BAB 1 PENDAHULUAN
Tidak semua kehilangan mineral dari struktur gigi merupakan bagian dari proses patologis. Kristal-kristal pada permukaan gigi akan mengalami periode alami
kehilangan mineral yang disebut demineralisasi dan akan memperoleh mineral kembali yang disebut remineralisasi,.
Dalam waktu 30 tahun terakhir, telah terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman terjadinya karies gigi melalui struktur gigi. Saat ini telah diketahui
bahwa dalam suatu mulut normal yang sehat terdapat suatu siklus berkelanjutan antara demineralisasi dan remineralisasi dari permukaan gigi. Jika kadar keasaman
pada suatu gigi berada di bawah pH 5,5 akan terjadi peruraian ion kalsium dan fosfat dari gigi ke dalam saliva dan meninggalkan matriks kolagen yang mengalami
demineralisasi. Jika saliva masih jenuh oleh ion-ion kalsium dan fosfat serta pH dalam lingkungan mulut naik di atas pH 5,5 maka terdapat potensi konstan untuk
mengembalikan ion-ion tersebut ke dalam permukaan gigi sehingga terjadi remineralisasi.
Di dalam tulisan ini akan dibahas tentang proses dan unsur-unsur yang berpengaruh terhadap terjadinya demineralisasi dan remineralisasi struktur gigi
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 DEMINERALISASI
Demineralisasi merupakan suatu keadaan dimana kristal-kristal permukaan gigi mengalami kehilangan mineral. Berdasarkan penyebabnya demineralisasi dapat
dibagi menjadi dua yaitu: demineralisasi yang melibatkan bakteri terjadi pada proses karies gigi dan demineralisasi akibat bahan kimia asam terjadi pada proses erosi
gigi.
1
2.1 Karies Gigi
Karies gigi merupakan suatu proses patologis kerusakan jaringan gigi yang terlokalisir. Penyakit ini dimulai dengan demineralisasi jaringan keras gigi oleh asam
organik yang dihasilkan dari karbohidrat yang dapat difermentasi oleh bakteri kariogenik pada plak gigi. Seringnya terpapar dengan makanan yang mengandung
karbohidrat yang dapat difermentasi, khususnya makanan yang mengandung gula akan menyebabkan peningkatan populasi bakteri kariogenik seperti: Streptococcus
mutans, Lactobacillus spp. dan spesies lainnya pada lapisan biofilm. Bakteri-bakteri ini bersifat acidogenic dan aciduric yang merupakan penghasil asam organik
khususnya asam laktat dan secara aktf menghasilkan asam tersebut pada nilai pH sekitar 5. Nilai pH tersebut merupakan nilai pH kritis untuk apatit email yang akan
menyebabkan kerusakan.
1
Universitas Sumatera Utara
Nilai pH kritis dianggap sebagai nilai pH tertinggi dimana email gigi akan mengalami kehilangan mineral. Nilai sebenarnya tergantung pada aktivitas ion-ion
Ca
2+
dan PO
4 3-
pada hydration layer sekitar kristal email dan hal ini biasanya seimbang dengan konsentrasi ion-ion yang sama pada cairan saliva dan plak. Dari
hasil penelitian laboratorium dilaporkan bahwa pH kritis email gigi berada di antara 5,2 dan 5,5. Hal ini didasarkan pada rata-rata konsentrasi Ca
2+
dan PO
4 3-
pada cairan saliva dan plak .
1
Selama proses karies, asam organik yang dihasilkan oleh bakteri plak sebagian besar tidak dalam bentuk yang terpisah misalnya: asam laktat, yang
ditunjukkan sebagai HL pada gambar 1. Asam organik tersebut akan berdifusi ke dalam email gigi melalui ruang interprismata yang berisi air water-filled sehingga
pH pada hydration layer sekitar kristal email menjadi semakin rendah. Jika pH berada di bawah nilai kritis, kristal email akan mengalami kehilangan mineral pada suatu
proses yang disebut demineralisasi.
1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Demineralisasi email: proses kimia demineralisasi email pada ruang di antara plak dan
email interface yang akan menghasilkan suatu lesi karies awal.
6
Lesi karies terjadi dimulai dari jaringan keras gigi: email, dentin, atau sementum. Proses ini diawali dengan demineralisasi sederhana pada permukaan
jaringan keras gigi. Kemudian bakteri berkembang menyebabkan kerusakan struktur kolagen pada dentin dan menyebabkan lubang pada permukaan gigi. Keadaan ini
merupakan gejala dasar karies gigi.
2
Email yang mengalami demineralisasi relatif lebih mudah pecah. Suatu saat ketika lesi telah merambat ke permukaan dan dentin telah terkena maka lapisan dalam
kavitas dapat dibagi 2, yaitu:
2
1. Lapisan terinfeksi infected layer pada permukaan paling luar kavitas. Pada
lapisan ini sifat struktur gigi berubah rusak sama sekali dan dipenuhi dengan jasad renik sehingga tidak akan terjadi remineralisasi lagi.
Universitas Sumatera Utara
2. Lapisan yang relative steril affected layer yaitu lapisan bagian dalam kavitas
yang mengalami demineralisasi sampai ke tingkat tertentu tergantung kecepatan dan agresi penyakit tetapi masih berisi kerangka kolagen asli yang
mampu mengadakan remineralisasi.
2.2 Erosi Gigi
Erosi gigi adalah proses demineralisasi email oleh asam akibat proses
kelarutan. Proses kelarutan email yang terjadi merupakan akibat kelarutan garam dalam larutan asam. Patogenese terjadinya erosi gigi adalah akibat etching dari asam.
Pada stadium awal erosi gigi hanya terjadi pada permukaan enamel, selanjutnya lapisan enamel larut selapis demi selapis. Erosi gigi terjadi oleh karena demineralisasi
pada pemukaan dengan penguraian prisma enamel perifer.
3
Erosi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan internal. Yang termasuk faktor ekstenal adalah diet,seperti jus buah, buah sitrun, karbonat,
asam cuka, obat-obatan asam klorida, asam askorbat, asam asetil salisilat, preparat besi, pekerjaan industri yang berhubungan dengan asam, dan olahraga berenang
pada air yang mengandung klorit. Sedangkan yang termasuk faktor internal adalah sendawa dari cairan lambung, masalah psikologi anoreksia, pecandu alkohol yang
berat, stres yang berat, dan efek samping dari obat sitostatika obat untuk asma kronis, overdosis atau kelebihan obat yang dapat mengiritasi lambung.
3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Erosi gigi akibat tingginya frekuensi konsumsi minuman yang mengandung karbonat.
1
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 REMINERALISASI
Jika saliva masih jenuh oleh ion-ion kalsium dan fosfat serta pH dalam lingkungan mulut naik di atas pH 5,5 maka terdapat potensi konstan untuk
mengembalikan ion-ion tersebut ke dalam permukaan gigi. Dengan demikian lesi karies awal atau erosi akan mengalami remineralisasi dan sembuh.
2
Fluoride merupakan unsur remineralisasi yang paling sering digunakan. Jika demineralisasi berlangsung pada lingkungan dimana ion fluoride bebas ada, maka
stadium remineralisasi akan mendorong terjadinya fluorapatit dibandingkan hidroksiapatit bila tidak ada ion fluoride bebas. Fluorapatit ini akan menempel pada
lesi permukaan gigi. Hal ini akan memberikan beberapa keuntungan. Pertama, pH kritis fluorapatit adalah 4,5 berarti lebih tahan terhadap asam dan mampu
menghambat demineralisasi lebih lanjut dibandingkan hidroksiapatit yang asli. Pemberian fluoride pada permukaan gigi akan meningkatkan ketahanan terhadap
serangan karies. Keuntungan kedua adalah bahwa fluoride mempunyai daya bakteriostatik sedemikian sehingga spesies seperti Streptococcus mutans terhambat
untuk tumbuh. Fluoride juga memodifikasi energi permukaan email sedemikian sehingga plak tidak dapat melekat erat pada email. Akhirnya fluoride berfungsi juga
sebagai buffer pH plak pada permukaan gigi.
2
Pada waktu yang sama, diketahui bahwa penetrasi ion kalsium dan fosfat sangat penting untuk memperbaiki kerusakan yang lebih dalam. Teknologi
remineralisasi baru yang didasarkan pada fosfopeptida dari casein protein susu telah
Universitas Sumatera Utara
dikembangkan. Casein phosphopeptide CPP berisi susunan multiphosphoseryl dengan kemampuan menstabilkan kalsium fosfat pada nanokomplek dalam larutan
seperti amorphous calcium phosphate ACP. Melalui susunan multiple phosphoseryl tersebut, CPP berikatan ke ACP dalam suatu larutan metastable yang mencegah
penghancuran ion kalsium dan fosfat. CPP-ACP juga berperan sebagai reservoir bio- available calcium dan fosfat dan mempertahankan keadaaan supersaturasi larutan
yang akan mempermudah remineralisasi.
4
Bentuk molekul CPP-ACP dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Molekul CPP-ACP
Dari sejumlah penelitian dinyatakan bahwa aktivitas pasangan ion netral CaHPO
4
berhubungan dengan rata-rata remineralisasi lesi subsurface email. CaHPO
4
akan berdifusi ke dalam lesi email dalam bentuk ion Ca
2+
dan PO
4 3-
dan meningkatkan derajat kejenuhan saturation hidroksiapatit. Susunan hidroksiapatit
akan membawa asam dan fosfat menjadi H
3
PO
4
dan berdifusi di luar lesi sehingga
Universitas Sumatera Utara
konsentrasinya menurun. Hasil ini mengindikasikan bahwa ikatan CPP-ACP berperan sebagai reservoir ion netral CaHPO
4
yang terbentuk dengan adanya asam gambar 4.
Gambar 4. Remineralisasi email: mekanisme remineralisasi lesi subsurface email oleh CPP-ACP.
1
Asam akan dihasilkan oleh bakteri plak gigi. Dalam keadaan ini ikatan CPP-ACP akan menjadi buffer pH plak dan menghasilkan ion kalsium dan fosfat
khususnya CaHPO
4
. Peningkatan CaHPO
4
akan mengimbagi turunnya nilai pH sehingga akan mencegah demineralisasi email.
1
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 KESIMPULAN