132
yang langsung membayar retribusi bersama dengan rekening listrik sebesar Rp. 300,- per bulan. Dengan besarnya retribusi sampah yaitu untuk rumah tinggal
Type R1 sebesar Rp 300,- dan untuk rumah tingga Type R2 sebesar Rp 750,-, saat ini sudah tidak relevan lagi apabila dibandingkan dengan tingkat penghasilan
masyarakat di Kota Gombong yang sebagian besar mencapai Rp. 500.000,- Rp 2.000.000,- hasil kuesioner. Menurut Ditjen Cipta Karya 1993, besarnya
retribusi idealnya adalah 0,5 - 1 dari penghasilan masyarakat. Apabila diasumsikan penghasilan rata-rata sebesar Rp 1.000.000,- maka minimal besarnya
retribusi adalah sebesar Rp. 500,- sd Rp 1.000,-. Disamping itu dari hasil wawancara dengan masyarakat sebagian besar tidak merasa keberatan dengan
besarnya retribusi yang berlaku saat ini. Gajipenghasilan petugas kebersihan yang sebagian besar Tenaga Harian
Lepas sebesar Rp 465.000,- untuk saat ini tergolong rendah. Hal juga mempengaruhi kinerja personil pengelolaan sampah, karena dengan gaji yang
lebih tinggi diharapkan kinerja personil menjadi lebih baik.
4.5.4. Aspek Peran Serta Masyarakat
Masih rendahnya jumlah sampah yang terangkut ke TPA juga disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat dalam mendukung pengelolaan sampah di
Kota Gombong. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sampah yang dibuang ke sungai maupun lahan kosong, padahal sudah tersedia TPS atau kontainer.
Disamping itu dari pengamatan dilapangan, masih banyak masyarakat yang membuang sampah tidak ke dalam kontainer tapi justru di luar kontainer,
sehingga menjadi beban petugas kebersihan pada saat proses pengangkutan
133
sampah ke TPA. Ini menunjukan masyarakat belum sepenuhnya mendukung kegiatan pengelolaan sampah.
Dari hasil wawancara dengan Bidang Kebersihan dan Pertamanan maupun masyarakat sekitar, untuk kegiatan pengumpulan sampah dari kawasan
permukiman sebenarnya sebagian masyarakat telah turut berpartisipasi dalam melakukan pengumpulan sampah sehingga dapat meringankan beban pemerintah
dalam menyediakan alat pengumpulan sampah. Dari hasil wawancara dengan masyarakat, pola pengumpulan sampah
tersebut dilakukan oleh sebagian masyarakat seperti di Kelurahan Wonokriyo, Desa Semanding dan Desa Selokerto. Pengumpulan sampah yang lakukan oleh
masyarakat selanjutnya di tampung ke dalam TPS yang ada, namun dari hasil pengamatan dilapangan masih ada yang membuang sampah langsung ke tanggul
sungai, seperti dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut.
Sumber : Foto September, 2006
GAMBAR 4.7 PEMBUANGAN SAMPAH DI LAHAN KOSONG DAN TANGGUL
SUNGAI
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah tersebut, dapat disebabkan karena pengetahuan terhadap pola pengelolaan sampah masih
134
rendah, maupun kurangnya penyuluhan tentang masalah persampahan. Hal ini seperti ditunjukan sebagaimana hasil wawancara dengan masyarakat yang
sebagian besar menyatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan kebersihan baik oleh pihak pemerintah maupun DesaKelurahan.
4.5.5. Aspek Hukum
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pengelolaan sampah adalah aspek hukum. Perangkat hukum pengelolaan sampah di Kota Gombong
adalah Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 19 tahun 1993 tentang Kebersihan, Keindahan dan Kesehatan Lingkungan, pasal 16 ayat b yang berbunyi
“Untuk menjaga kebersihan dilarang membuang sampah atau barang-barang di jalan-jalan umum, tempat umum, saluran umum, sungai atau halaman orang
lain”. Dengan adanya perda tersebut, payung hukum pengelolaan sampah di Kota Gombong sebenarnya sudah tersedia.
Namun apabila melihat dari permasalahan di lapangan, masih banyaknya sampah yang tidak terangkut ke TPA, yang disebabkan oleh adanya pembuangan
sampah yang tidak pada tempatnya seperti ke tanggul sungai maupun pekarangan kosong, menunjukan masih lemahnya penegakan hukum terhadap para
pelanggaran Peratutan Daerah. Oleh karena itu, pemerintah harus bersikap tegas terhadap pelaku pelanggaran Perda tersebut. Selain itu juga Pemerintah perlu
memberikan sosialisasi tentang masalah kebersihan kepada masyarakat. karena dari hasil wawancara dengan masyarakat, umumnya mereka tidak mengetahui
adanya peraturan tersebut.
135
4.5.6. Rangkuman Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja.