3. Menurut Abdul Wahab Khallaf, al-Qur’an ialah kalam Allah yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad melalui Malaikat Jibril dengan lafadz berbahasa Arab dangan makna yang benar sebagai
hujjah bagi Rasul, sebagai pedoman hidup, dianggap ibadah membacanya dan urutannya dimulai dari surat
al-Fatihah dan diakhiri oleh surat an-Nas serta dijamin keasliannya [9].
Dari beberapa pengertian al-Qur’an di atas, secara umum al-Qur’an adalah wahyu atau firman Allah swt yang diturunkan
kepada Rasulullah saw melalui perantaraan malaikat Jibril dengan menggunakan bahasa Arab, untuk pedoman bagi umat manusia,
merupakan mukjizat Nabi Muhammad saw yang terbesar, dinukilkan kepada kita secara mutawatir dan dinilai ibadah bagi
yang membacanya.
B. Bukti Kehujjahan al-Qur’an
Abdul Wahhab Khallaf mengemukakan tentang kehujjahan al-Qur’an sebagai berikut: “Bukti bahwa al-Qur’an menjadi hujjah
atas manusia yang hukum-hukumnya merupakan aturan-aturan yang wajib bagi manusia untuk mengikutinya, ialah karena al-
Qur’an datang dari Allah swt. dan dibawa kepada manusia dengan jalan yang pasti yang tidak diragukan kebenarannya. Sedang bukti
bahwa al-Qur’an itu datang dari Allah swt adalah bahwa al-Qur’an
membuat orang-orang tidak mampu membuat atau mendatangkan sesuatu seperti al-Qur’an kemukjizatan al-
Qur’an.[10]” Bukti dari kemukjizatan al-Qur’an tidak dilihat dari segi
lafadznya saja, tetapi juga makna dan isinya. Di dalamnya berisi rahasia-rahasia alam yang hingga kini masih banyak yang belum
terungkap. Ayat-ayat di dalamnya merupakan kalam Allah yang indah yang tak dapat ditandingi oleh siapapun lihat QS 2:23,
28:49-50 . I’jaz, maksudnya menetapkan ketidakmampuan orang lain,
tidak akan terealisir kecuali apabila tiga hal terpenuhi: a. Adanya tantangan, maksudnya permintaan untuk
beradu, saling menjatuhkan, dan berlawanan. b. Adanya motivasi yang mendorong kepada penantang
untuk mengajukan tantangan dan perlawanan. c. Tidak ada penghalang yang menghalanginya dari
perlawanan ini [11]. Al-Qur’an telah lengkap dalam melakukan tantangan, dan
terdapat pula motivasi bagi orang yang menantangnya untuk melawan, dan tidak suatu penghalang bagi mereka. Kendati
demikian, mereka tidak sanggup melawannya dan juga mendatangkan yang semisal al-Qur’an [12].
Aspek kemukjizatan al-Qur’an yang dapat dicapai oleh akal, antara lain:
a. Keharmonisan struktur redaksinya, maknanya, hukum-hukumnya, dan teori-teorinya Q.S, an-Nisa’:
82. b. Persesuaian ayat al-Qur’an dengan teori ilmiah yang
dikemukakan ilmu pengetahuan Q.S, Fushshilat: 52- 53.
c. Pemberitahuan al-Qur’an terhadap berbagai peristiwa yang hanya diketahui oleh Allah Yang Maha
Mengetahui terhadap hal-hal yang gaib Q.S, Hud : 49.
d. Kefasihan lafadz al-Qur’an, kepetahan redaksinya, dan kuatnya pengaruhnya[13].
C. Isi Kandungan al-Qur’an