
20
20
21

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang
25
2. Penyearah Gelombang Penuh :
26
3. Rangkaian Tirai Listrik Pulsed DC
27
4. Voltase yang Terukur di Akuarium
29
5. Berat, Panjang Total, dan luas permukaan Tubuh Ikan
31
6. ANOVA penurunan voltase di air tawar dan air bersalinitas 35 ppt
32
7. Analisis Uji Tanda
33
8. Gambar Ikan yang Mengalami Kejang Otot (Galvanotaksis)
35
9. ANOVA dan Uji Tukey Perlakuan Berkelompok
36

DAFTAR ISTILAH
Alternating current (AC) : salah satu jenis arus listrik yang mempunyai
besaran dan arah arusnya berubah-ubah secara bolak-balik,
membentuk gelombang sunusoda.
Anoda : elektrode dengan muatan listrik positif.
Cathable area : suatu wilayah di sekitar alat penangkapan ikan yang
terjangkau dan memungkinkan ikan tertangkap oleh alat tangkap
tersebut.
Direct current : arus listrik searah, dimana arah arus listrik yang mengalir
tidak berubah-ubah dengan waktu.
Electrical fishing : kegiatan penangkapan ikan dengan memanfaatkan listrik
sebagai alat penangkapa ikan.
Elektrode : bahan konduktor penghantar listrik yang dipasang di ujung
rangkaian listrik.
Fyke net : alat penangkapan ikan berupa perangkap seperti bubu dengan
penambahan sayap pada bagian mulut pintu masuk alat tersebut.
Gillnet lingkar : alat penangkapan ikan dengan cara menjerat ikan
menggunakan bahan jarintg, metode yang digunakan dalam
mengoperasikan gillnet lingkar dengan cara melingkari gerombolan
ikan dengan alat tangkap ini.
Katoda : electrode dengan muatan listrik negatif.
Leader net : pemasangan jarring dengan cara membentang yang berfungsi
sebagai penggiring ikan untuk memasuki alat penangkapan.
Learning behavior : proses melatih tingkah laku makhluk hidup, termasuk
ikan, agar menjadi kebiasaan yang diharapkan.
Linea lateralis : indera pada ikan yang berfungsi sebagai pendeteksi benda,
listrik dan suara.
Printed circuit board (PCB) : papan yang terbuat dari isolator atau plastic
yang mempunyai jalusr konduktor penghantar listrik.
Pulsed direct current (PDC) : jenis arus listrik yang mempunyai karakteristik
antara AC dan DC, dimana gelombang sinusioda yang dibentuk PDC
mengalir di bagian positif.
Voltage drop : penurunan nilai voltage atau tegangan dari sumber listrik
diakibatkan penghantar. Pada penelitian ini yang menjadikan
penurunan nilai voltase disebabkan daya hantar air yang kurang baik.

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penggunaan arus listrik sebagai alat penangkapan ikan (electrical fishing)
sudah lama dilakukan oleh nelayan. Electrical fishing pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1863 dan mulai dikembangkan tahun 1875 di Jerman (Sudirman dan
Mallawa 2004). Prinsip dasar electrical fishing adalah dengan cara memanfaatkan
respons dan tingkah laku ikan saat diberikan rangsangan berupa arus listrik
(Baskoro, 2005). Nikonorov (1971) dalam Baskoro (2005) mengungkapkan bahwa
ikan yang terkena arus listrik mengakibatkan ikan itu terbunuh, terbius ataupun
terkejut. Kunci dari penangkapan ikan menggunakan arus listrik terletak pada
pengaturan kuat arus, voltase dan jenis arus listrik yang digunakan, serta perairan
tempat penangkapan.
Pada perkembangannya, arus listrik digunakan sebagai alat bantu
penangkapan ikan dan konservasi lingkungan (Johnson et al. 2013). Salah satunya
adalah bottom trawl yang menggunakan arus listrik sebagai alat bantu penangkapan
ikan (Cowx dan lamarque 1990; Polet et al. 2005). Pada penelitian suharyanto
(2003) udang diberi kejutan arus listrik AC (Alternating current) agar melakukan
loncatan. Kejutan listrik pada alat trawl dipasang sebagai pengganti tickler chain,
sehingga trawl diharapkan tidak bersentuhan secara langsung dengan dasar
perairan. Penggunaan arus listrik sebagai alat bantu penangkapan ikan sangat
mungkin dikembangkan, karena semua jenis ikan air laut maupun ikan air tawar
memiliki sensitivitas terhadap arus listrik.
Tirai listrik dengan pemasangan elektrode secara horizontal di dasar sungai
digunakan sebagai rintangan ikan supaya tidak berenang ke arah hulu sungai
(Johnson et al. 2013; Burger et al. 2012; Clarkson 2004). Di beberapa negara, arus
listrik AC digunakan sebagai penghadang ikan supaya tidak masuk ke dalam
saluran air pemutar turbin pada PLTA (Burger et al. 2012). Verrill dan Berry (1995)
menginformasikan, bahwa pemasangan penghadang berupa tirai listrik dapat
mereduksi keberadaan ikan mas di danau Heron. Tujuan utama dari penghadangan
ikan oleh arus listrik di sungai adalah supaya renang ikan diarahkan ke tempat yang
telah dikehendaki.
Elektrode yang dipasang secara horizontal di sungai memiliki beberapa
kelemahan. Salah satu kelemahan elektrode listrik secara horizontal ini adalah
pelolosan ikan saat berenang di bagian permukaan air (Johnson et al. 2013).
Pemasangan elektrode secara vertikal menjadi solusi, karena daerah induksi arus
listrik di dalam perairan dapat di-setting mulai dari dasar hingga permukaan air.
Namun efektivitas pemasangan electrode secara vertical belum diketahui,
penelitian mengenai hal ini perlu dilakukan guna untuk mengembangkan alat tirai
listrik tersebut.
Ikan yang dihadang, digiring atau disesatkan arah renangnya ke alat tangkap
merupakan salah satu metode penangkapan ikan (Hideaki 1956 dalam Ayodhyoa
1981). Penerapan arus listrik sebagai alat penghadang renang ikan untuk perikanan
tangkap dapat dikategorikan sebagai alat bantu penangkapan ikan. Umumnya alat
penghadang renang ikan terbuat dari jaring yang disebut dengan leader net pada set
net atau terbuat dari bambu yang disebut dengan penaju pada sero. Subsitusi leader
net maupun penaju dengan menggunakan arus listrik dapat dilakukan, namun perlu

adanya penelitian dan uji coba terlebih dahulu sebelum diterapkan dalam aktivitas
penangkapan ikan.
Penggunaan arus listrik sebagai alat penghadang renang ikan dapat mereduksi
penggunaan bahan jaring ataupun bahan alami berupa kayu dan bambu. Selain itu
perbedaan sensitivitas ikan terhadap arus listrik yang dipengaruhi oleh ukuran, jenis
ikan, metabolisme dan sex ikan dapat menyeleksi secara langsung ikan target
penangkapan, dengan cara mengatur besaran voltase dan kuat arus (Vibert 1967
dalam Wati 2007). Hal ini menjadikan penghadang renang ikan menggunakan arus
listrik sebagai alat bantu penangkapan ikan yang ramah lingkungan.
Pemilihan jenis arus listrik dalam penghadang renang ikan pun harus efektif
dan aman terhadap ikan dan manusia. Pemaparan arus AC yang diberikan kepada
ikan secara terus menerus dapat berdampak negatif, seperti kerusakan pada tulang
punggung, terbakarnya daging dan kulit ikan, bahkan mengakibatkan kelumpuhan
pada ikan (Bearmounte et al. 2002). Arus listrik DC murni mengakibatkan ikan
menghadap ke arah katoda atau anoda. Hal ini disebut galvanotaksis, yaitu secara
tidak sadar ikan akan menghadap ke arah elektrode yang memiliki arus listrik DC
murni (Cowx dan lamarque 1990). Jenis arus listrik yang memiliki karakteristik
antara DC dan AC adalah arus Pulsed DC (PDC). Arus ini memiliki voltage drop
yang rendah dibandingkan dengan arus DC murni dan arus AC. DC berpulsa tidak
terlalu membahayakan ikan dan selektif untuk ikan tertentu saat frekuensi diatur
(Bearmounte et al. 2002; Dawson et al. 2006; Savino et al. 2001). Arus PDC
memiliki kelebihan, yaitu memiliki voltage drop atau kehilangan nilai voltase yang
lebih rendah dibandingkan dengan arus AC dan DC di dalam perairan (Johnson et
al. 2014). Penelitian tirai listrik dengan sumber arus PDC perlu dilakukan, guna
menjawab dari potensi pemanfaatan tirai listrik sebagian alat bantu penangkapan.
Perumusan Masalah
Penghadang renang ikan berupa leader net mengarahkan ikan yang sedang
bermigrasi masuk ke dalam perangkap akhir (Martasuganda 2008). Fungsi penaju
pada sero dan sayap pada fyke net pun mengarahkan ikan masuk ke dalam
perangkap akhir dengan cara menghadang renang ikan. Sensitivitas ikan terhadap
arus PDC dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu penangkapan ikan, yaitu
penghadang renang ikan.
Perbedaan konduktivitas air tawar dengan air bersalinitas (asin)
mempengaruhi daya hantar listrik. Hal ini akan menimbulkan rugi voltase yang
berbeda pada arus PDC saat beroperasi untuk menghadang renang ikan di perairan.
Penerapan arus PDC sebagai pengganti peran leader net, penaju ataupun
penggiring ikan memasuki perangkap diperlukan serangkaian penelitian. Penelitian
skala laboratorium ini diharapkan sebagai penelitian pendahuluan yang dapat
menjawab setiap masalah dasar dalam pengembangan PDC sebagai penghadang
renang ikan. Berikut adalah pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini :
1. Bagaimana pola induksi PDC pada media air tawar dan air bersalinitas 35 ppt?
2. Berapa kuat arus PDC yang mengakibatkan renang ikan terhadang oleh tirai
arus listrik tersebut?
3. Bagaimana respon ikan terhadap perlakuan tirai arus listrik PDC?
Tujuan
Penelitian ini bertujan untuk :

1. Menguraikan pola induksi tirai listrik DC berpulsa di dalam air tawar dan air
bersalinitas 35 ppt.
2. Menentukan nilai voltase yang efektif dalam menghadang ikan.
3. Mendeskripsikan respon ikan terhadap rangsangan arus listrik PDC.
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam merancang alat penghadang renang ikan
untuk alat bantu penangkapan ikan yang memanfaatkan arus listrik PDC
2. Menambah khasanah ilmu terkait respon ikan saat diberikan stimulus tirai listrik
arus PDC
Kerangka Pemikiran
Penggunaan alat bantu penangkapan ikan berpengaruh terhadap tingkat
keberhasilan operasi penangkapan ikan. Salah satu alat bantu penangkapan ikan
dioperasikan dengan cara menghadang renang ikan, yang kemudian ikan akan
diarahkan masuk ke dalam perangkap. Tirai listrik PDC diharapkan sebagai alat
penghadang yang efektif dalam perikanan tangkap.
Ikan nila merah (Niloticus tilapia) memiliki toleransi yang tinggi terhadap
lingkungan, menjadikan ikan ini dapat hidup di perairan payau maupun air asin atau
disebut euryhaline. Selain itu, bentuk ikan nila streamline dan memiliki gurat sisi
yang jelas. Ikan nila merah memiliki sensitivitas cukup tinggi terhadap arus listrik,
dengan ambang voltase yang rendah dibanding dengan ikan tawar lainnya (Pentury
1987). Hal ini yang menjadi alasan penggunaan ikan nila sebagai ikan uji dalam
penelitian ini, karena ikan nila diharapkan dapat mewakili ikan lainnya, termasuk
ikan air laut.
Menurut Cowx dan Lamerque (1990), ikan yang terpapar arus PDC pada taraf
81 mV/cm akan mengalami kondisi otot yang melemas dan sekitar 165 mV/cm
akan mengalami pingsan, sehingga penggunaan arus listrik di bawah 81 volt. Ikan
mulai menunjukan respon saat voltase diperairan sebesar 2,6 volt (Lines dan Kestin
2004). Pemilihan nilai voltase untuk tirai listrik mempengaruhi respon ikan nila,
sehingga penelitian ini dipilih nilai voltase arus PDC sebesar 6 volt, 18 volt, 30 volt
dan 45 volt.
Respons ikan nila terhadap tirai listrik PDC akan memberikan gambaran
terkait modifikasi tirai listrik. Baskoro (2005) menyebutkan bahwa respons umum
ikan terhadap listrik diantaranya adalh pingsan, mati dan menghindari sumber
listrik. Pengamatan respons ikan pada penelitian ini dibatasi saat ikan menerobos
tirai listrik ataupun menghindari tirai listrik dan saat ikan pingsan. Efektivitas
keterhadangan ikan nila terhadap tirai listrik akan dihitung, sehingga diketahui nilai
voltase yang dapat menghadang renang ikan pada skala laboratorium. Hasil
perhitungan efektivitas tirai listrik dijadikan sebagai acuan untuk aplikasi tirai
listrik skala lapangan.

Kerangka pemikiran ditampilkan pada Gambar 1.

Tirai DC Berpulsa Sebagai
Penghadang Renang Ikan

Tahap Mendeskripsikan
Pola Sebaran Listrik
Dalam Perairan

Ikan Nila

Tirai Pulsed DC

Respon Ikan

Efektivitas Tirai listrik

Menjauhi Tirai
listrik

Tahap
Perhitungan
Efektivitas
Tirai Listrik
dalam Menghadang
Renang Ikan

Menerobos Tirai
listrik

Pingsan

Tahap Pengamatan
Tingkah Laku
Terhadap Tirai
Listrik

Pengaturan Voltase PDC, disesuaikan
dengan Power supply : 6V,18V,30V,45V

Tirai PDC sebagai alat Bantu
penangkapan Ikan

Ket : Batas penelitian
Gambar 1. Kerangka pemikiran
Hipotesis
Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Perbedaan salinitas antara air tawar dan air asin (35 ppt) mempengaruhi sebaran arus
listrik di dalam air.
2. Tirai listrik arus PDC dapat digunakan sebagai alat penghadang renang ikan.

2. METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan di laboratorium Tingkah Laku Ikan Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor pada bulan Juni-Oktober 2014 dengan tiga tahap. Tahap
pertama aklimatisasi ikan uji dalam akuarium pemeliharaan, dilakukan selama dua
pekan. Tahap kedua menghitung voltage drop di dalam air, serta menggambarkan
pola induksi medan listrik di perairan. Tahap ketiga menguji tirai listrik PDC
sebagai alat penghadang renang ikan di akuarium percobaan.
Peralatan dan Bahan
Rincian peralatan yang digunakan tercantum dalam Tabel 1. Bahan-bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ikan Nila
Ukuran ikan nila dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu benih
ikan nila dan ukuran ikan nila konsumsi. Benih ikan nila dipilih sebagai
representasi dari ikan yang belum layak tangkap, sedangkan ikan ukuran
konsumsi sebagai representasi dari ikan yang layak tangkap. Ukuran panjang
total benih ikan nila yang dipergunakan berkisar antara 5-7 cm, sedangkan ikan
konsumsi antara 15-18 cm.
2. Air
Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air tawar dan air yang
bersalinitas sekitar 35 ppt. Air dengan kategori ini diharapkan dapat
mempresentasikan kondisi sebenarnya di perairan laut.
3. Pakan ikan
Pakan ikan dipergunakan sebagai perangsang untuk melatih ikan nila
supaya berenang dari satu sisi akuarium ke sisi lainnya.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Pengamatan dilakukan terhadap tingkah laku ikan dan efektivitas arus PDC sebagai
penghadang renang ikan.
Pengumpulan Data Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian persiapan dan bagian
uji coba tirai listrik PDC sebagai penghadang renang ikan. Perlakuan ikan terhadap
tirai dilakukan dengan dua pengujian, yaitu secara berkelompok dan secara
individual.

Persiapan Air pada Akuarium
Persiapan air meliputi penyediaan air tawar dan air bersalinitas 35 ppt. Air
tawar diperoleh dari sumber yang tersedia di laboratorium, yaitu dari kran saluran
air. Air bersalinitas 35 ppt diperoleh dari pencampuran air tawar dengan garam laut.
Penggunaan alumunium sebagai electrode dikarenakan almunium merupakan
penghantar terbaik kedua setelah besi. Alumunium tidak mengalami karat dan
bahan material yang mudah didapatkan.
Tabel 1. Peralatan penelitian
No
Alat
1
Akuarium
Ikan

Jumlah
4 buah

Kegunaan
Tempat
pengujian tingkah laku

Keterangan

2

Ukuran 200 x
50 x 60 cm
Converter
arus PDC

1 buah

ikan
terhadap
rangsangan arus listrik
Sumber arus

Pengaturan
arus Pulsed DC

3

Alumunium

1 set

Sebagai
elektrode

4

Kabel

1 set

Kabel
dengan isolator
plastik

5

Termometer
alkohol

Media
penghantar arus dari
sumber
arus
DC
berpulsa ke media air
Mengukur suhu
air

1 buah

Pengukuran arus
dan tegangan

1 buah

Menggambarkan
secara 2 dimensi
induksi arus PDC
dalam air

Multimetr
digital yang
memiliki
ketelitan 3 angka
dibelakang koma
Rangkaian
tersaji dalam
lampiran 1, 2
dan 3

1 buah

Perekaman
tingkah laku ikan

6

7

8

Multimeter

Rangkaian uji
arus, voltase dalam
air

Alat perekam

1 buah

9

PCB (Printed
Circuit Board)

1 buah

10

Refraktometer

1 buah

Diameter
0,5 cm

Kalibrasi 10oC – 100oC

Kamera
digital dengan
resolusi 24 Mega
Pixel
Alat
bantu
Terbuat
pengukuran
pola
dari plastik dan
sebaran arus dan
konektor kawat
voltase
Mengukur
Range : 0 –
salinitas perairan
100 ppt, resolusi
1 ppt

Aklimatisasi Ikan Nila
Ikan nila ditempatkan pada wadah yang berbeda menurut ukurannya. Ikan
nila diaklimatisasi selama dua minggu. Selama masa aklimatisasi, ikan diberi pakan
pada waktu pagi dan sore hari. Pemberian pakan dilakukan pada tempat yang sama
dengan jarak sekitar 1,5 meter dari tempat ikan berkumpul. Hal ini dilakukan untuk
membiasakan ikan menghampiri pakan dengan cara berenang. Proses ini disebut
dengan Learning Behavior, yaitu melatih ikan dengan stimulus pakan yang
diberikan dengan pola yang sama untuk durasi waktu tertentu (Warburton 2011).
Ilustrasi pemberian pakan kepada objek ikan tersaji pada Gambar 2.

ka
noda
a
noda

Ket : A = ruang berkumpul ikan
B = ruang persiapan ikan
C = ruang pengamatan
D = ruang ikan yang telah diberikan perlakuan
Jarak antara anoda (+) dan katoda (-) = 20 cm
Jarak antara electrode yang sama = 5 cm
Gambar 2. Wadah (akuarium) penampungan ikan uji
Akuarium pengamatan pada ikan secara individual dilengkapi dengan sekatsekat pembatas. Akuarium dibagi menjadi 4 ruang, yaitu ruang A, B, C dan D.
Ruang A dimaksudkan untuk tempat berkumpulnya seluruh ikan uji. Ruang B untuk
ruangan persiapan uji respon bagi ikan yang akan diujikan. Ruang C adalah ruang
pengamatan ikan uji, ruangan ini dilengkapi dengan tirai listrik. Ruang D adalah
ruang tambahan untuk tempat ikan yang telah diuji dan sebagai salah satu cara
untuk menstimulus ikan agar berenang ke arah tirai listrik.
Respons Ikan Terhadap Tirai Listrik Pulsed DC
Pengamatan terhadap tingkah laku individu ikan dilakukan saat ikan
merespon tirai listrik. Pengamatan terhadap respons ikan hanya dilakukan di media
air tawar. Prosedur penelitian adalah sebagai :
1. Menyiapkan tirai listrik 6 volt sebanyak 2 lapis dengan jarak antara satu dengan
yang lainnya sebesar 5 cm.
2. Menyiapkan seekor ikan uji di ruang B, memisahkannya dari kelompok ikan
yang belum diuji menggunakan papan penghalang.
3. Menghitung pergerakan operculum selama 1 menit.
4. Mengaktifkan tirai listrik saat pakan sudah dimasukkan ke dalam akuarium dan
ikan memasuki ruang C.
5. Pengujian dilakukan pada saat ikan memasuki waktu makan, yaitu pagi hari
selama 60 menit.
6. Pengamatan menggunakan CCTV mulai dilakukan saat ikan memasuki ruang
C sampai dengan ikan merespon tirai listrik.
7. Menghitung pergerakan operkulumselama 1 menit.
8. Ikan yang telah diuji dipisahkan dari ikan yang lainnya dan diistirahatkan
selama satu hari untuk perlakuan berikutnya.
9. Pengulangan dilakukan sebanyak 20 kali dengan ikan yang berbeda.

10. Perlakuan berikutnya dengan prosedur yang sama adalah pengujian
menggunakan nilai voltase 30 volt, 18 volt dan 45 volt. Sehari hanya dilakukan
satu jenis perlakuan. Pemelihan voltase bberdasarkan nilai voltase yang biasa
digunakan pada converter tersebut.
Perhitungan pergerakan operculum ikan nila dilakukan sebagai indikasi stress
ikan nila saat perlakuan. Perbedaan jumlah pergerakan operculum sebelum
perlakuan dan setelah perlakuan menggambarkan kondisi ikan terhadap tirai listrik
PDC.
Pengamatan berikutnya dilakukan terhadap ikan berkelompok. Tingkah laku
ikan diamati dari stimulus tirai listrik. Pengamatan dilakukan dengan menghitung
jumlah ikan yang terhadang oleh tirai listrik dan jumlah ikan yang tidak terhadang.
Pengamatan ikan dilakukan selama 10 menit, dengan pertimbangan bahwa jika
lebih dari 10 menit ikan akan kembali pasif dan berdiam pada satu sisi secara
berkelompok.
Pengamatan pada ikan secara berkelompok dilakukan di akuarium tanpa
sekat-sekat pembatas (Gambar 3). Ikan di akuarium dibebaskan untuk berenang dari
satu sisi ke sisi yang lainnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya untuk
mengurangi stres ikan, karena ikan biasanya akan berenang secara berkelompok.

Gambar 3 Akuarium pengamatan ikan secara berkelompok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Prosedur pengamatan terhadap kelompok ikan adalah sebagai berikut :
Mengondisikan 20 ekor ikan nila pada salah satu sisi di akuarium.
Mengaktifkan tirai listrik 6 volt dengan durasi 10 menit.
Mengamati tingkah laku ikan dengan CCTV.
Pengujian dilakukan pada saat jam makan pagi dan sore ikan.
Pengulangan dilakukan sebanyak 20 kali pada kelompok ikan nila yang sama.
Pengulangan dihentikan saat ikan memperlihatkan penurunan aktivitas renang.
Perlakuan berikutnya dengan prosedur yang sama adalah pengujian
menggunakan nilai voltase 30 volt, 18 volt dan 45 volt.
Spesifikasi tirai listrik tersaji dalam Lampiran 3.
Aspek Listrik

Pengumpulan data voltase tirai listrik PDC ini meliputi pola induksi voltase
di perairan. Data yang dikumpulkan untuk pola sebaran listrik menggunakan alat

bantu berupa papan PCB (printed circuit board) yang terbuat dari plastik dengan
jarak 5 cm setiap lubangnya (Gambar 4).
Pemasangan PCB dilakukan secara tegak dan melintang pada elektrodeelektrodenya, sehingga menghasilkan pola sebar 2 dimensi. Pengukuran setiap
terminal menggunakan multimeter yang dihubungkan pada salah satu elektrode.
Satu bagian penjepit multimeter dihubungkan pada salah satu elektrode, dan
penjepit yang satunya dihubungkan dengan terminal yang sudah disambung
menggunakan kawat tembaga. Pencatatan dilakukan untuk semua terminal. Hasil
dari pengukuran kemudian diolah dengan menggunakan bantuan software
SURFER DEMO 11.

Ket : A-F = notasi titik secara horizontal
1-6 = notasi titik secara vertical
Contoh : mengetahui arus di terminal point A1 PCB di dalam akuarium
akan
dihubungkan pada terminal point A1 di PCB luar akuarium,
dst.
Gambar 4. Papan PCB
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua macam analisis, yaitu
deskriptif komparatif dan statistika. Analisis data secara deskriptif komparatif
meliputi data sebaran pola induksi listrik dalam perairan, tingkah laku ikan saat
terkena paparan tirai listrik dan pola renang ikan saat terhadang tirai listrik. Uji
statistik rancangan acak lengkap (RAL) digunakan pada hasil pengujian tirai listrik
pada ikan secara berkelompok dan uji tanda pada pengujian tirai listrik pada ikan
secara individual. Analisis data yang digunakan pada setiap pengujian disajikan
dalam Tabel 2.
Tabel 2 Analisis data
No.
Materi Pengujian
Pola sebaran induksi listrik di dalam
1.
air

Analisis
Deskriptif
komparatif

2.

Penurunan voltase listrik

3.
4.

Efektivitas tirai pada individu ikan
Efktivitas tirai pada kelompok ikan

5.

Pola renang ikan yang terhadang

Deskriptif
komparatif dan
ANOVA
Uji tanda
ANOVA (RAL)
Deskriptif
Komparatif dan
ANOVA

Efektivitas Tirai listrik
Indikator tingkat efektivitas adalah dengan menghitung persentase jumlah
ikan nila yang terhadang tirai listrik DC berpulsa (ET). Perhitungannya adalah
sebagai berikut :
�� =



ℎ�





ℎ�














tirai listrik

Rancangan Acak Lengkap Satu Faktor (RAL)

Uji ANOVA (RAL) dilakukan pada data efektivitas tirai listrik dalam
menghadang ikan secara berkelompok. Menurut Sastrosupandi (2000) serta Mattjik
dan Sumertajaya (2000), perhitungan RAL single factor adalah sebagai berikut :
Yij = µ + ai + εij
dengan :
i = 1,2,3,.., 20
j = 1,2,3,4,5,6
Yij
= pengamatan perlakuan j pada ulangan i
µ
= perlakuan umum (nilai tengah)
ai
= pengaruh perlakuan ke-i
εij
= galat lainnya, dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Uji Tanda
Uji tanda dilakukan pada data efektivitas tirai listrik dalam menghadang
renang ikan secara individual. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2000),
perhitungan uji tanda adalah sebagai berikut :
P (X ≤ x) = Ʃ b (x ; n ; p)
dengan :
x = jumlah yang diujikan
n = jumlah sampel
P= derajat kepercayaan
b
= nilai tabel pada sampel
Taraf α = 5 % = 0,05; α/2 = 0,025
Hipotesis :
H0 : Banyaknya ikan yang terhadang sama dengan ikan yang tidak
terhadang
H1 : Banyaknya ikan yang terhadang tidak sama dengan ikan yang yang tidak
terhadang

Tolak H0 Jika P (X ≤ x) < 0,025
3. HASIL
Pola Induksi Tirai Pulsed DC di Dalam Air
Perambatan listrik di dalam air tawar membentuk garis-garis eksponensial
(Gambar 5). Ruang antara anoda dan katoda pada setiap sumber listrik
menghasilkan voltase yang berbeda. Nilai voltase semakin melemah saat
pengukuran dilakukan menjauhi kedua elektrode. Hal ini membuktikan bahwa
adanya voltage drop di dalam air.

Ket :

= electrode dilihat dari depan akuarium
(+) = anoda, (-) = katoda
(1) Sumber 6 volt, (2) Sumber 18 volt, (3) Sumber 30 volt dan (4) Sumber 45 volt

Gambar 5. Sebaran listrik di air tawar

Nilai voltase di jarak 10 cm dari kedua elektrode pada sumber PDC 6 volt
adalah ± 1,7 volt. Kisaran nilai voltase dengan radius 7,5 – 12,5 cm dari kedua
elektrode adalah 1,02 volt s/d 3,52 volt.

Induksi sumber PDC 18 volt pada kedua elektrode di dalam air memiliki ratarata nilai voltase sebesar 6,8 volt, dengan kisaran tegangan antara 1,61 volt s/d
10,44 volt. Nilai voltase di jarak 10 cm dari kedua elektrode adalah 4,5 volt.
Pada sumber PDC 30 volt kisaran voltase yang terukur sebesar 3,1 volt s/d
11,4 volt. Nilai tegangan di pertengahan sekitar 6,5 volt. Seharusnya ikan akan
menghindari atau terbius pingsan dalam perlakuan ini.
Sumber PDC 45 volt memiliki nilai tegangan di pertengahan sekitar 12 volt.
Kisaran voltase yang terukur dalam PCB adalah sekitar 2,41 volt s/d 18,8 volt.
Secara keseluruhan nilai voltase yang terukur dalam papan PCB tersaji pada
Lampiran 4.
Sebaran listrik pada air tawar pada masing-masing perlakuan memperlihatkan
nilai voltase yang tertinggi berada di sekitar elektrode. Voltase yang paling lemah
untuk setiap perlakuan berada pada jarak sekitar 10 cm dari kedua elektrode.
Penurunan voltase ini membuktikan air sebagai penghantar listrik yang kurang baik.
Muatan listrik yang dialirkan melalui elektrode akan disebarkan oleh partikelpartikel bebas pada air tawar tersebut.
Sebaran listrik pada media air dengan salinitas 35 ppt tidak membentuk pola
seperti sebaran listrik di media air tawar (gambar 6). Listrik menyebar tidak merata
ke seluruh perairan. Penurunan nilai voltase pada media ini pun sangat tinggi.
Voltage drop pada media air dengan salinitas 35 ppt disebabkan partikel-partikel
yang terkandung dalam air tersebut mampu menghantarkan listrik secara baik dan
menyebar kesegala penjuru akuarium.
Pola induksi listrik yang ditampilkan pada Gambar 6 tidak sama dengan pola
induksi pada air tawar, namun memiliki kemiripan antara yang satu dengan lainnya.
Pola induksi yang mirip terlihat dari garis eksponensial yang berawal dari elektrode,
kemudian menyebar secara tidak merata ke berbagai sisi. Pengaruh arus air tidak
terlihat dalam penelitian ini, karena di akuarium tidak diberikan perlakuan arus.
Nilai voltase tertinggi pada air bersalinitas 35 ppt terdapat di daerah elektrode
positif. Penurunan voltase di media ini terjadi di sekitar katoda.
Nilai voltase pada sumber PDC 6 volt menghasilkan voltase dalam
akuarium bersalinitas 35 ppt antara 0,22 volt s/d 1,32 volt dengan rata-rata 0,77
volt. Pada sumber PDC 18 volt menghasilkan 0,31 volt s/d 1,23 volt di perairan
akuarium dengan rata-rata sebesar 0,78 volt. Pada sumber PDC 30 volt
menghasilkan 0,45 volt s/d 1,4 volt dengan rata-rata 0,91. Pada sumber PDC 45 volt
menghasilkan 1 volt s/d 2,3 volt dengan rata-rata 1,57 volt.

Ket :

= electrode dilihat dari depan akuarium
(+) = anoda, (-) = katoda
(1) Sumber 6 volt, (2) Sumber 18 volt, (3) Sumber 30 volt dan (4) Sumber 45 volt

Gambar 6. Sebaran listrik pada air salinitas 35 ppt
Respon Ikan Terhadap Tirai listrik DC berpulsa
Hasil pengamatan memperlihatkan respon ikan nila terhadap tirai listrik
diantaranya adalah terhadang dan mengubah arah renang, menerobos tirai listrik
dengan mempercepat gerakan renang dan pingsan. Ikan mulai memberikan respons
pada jarak 10 cm dari tirai listrik. Hal ini terlihat dari perubahan buka tutup
operkulum.
Respon Ikan Secara Individual
Ikan nila mulai memberikan respons terhadap tirai listrik 18 volt, 30 volt dan
45 volt. Tingkah laku ikan nila pada perlakuan tirai listrik 6 volt sama dengan
tingkah laku ikan nila tanpa perlakuan. Hal ini dikarenakan tirai listrik 6 volt
menghasilkan nilai rata-rata voltase dalam air sebesar ± 1,7 volt. Menurut SFCC
(2007), ikan mulai merespons keberadaan listrik pada nilai voltase sebesar 4 volt di
perairan, sehingga dalam perlakuan sumber PDC 6 volt ikan nila cenderung
melewati atau menerobos tirai listrik. Ikan lamprey 100% terhadang pulsed DC

pada nilai voltage drop sebesar 0,3 volt/cm (Johnson et al. 2014). Ikan nila
memberikan respons pada sumber PDC 18 volt keatas di akuarium air tawar, karena
voltage drop yang dihasilkan sebesar 0,492 volt/cm.
Pengamatan yang dilakukan secara individual pada benih ikan nila dan ikan
nila konsumsi membentuk beberapa tingkah laku. Tingkah laku pertama merupakan
tingkah laku kelompok ikan yang menerobos tirai listrik seolah-olah tidak ada
rintangan. Paparan listrik yang dikeluarkan tirai listrik nampak tidak dirasakan oleh
ikan nila. Tingkah laku kedua dan ketiga memperlihatkan kelompok ikan yang
mengalami keragu-raguan dalam menghadapi tirai listrik sebagai rintangan.
Tingkah laku kedua adalah kelompok ikan yang menerobos tirai listrik. Ikan nila
mempercepat gerakan renang saat akan menerobos tirai listrik. Tingkah laku ketiga
adalah kelompok ikan yang menghindari tirai listrik atau mengubah arah renang
ikan. Pada tingkah laku ketiga ini memperlihatkan kelompok ikan nila mulai
terhadang. Tingkah laku keempat adalah kelompok ikan nila yang secara spontan
menyadari dan mengubah arah renang untuk menjauhi tirai listrik. Secara lengkap
jumlah ikan yang termasuk ke dalam empat pola tingkah laku ikan saat perlakuan
disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah ikan pada tingkah laku terhadap tirai listrik
Tingkah Laku keVoltase
1
2
3
4
Benih Ikan
6 Volt
20
0
0
0
18 Volt
9
0
2
9
30 Volt
7
0
2
11
45 Volt
1
0
0
19
Ikan
Konsumsi
6 Volt
19
1
0
0
18 Volt
16
0
0
4
30 Volt
15
0
0
5
45 Volt
0
9
1
10
Ket : 1 s/d 4 pola tingkah laku ikan
.
Pengamatan secara visual, ikan nila besar memanfaatkan kecepatan
renangnya dalam menerobos tirai listrik. Ikan nila kecil mendekati tirai listrik
dengan kecepatan renang yang lambat, sehingga ikan nila kecil lebih banyak
menerima paparan sengatan listrik dari tirai listrik. Hal ini akan berpengaruh
terhadap tingkat stres ikan dalam menerima rangsangan dari lingkungan sekitarnya.
Beberapa ikan mengalami stres saat terpapar sengatan dari tirai listrik PDC.
Hal ini terlihat dari perubahan banyaknya buka – tutup operkulum. Ikan nila besar
cenderung mempercepat buka-tutup operkulum setelah terpapar sengatan dari tirai
listrik, sedangkan ikan nila kecil cenderung memperlambat gerakan buka - tutup
operkulum (Gambar 7).
Benih ikan nila mulai mengalami kejang otot saat mendekati tirai listrik,
kemudian direspons dengan menjauhi tirai listrik sebelum pingsan. Hal ini yang

menjadikan pergerakan operculum diperlambat. Beberapa ikan konsumsi pun saat
melewati tirai listrik dengan kecepatan renang yang lambat mengalami kejang otot
atau galvanotaksis. Gambar yang menunjukan kejang otot pada ikan ditampilkan
pada Lampiran 8, dimana ikan nila Nampak seperti pingsan.
60

A

40
20
0
-20

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

-40
-60
6 volt

18 volt

30 volt

45 volt

80

B

60
40
20
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

-20
6 volt

18 volt

30 volt

45 volt

Keterangan : nilai (+) buka – tutup operkulum dipercepat dan nilai (-) diperlambat.
dihitung selama 1 menit
Gambar 7. Garfik jumlah beda buka-tutup operkulum setiap perlakuan;
(A) Ikan nila kecil dan (B) Ikan nila besar

Respon Ikan Secara Berkelompok
Pada perlakuan voltase 6 volt, kelompok ikan nila kecil dan ikan nila besar
terlihat bebas berenang dari satu sisi ke sisi yang lainnya melewati tirai listrik DC
berpulsa. Ikan berenang melewati tirai listrik tersebut Tanpa adanya hambatan.
Pada perlakuan 18 volt, 30 volt dan 45 volt, ikan terlihat menunjukkan reaksinya
terhadap tirai listrik. Respon yang diberikan ikan pada voltase tersebut bervariasi,
beberapa respons yang terlihat dalam pengamatan adalah keterhadangan renang
ikan, pelolosan ikan nila terhadap tirai listrik dengan kategori 2, dan diamnya ikan
pada satu sisi di dalam akuarium.
Perlakuan sumber PDC 6 volt memberikan nilai efektivitas sebesar 0%.
Persentase keterhadangan ikan meningkat seiring dengan meningkatnya sumber
PDC pada tirai listrik.
Persentase efektivitas keterhadangan renang ikan meningkat seiring dengan
meningkatnya voltase. Rata-rata efektivitas tirai listrik dalam menghadang renang

ikan nila kecil secara berturut-turut dari 6 – 45 volt adalah: 0%, 30,16%, 47,72%
dan 86,20%. Nilai efektivitas tirai tertinggi pada dua kelompok ikan tersebut berada
pada tegangan 45 volt (Gambar 8).
Setelah dilakukan analisis data menggunakan ANOVA single factor, semua
perlakuan berbeda signifikan. Nilai fhitung pada kelompok ikan nila kecil sebesar
307,10 dengan R2 92,38 , sedangkan pada kelompok ikan nila besar nilai fhitung
sebesar 278,39 dengan R2 91,66. Pengujian lanjutan dengan menggunakan uji
tukey, semua perlakuan pada ikan kecil berbeda nyata. Perlakuan 18 volt dengan
30 volt pada ikan besar terbukti tidak berbeda nyata, artinya tirai listrik 18 volt dan
30 volt memiliki tingkat efektivitas yang sama dalam menghadang Ikan nila ukuran
besar yaitu sebesar 22 – 23 %. Peningkatan nilai voltase mempengaruhi jumlah ikan
yang terhadang terhadap tirai listrik.

Gambar 8. Boxplot rata-rata persentase keterhadangan ikan

4. PEMBAHASAN
Perbandingan arus listrik di air tawar dan air bersalinitas 35 ppt
Konsentrasi arus listrik yang tertinggi di dalam air tawar berada disekitar
anoda dan katoda, sedangkan konsentrasi arus listrik tertinggi di dalam air
bersalinitas 35 ppt berada disekitar anoda (Gambar 9). Hal ini disebabkan karena
elektroda yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah alumunium. Menurut Udi
dan Kurniawan (2013), alumunium terlarut menjadi ion Al3+, kemudian ion tersebut
berubah menjadi oksida Al2O3 saat bereaksi dengan air bersalinitas 35 ppt. Ion
alumunium membentuk senyawa mudah larut yang mengakibatkan penurunan arus
yang tidak signifikan.
Ion klorida (Cl) pada air bersalinitas bergerak lebih aktif dibandingakn
dengan ion natrium (Na) ketika mendapatkan perlakukan arus listrik. Pada
penelitian ini didapatkan penurunan voltase yang lebih besar pada air bersalinitas,

karena kandungan ion klorida dan natrium lebih banyak dibandingkan dengan air
tawar.

Gambar 9. Kontur voltase listrik vertikal rata-rata di dalam air tawar dan air
bersalinitas 35 ppt
Penggunaan tirai listrik harus mengedepankan keselamatan penggunanya.
Pada penelitian ini didapat voltase yang tertinggi pada sumber PDC 45 volt di dalam
air tawar. Penggunaan rumus polinomial dalam mengolah data voltase dalam air
didapatkan jarak yang aman untuk manusia. Jarak yang aman untuk manusia pada
tirai listrik dengan sumber PDC 45 volt di air tawar adalah diatas 30 cm (Gambar
10). Pada jarak 25 cm mengasilkan voltase kurang dari 4 volt, ikan nila tidak
terpengaruh dengan adanya tirai listrik. Persamaan polinomial yang didapat adalah
y = -0,5068x2 + 3,0676x + 10,913. Persamaan ini dapat digunakan pada
perencanaan penggunaan tirai listrik skala lapangan dengan kontruksi tertentu.

Gambar 10. Persamaan polinomial pada sumber PDC 45 volt

Berdasarkan Gambar 10, sebaran listrik di dalam akuarium memperlihatkan
distribusi normal. Hal ini disebabkan tidak adanya arus air di dalam akuarium.
Keberadaan arus air akan membawa bebas ion-ion yang mengandung listrik ke
suatu arah, sehingga akan menyebabkan arus listrik yang tidak terdistribusi secara
normal. Sebaran arus listrik tersebut akan terkonsentrasi lebih banyak pada satu
arah.
Voltage drop pada tirai listrik pulsed DC
Nilai konduktivitas perairan berpengaruh terhadap nilai voltase di dalam air.
Suharyanto (2003) menyebutkan bahwa nilai konduktivitas pada air tawar sebesar
350 µMos dan 45.000 – 55.000 µMhos pada air dengan salinitas 35 ppt. Nilai
konduktivitas yang tinggi pada air bersalinitas 35 ppt mengakibatkan daya hantar
listrik dalam air tersebut menyebar. Penyebaran arus listrik di dalam air bersalinitas
35 ppt mengakibatkan voltage drop yang lebih besar. Penghantar listrik di dalam
air dilakukan oleh ion-ion yang berasal dari garam berupa ion klor dan sulfat.
Hasil ANOVA memperlihatkan bahwa penurunan voltase dipengaruhi oleh
media air dan voltase sumber listrik (Tabel 4). Nilai fhitung pada media air tawar
dengan voltase berbeda sebesar 40,173 dengan ftabel 3,098, sedangkan fhitung pada
media air bersalinitas 35 ppt sebesar 30,977 dengan ftabel 3,098. Pengaruh media air
terhadap penurunan voltase di perairan diperlihatkan dengan nilai ftabel sebesar
13,51 dengan ftabel 10,127 (Lampiran 6). Jenis media air mempengaruhi rugi voltase
dalam perairan, semakin tinggi salinitas semakin tinggi penurunan voltase dalam
perairan. Penurunan rugi voltase sekitar 3,9 – 10,5 kali.
Tabel 4. Voltage drop di dalam air
Media
Air Tawar
Air 35 ppt
Penurunan

6
0,176
0,045
3,9
kali

Rugi Voltase (volt/cm)
18
30
0,492
0,522
0,053
0,071
9,3
7,4
kali
kali

45
0,851
0,081
10,5
kali

Penurunan voltase di air tawar tidak sebesar penurunan voltase di air
bersalinitas 35 ppt. hal ini mempengaruhi efektivitas penggunaan tirai listrik
sebagai penghadang. Pada dasarnya ikan akan merasakan listrik pada voltase 4 volt
di perairan (SFCC 2007), sehingga ikan nila berpotensi terhadang pada sumber
listrik PDC 18 volt, 30 volt dan 45 volt. Sumber listrik PDC pada air bersalinitas
35 ppt diperlukan nilai voltase yang lebih besar untuk menghasilkan voltase yang
sama di air tawar.
Interasksi ikan terhadap tirai listrik
Sensitivitas ikan terhadap arus listrik dipengaruhi oleh ukuran (Vibert 1967
dalam Wati 2007). Luas permukaan ikan nila memiliki peran dalam sensitivitas
terhadap tirai listrik. Pada ikan nila besar yang mempunyai rata-rata luas permukaan
tubuh sebesar 134,5 cm2, seharusnya lebih sensitif terhadap tirai listrik
dibandingkan dengan ikan nila kecil yang hanya mempunyai luas permukaan
sebesar 43,25 cm2 (Lampiran 5). Namun pada analisis uji beda menunjukkan bahwa

ikan nila kecil lebih sensitif dibanding dengan ikan nila besar. Hal ini terlihat dari
hasil uji yang menyatakan ikan nila kecil terhadang pada tegangan 45 volt,
sedangkan ikan nila besar tidak terhadang pada keempat perlakuan tersebut
(Lampiran 7).
Indera pendeteksi listrik pada ikan nila merupakan jenis indera pasif, yaitu
hanya dapat merasakan keberadaan listrik di sekitarnya dan tidak mengeluarkan
arus listrik dari tubuhnya (Webb 2008; Caputi et al 2013). Pemaparan listrik dari
tirai listrik di terima tubuh ikan nila. Penelitian ini mengungkapkan perubahan
tingkah laku ikan nila mulai terjadi pada saat ikan berada pada jarak 10 cm dari tirai
listrik dengan sumber listrik 45 volt dan menghasilkan 12 volt di dalam air (Gambar
11). Nilai 12 volt ini di dapat dari pengukuran arus listrik yang berada
dipertengahan antara kedua elektrode. Ikan nila pada jarak ini ikan mulai mengubah
arah renang, berbalik ke arah yang berlawanan.

Gambar 11. Ilustrasi pemaparan listrik di akuarium
Ikan memasuki zona kritis di posisi 10 cm dari tirai listrik. Sensor saraf
pendeteksi listrik di bagian kepala dan linea lateralis ikan mulai menerima
rangsangan listrik (webb 2008 ; Caputi et al. 2013). Ikan yang memasuki posisi 5
cm dari tirai listrik mengubah arah renangnya, menjauhi tirai listrik. Zona ini
merupakan pengambilan keputusan ikan untuk merespon keberadaan tirai listrik,
menerobos atau menghindari tirai listrik dengan cara mengubah arah renang.

Pola keterhadangan ikan terhadap tirai listrik
Keterhadangan ikan nila saat dilakukan perlakuan tirai listrik membentuk
beberapa pola perubahan arah renang ikan. Pola perubahan arah renang tersebut
terlihat ketika ikan mulai berada di posisi 10 cm dari tirai listrik. Pola perubahan
renang ikan dipaparkan pada Tabel 5 dan Gambar 12.
Pola yang sering terlihat pada penelitian ini didominasi pola 1 untuk setiap
perlakuan, baik itu pada kelompok benih ikan nila maupun ikan nila konsumsi.
Nilai persentase perubahan renang pola 1 sekitar 31 – 66 % dari seluruh perlakuan
dan ulangan (Tabel 6). Hasil pengamatan memperlihatkan pola perubahan renang
ikan pola A ini cenderung dilakukan ikan pada jarak 10 cm hingga 5 cm dari tirai
listrik.

Pola perubahan arah renang 3 paling banyak kedua setelah pola 1. Ikan yang
mulai terpapar listrik pada jarak 10 cm dari tirai listrik memperlambat renang dan
mundur secara perlahan. Tingkah laku ikan saat melakukan perubahan arah renang
ikan ini nampak ragu-ragu. Hal ini