Luaran yang Dihasilkan dari Pelaksanaan Program

46

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan Berdasarkan pada pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir, bebrapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut: 1. Tahapan pelaksanaan In House Training secara umum dapat dibagi menjadi dua tahapan. Tahap pertama, merupakan persiapan pembelajaran dan tahap kedua adalah tahap pengamatan dan diskusi. Pada tahap persiapan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan adalah: Pelaksanaan pelatihan; Menyiapkan, mengembangkan, dan mengoperasionalkan lesson plan dan perangkat pembelajaran; Menyamakan konsep dasar matematika dan IPA yang akan dipakai dalam pembelajaran terkait media pembelajaran audiovisual untuk siswa tuna tungu; Melakukan simulasipeer teaching dengan guru sebelum pelaksanaan real teaching di kelas; Mendiskusikan dan refleksi hasil real teaching; dan Menindak lanjuti hasil diskusi dan refleksi. 2. Pelaksanaan pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual di ketiga sekolah mitra dilaksanakan dengan materi yang disajikan meliputi: 1 Tujuan program, manfaat bagi sekolah mitra, teknis pelaksanaan program pendampingan, dan evaluasi program; 2 Prinsip perancangan media audiovisual untuk siswa tuna rungu, meliputi materi prinsip komunikasi total dan prinsip desain media audiovisual; dan 3 Penyajian contoh media audiovisual, dengan mengambil materi mata pelajaran matematika untuk SDLB.B pokok bahasan pecahan senilai. 3. Kegiatan menyiapkan dan mengembangkan perangkat pembelajaran berupa penyusunan bahan ajar matematika dan IPA Kelas IV SDLB. Materi-materi yang disajikan dalam bahan ajar ini disesuaikan dengan karakteritik siswa yang berkebutuhan khusus di SDLB dan dibuat diupayakan di bawah standar dari siswa normal. Disesuaikan dengan silabus dan RPP yang dipergunakan di SLB.B, materi Matematika Kelas IV SDLB.B dan IPA Kelas IV SDLB.B. 4. Simulasipeer teaching dengan guru sebelum pelaksanaan real teaching di kelas, dilakukan dengan simulasi mengajar dengan media pembelajaran audiovisual. Dalam simulasi ini guru-guru diarahkan untuk selama penayangan media audiovisual, guru membantu dengan komunikasi total dalam menjelaskan materi. 47 Setelah real teaching dilakukan diskusi dan refleksi terhadap hasil real teaching dan selanjutnya menindaklanjuti hasil diskusi dan refleksi. 5. Dalam kegiatan pendampingan guru-guru di tiga sekolah mitra didampingi oleh pelaksana kegiatan membuat media audiovisual mata pelajaran matematika dan IPA siswa kelas IV SDLB. Pendampingan dalam membuat media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatkan TI untuk mengembangkan media pembelajaran yang lebih inovatif di masa mendatang. Pendampingan juga dilakukan dalam rangka membantu guru-guru dalam Penelitian Tindakan Kelas PTK, dan penyusunan karya tulis ilmiah hasil PTK. 6. Berdasarkan seluruh rangkaian kegiatan program ini dan berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya mengenai media audiovisual untuk tuna rungu dapat dijelaskan bahwa secara umum metode pengajaran dengan media audiovisual yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa tuna rungu harus mempertimbangkan: subjudul, keterbacaan huruffon, warna, kecepatan teks, animasi, tata letak jendela, dan focus, penyajian teks, komponen verbal, dan komponen nonverbal. 7. Hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan, berdasarkan hasil analisis data skor pre test dan psot test dapat dijelaskan bahwa pelatihan yang diberikan memberikan manfaat bagi peningkatan pemahaman guru-guru di ketiga sekolah mitra kegiatan SLB.B Tabanan, SLB.B Sidakarya, dan SLB.B Jimbaran tentang cara-cara mengembangkan media pembelajaran audiovisual berbasis IT untuk pengajaran Matematika dan IPA siswa tuna rungu di Sekolah Luar Biasa Bagian B. 8. Keseluruhan kegiatan, dari awal sampai akhir menghasilkan luaran berupa: Buku Panduan Perancangan Media Pembelajaran Audiovisual untuk Siswa Tuna Rungu; Bahan Ajar Matematika dan IPA Kelas IV SDLB.B; Artikel Ilmiah hasil Penelitian Tindakan Kelas; Media Audiovisual untuk pembelajaran Matematika dan IPAKelas IV SDLB; Draft Artikel Ilmiah hasil kegiatan program IbM; dan Laporan Akhir Program IbM.

6.2 Saran

Melihat dari rendahnya pemanfaatan media yang berbasis IT oleh guru-guru dalam menunjang proses pembelajaran di SLB.B maka sangat penting untuk kedepannya melakukan pendampingan yang serupa di sekolah-sekolah luar biasa lainnya yang belum tersentuh oleh program ini, sebagai program rintisan. 48 DAFTAR PUSTAKA Blatto-Vallee, G., Kelly, R. R., Gaustad, M. G., Porter, J., and Fonzi, J. 2007. Visual- Spatial Representation in Mathematical Problem Solving by Deaf and Hearing Students. Journal of Deaf Studies and Deaf Education. 12, 1 —17 Cavender, A. C., Bigham, J. P., and Ladner, R. E. 2009. Class In Focus: Enabling Improved Visual Attention Strategies for Deaf and Hard of Hearing Students. ASSETS’09, October 25—28. Cory, Patricia Blair. 1960. School Library Services for Deaf Children. Audio-Visual Material. The Alexander Graham Bell Association For The Deaf, Inc. Easterbrooks, S. R. 2008. Knowledge and Skills for Teachers of Individuals Who Are Deaf or Hard of Hearing. Communication Disorders Quarterly. 30 1, 12 —36. Effendi, Mohammad, Esni Triaswati, Hariyanto Pujiati. 2006. Penggunaan Media Ceritera Bergambar Berbasis Pendekatan Komunikasi Total untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Tunarungu Kelas Rendah di SLB Bagian B YPTB Malang, Diunduh dari http:www.ditnaga- dikti.orgditnagafilessari_penelitian_ppkp_pips.pdf, tgl 2 Desember 2012. Gentry, M. M., Chinn, K. M., and Moulton, R. D. 2005. Effectiveness of Multimedia Reading Materials When Using With Childrean Who Are Deaf. 149 5: 394-403. Hansen, B. 1980. Aspects of Deafness and Total Communication in Denmark. Copenhagen: The Center for Total Communication. Hawkins, L and Brawner, J. 1997. Educating Children Who are Deaf or Hard of Hearing: Total Communication. ERIC Digest 559 Jensema, C. 1998. Viewer Reacation to Different Television Captioning Speeds. American Annals of the Deaf, 1434: 318 —324. Jensema, C., El Sharkawy, S., Danturthi, R. S., Burch, R., and Hsu, D. 2000. Eye Movement Patterns of Captioned Television Viewers. American Annals of the Deaf, 145 3:275 —285. Ju, J-M. 2009. The Effects of Multimedia Stories of Deaf or Hard-of-Hearing Celebrities on Reading Comprehension and English Words Learning of Taiwanese Students with Hearing Impairment. Asian Journal of Management and Humanity Sciences. 423: 91-105. Khaer, Abu. 2008. Video Pembelajaran untuk Siswa Berkebutuhan Khusus Upaya Menemukan Suatu Model, Diunduh dari http:ssmkn2.dispendik.surabaya.go.iddownload.php?id=35, tgl 12 Januari 2013 Neves, Joselia. 2005. Audiovisual Translation: Subtitling for the Deaf and Hard-of- Hearing. Dissertations from the School of Arts, Roehampton University, University of Surrey. http:rrp.roehampton.ac.ukartstheses1; Nugroho, Topiq. 2009. Metode Pembelajaran Matematika di Sekolah Luar Biasa Tunarungu Melalui Komputer untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa, Diunduh dari http:etd.eprints.ums.ac.id34372A410050094.pdf, tgl 25 Desember 2012 Williams, K, Matthews, A., and Skelhorn, L. 2011. Total Communication: Person Centred Thinking, Planning, and Practice. Alamat http:www.hsapress.co.ukTotalCommunication diakses tanggal 9 April 2014.