Quantitative Modeling for Mitigation of Supply and Quality Risk on Mini Floricultures

PEMODELAN KUANTITATIF
PENANGANAN RISIKO PASOKAN DAN MUTU
PADA RANTAI PASOK TANAMAN HIAS MINI

MUSLIMAH UMMY NASTITI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pemodelan Kuantitatif
Penanganan Risiko Pasokan dan Mutu pada Rantai Pasok Tanaman Hias Mini
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Muslimah Ummy Nastiti
NIM F 351090101

RINGKASAN
MUSLIMAH UMMY NASTITI. Pemodelan Kuantitatif Penanganan Risiko
Pasokan dan Mutu pada Rantai Pasok Tanaman Hias Mini. Dibimbing oleh
TAUFIK DJATNA dan INDAH YULIASIH.
Tanaman hias mini merupakan komoditas pertanian yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi terutama jika diproduksi dalam bentuk unik, seperti parsel,
souvenir maupun produk lainnya. Tanaman hias mini ini dapat mengalami
kerusakan atau penurunan mutu karena produknya dinikmati konsumen dalam
bentuk produk hidup/segar. Tesis ini memuat model kuantitatif untuk penanganan
risiko pasokan dan mutu tanaman hias mini, yang dapat digunakan untuk
memecahkan permasalahan risiko pada komoditas agroindustri. Tahapan dalam
penelitian ini adalah identifikasi dan analisis risiko pasokan dan mutu tanaman hias
mini dengan menggunakan fuzzy failure mode and effect analysis (fuzzy FMEA)
untuk mendapatkan profil risiko, kemudian mendisain model untuk penanganan
risiko pasokan dan mutu pada rantai pasok tanaman hias mini.

Anggota primer rantai pasok tanaman hias mini terdiri dari petani sebagai
pemasok tanaman hias yaitu petani Ciapus dan petani Lembang, Rumah Teduh
Green Souvenir sebagai industri, serta konsumen yang pada umumnya adalah event
organizer, hotel, kantor, atau masyarakat/perorangan. Produk yang dihasilkan oleh
Rumah Teduh adalah souvenir (ekonomis dan eksklusif), parsel, potscaping dan
dishplant. Anggota sekunder rantai pasok yaitu pemasok tanaman hias jenis
tertentu (yang tidak dimiliki oleh petani Lembang dan Ciapus) serta pemasok bahan
pengemasan seperti plastik mika, pot (plastik dan keramik), keranjang, pasir untuk
hiasan pot plastik, batu zeolit dan bahan-bahan lainnya.
Penanganan mutu produk tanaman hias mini dilakukan mulai dari
penanganan mutu tanaman hias di tingkat petani sampai penanganan mutu proses
dan produk di tingkat industri. Penanganan mutu tanaman di petani dilakukan
untuk menghasilkan tanaman dengan standar dan kriteria yang diinginkan oleh
industri yaitu bentuk dan warna menarik, dapat menampilkan bentuk mini dengan
tinggi tanaman sekitar 10 cm, tanaman berpenampilan rimbun, pertumbuhan
tanaman relatif lambat, mudah perawatan, relatif tahan di kondisi alam Jakarta,
tahan hama penyakit, dan mudah dalam pengemasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko yang prioritas untuk ditangani di
petani Ciapus adalah gangguan cuaca/iklim, kerusakan dan penurunan mutu
bibit/tanaman hias saat penerimaan, keterbatasan bibit, tanaman hias dan sarana

produksi, kekurangan modal, dan kekurangan persediaan tanaman hias, sedangkan
di petani Lembang, risiko yang prioritas untuk ditangani adalah kekurangan modal,
gangguan hama dan penyakit tanaman, kerusakan dan penurunan mutu bibit selama
pembibitan dan gangguan cuaca/iklim.
Risiko pasokan dan mutu di tingkat industri yang prioritas untuk ditangani
adalah perubahan jumlah permintaan, penambahan jumlah pesanan secara
mendadak, mahalnya harga kemasan, tumpang tindih proses untuk pelanggan yang
berbeda, kekurangan persediaan tanaman hias dan bahan penunjang, dan
keterbatasan tenaga kerja.
Model kuantitatif penanganan risiko pasokan dan mutu yang dibuat bertujuan
untuk meminimalkan risiko dengan memaksimalkan upaya pemenuhan permintaan

produk dan meminimalkan biaya produksi sehingga dapat memaksimalkan
keuntungan. Upaya pemenuhan permintaan produk dilakukan dengan menjamin
ketersediaan pasokan bahan baku dan bahan penunjang, yaitu dengan cara
meminimalkan biaya produksi dan mengoptimalkan sumberdaya yang ada,
sehingga risiko-risiko pasokan dan mutu produk dapat ditangani dengan baik.
Hasil penyelesaian model menunjukkan bahwa produksi optimal 1.250 unit
souvenir per order dan 25 unit parsel per order akan memberikan keuntungan bagi
industri sebesar Rp 16.250.000,00. Produksi optimal tersebut mampu menjamin

ketersediaan dan pasokan tanaman hias mini serta menjamin mutu produk yang
dihasilkan, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
Kata kunci : rantai pasok tanaman hias mini, risiko pasokan dan mutu, fuzzy
failure mode and effect analysis (fuzzy FMEA), programa multi
obyektif

SUMMARY
MUSLIMAH UMMY NASTITI. Quantitative Modeling for Mitigation of Supply
and Quality Risk on Mini Floricultures Supply Chain. Supervised by TAUFIK
DJATNA and INDAH YULIASIH.
Mini floricultures are agricultural commodities that have high economic
value, especially if that are produced in unique forms such as parcels, souvenirs and
others. This plants can be damaged or decrease in quality since its products enjoyed
by consumers in the form of live or fresh products. This thesis contains quantitative
models for mitigation of supply and quality risk of mini floricultures which can be
used to solve the problems of risk in agro commodities. Stages in this study were
identification and analysis of risks of supply and quality of mini floricultures using
fuzzy failure mode and effect analysis (fuzzy FMEA) to acquire a risk profile, and
then to design models for risk mitigation of supply and quality in mini floricultures
supply chain.

Primary members of the supply chain consists of Ciapus and Lembang
farmers as floriculture’s suppliers, Rumah Teduh Green Souvenir as an industry,
and customers in general are event organizers, hotels, offices, public, individual and
so on. Products of Rumah Teduh are economical and exclusive souvenirs, parcels,
pot scapings dan dishplants. Secondary members of the supply chain are the other
farmers that have specific floricultures (that are not owned by Lembang and Ciapus
farmers) as well as suppliers of packaging material such as mica, pot (plastic and
ceramic), baskets, the sand for accessories, zeolit stones dan other materials.
Handling product quality of mini plants conducted from handling quality of
plants at the farmer up the handling quality of processes and products at the industry
level. Handling quality of plants at farmers aim to produce plants with desired
standards and criteria by the industry which are plants have attractive shapes and
colors, can display a mini form with about 10 cm tall plants, plants look lush, plant
growth is relatively slow, easy maintenance, relatively resistant in conditions of
Jakarta nature, pest-resistant, and easy packaging.
The results showed that the risks priorities to be addressed in Ciapus farmer
were climate/weather disruption, damage to and deterioration of seeds / plants at
the reception, the limitations of seedling, floricultures and cultivation facilities, lack
of capital, dan shortage of stocks and supplies of mini plants, whereas in Lembang
farmer, the risks priorities to be addressed were the lack of capital, attack of pests

and plant diseases, damage and deterioration during seed breeding, and
climate/weather disruption.
The supply and quality risks in the industry level priorities to be addressed
were the change in the number of requests, increasing the number of orders
unexpectedly, the high price of packaging, overlapping processes for different
customers, shortage of supplies of floricultures and auxiliary materials, and
manpower shortages.
Quantitative models for mitigation of supply and quality risk of mini
floriculture were built to minimize risk by maximizing the fulfillment of product
demand and minimizing production costs, so as to maximize profits. Efforts to
meet the demand of the products were done by ensuring the availability of supplies
of raw and auxiliary materials, ie by minimizing production costs and optimizing

existing resources, so that the risks of the supply and quality of the products can be
handled well.
Completion of the model results indicate that the optimal production of 1.250
units souvenir per order and 25 units parcel per order will benefit the industry by
Rp 16.250.000,00. The optimal production can be able to ensure the availability and
supply of floricultures as well as ensuring the quality of products produced by
utilizing the available resources efficiently and effectively.

Keywords : mini floriculture supply chain, supply and quality risk, fuzzy failure
mode and effect analysis (fuzzy FMEA), multi objective programming

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

PEMODELAN KUANTITATIF
PENANGANAN RISIKO PASOKAN DAN MUTU
PADA RANTAI PASOK TANAMAN HIAS MINI

MUSLIMAH UMMY NASTITI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains
pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Sukardi, MM

_udul Tesis : Pemodelan Kuantitatif Penanganan Risiko Pasokan dan Mutu pada
Rantai Pasok Tanaman Hias Mini
: Muslimah Ummy Nastiti
« lama
セim@
: F 351090101

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing


Ketua

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

Dr Ir Machfud, MS

TanggaJ Ujian : 27 Juni 2013

TanggaJ Lulus: セ@ セ@

J\ G 2013

Judul Tesis : Pemodelan Kuantitatif Penanganan Risiko Pasokan dan Mutu pada
Rantai Pasok Tanaman Hias Mini
Nama
: Muslimah Ummy Nastiti

NIM
: F 351090101
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Eng Taufik Djatna, STP MSi
Ketua

Dr Indah Yuliasih, STP MSi
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Machfud, MS


Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian : 27 Juni 2013

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhaanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2011 ini ialah
manajemen risiko rantai pasok, dengan judul Pemodelan Kuantitatif Penanganan
Risiko Pasokan dan Mutu pada Rantai Pasok Tanaman Hias Mini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Eng Taufik Djatna, STP MSi
dan Ibu Dr Indah Yuliasih, STP MSi selaku pembimbing, serta Bapak Dr Ir Sukardi,
MM yang telah banyak memberikan saran kepada penulis. Di samping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Ir Astuti Rusmarawati dan Ibu I.G.A.
Ngurah Novianti Suryakasih, SE.Ak dari Rumah Teduh-Green Souvenir serta
Bapak Atim Yohana dari Chipa Kaktus Lembang dan Bapak Usman Suhendar,
yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada almarhum bapak, ibu, bapak mertua dan umi, suami, serta
seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013
Muslimah Ummy Nastiti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

xviii
xviii
xviii
1
1
3
4
4

2 TINJAUAN PUSTAKA
Pemodelan Kuantitatif
Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)
Manajemen Risiko Rantai Pasok
Risiko Pasokan (Supply Risk)
Risiko Mutu
Tanaman Hias Mini
Penelitian Terdahulu
3 METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Tata Laksana Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Tahapan Penelitian

5
5
5
6
8
8
8
10
13
13
13
13
13

4 LANDASAN TEORI
Logika Fuzzy
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA)
Multi Objective Programming

15
15
17
18
20

5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Struktur Rantai Pasok Tanaman Hias Mini
Anggota Rantai Pasok
Pola Aliran Rantai Pasok dan Penanganan Mutu Produk
Pasar Produk Tanaman Hias Mini
Manajemen Risiko Rantai Pasok Tanaman Hias Mini
Identifikasi dan Penilaian Risiko
Pemodelan Kuantitatif Penanganan Risiko
6 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

23
23
23
25
29
29
29
38
43
43
43
45
49
104

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

Ringkasan penelitian terdahulu
Kategori variabel input pada fuzzy FMEA
Kategori variabel output pada fuzzy FMEA
Produk-produk Rumah Teduh - Green Souvenir
Anggota rantai pasok tanaman hias mini
Parameter fungsi keanggotaan variabel input
Parameter fungsi keanggotaan variabel output

11
19
19
24
26
30
31

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Prosedur penelitian
Kurva segitiga/triangular fuzzy number
Kurva trapesium/trapezoidal fuzzy number
Skema aturan fuzzy FMEA
Rantai pasok tanaman hias mini
Modifikasi kemasan sekunder tanaman hias
Proses pengemasan produk souvenir
Fungsi keanggotaan fuzzy untuk input tingkat keparahan (a),
tingkat kejadian (b) dan deteksi (c)
9 Fungsi keanggotaan output fuzzy RPN

14
16
16
20
25
27
28
30
33

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Kuesioner untuk petani
Kuesioner untuk industri
Kombinasi basis aturan (rule) dalam fuzzy FMEA
Portopolio risiko
Jumlah permintaan produk dan pasokan tanaman ke Rumah Teduh
periode April - November 2011
6 Biaya produksi dan harga jual per unit produk
7 Hasil keluaran model penanganan risiko tanaman hias mini
menggunakan Lindo 6.1

49
71
91
95
101
102
103

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tanaman hias merupakan komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomis
dan nilai estetika yang tinggi terutama jika diproduksi dalam bentuk dan kemasan
yang unik, seperti dalam bentuk parsel, souvenir maupun produk-produk untuk
hiasan indoor lainnya. Saat ini, tanaman hias sudah mengalami pengembangan dan
modifikasi menjadi produk unik yang memiliki nilai tambah dan daya jual yang
jauh lebih tinggi. Permintaan produk-produk unik berbahan baku tanaman hias pun
saat ini semakin meningkat seiring bergesernya gaya hidup dan minat masyarakat
terhadap produk-produk segar yang ramah lingkungan dan memiliki nilai estetika
yang tinggi. Permintaan produk unik tersebut mendorong semakin banyaknya
pihak-pihak atau agroindustri yang berinovasi untuk mengembangkan produkproduk unik berbahan baku tanaman hias. Salah satunya adalah Rumah Teduh
Green Souvenir, yang memproduksi souvenir, parsel maupun produk unik tanaman
hias lainnya. Peningkatan permintaan produk unik tanaman hias ke Rumah Teduh
terlihat dari peningkatan omzet perusahaan mulai dari Rp 50.000.000,- sampai Rp
300.000.000,- dalam setahun, meski baru dirintis sejak tahun 2009.
Produk unik tanaman hias yang dihasilkan oleh Rumah Teduh berupa
souvenir eksklusif, souvenir ekonomis, parsel, potscaping maupun dishplant.
Bahan baku yang digunakan untuk produk-produk tersebut adalah tanaman hias
mini, yaitu tanaman hias yang masih muda, tetapi dipertahankan tetap dalam ukuran
kecil atau ukuran yang dikehendaki, dengan tinggi tanaman berukuran sekitar 5 –
25 cm (Tamam dan Soedjatmiko 2006).
Permasalahan dalam rantai pasok dan agroindustri tanaman hias mini ini
adalah dari sisi budidaya di tingkat petani, sisi produksi di tingkat industri, serta
struktur rantai pasok dan hubungan antar anggota rantai pasok tanaman hias.
Permasalahan tersebut memberikan peluang terjadinya risiko pasokan dan mutu
pada rantai pasok produk tanaman hias mini.
Pada sisi budidaya di tingkat petani, tanaman hias mini rentan mengalami
gangguan karena proses pembibitan dan budidayanya tergantung pada kondisi
iklim/cuaca dan lingkungan seperti hujan, angin, nutrisi tanaman serta gangguan
hama dan penyakit tanaman sehingga penanganannya harus dilakukan dengan baik.
Proses budidaya yang dilakukan dengan baik sesuai GAP (good agricultural
practices) dan SOP (standart operational procedures) tanaman hias, akan
menghasilkan tanaman yang bermutu baik dan layak untuk digunakan oleh industri
sebagai bahan baku produk sehingga dapat menjamin ketersediaan pasokan
tanaman ke industri. Secara umum, kriteria tanaman hias yang layak dan diterima
oleh pihak industri (Rumah Teduh) sebagai bahan baku adalah (1) bentuk dan warna
menarik, (2) dapat menampilkan bentuk mini dengan tinggi tanaman sekitar 10 cm,
(3) tanaman berpenampilan rimbun, (4) pertumbuhan tanaman relatif lambat, (5)
mudah perawatan, (6) relatif tahan di kondisi alam Jakarta, (7) tahan hama penyakit,
dan (8) mudah dalam pengemasan. Dengan demikian, pihak petani harus mampu
menyediakan tanaman hias dengan mutu dan kriteria yang diinginkan oleh pihak
industri.

2

Pada sisi produksi di tingkat industri, proses produksi tanaman hias mini
memerlukan proses yang panjang dan penanganan yang tepat sehingga
menghasilkan produk dengan mutu dan kesegaran yang dapat diterima konsumen
dengan baik, mengingat produk ini diterima konsumen dalam bentuk segar atau
hidup. Proses produksi yang panjang ini memberikan peluang terjadinya risiko
mutu seperti kerusakan tanaman hias dan kerusakan produk (tanaman patah, layu,
mati, kemasan rusak dan sebagainya), akibat kesalahan atau ketidaktepatan
penanganan dalam proses produksi. Oleh karena itu, proses produksi tanaman hias
mini yang meliputi proses mendesain produk, proses perlakuan tanaman dan bahan
penunjang, serta proses pengemasan dan pengiriman produk ke konsumen, harus
dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal yang dapat menjamin mutu produk
yang dihasilkan sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen. Proses
mendesain produk sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik
tanaman hias, ketersediaan tanaman hias dan bahan penunjang, permintaan
konsumen, pertimbangan biaya, kemudahan penanganan dan perawatan oleh
konsumen serta nilai seni (artistic view) dari produk yang dihasilkan. Proses
perlakuan tanaman dan bahan penunjang sebelum pengemasan meliputi pemilihan
jenis tanaman hias, pemilihan pot, pemilihan media tanam yang sesuai dengan jenis
tanaman serta penambahan nutrisi atau suplemen dan media khusus yang mampu
menyimpan air dan menjaga kelembaban media sehingga mampu mempertahankan
kesegaran produk sampai ke tangan konsumen. Proses pengemasan produk
dilakukan dengan memperhatikan ketepatan waktu pengemasan, karakteristik
tanaman hias, pemilihan jenis kemasan, teknik pengemasan, kemudahan perawatan
oleh konsumen, dan tenaga kerja yang ada. Distribusi produk dilakukan dengan
mempertimbangkan jumlah dan jenis produk yang dikirim, jenis kendaraan, jarak
tempuh, waktu pengiriman produk, peluang terjadinya benturan, goncangan dan
gangguan di luar perkiraan (kemacetan, gangguan kendaraan, kecelakaan, dan
lainnya) untuk mencegah terjadinya kerusakan produk selama distribusi dan
menjamin ketepatan pengiriman produk sampai ke tangan konsumen dengan
jumlah dan jenis produk sesuai dengan permintaan.
Struktur rantai pasok dan hubungan antar pihak yang terlibat dalam rantai
pasok tanaman hias mini juga memberikan peluang terjadinya risiko pasokan dan
mutu tanaman hias mini. Struktur rantai pasok tanaman hias mini dan hubungan
antar anggotanya dibangun atas dasar kepercayaan dan kerjasama saling
menguntungkan sehingga dapat menekan peluang terjadinya risiko pasokan dan
mutu tanaman hias. Pihak petani akan melakukan pembibitan dan budidaya
tanaman hias sesuai prosedur dan arahan dari pihak industri serta menyediakan
komoditas dengan mutu, spesifikasi, jenis dan jumlah yang diinginkan oleh pihak
industri dengan baik. Pihak industri akan memberikan arahan dan bimbingan
kepada petani agar petani mampu menghasilkan, menyediakan dan menyeleksi
tanaman hias yang diinginkan oleh pihak industri, sehingga dapat menjamin
pasokan dan mutu tanaman hias dari petani ke industri. Kerjasama dan komunikasi
yang baik antara pihak industri dan petani dapat menjamin ketersediaan pasokan
tanaman hias dengan mutu dan spesifikasi yang sesuai dengan permintaan industri.
Risiko pasokan berpengaruh terhadap kemampuan industri dalam memenuhi
kebutuhan konsumen, sedangkan risiko mutu berpengaruh terhadap kemampuan
perusahaan menyediakan produk dengan mutu yang baik, segar dan sesuai
keinginan konsumen. Dengan demikian, risiko pasokan dan mutu yang muncul

3

dalam rantai pasok tanaman hias mini harus ditekan seminimal mungkin melalui
suatu respon manajemen risiko agar produk yang dihasilkan memiliki mutu yang
baik, sesuai dengan keinginan konsumen dan sampai ke tangan konsumen tepat
waktu, sehingga memberikan keuntungan bagi semua pihak.
Respon manajemen risiko ini harus dilakukan dengan kontrol proses yang
efektif dan aplikatif untuk menangani risiko, yang dimulai dari risiko dengan
tingkat prioritas paling tinggi. Respon manajemen untuk penanganan risiko ini
dapat dimodelkan menjadi suatu pemodelan kuantitatif penanganan risiko pasokan
dan mutu produk tanaman hias mini sehingga dapat meminimalkan dan mengurangi
risiko pasokan dan mutu produk, serta mampu menjamin upaya pemenuhan
permintaan konsumen dengan baik. Model kuantitatif ini dimaksudkan untuk
penyederhaaan masalah sehingga memudahkan para pengambil keputusan dalam
memecahkan permasalahan penanganan risiko komoditas tanaman hias mini.
Penelitian ini dilakukan untuk merancang pemodelan kuantitatif bagi
penanganan risiko pasokan dan mutu tanaman hias mini sehingga dapat
meminimalkan risiko pasokan dan mutu tanaman hias, serta dapat menjamin upaya
pemenuhan permintaan konsumen.
Tahapan dalam penelitian ini adalah
mengidentifikasi dan melakukan penilaian risiko pasokan dan mutu tanaman hias
mini sehingga diperoleh profil risikonya, dan merancang pemodelan kuantitatif
untuk penanganan risiko pada rantai pasok tanaman hias mini.
Perumusan Masalah
Produk yang dihasilkan oleh agroindustri tanaman hias mini dipengaruhi oleh
pasokan dan mutu komoditas tanaman hias mini serta proses produksi yang
dilakukan. Pasokan dan mutu tanaman hias yang mencukupi dan sesuai kriteria
industri, serta proses produksi yang dilakukan dengan baik, akan menjamin industri
mampu memenuhi permintaan konsumen dengan baik juga. Sebaliknya, risikorisiko yang memungkinkan terganggunya pasokan dan mutu pada rantai pasok
tanaman hias mini, akan menyebabkan industri kesulitan dalam memenuhi
permintaan konsumen.
Proses budidaya tanaman hias di tingkat petani, proses produksi di tingkat
industri, serta struktur rantai pasok dan hubungan antar anggota rantai pasok,
memungkinkan terjadinya risiko pasokan dan mutu produk yang dihasilkan
sehingga mempengaruhi kemampuan industri untuk memenuhi permintaan
konsumen. Oleh karena itu, risiko pasokan dan mutu tersebut harus ditangani
dengan baik melalui suatu respon manajemen risiko agar permintaan konsumen
dapat dipenuhi dengan baik.
Respon manajemen risiko yang dilakukan pada penelitian ini meliputi
identifikasi sumber-sumber dan kejadian risiko yang mungkin terjadi dalam rantai
pasok tanaman hias mini, penilaian terhadap kejadian risiko di tingkat petani dan
industri, serta penanganan risiko pasokan dan mutu tanaman hias mini di tingkat
industri. Pada penelitian ini, dirancang suatu model kuantitatif bagi penanganan
risiko pasokan dan mutu di tingkat industri. Model kuantitatif ini dimaksudkan agar
para pengambil keputusan dapat menentukan sikapnya dengan memilih
penyelesaian yang terbaik dari fungsi obyektif yang digunakan untuk penanganan
risiko pasokan dan mutu tanaman hias mini, serta memungkinkan eksplorasi yang
cepat terhadap adanya efek perubahan masukan dari fungsi obyektif tersebut.

4

Tujuan Penelitian
1.
2.

Penelitian ini bertujuan untuk :
Mendapatkan profil risiko pada rantai pasok tanaman hias mini melalui
identifikasi dan penilaian risiko pasokan dan mutu
Mendapatkan model kuantitatif untuk penanganan risiko pasokan dan mutu
pada rantai pasok tanaman hias mini
Ruang Lingkup Penelitian

Cakupan kajian tentang manajemen risiko rantai pasok suatu produk
sebenarnya sangat luas karena mencakup integrasi aliran barang dan informasi
mulai dari sumber bahan baku (produsen/petani) sampai pengiriman produk ke
konsumen. Mengingat cakupannya yang luas dan adanya kendala waktu, dana serta
kendala lainnya, maka penelitian ini difokuskan pada perancangan model
kuantitatif untuk penanganan risiko pasokan dan mutu pada rantai pasok tanaman
hias mini, dengan ruang lingkup sebagai berikut :
1
Identifikasi dan penilaian risiko pasokan dan mutu pada rantai pasok tanaman
hias mini di agroindustri tanaman hias mini (Rumah Teduh Green Souvenir)
serta di petani pemasok tanaman hias yaitu petani Ciapus Tamansari Bogor
dan petani Lembang Bandung
2
Merancang model kuantitatif untuk penanganan risiko pasokan dan mutu di
tingkat industri Rumah Teduh untuk produk souvenir ekonomis dan parsel.

2

TINJAUAN PUSTAKA
Pemodelan Kuantitatif

Model didefinisikan sebagai deskripsi konseptual/matematis/numerik dari
skenario fisik tertentu yang meliputi data geometris, data material, data awal
maupun data pembatas (Thacker et al. 2004). Menurut Muslich (2009), model
merupakan representasi dari realita. Representasi realita ini dimaksudkan sebagai
penyederhanaan masalah dalam pengambilan keputusan. Model biasanya lebih
abstrak dari sistem atau realita yag digambarkannya. Abstraksi dan asumsi yang
dibuat dalam model, difokuskan pada elemen-elemen penting dalam sistem dan
mengeliminasi detil-detil yang tidak diperlukan.
Pemodelan kuantitatif merupakan perancangan model matematika yang
menyatakan hubungan antara beragam komponen dari sistem yang diamati, dalam
bentuk kuantitatif, yaitu hubungan antara variabel yang dapat dikontrol (variabel
keputusan) dan variabel yang tidak dapat dikontrol, dengan atau tanpa pembatas di
dalamnya. Model kuantitatif ini sangat berguna bagi pengambil keputusan karena
sederhana, lengkap, adaptif, mudah diubah-ubah, mudah dikomunikasikan,
menghasilkan informasi yang relevan dan tepat guna untuk situasi yang sedang
dipelajari bagi pengambil keputusan, serta memungkinkan pengambil keputusan
untuk melakukan eksplorasi cepat dalam upaya pengambilan keputusan. Dengan
demikian, model kuantitatif ini dapat dipandang sebagai model keputusan karena
hasil pemecahannya dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan
(Muslich 2009).
Model kuantitatif dapat dibuat untuk memecahkan permasalahan dalam
upaya pengambilan keputusan penanganan risiko komoditas pertanian seperti
komoditas tanaman hias. Pembuatan model kuantitatif melibatkan spesifikasi dan
interaksi banyak variabel, dan untuk mendapatkan model kuantitatif ini, masalah
harus dinyatakan dalam bahasa matematika. Proses penyusunan model kuantitatif
dapat dibuat dalam tiga tahap yaitu studi lingkungan, formulasi dari representasi
masalah, dan penyusunan formulasi yang dinyatakan dalam simbol matematika
atau model matematika (Muslich 2009).
Model matematika terdiri dari model konseptual, persamaan matematika dan
pemodelan data yang dibutuhkan untuk menggambarkan reality of interest. Model
konseptual adalah kumpulan asumsi, algoritma, hubungan dan data yang
menggambarkan reality of interest. Reality of interest yaitu aspek dunia nyata
seperti unit masalah, komponen masalah, subsistem atau suatu sistem yang utuh,
yang digambarkan atau diukur dan disimulasikan dalam bentuk model. Model
matematika biasanya dibuat dalam bentuk persamaan diferensial, persamaan
konstitutif, geometri, kondisi awal dan kondisi pembatas yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi fisik yang relevan secara matematis. Model matematika
yang dibuat diimplementasikan secara numerik dalam bentuk model komputer
untuk diverifikasi (Thacker et al. 2004)
Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)
Rantai pasok menurut Pujawan (2005) merupakan jaringan perusahaanperusahaan (seperti pemasok/supplier, industri, distributor, toko serta perusahaan

6

pendukung lainnya) yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan
menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Rantai pasok ini terdiri dari
seluruh tahapan yang terlibat secara langsung dalam memenuhi kebutuhan
konsumen, tidak hanya meliputi pabrik (manufaktur) dan pemasok saja tetapi juga
transportasi, gudang retailer dan konsumen (Chopra dan Meindl 2007). Tiga aliran
yang harus dikelola dalam suatu rantai pasok adalah aliran barang yang mengalir
dari hulu ke hilir, misalnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, dari
pabrik ke distributor, lalu ke pengecer atau ritel, kemudian ke pemakai akhir; aliran
uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu, dan aliran informasi yang
terjadi dari hulu ke hilir dan sebaliknya (Pujawan 2005).
Supply Chain Management (manajemen rantai pasok) menurut Stadtler
(2008) didefinisikan sebagai tugas untuk mengintegrasikan unit-unit organisasi
sepanjang rantai pasok dan mengkoordinasikan aliran barang, informasi dan
finansial untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehingga mampu meningkatkan
daya saing rantai pasok secara keseluruhan. Dengan demikian, semua pihak yang
terlibat dalam rantai pasok tersebut harus bekerjasama untuk menghasilkan produk
yang murah dan berkualitas serta tepat waktu dalam pengirimannya sehingga
mampu memenuhi kebutuhan konsumen (Pujawan 2005).
Manajemen rantai pasok produk pertanian berbeda dengan manajemen rantai
pasok produk manufaktur karena : (1) produk pertanian mudah rusak, (2) proses
penanaman, pertumbuhan dan pemanenan tergantung pada iklim dan musim, (3)
hasil panen memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi dan (4) produk pertanian
bersifat kamba sehingga sulit untuk ditangani. Seluruh faktor tersebut harus
dipertimbangkan dalam manajemen rantai pasok produk pertanian karena kondisi
rantai pasok produk pertanian lebih kompleks serta bersifat probabilistik dan
dinamis (Marimin dan Maghfiroh 2010).
Struktur rantai pasok produk tanaman hias mini sebagai produk agroindustri,
memiliki keunikan yang hampir sama dengan produk pertanian lainnya. Produk
agroindustri adalah produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan atau industri
yang memproses bahan-bahan yang berasal dari tanaman atau hewan, melalui
proses transformasi dan preservasi yang berupa proses perubahan fisika atau kimia,
penyimpanan, pengemasan dan distribusi (Brown 1994). Pada struktur rantai pasok
tanaman hias mini, petani dapat langsung menjual hasil pertaniannya ke pasar
selaku ritel, sehingga memutus rantai pelaku tengkulak, manufaktur/industri dan
distributor.
Petani juga bisa langsung memasok hasil pertaniannya ke
manufaktur/industri, dan industri juga bisa langsung memasok produknya ke
pelanggan tanpa melalui distributor atau ritel (Marimin dan Maghfiroh 2010).
Manajemen Risiko Rantai Pasok
Risiko didefinisikan oleh Dani (2009) sebagai ketidakpastian yang didasarkan
pada probabilitas yang terukur dengan baik (kuantitatif), atau diformulasikan
dengan : risiko = (probabilitas kejadian yang mungkin terjadi) x (dampak jika
kejadian tersebut terjadi). Norrman dan Jansson (2004) mendefinisikan risiko
sebagai perkalian antara probabilitas suatu kejadian dengan dampak bisnisnya
(severity).
Risiko rantai pasok menurut Ritchie dan Brindley (2009) adalah
membandingkan tiga elemen utama yaitu likelihood of occurrence (probabilitas)

7

suatu kejadian atau keluaran, consequences (dampak) dari sebagian kejadian atau
keluaran yang terjadi dan exposure or causal pathway yang memulai kejadian,
sedangkan menurut Liew dan Lee (2012), risiko rantai pasok adalah kejadiankejadian yang sangat tidak diharapkan yang akan mengganggu kelancaran aliran
bahan sepanjang rantai pasok. Risiko rantai pasok pada dasarnya merujuk pada
kemungkinan dan dampak dari ketidaksesuaian antara pasokan dan permintaan.
Risiko rantai pasok ini terdiri dari perbedaan dalam masalah aliran informasi, aliran
bahan dan produk, mulai dari pemasok awal sampai pengiriman kepada konsumen
akhir (Gaonkar dan Viswanadham 2006). Dalam suatu rantai pasok, jika satu
pelaku mengalami masalah dalam rantai pasok, maka akan berpengaruh kepada
mitra dalam rantai pasok tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung,
begitu juga dengan risiko akibat dari permasalahan tersebut, sehingga akan terjadi
interaksi antar risiko yang menyebabkan kerugian (Marimin dan Maghfiroh 2010).
Risiko dipacu oleh adanya ketidakpastian, sehingga risiko rantai pasok merupakan
ketidakpastian atau ketidakterprediksian suatu kejadian yang dapat memberikan
pengaruh pada rantai pasok dan mengarah pada kerugian (Gaonkar dan
Viswanadham 2006).
Sumber dan driver risiko terdiri dari risiko sistematik (risiko yang tidak dapat
dicegah) dan risiko tidak sistematik (dapat dicegah). Risiko sistematik mencakup
karakteristik lingkungan, karakteristik industri, konfigurasi rantai pasok, dan
anggota rantai pasok, sedangkan risiko tidak sistematik mencakup strategi
organisasi, decision making unit (DMU) dan variabel problem spesifik (Ritchie dan
Brindley 2009). Kategori risiko dalam rantai pasok menurut Chopra dan Sodhi
(2004) yaitu disruptions, delays, system, forecast, intelectual property,
procurement, receivables, inventory dan capacity. Tipe risiko dalam rantai pasok
menurut Matook et al. (2009) yaitu price risk, quantity risk, quality risk, technology
risk, economic risk, environmental risk, process risk, management risk, chaos risk
dan inventory risk.
Tingkat risiko rantai pasok agroindustri tergantung dari jenis komoditasnya.
Komoditas yang memiliki diversifikasi yang sangat tinggi akan berisiko tinggi dari
sisi pasokan, dan sebaliknya. Kompleksitas akan semakin tinggi jika komoditas
yang menjadi bahan baku memiliki produktivitas panen yang sangat rendah dan
sumber pasokan yang terbatas. Dengan demikian, manajemen risiko sangat
membutuhkan penanganan berbasis teknologi dan operasional, sehingga dapat
membantu mengurangi tingkat risiko dan mengakomodir risiko sebagai bagian dari
upaya efisiensi (Zsidisin 2003).
Proses manajemen risiko secara umum terdiri dari beberapa fase yaitu
pendugaan risiko yang mencakup analisis dan evaluasi risiko, pelaporan risiko (risk
reporting) dan pengambilan keputusan, serta penanganan risiko dan monitoring
risiko (Cavinato 2004), sedangkan menurut Norrman dan Jansson (2004) meliputi
identifikasi dan analisis risiko untuk mencari deviasi dari sebuah kejadian
kemudian mencari konsekuensi dari deviasi tersebut dan penyebab deviasinya,
penilaian risiko dengan membuat prioritas dari daftar risiko sehingga dapat
diketahui risiko yang lebih prioritas untuk ditangani dengan cara menghitung
kerugian yang muncul sebagai konsekuensi terjadinya risiko, pengelolaan risiko
dengan cara transfer risiko, menanggung bersama risiko, mendiamkan risiko,
menghapus kegiatannya dan lain-lain, serta pemantauan risiko yaitu memantau dan

8

mengevaluasi apakah penanganan risiko sudah sesuai rencana misalnya sesuai
dengan biaya yang diperkirakan dan jadwal yang direncanakan atau tidak.
Risiko Pasokan (Supply Risk)
Risiko pasokan (supply risk) didefinisikan sebagai terjadinya kegagalan yang
signifikan dan/atau merugikan dalam suatu aliran barang dan jasa, atau
kemungkinan terjadinya loss akibat tidak tersedianya bahan baku. Secara umum,
definisi risiko pasokan difokuskan pada pengetahuan bagaimana risiko tersebut
mempengaruhi kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
konsumennya. Zsidisin (2003) mendefinisikan risiko pasokan sebagai
kemungkinan terjadinya suatu insiden yang berhubungan dengan pasokan inbound,
yang berasal dari gagalnya pemasok individu atau dari pasar suplai, dan
mengakibatkan perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan konsumen atau
insiden tersebut menimbulkan ancaman bagi kehidupan dan keselamatan konsumen.
Kerangka kerja dalam manajemen risiko pasokan menurut Matook et al.
(2009) adalah mendefinisikan sasaran risiko, mengevaluasi kemungkinan kejadian
(likelihood of occurrence) dan konsekuensi dari kejadian khusus.
Risiko Mutu
Risiko mutu produk menurut Chavez dan Seow (2012) didefinisikan sebagai
keadaan mutu produk yang secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh
bahan baku dari pemasok, dimana kejadian risiko minor akan memberikan dampak
kumulatif bagi keseluruhan rantai.
Risiko mutu produk berkaitan dengan karakteristik produk agroindustri.
Produk agroindustri pada dasarnya memiliki dua tipe karakteristik yaitu produk
segar dan produk yang diproses. Produk segar merupakan produk yang tidak
membutuhkan proses pengolahan khusus atau proses transformasi kimia, seperti
produk sayuran, buah-buahan dan sejenisnya, sedangkan produk yang diproses
membutuhkan transformasi kimia atau perubahan bentuk. Produk tanaman hias
mini sebagai salah satu produk agroindustri, memiliki gabungan dua tipe
karakteristik produk agroindustri, yaitu karakteristik sebagai produk segar,
sekaligus juga sebagai produk yang merupakan hasil proses produksi (perlakuan
kimia, pengemasan dan distribusi), sehingga proses penanganan produk-produk
tanaman hias mini harus dilakukan dengan mempertimbangkan peluang terjadinya
risiko mutu, mengingat proses penanganannya akan mempengaruhi penurunan
mutu produk segar (Widodo et al., 2004).
Risiko mutu produk dapat diminimalisasi dengan memenuhi spesifikasi
bahan baku yang disyaratkan melalui pengembangan standar spesifikasi bahan baku
yang dibutuhkan, penentuan kapasitas produksi bahan baku, dan penyediaan
insentif bagi produsen yang mampu memenuhi standar produksi dan pengiriman.
(Widodo et al. 2004).
Tanaman Hias Mini
Rantai pasok tanaman hias mencakup aliran barang, informasi dan finansial
mulai dari pemasok awal (petani), pedagang, industri, toko/ritel sampai ke
konsumen. Struktur rantai pasok produk tanaman hias sebagai komoditas pertanian

9

memiliki keunikan. Petani sebagai pemasok dapat langsung menjual hasil
pertaniannya langsung ke pasar selaku retail sehingga memutus rantai pelaku
tengkulak, manufaktur dan distributor. Manufaktur juga bisa langsung memasok
produk ke konsumen misalnya restoran, rumah sakit dan hotel, tanpa harus melalui
distributor ke retail (Marimin dan Maghfiroh 2010).
Tanaman hias mini sebagai produk pertanian didefinisikan sebagai tanaman
hias biasa yang masih muda, tetapi dipertahankan tetap dalam ukuran kecil atau
ukuran yang dikehendaki, dengan tinggi tanaman berukuran sekitar 5 – 25 cm,
tergantung jenis tanamannya, dan bukan tanaman hias dewasa yang ditata dan diberi
perlakuan tertentu sehingga penampilannya menjadi mini. Tanaman hias mini ini
dapat dibentuk dari tanaman hias indoor maupun outdoor dengan bentuk yang
mungil/kecil, unik, menarik dan perawatan yang relatif mudah, serta diletakkan
dalam pot atau kemasan dengan jenis, model dan ukuran beragam sehingga
memberikan penampilan yang unik dan eksklusif (Tamam dan Soedjatmiko 2006).
Tanaman hias mini ini dapat diproduksi dalam bentuk souvenir, parsel,
potscaping maupun dishplant. Jenis tanaman hias yang dapat dipilih untuk menjadi
tanaman hias mini dapat berasal dari tanaman hias daun indah maupun tanaman
hias bunga seperti kalandiva atau cocor bebek (calanchoe), hipoestes (hypoestes
polythyrsa), miana (coleus hybrid), jengger ayam (celosia cristata), lipstik
(aeschynanthus radicans), sanseviera sp, aglonema sp, philodendron sp, haworthia
sp dan jenis tanaman hias lainnya yang memenuhi persyaratan untuk dijadikan
produk tanaman hias mini (http://www.rumah teduh.com).
Sansevieria sp sebagai salah satu tanaman hias yang dapat dijadikan tanaman
hias mini, termasuk dalam genus Sansevieria, family Agaveceae, ordo Liliales dan
kelas Monocotyledoneae. Tanaman ini dicirikan dengan daun yang tebal yang
mengelilingi batang semu, memiliki akar serabut (wild root) dan rhizoma yang
tumbuh di atas atau di bawah permukaan tanah, sehingga mampu bertahan di
berbagai kondisi. Jenis Sansevieria yang biasanya digunakan untuk tanaman hias
mini adalah jenis Sansevieria trifasciata terutama kultivar ”golden hahnii” karena
memiliki daun yang lebih pendek dan rimpang yang berukuran kecil (Purwanto
2006), dengan tinggi hanya mencapai 25 cm (Mattjik 2010).
Haworthia sp merupakan tanaman hias indoor dan sukulen yang sekilas mirip
dengan lidah buaya, namun memiliki daun yang cukup tebal, liat dan berbobot
dengan motif seperti kulit zebra. Sukulen ini berukuran kecil dan dapat
ditempatkan pada pot dengan diameter kurang dari 10 cm.
Bromelia sp termasuk dalam famili Bromeliaceae, dengan warna daun yang
beraneka ragam dan penuh mengisi ruang tumbuh. Bromelia neoregelia sp dapat
dipilih sebagai tanaman hias mini karena merupakan tanaman epifit yang
tumbuhnya lambat dan sangat mudah dipelihara dengan rentang waktu penyiraman
yang relatif panjang, memiliki bentuk dan warna daun yang menarik dan variatif
serta mempunyai bunga yang indah dengan warna yang beragam. Tanaman ini juga
sangat diminati oleh konsumen karena mampu membersihkan polutan udara hingga
80 persen. Cryptanthus sp adalah jenis bromelia mini dengan struktur daun yang
tipis, kaku dan berbentuk seperti bintang dengan corak yang beragam. Cryptanthus
acaulis dapat digunakan sebagai tanaman hias mini karena pertumbuhannya cukup
lambat dan memiliki tinggi tanaman hanya 12,5 cm dengan lebar 15 cm (Arifin
2007, Sulianta dan Yonathan 2009, Mattjik 2010).

10

Philodendron sp merupakan tanaman hias indoor yang termasuk dalam genus
Philodendron dan famili Araceae, ordo Alismatales dan kelas Liliopsida. Tanaman
ini memiliki daun berbentuk hati, jantung, oval, menjari, maupun berpola yang tak
lazim tapi menarik. Warna daunnya pun beragam misalnya merah, kuning, oranye,
hijau, coklat, perak, bahkan warna-warna variegata, dengan tekstur daun ada yang
halus dan kasar (Kadir 2008).
Kalanchoe sp termasuk dalam genus Kalanchoe dan family Crassulaceae
(orpine), serta merupakan tanaman hias pot yang tahan lama dan mudah
perawatannya. Panjang daunnya bisa mencapai 1- 3 inci, bunga berbentuk kecil
dengan warna yang bervariasi dan menarik (Larson 1992).
Peperomia sp termasuk dalam famili Piperaceae yang mudah sekali tumbuh.
Spesies Peperomia yang biasa digunakan sebagai tanaman hias mini adalah
Peperomia argyreia atau disebut juga Peperomia ”water melon” karena memiliki
ukuran yang kecil dengan daun yang tebal berbentuk elips atau oval, lembut dan
berwarna strip perak abu-abu atau hijau strip perak.
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu tentang pemodelan dan risiko sudah dilakukan
oleh beberapa peneliti diantaranya adalah Zsidisin (2003) yang mendapatkan suatu
teori atau definisi risiko pasokan, sebagai dasar bagi perusahaan untuk membuat
strategi dalam pendugaan dan manajemen risiko pasokan, dengan menggunakan
pendekatan teori dasar. Wu et al (2006) membuat model atau implementasi sistem
komputer untuk analisis risiko pasokan inbound, dengan menggunakan teknik
Analitical Hierarchy Processing (AHP) yang sudah diperbaiki konsistensinya.
Hadiguna dan Marimin (2007) membuat formulasi model perencanaan pasokan
untuk rantai pasok sayuran segar, yang terbagi menjadi sub model pemilihan produk,
sub model perencanaan pasokan dan sub model alokasi pasokan. Hadiguna dan
Machfud (2009) merancang model perencanaan produksi pada rantai pasok Crude
Palm Oil. Hadiguna (2010) membuat model matematik untuk manajemen panen
angkut olah minyak sawit kasar dan menghasilkan sistem penunjang keputusan
untuk pengelolaan risiko penurunan mutu dan optimasi rantai pasok minyak sawit
kasar. Suhardjito (2010) membuat sistem penunjang pengambilan keputusan
cerdas untuk manajemen risiko rantai pasok produk atau komoditas jagung.
Widodo et al. (2004) membuat suatu model proses pembungaan-panen produk
segar pertanian untuk memaksimalkan tingkat kepuasan permintaan secara konstan
di semua periode. Wu et al. (2010) membuat model pemrograman multi obyektif
fuzzy untuk memutuskan pemilihan pemasok dengan mempertimbangkan faktorfaktor risiko yang ada. Penelitian ini menghasilkan suatu model matematika yang
dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk menangani risiko pasokan dan mutu
produk agroindustri tanaman hias mini. Ringkasan penelitian terdahulu disajikan
pada Tabel 1.

11

Tabel 1. Ringkasan penelitian terdahulu
No

Referensi

Hasil

Risiko

1.

Zsidisin 2003

Teori atau definisi risiko pasokan,
dengan menggunakan pendekatan teori
dasar



2.

Wu et al. 2006

Model atau implementasi sistem
komputer untuk analisis risiko pasokan
inbound, dengan menggunakan teknik
Analitical Hierarchy Processing (AHP)
yang sudah diperbaiki konsistensinya





3.

Suharjito 2011

Sistem penunjang pengambilan
keputusan cerdas untuk manajemen
risiko rantai pasok produk atau
komoditas jagung





4.

Hadiguna dan
Marimin 2007

Model perencanaan pasokan untuk
rantai pasok sayuran segar



5.

Hadiguna dan
Machfud 2008

Model perencanaan produksi pada
rantai pasok Crude Palm Oil



6.

Wu et al.
2010

Model pemrograman multi obyektif
fuzzy untuk memutuskan pemilihan
pemasok dengan mempertimbangkan
faktor-faktor risiko yang ada





7.

Hadiguna 2010

Model matematik untuk manajemen
panen angkut olah minyak sawit kasar
dan menghasilkan sistem penunjang
keputusan untuk pengelolaan risiko
penurunan mutu dan optimasi rantai
pasok minyak sawit kasar





8.

Santoso 2005

Sistem penunjang keputusan dengan
lima model utama yang digunakan
untuk melakukan analisis dan
manajemen risiko agroindustri





9.

Widodo et al.
2004

Model proses pembungaan-panen
produk segar pertanian



10.

Permana 2009

Model dinamika sistem rancangbangun
manajemen rantai pasokan industri teh
hijau



11.

Penelitian ini

Model matematika untuk penanganan
risiko pasokan dan mutu produk
tanaman hias mini



Model



12

3

METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran

Produk-produk unik tanaman hias mini memiliki karakteristik yang berbeda
dengan produk-produk industri non pertanian. Produk ini disajikan dalam bentuk
segar atau hidup sehingga proses produksinya mulai dari budidaya tanaman,
distribusi tanaman, proses perlakuan tanaman, proses pengemasan sampai proses
distribusi produk ke tangan konsumen harus harus dilakukan dengan baik sehingga
menghasilkan produk dengan mutu yang baik sesuai keinginan konsumen. Proses
budidaya tanaman hias mini sebagai bahan baku produk, proses produksi di tingkat
industri serta struktur rantai pasok dan hubungan antara anggota rantai pasok
memberikan peluang terjadinya risiko pasokan dan mutu produk seperti kekurangan
pasokan tanaman, kerusakan tanaman hias dan kerusakan produk (tanaman patah,
layu, mati, kemasan rusak dan sebagainya). Oleh karena itu, perlu dilakukan upayaupaya manajemen risiko agar permasalahan tersebut dapat ditangani dan mampu
menjamin upaya pemenuhan permintaan konsumen.
Tata Laksana Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada pelaku usaha yang terlibat dalam rantai pasok
tanaman hias mini dengan obyek utama yaitu Rumah Teduh - Green Souvenir.
Pelaksanaannya yaitu dari bulan Desember 2011 – Mei 2012 untuk mendapatkan
data-data dan informasi yang dibutuhkan, pengolahan data dan pengembangan
model. Prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Tahapan Penelitian
a.

Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :
Identifikasi serta penilaian risiko pasokan dan mutu tanaman hias.
Tahap identifikasi dan penilaian risiko diawali dengan studi pendahuluan
untuk mengetahui struktur rantai pasok tanaman hias mini dan hubungan antar
anggota rantai pasok. Pengambilan data pada tahapan ini dilakukan melalui
studi pustaka, observasi lapang, pengisian kuesioner dan wawancara mendalam
dengan pihak industri dan petani yang terlibat dalam rantai pasok tanaman hias
mini. Wawancara dilakukan secara langsung atau melalui media seperti email,
mobile phone/telepon dan facebook.
Identifikasi sumber dan kejadian risiko serta penilaian risiko dilakukan
terhadap petani dan industri dalam rantai pasok tanaman hias mini, yaitu petani
Ciapus, petani Lembang dan industri Rumah Teduh Green Souvenir, melalui
wawancara dan pengisian kuesioner (kuesioner disajikan pada Lampiran 1 dan
2). Penilaian risiko dilakukan dengan menggunakan metode fuzzy failure mode
and effect analysis (fuzzy FMEA), dan tool yang digunakan adalah Matlab
7.10.0.499 (R2010a) (The Mathworks, 2010). Input yang digunakan berupa
nilai severity rating/tingkat keparahan (S), occurence rating/tingkat kejadian

14

(O) dan detection rating/deteksi (D) dengan skala 1-10, yang diberikan oleh
petani dan industri melalui kuesioner, sedangkan output yang dihasilkan
berupa nilai fuzzy risk priority number (fuzzy RPN) dengan skala 1-1000.
Mulai

Studi Pendahuluan
Studi literatur

Diskusi dan wawancara ke
beberapa pihak

Kuesioner

Fuzzy FMEA

Identifikasi serta penilaian risiko pasokan dan
mutu tanaman hias mini

Profil risiko

Perancangan model kuantitatif penanganan
risiko pasokan dan mutu tanaman hias mini

Optimasi multi
obyektif

Verifikasi dan validasi

T

Sesuai?
Valid?
Y
Model penanganan risiko
tanaman hias mini

Selesai

Gambar 1. Prosedur penelitian
b.

c.

Perancangan model kuantitatif untuk penanganan risiko pasokan dan mutu
pada rantai pasok tanaman hias mini menggunakan teknik optimasi multi
obyektif atau multi objective programming. Perancangan model kuantitatif ini
dilakukan berdasarkan hasil observasi lapang dan hasil penilaian risiko di
tingkat industri. Asumsi yang digunakan adalah :
 Model dibuat berdasarkan hasil penilaian risiko di tingkat industri
 Model dibuat untuk produk souvenir ekonomis dan parsel
 Pasokan bahan penunjang selalu tercukupi dan biaya pengiriman produk
ditanggung oleh konsumen sehingga tidak diperhitungkan dalam model.
Verifikasi dan validasi model menggunakan data-data yang diperoleh dari
obyek studi dan untuk meyakinkan bahwa model yang dihasilkan mampu
bekerja sesuai kebutuhan pengambil keputusan.

4

LANDASAN TEO