Kendala-Kendala dalam Upaya Greenpeace
B. Kendala-Kendala dalam Upaya Greenpeace
Dalam upayanya untuk mendorong Majelis Umum PBB membentuk suaka laut global melalui UN Ocean Biodiveristy Agreement, Greenpeace mengalami berbagai kendala yang menyebabkan lamanya proses peluncuran negosiasi UN Ocean Biodiveristy Agreement di Kelompok Kerja BBNJ selama sembilan tahun. Hal tersebut dikarenakan, selama proses di Kelompok Kerja BBNJ, terdapata perdebatan panjang pada status hukum sumber daya genetik yang ditemukan di ABNJ, karena UNCLOS tidak secara khusus membahas tentang masalah ini. Beberapa negara maju berargumen bahwa MGRs di the Area berada di bawah
rezim Kebebasan pada laut lepas yang diatur di dalam Bagian VII UNCLOS. 283 Di
Diversity Beyond Areas of National Jurisdiction (2014) dari http:highseasalliance.orgsiteshighseasalliance.orgfilesGreenpeace20Opening20Stateme nt20BBNJ20201420final.pdf diakses pada 19 Juni 2017.
282 Wawancara Pribadi dengan Nathalie Rey. Via Skype, 15 Juni 2017. 283 Elisabeth Druel dan Kristina M. Gjerde, Sustaining Marine Life Beyond Boundaries: Options for
an Implementing Agreement for Marine Biodiversity Beyond National Jurisdiction under the an Implementing Agreement for Marine Biodiversity Beyond National Jurisdiction under the
bersama untuk umat manusia yang diatur pada di dalam Bagian XI 284 .
Adapun kendala-kendala yang dialami Greenpeace di antaranya, di level internasional, meskipun Kelompok Kerja BBNJ bersifat terbuka atas partisipasi NGO, namun dalam beberapa kasus, terdapat beberapa sesi tertutup di mana delegasi NGO dan IGO tidak dapat berpartisipasi dalam sesi tersebut. Setidaknya pada pertemuan Kelompok Kerja BBNJ keempat hingga keenam (2011-2013), proses perancangan rancangan rekomendasi Kelompok Kerja BBNJ dihasilkan melalui konsultasi informal dan closed-door drafting group yang dikenal sebagai
Friends of the Co-Chairs. 285
Sedangkan, di level domestik, upaya komunikasi yang dilakukan Greenpeace NROs kepada pemerintah nasional di level domestik masih bergantung pada akses dan respon yang diberikan oleh pemerintah nasional tersebut. Kondisi tersebut dialami oleh beberapa Greenpeace NROs, seperti Greenpeace AS, di mana, meskipun menurut Elizabeth Kim, pemerintah AS memberikan akses terbuka kepada partisipasi NGO dalam proses pembuatan
kebijakan, 286 akan tetapi, menurut John Hocevar, NGO yang mengangkat isu
United Nations Convention on the Law of the Sea dalam Marine Policy Vol. 49 (Elseiver Ltd, 2013), Hal. 92
284 Druel dan Gjerde, Sustaining Marine Life Beyond Boundaries, Hal. 92 285 IISD, Summary The Fifth Meeting of The Working Group on Marine Biodiversity Beyond Areas
of National Jurisdiction: 7-11 Mei 2012 dalam Earth Negotiations Bulletin Vol. 25 No. 83 (IISD, 286 2012) dari http:www.iisd.cadownloadpdfenb2583e.pdf diakses pada 7 Juni 2017.
Wawancara Pribadi dengan Elizabeth Kim. Via Phone, 26 Mei 2017.
BBNJ, mendapatkan ancaman dari salah satu pejabat Kementerian Luar Negeri AS, yaitu Ambassador Dave Bolton, agar para NGO tersebut tidak ikut campur
dalam isu tersebut. 287 Sedangkan, dalam kasus Greenpeace Denmark, menurut Magnus Eckeskog, upaya Greenpeace untuk mengadalam pertemuan langsung
dengan pemerintah Denmark selalu ditolak oleh pihak pemerintah. 288 Kasus yang lebih buruk dialami oleh Greenpeace Jepang, di mana, menurut Kazue
Komatsubara, kampanye perburuan paus Greenpeace telah membuat reputasi Greenpeace menjadi buruk bagi pemerintah Jepang, sehingga membuat komunikasi dengan pemerintah Jepang menjadi mustahil, khususnya dalam isu
perikanan. 289
Akibat dari berbagai kendala yang dialami dalam upayanya mendorong pembentukan suaka laut global melalui UN Ocean Biodiversity Agreement, setidaknya dalam periode 2006-2015 Greenpeace „Worldwide‟ mengeluarkan biaya total sebesar 96.427.000 euro dalam Oceans Campaign Unit secara keseluruhan (belum termasuk pengeluaran unit Media and Communications, Marine Operations and Action Support, Public Information and Outreach, dan,
Political, Science, and Business). 290 Berdasarkan dari laporan tahunan Greenpeace, dana tersebut didapatkan dari berbagai macam pemasukan seperti
287 Wawancara Pribadi dengan John Hocevar. Via Skype, 10 Mei 2017. 288 Wawancara Pribadi dengan Magnus Eckeskog. Via Skype, 16 Mei 2017. 289 Wawancara Pribadi dengan Kazue Komatsubara. Via Email, 3 Juli 2017. 290 Akumulasi total pengeluaran kampanye laut Greenpeace ‘Worldwide’ (Greenpeace
Internasional dan Greenpeace NROs) berdasarkan laporan tahunan Greenpeace periode 2006- 2015. Diagram dan tabel pengeluaran kampanye laut Greenpeace tersedia di Lampiran 4 Internasional dan Greenpeace NROs) berdasarkan laporan tahunan Greenpeace periode 2006- 2015. Diagram dan tabel pengeluaran kampanye laut Greenpeace tersedia di Lampiran 4
Pada Bab 4 ini telah dijelaskan berbagai upaya yang dimainkan oleh Greenpeace untuk mendorong pembentukan suaka laut global melalui UN Ocean Biodiversity Agreement, antara lain: Penelitian dan Analisis (Research and Analysis); Pengawasan dan Respon Cepat (Watch-Dogging and Rapid Response); Mempertunjukkan Fungsi Operasional (Performing Operational Functions); Pengembangan Kebijakan dan Pengaturan Agenda (Policy Development and Agenda Setting); Melaporkan Proses Negosiasi (Negotiations Reporting); dan
Menyebarkan Sinyal Domestik (Enhancing Domestic Signaling). 292 Selain itu, Bab 4 ini juga menjelaskan kendala-kendala yang dialami oleh Greenpeace dalam
upayanya mendorong pembentukan suaka laut global melalui UN Ocean Biodiversity Agreement.
291 Akumulasi total pemasukan Greenpeace ‘Worldwide’ (Greenpeace Internasional dan Greenpeace NROs) berdasarkan laporan tahunan Greenpeace periode 2006-2015. Diagram dan
tabel pemasukan Greenpeace tersedia di Lampiran 5. 292
Skema upaya Greenpeace tersedia di Lampiran 3.