Konsumsi dan Pertumbuhan Kambing Peranakan Etawa Periode Prasapih yang diberi Ransum Strater dengan Cara Bebas Pilih
KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN KAMBING PERANAKAN
ETAWA PRASAPIH YANG DIBERI RANSUM STARTER
DENGAN CARA BEBAS PILIH
FAUZIAH RAMADINI
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Konsumsi dan
Pertumbuhan Kambing Peranakan Etawa Periode Prasapih yang diberi Ransum
Starter dengan Cara Bebas Pilih adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015
Fauziah Ramadini
NIM D24090134
ABSTRAK
FAUZIAH RAMADINI. Konsumsi dan Pertumbuhan Kambing Peranakan Etawa
Prasapih yang diberi Ransum Starter dengan Cara Bebas Pilih. Dibimbing oleh
KUKUH BUDI SATOTO dan LILIS KHOTIJAH.
Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan ternak namun sesuai dengan
pakan yang disukai ternak adalah dengan menggunakan sistem bebas pilih. Sistem
bebas pilih memberikan kesempatan pada ternak untuk memilih bahan pakan yang
disukainya. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok anak kambing (6 ekor anak
kambing) yang diberi ransum starter mix dan ransum bebas pilih. Peubah yang
diamati adalah pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konsumsi zat makanan,
dan efisiesi pnggunaan pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bahan
pakan yang disukai oleh anak kambing dan mendapatkan susunan ransum starter
dengan menggunakan sistem bebas pilih. Hasil penelitian menunjukan
kecenderungan ternak untuk mengkonsumsi pollard dan bungkil kedelai. Sistem
bebas pilih menghasilkan susunan bahan pakan sebagai berikut pollard (49.62%),
jagung (2.41%), bungkil kedelai (20.96%), onggok (23.56%), dan bungkil kelapa
(3.45%). Performa kedua perlakuan bebas pilih dan mix adalah bobot badan 10.67
kg dan 11.17 kg, efisiensi pakan 0.48 dan 0.46.
Kata kunci: Anak kambing, sistem bebas pilih, ransum starter, peranakan etawa,
kesejahteraan hewan.
ABSTRACT
FAUZIAH RAMADINI. The Consumption and Growth of Pre Weaning Etawa
Breed Kid Fed Starter Ration under Cafeteria Feeding. Supervised by KUKUH
BUDI SATOTO and LILIS KHOTIJAH.
One of the ways to satisfy the needs of livestock, But befitting with a
preferred feed livestock is to use the cafeteria feeding system. The cafeteria feeding
give opportunity for animal to choose his favorite feed ingredients. The research
worked on two groups of goat kids (6 goat kids) fed a starter ration mix and cafeteria
feeding. The observed variables were body weight gain, feed intake, consumption
of nutrients, and feed efficiency. This study aims to provide information feedstuffs
favored by the kid and get a starter ration composition using the cafeteria feeding
system. The results showed a propensity to consume pollard and soybean meal. The
cafeteria feeding system generates the following composition of feed ingredients
pollard (49.62%), corn (2.41%), soybean meal (20.96%), cassava (23.56%), and
coconut meal (3.45%). The performance of the two treatments is cafeteria feeding
and mix body weight 10.67 (kg) and 11.177 (kg) and feed efficiency of 0.48 and
0.46.
Key words: Animal welfare, cafeteria feeding, goat kids, etawa breed goat, starter
fed.
KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN KAMBING PERANAKAN
ETAWA PRASAPIH YANG DIBERI RANSUM STARTER
DENGAN CARA BEBAS PILIH
FAUZIAH RAMADINI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu
wa ta’ala atas limpahan karunia serta rahmat-Nya dalam penyusunan dan
penyelesaian skripsi ini. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini
berjudul berjudul Pola Konsumsi dan Pertumbuhan Kambing Peranakan Etawa
Periode Prasapih yang diberi Ransum Starter dengan Cara Bebas Pilih.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Kukuh Budi Satoto, MS dan
Ibu Dr. Ir. Lilis Khotijah, M. Si selaku pembimbing. Kepada Bapak Dr. Ir. Didid
Diapari, MS sebagai dosen pembahas seminar hasil penelitan penulis, Bapak Ir.
Asep Tata Permana, M.Sc dan Bapak Muhammad Baihaqi, S. Pt, M. Sc sebagai
dosen penguji ujian sidang atas masukan dan sarannya yang membangun untuk
penulisan skripsi penulis. Ibu Dilla M. Fassah, S. Pt, M. Sc sebagai panitia ujian
siding penulis. Penghargaan penulis sampaikan kepada teknisi kandang, Bapak
Edy, Bapak Asep, dan Bapak Jun yang telah membantu selama pengumpulan data.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak, ibu, serta seluruh
keluarga atas doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2015
Fauziah Ramadini
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
xi
xi
xi
1
1
1
Bahan
2
Alat
2
Ternak Percobaan
2
Prosedur Percobaan
3
Analisis Data
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pola Konsumsi Bahan Pakan dan Ransum Starter
4
4
Susunan Ransum Starter Hasil Sistem Bebas Pilih
7
Konsumsi Zat Makanan
8
Konsumsi Zat Makanan
9
Pola Pertumbuhan dan Efisiensi Penggunaan Pakan
10
Analisis Pendapatan Berdasarkan Biaya Pakan
11
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
UCAPAN TERIMA KASIH
11
11
12
12
14
18
18
DAFTAR TABEL
1. Kandungan zat makanan
2. Formulasi ransum starter mix
3. Rataan konsumsi harian per minggu bahan pakan ransum selama
pengamatan
4. Rataan konsumsi ternak harian per minggu (dalam bahan kering) dan
persentase bobot badan
5. Perbedaan formulasi ransum pakan starter mix dan bebas pilih
6. Rataan konsumsi (dalam bahan kering) ransum anak kambing
7. Rataan konsumsi zat makanan ransum starter dan susu
8. Pertambahan bobot badan serta efisiensi penggunaan pakan
9. Analisis pendapatan berdasarkan biaya pakan
2
3
5
6
8
9
9
10
12
DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kandang penelitian
Perlakuan bebas pilih
Perlakuan mix
Pola konsumsi bahan pakan
Pola konsumsi ransum bebas pilih dan ransum mix
Peningkatan bobot badan ternak selama penelitian
2
3
3
6
7
10
PENDAHULUAN
Pakan merupakan hal yang penting dalam pemeliharaan ternak, pemberian
pakan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ternak. Kyriazakis dan Savory (1997)
mengungkapkan kecukupan zat makanan merupakan kebutuhan utama yang harus
dipenuhi dalam isu animal welfare. Mellor dan Stafford (2004) menjelaskan
defisiensi zat makanan menyebabkan rusaknya fungsi biologis dari hewan, rasa
lapar, dan membuat adanya penyimpangan tingkah laku. Beberapa contoh
penyimpangan tingkah laku akibat kekurangan zat makanan adalah tail bitting pada
babi ketika kelaparan (Newberry dan Woodgush 1998) dan feather pecking pada
unggas (Blokhuis 1989).
Pemeliharaan ternak harus mencakup ‘five freedom of animal’ (UK Farm
Animal Council 1993), yaitu bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak
nyaman, bebas dari luka, rasa sakit dan penyakit, bebas mengekspresikan tingkah
laku normalnya, dan bebas dari rasa takut dan tertekan. Penggunaan sistem bebas
pilih merupakan salah satu cara untuk memenuhi lima poin kebebasan ternak,
dengan metode ini ternak dapat memilih pakannya sendiri dan memenuhi
kebutuhannya, dan dapat mengekspresikan tingkah laku normalnya dalam memilih
pakan yang disukai.
Beberapa penelitian telah membahas mengenai pentingnya sistem bebas
pilih. Bebas pilih yang dilakukan pada sapi (Gorgulu 1996; Boga 2009; Rolis 2010),
kambing (Fedele et al. 2002; Gorgulu et al. 2003; Yurtseven dan Gorgulu 2004;
Gorgulu 2008), dan domba (Gorgulu et al. 1996; Keskin et al. 2004) dapat
memberikan kesempatan pada ternak untuk memilih bahan pakan sesuai dengan
kesukaan, membuat ternak merasa lebih nyaman, menyebabkan ternak dapat lebih
banyak makan, dan kebutuhan zat makanannya tercukupi.
Ternak muda yang mengalami penyapihan harus beradaptasi dengan
konsentrat yang diberikan. Pemenuhan kebutuhan ini sesuai dengan isu animal
welfare yang telah disebutkan sebelumnya sehingga dibutuhkan konsentrat yang
berkualitas, disukai dan mudah diperoleh. Namun informasi mengenai konsentrat
tersebut belum banyak ditemukan sehingga penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan konsentrat yang sesuai terutama yang tersedia di Indonesia. Penelitian
ini bertujuan untuk menguraikan bahan pakan yang disukai oleh anak kambing dan
mendapatkan susunan ransum starter dengan menggunakan sistem bebas pilih.
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Ilmu Nutrisi Ternak
Daging dan Kerja bagian Nutrisi Ternak Terapan, Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dari bulan Juli
hingga Oktober 2013.
2
Bahan
Bahan pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung, pollard,
bungkil kedelai, bungkil kelapa, garam, CaCO3, premix, dan susu sapi segar.
Kandungan zat makanan dari bahan pakan yang digunakan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Kandungan zat makanan (berdasarkan As fed)
Bungkil
Bungkil
Nutrien
Jagung1
Pollard1 Onggok1
kedelai1
kelapa1
BK (%)
85.22
85.73
89.24
85.28
85.12
Abu (%)
1.45
6.56
5.28
4.25
5.76
PK (%)
9.58
44.04
16.84
15.67
3.16
SK (%)
1.54
4.98
19.07
7.16
19.74
LK (%)
1.18
2.64
13.10
2.34
0.67
Beta-N (%)
71.47
27.51
34.95
55.86
70.67
TDN3 (%)
80.8
83.2
78.70
67.90
85.00
Ca (%)
0.23
0.38
0.17
0.09
0.36
P (%)
0.40
0.72
0.62
1.39
0.16
Susu2
12.50
0.70
3.40
0.00
3.60
4.80
129.00
0.91
0.74
1
Hasil Analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan (2009), 2Kearl (1982), dan 3dihitung
menurut Kearl (1982); BK: bahan kering, PK: protein kasar, SK: serat kasar, LK: lemak kasar,
Beta-N: bahan ekstrak tanpa nitrogen, TDN: total digestible nutrient.
Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang ternak dengan
ukuran (1.5 x 1.25) m2 yang terbuat dari kayu yang dilengkapi dengan tempat air
minum dan tempat pakan (Gambar 1). Timbangan pakan, timbangan gantung untuk
ternak dan botol serta dot.
Gambar 1 Kandang penelitian
Ternak Percobaan
Penelitian ini menggunakan anak kambing Peranakan Etawa sebanyak 6
ekor dengan bobot awal (6.54 ± 0.25) kg yang berumur sekitar satu bulan (3 ekor
jantan dan 3 ekor betina) dengan tipe kelahiran kembar. Ternak dikelompokan
3
dalam dua kandang berbeda, masing-masing 3 ekor ternak dalam satu kandang
kelompok.
Prosedur Percobaan
Persiapan Bahan Ransum Starter
Bahan pakan diformulasikan sesuai dengan ransum perlakuan. Susunan
ransum mix yang digunakan disusun berdasarkan Ensminger (2002) dengan
kandungan protein 21% dan total digestible nutrient (TDN) 75% susunan ransum
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Formulasi ransum starter mix
Bahan pakan
Jagung
Pollard
Bungkil kedelai
Mineral mix
Persentase (%)
35.0
31.8
30.0
3.2
Bahan ransum untuk bebas pilih disediakan dalam bak pakan yang masingmasng berisi bahan pakan yang berbeda.
Prosedur Pemberian Pakan
Perlakuan penelitian adalah pemberian konsentrat yang berbeda. Ransum
starter mix (Gambar 2) dan ransum bebas pilih berupa jagung, pollard, bungkil
kedelai, bungkil kelapa dan onggok (Gambar 3). Pakan diberikan secara bertahap
hingga konsumsinya mencapai ± 3% bobot badan (bahan kering).
Gambar 2 Perlakuan bebas pilih
Gambar 3 Perlakuan mix
Prosedur Pemeliharaan Ternak
Enam ekor anak kambing dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan
perlakuan. Satu kandang kelompok berisi tiga ekor ternak. Pengamatan dilakukan
selama dua bulan. Pakan diberikan secara bertahap, mulai dari 10 g hingga
meningkat sesuai pertambahan konsumsi harian ternak. Susu diberikan dua kali
dalam sehari, pagi dan sore hari masing-masing sebanyak 250 mL. Pemberian
pakan dilakukan setiap pagi setelah pemberian susu.
4
Analisis Data
Peubah yang diamati adalah pola konsumsi ransum, konsumsi zat makanan,
pola pertumbuhan anak kambing dan peningkatan bobot badan selama pengamatan.
Konsumsi Ransum
Penimbangan sisa pakan dilakukan setiap pagi sebelum pemberian pakan
pada pagi hari selanjutnya. Rumus perhitungan konsumsi ransum adalah sebagai
berikut:
Konsumsi ransum (g) = pemberian (g) – sisa (g)
Konsumsi Zat Makanan (ZM)
Jumlah zat makanan yang dikonsumsi ternak adalah bahan kering (BK),
protein kasar (PK), total digestible nutrient (TDN), serat kasar (SK), lemak kasar
(LK), Ca, dan P dihitung dari konsumsi pakan segar dikali dengan persentase kadar
zat makanan. Rumus perhitungan konsumsi ZM adalah sebagai berikut:
Konsumsi ZM (g)
= Konsumsi ransum (asfed) (g) x presentase kadar ZM
Pertambahan Bobot Badan (PBB)
Penimbangan bobot badan ternak dilakukan seminggu sekali selama
penelitian berlangsung. Rumus perhitungan PBB adalah sebagai berikut:
PBB (g ekor -1 hari-1) = bobot sapih – bobot awal perlakuan (g ekor-1)
lama Pemeliharaan (hari)
Efisiensi Penggunaan Pakan (EPP)
Efisiensi penggunaan pakan adalah perbandingan antara pertambahan bobot
badan yang dihasilkan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi. Rumus perhitungan
EPP adalah sebagai berikut:
EPP =
PBB (g hari-1)
konsumsi BK pakan (g hari-1)
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pola Konsumsi Bahan Pakan dan Ransum Starter
Konsumsi pakan meningkat seiring dengan peningkatan bobot badan
ternak. Konsumsi dapat digunakan untuk menilai palatabilitas suatu ransum yang
diberikan. Tingkat palatabilitas pakan dapat diamati dari tingginya konsumsi
ransum tersebut. Rataan konsumsi starter anak disajikan pada Tabel 3.
5
Tabel 3 Rataan konsumsi harian per minggu bahan pakan ransum selama
pengamatan (dalam Bahan kering)
Ransum bebas pilih (g ekor-1 hari-1)
Minggu ke-
Bungkil
kedelai
Bungkil
kelapa
1
2.00
1.93
2
7.35
3
Ransum
mix
(g ekor-1
hari-1)
Pollard
Onggok
2.41
6.82
7.94
21.12
22.04
2.34
4.67
63.76
28.17
106.28
92.61
4.49
4.67
5.28
70.25
6.89
91.59
138.41
4
28.58
5.52
4.87
72.89
55.73
167.6
224.68
5
69.40
4.25
3.65
98.07
53.91
229.28
236.33
6
61.24
7.65
3.65
101.52
40.53
214.59
283.35
7
54.70
7.65
4.46
129.95
60.80
257.57
302.57
8
61.24
13.6
4.06
140.92
70.93
290.74
307.07
239.59
34.44
23.11
635.86
278.71
1 211.70
1 422.66
36.12
5.95
4.13
85.52
40.61
172.35
200.88
20.96
3.45
2.40
49.62
23.57
100.00
Total
Rata-rata
Persentase
(%)*
*
Persentase (%) =
T
T
Jagung
e
Jumlah
x 100
Berdasarkan Tabel 3, rataan konsumsi bebas pilih lebih rendah 28.55 g dari
ransum starter mix (172.25 g ekor-1 hari-1 vs 200.88 g ekor-1 hari-1) dengan bobot
akhir masing-masing 10.67 kg dan 11.16 kg (Tabel 7). Perbedaan konsumsi bahan
kering kedua perlakukan dapat disebabkan oleh bobot kedua ternak yang berbeda.
Bobot badan ransum bebas pilih lebih rendah dari ransum mix menyebabkan
konsumsinya menjadi lebih rendah bebas pilih dibandingkan mix. Data konsumsi
ternak harian dalam persentase bobot badan disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Rataan konsumsi ternak harian per minggu (dalam bahan kering) dan
persentase bobot badan
Minggu ke-
Ransum bebas pilih
(g ekor-1 hari-1)
Persentase
bobot badan
(%)
Ransum mix
(g ekor-1 hari-1)
Persentase
bobot badan
(%)
0.33
1
21.12
0.32
22.04
2
106.28
1.52
92.61
1.32
3
91.59
1.31
138.41
1.85
4
167.6
2.19
224.68
2.87
5
229.28
2.81
236.33
2.58
6
214.59
2.34
283.35
2.83
7
257.57
2.69
302.57
2.84
8
290.74
2.73
307.07
2.75
Total
Rata-rata
1 211.70
172.35
1 422.66
1.99
200.88
2.17
6
Berdasarkan Tabel 4, konsumsi harian ternak dalam persentase bobot badan
kedua perlakuan tidak jauh berbeda. Pada akhir penelitian persentase bobot
badannya hanya mencapai 2.73% dan 2.75% hanya selisih 0.03% dengan bobot
akhir adalah 10.67 kg dan 11.17 kg (Tabel 8).
Ransum bebas pilih menyediakan bahan pakan berbeda yang memberikan
ternak untuk memilih pakan yang disukainya. Pilihan bahan pakan yang dipilih
akan menghasilkan pola konsumsi ransum anak kambing. Pola konsumsi bahan
pakan yang dihasilkan dari bebas pilih disajikan dalam Gambar 4.
140
120
Konsumsi (g)
100
80
60
40
20
0
35
40
45
50
55
60
65
70
Umur ternak (hari)
Gambar 4 Pola konsumsi bahan pakan.
Jagung,
Pollard,
75
80
Bungkil kedelai,
Onggok
85
90
95
Bungkil kelapa,
Berdasarkan Gambar 4, Konsumsi bungkil kelapa dan jagung relatif rendah,
rataan konsumsinya hanya mencapai 5.95 g dan 4.13 g. konsumsi bungkil kedelai
dan onggok cenderung fluktuatif, sedangkan konsumsi pollard yang relatif terus
meningkat mulai dari minggu keempat hingga akhir penelitian. Hasil konsumsi
ransum bebas pilih menunjukan kecenderungan anak kambing lebih mengkonsumsi
pollard dan bungkil kedelai dibanding bahan pakan lainnya. Pollard lebih disukai
sebagai sumber energi dan bungkil kedelai lebih disukai sebagai sumber protein.
Hal ini sesuai dengan penelitian Gorgulu (2008) pada kambing laktasi, pollard dan
bungkil kedelai lebih disukai pada sistem bebas pilih.
Ternak lebih menyukai bungkil kedelai dapat disebabkan oleh tingginya
kandungan asam amino bungkil kedelai, anak kambing yang memiliki saluran
pencernaan seperti monogastrik karena saluran pencernaannya belum berkembang,
membutuhkan asam amino esensial yang lengkap yang kebanyakan terdapat dalam
bungkil kedelai.
Pollard lebih disukai sebagai sumber energi dapat disebabkan oleh
kandungan patinya. Susunan pati memiliki kandungan yang berbeda pada setiap
bahan pakan, biasanya berupa amilosa, amilopektin dan beberapa zat antara (An
2005). Pollard memiliki kandungan amilosa yang tinggi dibandingkan onggok (Isti
2010). Kandungan amilosa yang tinggi dalam bahan pakan menyebabkan pati
mudah terurai dalam proses hidrolisis (Atichokudomchaia 2000), hidrolisis dalam
7
tubuh merupakan proses penguraian komponen pati sehingga pollard yang
kandungan amilosanya lebih tinggi menjadi lebih cepat dicerna dari pada onggok
dan memiliki konsumsi yang lebih tinggi.
Rataan jumlah konsumsi ransum yang berbeda antara bebas pilih dan mix
menghasilkan pola konsumsi yang berbeda pula. Perbedaan pola konsumsi ransum
bebas pilih dan starter disajikan pada Gambar 5.
350
Konsumsi (g)
300
250
200
150
100
50
0
35
40
45
50
55
60
65
70
75
Umur ternak (hari)
Gambar 5 Pola konsumsi ransum bebas pilih dan mix.
Ransum mix.
80
85
90
95
Ransum bebas pilih
Berdasarkan Gambar 5, pola konsumsi kedua ransum cenderung fluktuatif.
Masa fluktuatif ransum mix dimulai pada minggu awal hingga minggu ke lima
(umur 69 hari) atau pada umur 62 hari, pada ransum bebas pilih masa fluktuatif
pada minggu awal hingga umur 69 hari. Minggu selanjutnya kedua ransum
mengalami peningkatan di setiap minggunya.
Pola konsumsi pakan kedua perlakuan menunjukan adanya peningkatan
pakan secara bertahap pada pekan awal penelitian. Perlakuan mix lebih stabil
dibandingkan dengan perlakuan bebas pilih, meskipun tetap ada penurunan pada
umur ke 69. Perlakuan mix cenderung mengalami peningkatan konsumsi ditiap
minggunya dan tidak ada penurunan konsumsi yang signifikan sedangkan
perlakuan bebas pilih lebih fluktuatif, mengalami penurunan konsumsi dan
peningkatan konsumsi pada umur 48 hari dan umur 55 hari, serta umur ke 69 hari
dan umur ke 76 hari.
Susunan Ransum Starter Hasil Sistem Bebas Pilih
Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 3, terlihat bahwa Susunan
bahan pakan dengan sistem bebas pilih berbeda dengan ransum starter mix. Ransum
mix disusun berdasarkan Ensminger (2002) yang dimodifikasi dari bahan yang
tersedia. Ransum sarter yang disusun oleh sistem bebas pilih disajikan pada Tabel
5.
8
Tabel 5 Susunan ransum pakan starter mix dan bebas pilih
Perlakuan
Jenis pakan
Jagung
Bungkil kedelai
Mineral mix
Onggok
Pollard
Bungkil kelapa
Zat Makanan
BK
Abu
PK
LK
SK
Beta-N
TDN
Ca
P
Bebas pilih
Mix
----------------------- (%) ---------------------2.41
35.00
20.96
30.00
0.00
3.20
23.56
0.00
49.62
31.80
3.45
0.00
85.47
5.68
21.55
2.71
10.82
59.25
76.86
0.22
0.91
85.87
4.48
25.19
2.28
5.05
59.81
75.5
1.43
0.80
BK: bahan kering, PK: protein kasar, SK: serat kasar, LK: lemak kasar, Beta-N: bahan ekstrak
tanpa nitrogen, TDN : total digestible nutrient
Berdasarkan data Tabel 5, urutan bahan pakan yang terbesar hingga terkecil
dari ransum bebas pilih adalah pollard, onggok, bungkil kedelai, bungkil kelapa
kemudian jagung. Hal ini berbeda dengan susunan bahan pakan dari ransum mix
dengan persentase jagung yang paling tinggi kemudian pollard, bungkil kedelai dan
mineral mix.
Susunan bahan pakan ini menghasilkan kandungan zat makanan yang
berbeda. Kandungan zat makanan pada bebas pilih memiliki nilai TDN yang lebih
tinggi 1.36%, kandungan proteinya lebih rendah 3.64%, kandungan serat kasar
yang lebih tinggi 5.77% dari ransum mix. Ransum bebas pilih mengandung serat
kasar yang tinggi. Tingginya energi dan serat kasar dalam ransum bebas pilih
diduga didapatkan dari konsumsi onggok yang tinggi.
Konsumsi Zat Makanan
Bahan Kering
kebutuhan konsumsi ternak muda dengan bobot 10 kg adalah 3.5 - 4.0%
bobot badan dalam bahan kering (NRC 2006). Rataan konsumsi ternak dsajikan
pada Tabel 6.
9
Tabel 6 Rataan konsumsi (dalam bahan kering) ransum anak kambing
Konsumsi
Bebas pilih
(g ekor-1 hari-1)
64.25
172.34
236.59
Susu
Starter
Total
Perlakuan
Persen
Mix
bobot badan (g ekor-1 hari-1)
(%)
0.60
64.25
1.62
200.88
2.22
265.13
Persen bobot
badan (%)
0.55
1.83
2.38
Hasil penelitian menunjukkan konsumsi BK ransum starter dari anak
kambing yang diberi ransum starter bebas pilih dan starter mix masing-masing
mencapai 236.59 g dan 265.13 g dalam bahan kering atau sekitar 2.22% dan 2.38%
bobot badan. Hal ini sejalan dengan Devendra dan Burns (1994) yang menyatakan
bahwa kebutuhan konsumsi bahan kering harian kambing lokal adalah 1.8 – 4.7%
bobot badan, untuk kambing perah 2.0 – 4.7% Bobot Badan.
Konsumsi Zat Makanan
Konsumsi zat makanan bebas pilih lebih rendah dari konsumsi zat makanan
mix kecuali pada konsumsi serat kasar. Konsumsi kandungan zat makanan anak
kambing disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7 Rataan konsumsi zat makanan ransum starter dan susu
Konsumsi
Bebas
Pilih
(g hari-1 )
Mix
(g hari-1 )
Starter
Susu
Total
Starter
Susu
Total
BK
172.35
64.25
236.6
200.88
64.25
265.13
PK
37.43
17.48
54.91
50.41
17.48
67.89
SK
19.65
0.00
19.65
10.08
0.00
10.08
TDN
149.68
82.88
232.56
175.07
82.88
257.95
Ca
0.24
4.68
4.92
2.87
4.68
7.55
P
1.50
3.81
5.31
1.62
3.81
5.43
BK: bahan kering, PK: protein kasar, SK: serat kasar, LK: lemak kasar, Beta-N: bahan ekstrak tanpa
nitrogen, TDN: total digestible nutrient.
Konsumsi protein anak kambing menurut NRC (2006) untuk bobot 10 kg
(PBB 100 g hari-1) adalah 63 g hari-1 sedangkan konsumsi selama penelitian
mencapai 67 g hari-1 pada mix dan 54.91 g hari-1 pada bebas pilih. Konsumsi TDN
mencapai 257.95 g hari-1 pada ransum mix, pada bebas pilih 232.56 g hari-1, nilai
konsumsi TDN lebih rendah dari kebutuhan menurut NRC (2006) yaitu 350 g.
Kebutuhan kalsium untuk ternak dengan bobot 10 kg adalah 3.5 g per hari
(NRC 2006), sedangkan konsumsi kalsium ransum mix dan bebas pilih hanya
mencapai 2.87 g per hari dan 0.24 g per hari. Kekurangan kalsium dipenuhi melalui
konsumsi susu, sehingga konsumsi kalsiumnya mencapai 7.5 g per hari pada mix
dan 4.92 g per hari pada bebas pilih. Secara umum kebutuhan zat makanan ternak
terpenuhi melalui ransum bebas pilih dan mix.
10
Pola Pertumbuhan dan Efisiensi Penggunaan Pakan
Pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan pakan
Selisih bebas
Perlakuan
Peubah
pilih dan mix
Bebas Pilih
Mix
Bobot awal penelitian (g)
Bobot akhir penelitian (g)
6 500.00
10 666.67
6 583.33
11 166.67
83.33
0.48
91.67
0.46
PBB (g ekor-1 hari-1)
Efisiensi penggunaan pakan
83.33
500.00
8.34
0.02
PBB: Pertambahan bobot badan.
Berdasarkan Tabel 8, Pertambahan bobot badan pada bebas pilih 83.33
g/hari, pada perlakuan ransum starter mencapai 91.67 g/hari. Pertambahan bobot
badan kambing PE (Peranakan Etawa) adalah 71 g (Sarwono 2002) sedangkan
menurut Indra (2010), pertambahan bobot badan kambing PE adalah 81.76±20.69
kg. Pertambahan bobot badan ternak tidak jauh berbeda dengan penelitian yang
dilakukan Sarwono (2002) dan Indra (2010). Bobot akhir penelitian mix dan bebas
pilih mencapai 11.17 kg dan 10.67 kg. Bobot ini tidak berbeda jauh dengan rataan
bobot sapih di balai penelitian peternakan Ciawi, anak jantan kambing PE yaitu
11.41 kg dan anak betina sebesar 11.24 kg (Widian 2010). Atabany (2001)
melaporkan bobot sapih anak jantan dan anak betina kambing PE masing-masing
adalah 13.5 kg dan 11.5 kg dengan umur sapih 3 bulan. Bobot sapih anak kambing
hasil penelitian Atabany (2001) dan Widian (2010) tidak berbeda jauh dengan bobot
akhir anak kambing penelitian. Hal ini menunjukan penyapihan dini dapat diakukan
pada kambing yang diberikan pakan bebas pilih maupun ransum mix.
Bobot sapih, pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan pakan
kedua perlakuan tidak jauh berbeda. Bobot sapih dan pertambahan bobot badan
lebih tinggi pada perlakuan ransum mix, sedangkan pada efisiensi penggunaan
pakan lebih tinggi pada ransum bebas pilih. Grafik peningkatan bobot badan
disajikan pada Gambar 6.
12.00
Bobot (kg)
11.00
10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
42
49
56
63
70
77
84
91
Umur (Hari)
Gambar 6 Pola pertumbuhan ternak selama penelitian.
Mix
Bebas Pilih,
98
11
Berdasarkan Gambar 7, ternak mengalami peningkatan bobot badan setiap
minggunya. Pada minggu pertama hingga ketiga bobot badan kedua perlakuan
pakan tidak jauh berbeda, pada umur 63 hari hingga umur 70 hari mulai terjadi
perbedaan bobot badan yang lebih tinggi diantara keduanya. Hal ini dapat
disebakan karena minggu pertama hingga ketiga merupakan masa adaptasi hingga
belum ada pengaruh yang signifikan dari perbedaan konsumsi ransum bebas pilih
dan ransum mix
Analisis Pendapatan Berdasarkan Biaya Pakan
Analisis pendapatan kedua perlakuan (Bebas pilih dan mix) pada penelitian
ini dilakukan untuk melihat perlakuan yang lebih memiliki nilai ekonomis. Analisis
pendapatan berdasarkan biaya pakan disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Analisis pendapatan berdasarkan biaya pakan
Selisih bebas
pilih dan mix
Perlakuan
Peubah
Bebas Pilih
Mix
PBB (kg ekor-1 hari-1)
0.08
0.09
0.01
-1
Harga ternak (Rp kg )
120 000.00
120 000.00
0.00
Jumlah konsumsi (kg)
54.44
63.16
8.72
Harga pakan (Rp kg )
Biaya pakan (Rp)
Konsumsi susu (l)
Harga susu (Rp l-1)
Biaya susu (Rp)
4 003.00
217 945.00
45.00
6 000.00
270 000.00
5 733.00
362 110.00
45.00
6 000.00
270 000.00
1 730.00
144 165.00
0.00
0.00
0.00
Total biaya pemberian pakan (Rp)
Harga jual ternak (Rp)
487 945.00
899 640.00
632 110.00
993 600.00
144 165.00
97 200.00
Pendapatan (Rp)
408 455.00
361 490.00
46 965.00
-1
(kg-1):
Harga
jagung Rp 4500, pollard Rp 3600, bungkil kedelai Rp 7500, bungkil kelapa Rp 3600,
CaCO3 Rp 25 000, premix Rp 10 000; PBB: pertambahan bobot badan
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa pendapatan ransum bebas pilih
lebih banyak dari ransum mix (Rp 408 455.00 vs Rp 361 490.00). Perbedaan yang
tidak berbeda jauh pada bobot badan serta efisiensi penggunaan pakan (Tabel 7)
menunjukan ransum bebas pilih memiliki keuntungan yang lebih tinggi dengan
biaya pakan yang lebih murah.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Perlakuan bebas pilih menunjukkan urutan bahan pakan yang paling disukai
anak kambing adalah pollard kemudian onggok dan bungkil kedelai. Pollard lebih
disukai sebagai sumber energi dan bungkil kedelai sebagai sumber protein. Susunan
12
bebas pilih yang dihasilkan adalah pollard (49.62%), jagung (2.41%), bungkil
kedelai (20.96%), onggok (23.56%), dan bungkil kelapa (3.45%). Performa kedua
perlakuan bebas pilih dan mix adalah bobot badan 10.67 kg dan 11.177 kg dan
efisiensi pakan 0.48 dan 0.46.
Saran
Ransum bebas pilih menunjukan hasil yang lebih efisien dibandingkan
dengan ransum mix sehingga bisa dilanjutkan penelitian yang sama dengan bahan
pakan lain, misalnya hijauan serta penelitian lanjutan pada periode ternak
selanjutnya dengan rancangan penelitian yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
An HY. 2005. Effects of ozonation and addition of amino acids on properties of
rice starches [disertasi]. Lousiana (US): Louisiana State University.
Atabany A. 2001. Studi kasus produksi kambing peranakan etawah dan kambing
saanen pada peternakan kambing barokah dan PT Taurus Dairy Farm [tesis].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Atichokudomchaia N, Sujin S, Saiyavit V. 2000. Morphological properties of acidmodified tapioca Starch. Starch. 52: 283-289.
Blokhuis H J. 1989. The effect of sudden charge in floor type on pecking behavior
in chicks. App Anim Behav Sci. 22: 65-73.
Boga M, Sahin A, Kilic B, Gorgulu M. 2009. Behavioural responses of dairy calves
to cafeteria feeding vs single feeding. J Anim Vet. 8: 1573-1578.
Duncan I J H, Fraser D. 1997. Understanding Animal Welfare. Wallingford (UK):
CAB International.
Devendra C, M Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Bandung (ID):
Penerbit ITB.
Ensminger ME. 2002. Sheep and Goat Science. Ed ke-6. Danville (US): Interstate.
Fedele V, Claps S, Rubino R, Calandreli M, Pila AM. 2002. Effect of free-choice
and traditional feeding system on goat feeding ehviour and intake. J Livest Prod
Sci. 74: 19-31.
Gorgulu M, Kutlu H R, Demir E, Ozturkean O, Forbes J M. 1996. Nutritional
consequences of free choice among feed ingredients by awwasi lambs. Small
Rum Res. 20: 23-39.
Gorgulu M, Guney O, Torun O, Kutlu H.R, Ozuyanik O. 2003. An alternative
feeding system for dairy goat: effect of free-choice feeding on milk yield and
milk composition in early lactation of Damascus goats. J Anim Feed Sci. 12: 3334.
Gorgulu M, Boga M, Sahin A, Serbester U, Kutlu H.R, Sahinler S, 2008. Diet
selection and eating behaviour of lactating goats subjected to time restricted
feeding in choice and single feeding system. Small Rum Res. 78: 41-47.
Indra S, Farizal. 2010. Pertumbuhan anak kambing peranakan etawah (PE) sampai
umur 6 bulan di pedesaan. Med Pet. 12(2): 25-28.
13
Isti P. 2010. Pengembangan proses inovatif kombinasi reaksi hidrolisis asam dan
reaksi photokimia UV untuk produksi pati termodifikasi dari tapioka [tesis].
Semarang [ID]. Universitas Diponegoro.
Kearl L C. 1982. Nutrien Requirements of Ruminants in Develoving Countries.
International Fedstuffs Institute. Utah (US): Utah State University Logan.
Keskin M, A Sahin, O Bicer, S Gul. 2004. Comparison of the behaviour of awassi
lambs in cafeteria feeding system with single diet feeding system. App Anim
Behav Sci. 85: 57-64.
Kyriazakis I, Savory C J. 1997. Hunger and Thirst. Didalam M.C. Appleby and B.O
Hugghes, editor. Animal Welfare. Wallingford (US): CABI. Hlm 49-62.
Mellor D J, Stafford K J. 2004. Animal welfare implications of neonatal mortality
and morbidity in farm animals. J Vet. 168: 118-133.
[NRC] National Research Councill. 2006. Nutrient Requirement of Small
Ruminants. Washington DC (US): The National Academic Pr.
Newberry R C, Woodgush D G M. 1988. Development of some behavior patterns
in piglets under semi-natural condition. Anim Prod. 46: 103-109.
Rolis P. 2010. Penampilan produksi pedet peranakan friesian holstein jantan
periode pra-sapih yang diberi ransum starter dengan cara bebas pilih (cafeteria
feeding) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sarwono B. 2002. Beternak Kambing Unggul. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Widian S. 2011. Evaluasi potensi genetik sifat pertumbuhan pejantan kambing PE
dan saanen di balai penelitian ternak ciawi-bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Yurtseven S, M Gorgulu. 2004. Effects of grain sources and feeding methods, freechoice vs total mixed ration, on milk yield and composition of german fawn x
hair crossbred goats in mid lactation. J Anim Feed Sci. 13: 417-428.
Yurtseven S, M Gorgulu. 2007. The effects of multiple choices for grain and protein
source differing in ruminal degradability on diet selection and performance of
lactating dairy goats. J Anim Prod. 48: 144.
14
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 6 April
1991 dari pasangan suami istri yang bernama bapak Kakan
Turkandi dan Ibu siti Nuraeni. Penulis adalah anak ketiga dari
lima bersaudara. Tahun 2009 penulis menyelesaikan studinya
di SMA Negeri 2 Sukabumi dan melanjutkan studinya ke
Institut Pertanian Bogor (IPB) angkatan 46 pada tahun yang
sama melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN). Penulis merupakan mahasiswa
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Peternakan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah aktif menjadi asisten
praktikum mata kuliah Pendidikan Agama Islam TPB pada tahun ajaran 2011/2012
untuk semester ganjil dan genap. Penulis aktif dalam beberapa kegiatan kepenulisan
dan beberapa kali memenangkan lomba penulisan yang di adakan BEM FEM IPB
(SEPENA PUJANGGA 2010 dan 2012). Penulis aktif sebagai staff Bina baca
Qur’an (BBQ) dewan mushola asrama, sebagai staff divisi multimedia LDK Al
Hurriyyah IPB (2009/2011), sebagai sekretaris Departemen Syi’ar selama dua
periode kepengurusan (2010/2011 dan 2011/2012) di Lembaga Dakwah Fakultas
Forum Aktivitas Mahasiwa Muslim (FAMM) Al-An’aam. Penulis juga aktif
mengikuti kepanitian, seperti panitia Paket Qiyamu Ramadhan (PQR) LDK AL
Hurriyyah PB (2010), panitia Meet Cowboy 48 (2012), Meet Cowboy 49 (2013).
Penulis juga pernah aktif dan tercatat sebagai pengajar di Lembaga Bimbingan
Belajar Kharisma Prestasi, Dramaga Pratama dan SBJ.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Kukuh Budi Satoto, MS
sebagai pembimbing utama dan Dr. Ir. Lilis Khotijah, M.Si sebagai pembimbing
anggota dan panitia seminar hasil penulis yang telah membimbing dengan penuh
perhatian dan kesabaran. Kepada bapak Dr. Ir. Didid Diapari, MS sebagai dosen
pembahas seminar penulis, bapak Ir. Asep Tata Permana, M.Sc dan Bapak
Muhammad Baihaqi, S.Pt, M.Sc sebagai dosen penguji ujian sidang penulis atas
sarannya yang membangun untuk penulisan skripsi penulis. Kepada Ibu Dilla M.
Fassa, S.Pt, M.Sc sebagai panitia sidang yang telah membantu dalam penyelesain
skripsi. Kepada laboratorium Nutrisi Ternak Daging dan Kerja yang telah
memfasilitasi penelitian sehingga penelitian ini bisa berjalan. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada Ibu dan bapak tercinta atas doa dan dukungan penuh
cinta dan kasih sayangnya, dan adik serta kakak yang selalu memberi semangat.
Kepada teknisi di kandang, pak Edy, pak Asep, Pak jun juga rekan-rekan selama
penelitian di kandang. Kepada “lingkaran cahaya” sebagai tim pe-reminder, rekanrekan ‘FAmily’, Fighter dan IDe’ers, terima kasih atas nasihat-nasihat dan ukhuwah
yang tak tergantikan. Ucapan terimakasih untuk saudari di Rumah Qur’an IPB atas
lecutan semangatnya. Nana, dini dan Nuy, saudari ivoner yang selalu dirindukan.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh staff dan dosen
Departemen INTP IPB, keluarga besar INTP 46 dan FAMM Al-An’aam untuk
semua warna yang ditorehkan dalam 3 tahun kebersamaan di FAPET tercinta.
ETAWA PRASAPIH YANG DIBERI RANSUM STARTER
DENGAN CARA BEBAS PILIH
FAUZIAH RAMADINI
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Konsumsi dan
Pertumbuhan Kambing Peranakan Etawa Periode Prasapih yang diberi Ransum
Starter dengan Cara Bebas Pilih adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015
Fauziah Ramadini
NIM D24090134
ABSTRAK
FAUZIAH RAMADINI. Konsumsi dan Pertumbuhan Kambing Peranakan Etawa
Prasapih yang diberi Ransum Starter dengan Cara Bebas Pilih. Dibimbing oleh
KUKUH BUDI SATOTO dan LILIS KHOTIJAH.
Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan ternak namun sesuai dengan
pakan yang disukai ternak adalah dengan menggunakan sistem bebas pilih. Sistem
bebas pilih memberikan kesempatan pada ternak untuk memilih bahan pakan yang
disukainya. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok anak kambing (6 ekor anak
kambing) yang diberi ransum starter mix dan ransum bebas pilih. Peubah yang
diamati adalah pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konsumsi zat makanan,
dan efisiesi pnggunaan pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bahan
pakan yang disukai oleh anak kambing dan mendapatkan susunan ransum starter
dengan menggunakan sistem bebas pilih. Hasil penelitian menunjukan
kecenderungan ternak untuk mengkonsumsi pollard dan bungkil kedelai. Sistem
bebas pilih menghasilkan susunan bahan pakan sebagai berikut pollard (49.62%),
jagung (2.41%), bungkil kedelai (20.96%), onggok (23.56%), dan bungkil kelapa
(3.45%). Performa kedua perlakuan bebas pilih dan mix adalah bobot badan 10.67
kg dan 11.17 kg, efisiensi pakan 0.48 dan 0.46.
Kata kunci: Anak kambing, sistem bebas pilih, ransum starter, peranakan etawa,
kesejahteraan hewan.
ABSTRACT
FAUZIAH RAMADINI. The Consumption and Growth of Pre Weaning Etawa
Breed Kid Fed Starter Ration under Cafeteria Feeding. Supervised by KUKUH
BUDI SATOTO and LILIS KHOTIJAH.
One of the ways to satisfy the needs of livestock, But befitting with a
preferred feed livestock is to use the cafeteria feeding system. The cafeteria feeding
give opportunity for animal to choose his favorite feed ingredients. The research
worked on two groups of goat kids (6 goat kids) fed a starter ration mix and cafeteria
feeding. The observed variables were body weight gain, feed intake, consumption
of nutrients, and feed efficiency. This study aims to provide information feedstuffs
favored by the kid and get a starter ration composition using the cafeteria feeding
system. The results showed a propensity to consume pollard and soybean meal. The
cafeteria feeding system generates the following composition of feed ingredients
pollard (49.62%), corn (2.41%), soybean meal (20.96%), cassava (23.56%), and
coconut meal (3.45%). The performance of the two treatments is cafeteria feeding
and mix body weight 10.67 (kg) and 11.177 (kg) and feed efficiency of 0.48 and
0.46.
Key words: Animal welfare, cafeteria feeding, goat kids, etawa breed goat, starter
fed.
KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN KAMBING PERANAKAN
ETAWA PRASAPIH YANG DIBERI RANSUM STARTER
DENGAN CARA BEBAS PILIH
FAUZIAH RAMADINI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu
wa ta’ala atas limpahan karunia serta rahmat-Nya dalam penyusunan dan
penyelesaian skripsi ini. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini
berjudul berjudul Pola Konsumsi dan Pertumbuhan Kambing Peranakan Etawa
Periode Prasapih yang diberi Ransum Starter dengan Cara Bebas Pilih.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Kukuh Budi Satoto, MS dan
Ibu Dr. Ir. Lilis Khotijah, M. Si selaku pembimbing. Kepada Bapak Dr. Ir. Didid
Diapari, MS sebagai dosen pembahas seminar hasil penelitan penulis, Bapak Ir.
Asep Tata Permana, M.Sc dan Bapak Muhammad Baihaqi, S. Pt, M. Sc sebagai
dosen penguji ujian sidang atas masukan dan sarannya yang membangun untuk
penulisan skripsi penulis. Ibu Dilla M. Fassah, S. Pt, M. Sc sebagai panitia ujian
siding penulis. Penghargaan penulis sampaikan kepada teknisi kandang, Bapak
Edy, Bapak Asep, dan Bapak Jun yang telah membantu selama pengumpulan data.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak, ibu, serta seluruh
keluarga atas doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2015
Fauziah Ramadini
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
xi
xi
xi
1
1
1
Bahan
2
Alat
2
Ternak Percobaan
2
Prosedur Percobaan
3
Analisis Data
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pola Konsumsi Bahan Pakan dan Ransum Starter
4
4
Susunan Ransum Starter Hasil Sistem Bebas Pilih
7
Konsumsi Zat Makanan
8
Konsumsi Zat Makanan
9
Pola Pertumbuhan dan Efisiensi Penggunaan Pakan
10
Analisis Pendapatan Berdasarkan Biaya Pakan
11
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
UCAPAN TERIMA KASIH
11
11
12
12
14
18
18
DAFTAR TABEL
1. Kandungan zat makanan
2. Formulasi ransum starter mix
3. Rataan konsumsi harian per minggu bahan pakan ransum selama
pengamatan
4. Rataan konsumsi ternak harian per minggu (dalam bahan kering) dan
persentase bobot badan
5. Perbedaan formulasi ransum pakan starter mix dan bebas pilih
6. Rataan konsumsi (dalam bahan kering) ransum anak kambing
7. Rataan konsumsi zat makanan ransum starter dan susu
8. Pertambahan bobot badan serta efisiensi penggunaan pakan
9. Analisis pendapatan berdasarkan biaya pakan
2
3
5
6
8
9
9
10
12
DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kandang penelitian
Perlakuan bebas pilih
Perlakuan mix
Pola konsumsi bahan pakan
Pola konsumsi ransum bebas pilih dan ransum mix
Peningkatan bobot badan ternak selama penelitian
2
3
3
6
7
10
PENDAHULUAN
Pakan merupakan hal yang penting dalam pemeliharaan ternak, pemberian
pakan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ternak. Kyriazakis dan Savory (1997)
mengungkapkan kecukupan zat makanan merupakan kebutuhan utama yang harus
dipenuhi dalam isu animal welfare. Mellor dan Stafford (2004) menjelaskan
defisiensi zat makanan menyebabkan rusaknya fungsi biologis dari hewan, rasa
lapar, dan membuat adanya penyimpangan tingkah laku. Beberapa contoh
penyimpangan tingkah laku akibat kekurangan zat makanan adalah tail bitting pada
babi ketika kelaparan (Newberry dan Woodgush 1998) dan feather pecking pada
unggas (Blokhuis 1989).
Pemeliharaan ternak harus mencakup ‘five freedom of animal’ (UK Farm
Animal Council 1993), yaitu bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak
nyaman, bebas dari luka, rasa sakit dan penyakit, bebas mengekspresikan tingkah
laku normalnya, dan bebas dari rasa takut dan tertekan. Penggunaan sistem bebas
pilih merupakan salah satu cara untuk memenuhi lima poin kebebasan ternak,
dengan metode ini ternak dapat memilih pakannya sendiri dan memenuhi
kebutuhannya, dan dapat mengekspresikan tingkah laku normalnya dalam memilih
pakan yang disukai.
Beberapa penelitian telah membahas mengenai pentingnya sistem bebas
pilih. Bebas pilih yang dilakukan pada sapi (Gorgulu 1996; Boga 2009; Rolis 2010),
kambing (Fedele et al. 2002; Gorgulu et al. 2003; Yurtseven dan Gorgulu 2004;
Gorgulu 2008), dan domba (Gorgulu et al. 1996; Keskin et al. 2004) dapat
memberikan kesempatan pada ternak untuk memilih bahan pakan sesuai dengan
kesukaan, membuat ternak merasa lebih nyaman, menyebabkan ternak dapat lebih
banyak makan, dan kebutuhan zat makanannya tercukupi.
Ternak muda yang mengalami penyapihan harus beradaptasi dengan
konsentrat yang diberikan. Pemenuhan kebutuhan ini sesuai dengan isu animal
welfare yang telah disebutkan sebelumnya sehingga dibutuhkan konsentrat yang
berkualitas, disukai dan mudah diperoleh. Namun informasi mengenai konsentrat
tersebut belum banyak ditemukan sehingga penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan konsentrat yang sesuai terutama yang tersedia di Indonesia. Penelitian
ini bertujuan untuk menguraikan bahan pakan yang disukai oleh anak kambing dan
mendapatkan susunan ransum starter dengan menggunakan sistem bebas pilih.
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Ilmu Nutrisi Ternak
Daging dan Kerja bagian Nutrisi Ternak Terapan, Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dari bulan Juli
hingga Oktober 2013.
2
Bahan
Bahan pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung, pollard,
bungkil kedelai, bungkil kelapa, garam, CaCO3, premix, dan susu sapi segar.
Kandungan zat makanan dari bahan pakan yang digunakan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Kandungan zat makanan (berdasarkan As fed)
Bungkil
Bungkil
Nutrien
Jagung1
Pollard1 Onggok1
kedelai1
kelapa1
BK (%)
85.22
85.73
89.24
85.28
85.12
Abu (%)
1.45
6.56
5.28
4.25
5.76
PK (%)
9.58
44.04
16.84
15.67
3.16
SK (%)
1.54
4.98
19.07
7.16
19.74
LK (%)
1.18
2.64
13.10
2.34
0.67
Beta-N (%)
71.47
27.51
34.95
55.86
70.67
TDN3 (%)
80.8
83.2
78.70
67.90
85.00
Ca (%)
0.23
0.38
0.17
0.09
0.36
P (%)
0.40
0.72
0.62
1.39
0.16
Susu2
12.50
0.70
3.40
0.00
3.60
4.80
129.00
0.91
0.74
1
Hasil Analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan (2009), 2Kearl (1982), dan 3dihitung
menurut Kearl (1982); BK: bahan kering, PK: protein kasar, SK: serat kasar, LK: lemak kasar,
Beta-N: bahan ekstrak tanpa nitrogen, TDN: total digestible nutrient.
Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang ternak dengan
ukuran (1.5 x 1.25) m2 yang terbuat dari kayu yang dilengkapi dengan tempat air
minum dan tempat pakan (Gambar 1). Timbangan pakan, timbangan gantung untuk
ternak dan botol serta dot.
Gambar 1 Kandang penelitian
Ternak Percobaan
Penelitian ini menggunakan anak kambing Peranakan Etawa sebanyak 6
ekor dengan bobot awal (6.54 ± 0.25) kg yang berumur sekitar satu bulan (3 ekor
jantan dan 3 ekor betina) dengan tipe kelahiran kembar. Ternak dikelompokan
3
dalam dua kandang berbeda, masing-masing 3 ekor ternak dalam satu kandang
kelompok.
Prosedur Percobaan
Persiapan Bahan Ransum Starter
Bahan pakan diformulasikan sesuai dengan ransum perlakuan. Susunan
ransum mix yang digunakan disusun berdasarkan Ensminger (2002) dengan
kandungan protein 21% dan total digestible nutrient (TDN) 75% susunan ransum
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Formulasi ransum starter mix
Bahan pakan
Jagung
Pollard
Bungkil kedelai
Mineral mix
Persentase (%)
35.0
31.8
30.0
3.2
Bahan ransum untuk bebas pilih disediakan dalam bak pakan yang masingmasng berisi bahan pakan yang berbeda.
Prosedur Pemberian Pakan
Perlakuan penelitian adalah pemberian konsentrat yang berbeda. Ransum
starter mix (Gambar 2) dan ransum bebas pilih berupa jagung, pollard, bungkil
kedelai, bungkil kelapa dan onggok (Gambar 3). Pakan diberikan secara bertahap
hingga konsumsinya mencapai ± 3% bobot badan (bahan kering).
Gambar 2 Perlakuan bebas pilih
Gambar 3 Perlakuan mix
Prosedur Pemeliharaan Ternak
Enam ekor anak kambing dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan
perlakuan. Satu kandang kelompok berisi tiga ekor ternak. Pengamatan dilakukan
selama dua bulan. Pakan diberikan secara bertahap, mulai dari 10 g hingga
meningkat sesuai pertambahan konsumsi harian ternak. Susu diberikan dua kali
dalam sehari, pagi dan sore hari masing-masing sebanyak 250 mL. Pemberian
pakan dilakukan setiap pagi setelah pemberian susu.
4
Analisis Data
Peubah yang diamati adalah pola konsumsi ransum, konsumsi zat makanan,
pola pertumbuhan anak kambing dan peningkatan bobot badan selama pengamatan.
Konsumsi Ransum
Penimbangan sisa pakan dilakukan setiap pagi sebelum pemberian pakan
pada pagi hari selanjutnya. Rumus perhitungan konsumsi ransum adalah sebagai
berikut:
Konsumsi ransum (g) = pemberian (g) – sisa (g)
Konsumsi Zat Makanan (ZM)
Jumlah zat makanan yang dikonsumsi ternak adalah bahan kering (BK),
protein kasar (PK), total digestible nutrient (TDN), serat kasar (SK), lemak kasar
(LK), Ca, dan P dihitung dari konsumsi pakan segar dikali dengan persentase kadar
zat makanan. Rumus perhitungan konsumsi ZM adalah sebagai berikut:
Konsumsi ZM (g)
= Konsumsi ransum (asfed) (g) x presentase kadar ZM
Pertambahan Bobot Badan (PBB)
Penimbangan bobot badan ternak dilakukan seminggu sekali selama
penelitian berlangsung. Rumus perhitungan PBB adalah sebagai berikut:
PBB (g ekor -1 hari-1) = bobot sapih – bobot awal perlakuan (g ekor-1)
lama Pemeliharaan (hari)
Efisiensi Penggunaan Pakan (EPP)
Efisiensi penggunaan pakan adalah perbandingan antara pertambahan bobot
badan yang dihasilkan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi. Rumus perhitungan
EPP adalah sebagai berikut:
EPP =
PBB (g hari-1)
konsumsi BK pakan (g hari-1)
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pola Konsumsi Bahan Pakan dan Ransum Starter
Konsumsi pakan meningkat seiring dengan peningkatan bobot badan
ternak. Konsumsi dapat digunakan untuk menilai palatabilitas suatu ransum yang
diberikan. Tingkat palatabilitas pakan dapat diamati dari tingginya konsumsi
ransum tersebut. Rataan konsumsi starter anak disajikan pada Tabel 3.
5
Tabel 3 Rataan konsumsi harian per minggu bahan pakan ransum selama
pengamatan (dalam Bahan kering)
Ransum bebas pilih (g ekor-1 hari-1)
Minggu ke-
Bungkil
kedelai
Bungkil
kelapa
1
2.00
1.93
2
7.35
3
Ransum
mix
(g ekor-1
hari-1)
Pollard
Onggok
2.41
6.82
7.94
21.12
22.04
2.34
4.67
63.76
28.17
106.28
92.61
4.49
4.67
5.28
70.25
6.89
91.59
138.41
4
28.58
5.52
4.87
72.89
55.73
167.6
224.68
5
69.40
4.25
3.65
98.07
53.91
229.28
236.33
6
61.24
7.65
3.65
101.52
40.53
214.59
283.35
7
54.70
7.65
4.46
129.95
60.80
257.57
302.57
8
61.24
13.6
4.06
140.92
70.93
290.74
307.07
239.59
34.44
23.11
635.86
278.71
1 211.70
1 422.66
36.12
5.95
4.13
85.52
40.61
172.35
200.88
20.96
3.45
2.40
49.62
23.57
100.00
Total
Rata-rata
Persentase
(%)*
*
Persentase (%) =
T
T
Jagung
e
Jumlah
x 100
Berdasarkan Tabel 3, rataan konsumsi bebas pilih lebih rendah 28.55 g dari
ransum starter mix (172.25 g ekor-1 hari-1 vs 200.88 g ekor-1 hari-1) dengan bobot
akhir masing-masing 10.67 kg dan 11.16 kg (Tabel 7). Perbedaan konsumsi bahan
kering kedua perlakukan dapat disebabkan oleh bobot kedua ternak yang berbeda.
Bobot badan ransum bebas pilih lebih rendah dari ransum mix menyebabkan
konsumsinya menjadi lebih rendah bebas pilih dibandingkan mix. Data konsumsi
ternak harian dalam persentase bobot badan disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Rataan konsumsi ternak harian per minggu (dalam bahan kering) dan
persentase bobot badan
Minggu ke-
Ransum bebas pilih
(g ekor-1 hari-1)
Persentase
bobot badan
(%)
Ransum mix
(g ekor-1 hari-1)
Persentase
bobot badan
(%)
0.33
1
21.12
0.32
22.04
2
106.28
1.52
92.61
1.32
3
91.59
1.31
138.41
1.85
4
167.6
2.19
224.68
2.87
5
229.28
2.81
236.33
2.58
6
214.59
2.34
283.35
2.83
7
257.57
2.69
302.57
2.84
8
290.74
2.73
307.07
2.75
Total
Rata-rata
1 211.70
172.35
1 422.66
1.99
200.88
2.17
6
Berdasarkan Tabel 4, konsumsi harian ternak dalam persentase bobot badan
kedua perlakuan tidak jauh berbeda. Pada akhir penelitian persentase bobot
badannya hanya mencapai 2.73% dan 2.75% hanya selisih 0.03% dengan bobot
akhir adalah 10.67 kg dan 11.17 kg (Tabel 8).
Ransum bebas pilih menyediakan bahan pakan berbeda yang memberikan
ternak untuk memilih pakan yang disukainya. Pilihan bahan pakan yang dipilih
akan menghasilkan pola konsumsi ransum anak kambing. Pola konsumsi bahan
pakan yang dihasilkan dari bebas pilih disajikan dalam Gambar 4.
140
120
Konsumsi (g)
100
80
60
40
20
0
35
40
45
50
55
60
65
70
Umur ternak (hari)
Gambar 4 Pola konsumsi bahan pakan.
Jagung,
Pollard,
75
80
Bungkil kedelai,
Onggok
85
90
95
Bungkil kelapa,
Berdasarkan Gambar 4, Konsumsi bungkil kelapa dan jagung relatif rendah,
rataan konsumsinya hanya mencapai 5.95 g dan 4.13 g. konsumsi bungkil kedelai
dan onggok cenderung fluktuatif, sedangkan konsumsi pollard yang relatif terus
meningkat mulai dari minggu keempat hingga akhir penelitian. Hasil konsumsi
ransum bebas pilih menunjukan kecenderungan anak kambing lebih mengkonsumsi
pollard dan bungkil kedelai dibanding bahan pakan lainnya. Pollard lebih disukai
sebagai sumber energi dan bungkil kedelai lebih disukai sebagai sumber protein.
Hal ini sesuai dengan penelitian Gorgulu (2008) pada kambing laktasi, pollard dan
bungkil kedelai lebih disukai pada sistem bebas pilih.
Ternak lebih menyukai bungkil kedelai dapat disebabkan oleh tingginya
kandungan asam amino bungkil kedelai, anak kambing yang memiliki saluran
pencernaan seperti monogastrik karena saluran pencernaannya belum berkembang,
membutuhkan asam amino esensial yang lengkap yang kebanyakan terdapat dalam
bungkil kedelai.
Pollard lebih disukai sebagai sumber energi dapat disebabkan oleh
kandungan patinya. Susunan pati memiliki kandungan yang berbeda pada setiap
bahan pakan, biasanya berupa amilosa, amilopektin dan beberapa zat antara (An
2005). Pollard memiliki kandungan amilosa yang tinggi dibandingkan onggok (Isti
2010). Kandungan amilosa yang tinggi dalam bahan pakan menyebabkan pati
mudah terurai dalam proses hidrolisis (Atichokudomchaia 2000), hidrolisis dalam
7
tubuh merupakan proses penguraian komponen pati sehingga pollard yang
kandungan amilosanya lebih tinggi menjadi lebih cepat dicerna dari pada onggok
dan memiliki konsumsi yang lebih tinggi.
Rataan jumlah konsumsi ransum yang berbeda antara bebas pilih dan mix
menghasilkan pola konsumsi yang berbeda pula. Perbedaan pola konsumsi ransum
bebas pilih dan starter disajikan pada Gambar 5.
350
Konsumsi (g)
300
250
200
150
100
50
0
35
40
45
50
55
60
65
70
75
Umur ternak (hari)
Gambar 5 Pola konsumsi ransum bebas pilih dan mix.
Ransum mix.
80
85
90
95
Ransum bebas pilih
Berdasarkan Gambar 5, pola konsumsi kedua ransum cenderung fluktuatif.
Masa fluktuatif ransum mix dimulai pada minggu awal hingga minggu ke lima
(umur 69 hari) atau pada umur 62 hari, pada ransum bebas pilih masa fluktuatif
pada minggu awal hingga umur 69 hari. Minggu selanjutnya kedua ransum
mengalami peningkatan di setiap minggunya.
Pola konsumsi pakan kedua perlakuan menunjukan adanya peningkatan
pakan secara bertahap pada pekan awal penelitian. Perlakuan mix lebih stabil
dibandingkan dengan perlakuan bebas pilih, meskipun tetap ada penurunan pada
umur ke 69. Perlakuan mix cenderung mengalami peningkatan konsumsi ditiap
minggunya dan tidak ada penurunan konsumsi yang signifikan sedangkan
perlakuan bebas pilih lebih fluktuatif, mengalami penurunan konsumsi dan
peningkatan konsumsi pada umur 48 hari dan umur 55 hari, serta umur ke 69 hari
dan umur ke 76 hari.
Susunan Ransum Starter Hasil Sistem Bebas Pilih
Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 3, terlihat bahwa Susunan
bahan pakan dengan sistem bebas pilih berbeda dengan ransum starter mix. Ransum
mix disusun berdasarkan Ensminger (2002) yang dimodifikasi dari bahan yang
tersedia. Ransum sarter yang disusun oleh sistem bebas pilih disajikan pada Tabel
5.
8
Tabel 5 Susunan ransum pakan starter mix dan bebas pilih
Perlakuan
Jenis pakan
Jagung
Bungkil kedelai
Mineral mix
Onggok
Pollard
Bungkil kelapa
Zat Makanan
BK
Abu
PK
LK
SK
Beta-N
TDN
Ca
P
Bebas pilih
Mix
----------------------- (%) ---------------------2.41
35.00
20.96
30.00
0.00
3.20
23.56
0.00
49.62
31.80
3.45
0.00
85.47
5.68
21.55
2.71
10.82
59.25
76.86
0.22
0.91
85.87
4.48
25.19
2.28
5.05
59.81
75.5
1.43
0.80
BK: bahan kering, PK: protein kasar, SK: serat kasar, LK: lemak kasar, Beta-N: bahan ekstrak
tanpa nitrogen, TDN : total digestible nutrient
Berdasarkan data Tabel 5, urutan bahan pakan yang terbesar hingga terkecil
dari ransum bebas pilih adalah pollard, onggok, bungkil kedelai, bungkil kelapa
kemudian jagung. Hal ini berbeda dengan susunan bahan pakan dari ransum mix
dengan persentase jagung yang paling tinggi kemudian pollard, bungkil kedelai dan
mineral mix.
Susunan bahan pakan ini menghasilkan kandungan zat makanan yang
berbeda. Kandungan zat makanan pada bebas pilih memiliki nilai TDN yang lebih
tinggi 1.36%, kandungan proteinya lebih rendah 3.64%, kandungan serat kasar
yang lebih tinggi 5.77% dari ransum mix. Ransum bebas pilih mengandung serat
kasar yang tinggi. Tingginya energi dan serat kasar dalam ransum bebas pilih
diduga didapatkan dari konsumsi onggok yang tinggi.
Konsumsi Zat Makanan
Bahan Kering
kebutuhan konsumsi ternak muda dengan bobot 10 kg adalah 3.5 - 4.0%
bobot badan dalam bahan kering (NRC 2006). Rataan konsumsi ternak dsajikan
pada Tabel 6.
9
Tabel 6 Rataan konsumsi (dalam bahan kering) ransum anak kambing
Konsumsi
Bebas pilih
(g ekor-1 hari-1)
64.25
172.34
236.59
Susu
Starter
Total
Perlakuan
Persen
Mix
bobot badan (g ekor-1 hari-1)
(%)
0.60
64.25
1.62
200.88
2.22
265.13
Persen bobot
badan (%)
0.55
1.83
2.38
Hasil penelitian menunjukkan konsumsi BK ransum starter dari anak
kambing yang diberi ransum starter bebas pilih dan starter mix masing-masing
mencapai 236.59 g dan 265.13 g dalam bahan kering atau sekitar 2.22% dan 2.38%
bobot badan. Hal ini sejalan dengan Devendra dan Burns (1994) yang menyatakan
bahwa kebutuhan konsumsi bahan kering harian kambing lokal adalah 1.8 – 4.7%
bobot badan, untuk kambing perah 2.0 – 4.7% Bobot Badan.
Konsumsi Zat Makanan
Konsumsi zat makanan bebas pilih lebih rendah dari konsumsi zat makanan
mix kecuali pada konsumsi serat kasar. Konsumsi kandungan zat makanan anak
kambing disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7 Rataan konsumsi zat makanan ransum starter dan susu
Konsumsi
Bebas
Pilih
(g hari-1 )
Mix
(g hari-1 )
Starter
Susu
Total
Starter
Susu
Total
BK
172.35
64.25
236.6
200.88
64.25
265.13
PK
37.43
17.48
54.91
50.41
17.48
67.89
SK
19.65
0.00
19.65
10.08
0.00
10.08
TDN
149.68
82.88
232.56
175.07
82.88
257.95
Ca
0.24
4.68
4.92
2.87
4.68
7.55
P
1.50
3.81
5.31
1.62
3.81
5.43
BK: bahan kering, PK: protein kasar, SK: serat kasar, LK: lemak kasar, Beta-N: bahan ekstrak tanpa
nitrogen, TDN: total digestible nutrient.
Konsumsi protein anak kambing menurut NRC (2006) untuk bobot 10 kg
(PBB 100 g hari-1) adalah 63 g hari-1 sedangkan konsumsi selama penelitian
mencapai 67 g hari-1 pada mix dan 54.91 g hari-1 pada bebas pilih. Konsumsi TDN
mencapai 257.95 g hari-1 pada ransum mix, pada bebas pilih 232.56 g hari-1, nilai
konsumsi TDN lebih rendah dari kebutuhan menurut NRC (2006) yaitu 350 g.
Kebutuhan kalsium untuk ternak dengan bobot 10 kg adalah 3.5 g per hari
(NRC 2006), sedangkan konsumsi kalsium ransum mix dan bebas pilih hanya
mencapai 2.87 g per hari dan 0.24 g per hari. Kekurangan kalsium dipenuhi melalui
konsumsi susu, sehingga konsumsi kalsiumnya mencapai 7.5 g per hari pada mix
dan 4.92 g per hari pada bebas pilih. Secara umum kebutuhan zat makanan ternak
terpenuhi melalui ransum bebas pilih dan mix.
10
Pola Pertumbuhan dan Efisiensi Penggunaan Pakan
Pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan pakan
Selisih bebas
Perlakuan
Peubah
pilih dan mix
Bebas Pilih
Mix
Bobot awal penelitian (g)
Bobot akhir penelitian (g)
6 500.00
10 666.67
6 583.33
11 166.67
83.33
0.48
91.67
0.46
PBB (g ekor-1 hari-1)
Efisiensi penggunaan pakan
83.33
500.00
8.34
0.02
PBB: Pertambahan bobot badan.
Berdasarkan Tabel 8, Pertambahan bobot badan pada bebas pilih 83.33
g/hari, pada perlakuan ransum starter mencapai 91.67 g/hari. Pertambahan bobot
badan kambing PE (Peranakan Etawa) adalah 71 g (Sarwono 2002) sedangkan
menurut Indra (2010), pertambahan bobot badan kambing PE adalah 81.76±20.69
kg. Pertambahan bobot badan ternak tidak jauh berbeda dengan penelitian yang
dilakukan Sarwono (2002) dan Indra (2010). Bobot akhir penelitian mix dan bebas
pilih mencapai 11.17 kg dan 10.67 kg. Bobot ini tidak berbeda jauh dengan rataan
bobot sapih di balai penelitian peternakan Ciawi, anak jantan kambing PE yaitu
11.41 kg dan anak betina sebesar 11.24 kg (Widian 2010). Atabany (2001)
melaporkan bobot sapih anak jantan dan anak betina kambing PE masing-masing
adalah 13.5 kg dan 11.5 kg dengan umur sapih 3 bulan. Bobot sapih anak kambing
hasil penelitian Atabany (2001) dan Widian (2010) tidak berbeda jauh dengan bobot
akhir anak kambing penelitian. Hal ini menunjukan penyapihan dini dapat diakukan
pada kambing yang diberikan pakan bebas pilih maupun ransum mix.
Bobot sapih, pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan pakan
kedua perlakuan tidak jauh berbeda. Bobot sapih dan pertambahan bobot badan
lebih tinggi pada perlakuan ransum mix, sedangkan pada efisiensi penggunaan
pakan lebih tinggi pada ransum bebas pilih. Grafik peningkatan bobot badan
disajikan pada Gambar 6.
12.00
Bobot (kg)
11.00
10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
42
49
56
63
70
77
84
91
Umur (Hari)
Gambar 6 Pola pertumbuhan ternak selama penelitian.
Mix
Bebas Pilih,
98
11
Berdasarkan Gambar 7, ternak mengalami peningkatan bobot badan setiap
minggunya. Pada minggu pertama hingga ketiga bobot badan kedua perlakuan
pakan tidak jauh berbeda, pada umur 63 hari hingga umur 70 hari mulai terjadi
perbedaan bobot badan yang lebih tinggi diantara keduanya. Hal ini dapat
disebakan karena minggu pertama hingga ketiga merupakan masa adaptasi hingga
belum ada pengaruh yang signifikan dari perbedaan konsumsi ransum bebas pilih
dan ransum mix
Analisis Pendapatan Berdasarkan Biaya Pakan
Analisis pendapatan kedua perlakuan (Bebas pilih dan mix) pada penelitian
ini dilakukan untuk melihat perlakuan yang lebih memiliki nilai ekonomis. Analisis
pendapatan berdasarkan biaya pakan disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Analisis pendapatan berdasarkan biaya pakan
Selisih bebas
pilih dan mix
Perlakuan
Peubah
Bebas Pilih
Mix
PBB (kg ekor-1 hari-1)
0.08
0.09
0.01
-1
Harga ternak (Rp kg )
120 000.00
120 000.00
0.00
Jumlah konsumsi (kg)
54.44
63.16
8.72
Harga pakan (Rp kg )
Biaya pakan (Rp)
Konsumsi susu (l)
Harga susu (Rp l-1)
Biaya susu (Rp)
4 003.00
217 945.00
45.00
6 000.00
270 000.00
5 733.00
362 110.00
45.00
6 000.00
270 000.00
1 730.00
144 165.00
0.00
0.00
0.00
Total biaya pemberian pakan (Rp)
Harga jual ternak (Rp)
487 945.00
899 640.00
632 110.00
993 600.00
144 165.00
97 200.00
Pendapatan (Rp)
408 455.00
361 490.00
46 965.00
-1
(kg-1):
Harga
jagung Rp 4500, pollard Rp 3600, bungkil kedelai Rp 7500, bungkil kelapa Rp 3600,
CaCO3 Rp 25 000, premix Rp 10 000; PBB: pertambahan bobot badan
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa pendapatan ransum bebas pilih
lebih banyak dari ransum mix (Rp 408 455.00 vs Rp 361 490.00). Perbedaan yang
tidak berbeda jauh pada bobot badan serta efisiensi penggunaan pakan (Tabel 7)
menunjukan ransum bebas pilih memiliki keuntungan yang lebih tinggi dengan
biaya pakan yang lebih murah.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Perlakuan bebas pilih menunjukkan urutan bahan pakan yang paling disukai
anak kambing adalah pollard kemudian onggok dan bungkil kedelai. Pollard lebih
disukai sebagai sumber energi dan bungkil kedelai sebagai sumber protein. Susunan
12
bebas pilih yang dihasilkan adalah pollard (49.62%), jagung (2.41%), bungkil
kedelai (20.96%), onggok (23.56%), dan bungkil kelapa (3.45%). Performa kedua
perlakuan bebas pilih dan mix adalah bobot badan 10.67 kg dan 11.177 kg dan
efisiensi pakan 0.48 dan 0.46.
Saran
Ransum bebas pilih menunjukan hasil yang lebih efisien dibandingkan
dengan ransum mix sehingga bisa dilanjutkan penelitian yang sama dengan bahan
pakan lain, misalnya hijauan serta penelitian lanjutan pada periode ternak
selanjutnya dengan rancangan penelitian yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
An HY. 2005. Effects of ozonation and addition of amino acids on properties of
rice starches [disertasi]. Lousiana (US): Louisiana State University.
Atabany A. 2001. Studi kasus produksi kambing peranakan etawah dan kambing
saanen pada peternakan kambing barokah dan PT Taurus Dairy Farm [tesis].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Atichokudomchaia N, Sujin S, Saiyavit V. 2000. Morphological properties of acidmodified tapioca Starch. Starch. 52: 283-289.
Blokhuis H J. 1989. The effect of sudden charge in floor type on pecking behavior
in chicks. App Anim Behav Sci. 22: 65-73.
Boga M, Sahin A, Kilic B, Gorgulu M. 2009. Behavioural responses of dairy calves
to cafeteria feeding vs single feeding. J Anim Vet. 8: 1573-1578.
Duncan I J H, Fraser D. 1997. Understanding Animal Welfare. Wallingford (UK):
CAB International.
Devendra C, M Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Bandung (ID):
Penerbit ITB.
Ensminger ME. 2002. Sheep and Goat Science. Ed ke-6. Danville (US): Interstate.
Fedele V, Claps S, Rubino R, Calandreli M, Pila AM. 2002. Effect of free-choice
and traditional feeding system on goat feeding ehviour and intake. J Livest Prod
Sci. 74: 19-31.
Gorgulu M, Kutlu H R, Demir E, Ozturkean O, Forbes J M. 1996. Nutritional
consequences of free choice among feed ingredients by awwasi lambs. Small
Rum Res. 20: 23-39.
Gorgulu M, Guney O, Torun O, Kutlu H.R, Ozuyanik O. 2003. An alternative
feeding system for dairy goat: effect of free-choice feeding on milk yield and
milk composition in early lactation of Damascus goats. J Anim Feed Sci. 12: 3334.
Gorgulu M, Boga M, Sahin A, Serbester U, Kutlu H.R, Sahinler S, 2008. Diet
selection and eating behaviour of lactating goats subjected to time restricted
feeding in choice and single feeding system. Small Rum Res. 78: 41-47.
Indra S, Farizal. 2010. Pertumbuhan anak kambing peranakan etawah (PE) sampai
umur 6 bulan di pedesaan. Med Pet. 12(2): 25-28.
13
Isti P. 2010. Pengembangan proses inovatif kombinasi reaksi hidrolisis asam dan
reaksi photokimia UV untuk produksi pati termodifikasi dari tapioka [tesis].
Semarang [ID]. Universitas Diponegoro.
Kearl L C. 1982. Nutrien Requirements of Ruminants in Develoving Countries.
International Fedstuffs Institute. Utah (US): Utah State University Logan.
Keskin M, A Sahin, O Bicer, S Gul. 2004. Comparison of the behaviour of awassi
lambs in cafeteria feeding system with single diet feeding system. App Anim
Behav Sci. 85: 57-64.
Kyriazakis I, Savory C J. 1997. Hunger and Thirst. Didalam M.C. Appleby and B.O
Hugghes, editor. Animal Welfare. Wallingford (US): CABI. Hlm 49-62.
Mellor D J, Stafford K J. 2004. Animal welfare implications of neonatal mortality
and morbidity in farm animals. J Vet. 168: 118-133.
[NRC] National Research Councill. 2006. Nutrient Requirement of Small
Ruminants. Washington DC (US): The National Academic Pr.
Newberry R C, Woodgush D G M. 1988. Development of some behavior patterns
in piglets under semi-natural condition. Anim Prod. 46: 103-109.
Rolis P. 2010. Penampilan produksi pedet peranakan friesian holstein jantan
periode pra-sapih yang diberi ransum starter dengan cara bebas pilih (cafeteria
feeding) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sarwono B. 2002. Beternak Kambing Unggul. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Widian S. 2011. Evaluasi potensi genetik sifat pertumbuhan pejantan kambing PE
dan saanen di balai penelitian ternak ciawi-bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Yurtseven S, M Gorgulu. 2004. Effects of grain sources and feeding methods, freechoice vs total mixed ration, on milk yield and composition of german fawn x
hair crossbred goats in mid lactation. J Anim Feed Sci. 13: 417-428.
Yurtseven S, M Gorgulu. 2007. The effects of multiple choices for grain and protein
source differing in ruminal degradability on diet selection and performance of
lactating dairy goats. J Anim Prod. 48: 144.
14
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 6 April
1991 dari pasangan suami istri yang bernama bapak Kakan
Turkandi dan Ibu siti Nuraeni. Penulis adalah anak ketiga dari
lima bersaudara. Tahun 2009 penulis menyelesaikan studinya
di SMA Negeri 2 Sukabumi dan melanjutkan studinya ke
Institut Pertanian Bogor (IPB) angkatan 46 pada tahun yang
sama melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN). Penulis merupakan mahasiswa
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Peternakan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah aktif menjadi asisten
praktikum mata kuliah Pendidikan Agama Islam TPB pada tahun ajaran 2011/2012
untuk semester ganjil dan genap. Penulis aktif dalam beberapa kegiatan kepenulisan
dan beberapa kali memenangkan lomba penulisan yang di adakan BEM FEM IPB
(SEPENA PUJANGGA 2010 dan 2012). Penulis aktif sebagai staff Bina baca
Qur’an (BBQ) dewan mushola asrama, sebagai staff divisi multimedia LDK Al
Hurriyyah IPB (2009/2011), sebagai sekretaris Departemen Syi’ar selama dua
periode kepengurusan (2010/2011 dan 2011/2012) di Lembaga Dakwah Fakultas
Forum Aktivitas Mahasiwa Muslim (FAMM) Al-An’aam. Penulis juga aktif
mengikuti kepanitian, seperti panitia Paket Qiyamu Ramadhan (PQR) LDK AL
Hurriyyah PB (2010), panitia Meet Cowboy 48 (2012), Meet Cowboy 49 (2013).
Penulis juga pernah aktif dan tercatat sebagai pengajar di Lembaga Bimbingan
Belajar Kharisma Prestasi, Dramaga Pratama dan SBJ.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Kukuh Budi Satoto, MS
sebagai pembimbing utama dan Dr. Ir. Lilis Khotijah, M.Si sebagai pembimbing
anggota dan panitia seminar hasil penulis yang telah membimbing dengan penuh
perhatian dan kesabaran. Kepada bapak Dr. Ir. Didid Diapari, MS sebagai dosen
pembahas seminar penulis, bapak Ir. Asep Tata Permana, M.Sc dan Bapak
Muhammad Baihaqi, S.Pt, M.Sc sebagai dosen penguji ujian sidang penulis atas
sarannya yang membangun untuk penulisan skripsi penulis. Kepada Ibu Dilla M.
Fassa, S.Pt, M.Sc sebagai panitia sidang yang telah membantu dalam penyelesain
skripsi. Kepada laboratorium Nutrisi Ternak Daging dan Kerja yang telah
memfasilitasi penelitian sehingga penelitian ini bisa berjalan. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada Ibu dan bapak tercinta atas doa dan dukungan penuh
cinta dan kasih sayangnya, dan adik serta kakak yang selalu memberi semangat.
Kepada teknisi di kandang, pak Edy, pak Asep, Pak jun juga rekan-rekan selama
penelitian di kandang. Kepada “lingkaran cahaya” sebagai tim pe-reminder, rekanrekan ‘FAmily’, Fighter dan IDe’ers, terima kasih atas nasihat-nasihat dan ukhuwah
yang tak tergantikan. Ucapan terimakasih untuk saudari di Rumah Qur’an IPB atas
lecutan semangatnya. Nana, dini dan Nuy, saudari ivoner yang selalu dirindukan.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh staff dan dosen
Departemen INTP IPB, keluarga besar INTP 46 dan FAMM Al-An’aam untuk
semua warna yang ditorehkan dalam 3 tahun kebersamaan di FAPET tercinta.