Manfaat dan Tujuan Penyelamatan Bank Gagal contoh kasus Bank Century

b. turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Dalam menjalankan fungsinya LPS mempunyai tugas untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan dan melaksanakan pelaksanaan penjaminan simpanan. Lembaga Penjamin Simpanan dalam melaksanakan fungsinya untuk turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya mempunyai tugas sebagai berikut : a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyelesaian bank gagal bank resolution yang tidak berdampak sitemik. b. Melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sitemik.

D. Manfaat dan Tujuan Penyelamatan Bank Gagal contoh kasus Bank Century

Majalah TIME edisi akhir tahun 2009 memilih Gubernur Federal Reserve The Fed Amerika Serikat, Ben Bernanke sebagai “Man of The Year 2009”. Terpilihnya profesor ahli Depresi Besar Ekonomi pada Universitas Priceton ini menyisihkan banyak tokoh besar dunia. TIME memilih Bernanke atas keberaniannya mengelontorkan dana miliaran dolar AS sebagai dana talangan ke industri perbankan, lembaga keuangan hingga ke banyak korporasi. Tindakan ini diambil untuk mencegah resesi lebih mengila dan mendalam. Buah keberanian Bernanke ini sudah terlihat ketika perekonomian AS menunjukan gejala membaik dari pemulihan. Pilihan TIME atas Ben Bernanke menimbulkan banyak kecaman. Pasalnya, Bernanke terbilang terlalu nekad mempertaruhkan dana miliaran dolar AS untuk menalangi kebangkrutan industri keuangan, finansial dan manufaktur. Pro dan kontra atas sebuah kebijakan yang diambil dalam situasi krisis adalah hal lumrah. Hal yang tak jauh berbeda ketika Bank Indonesia menetapkan Bank Century sebagai bank gagal yang berpotensial sistemik 20 Nopember 2008. Dalam situasi yang serba kritis akibat krisis yang mendalam di Indonesia, KSSK Komite Stabilitas Sistem Keuangan harus mengambil Universitas Sumatera Utara keputusan: menutup atau menyelamatkan BC. Pilihan pun jatuh pada putusan menyelematkan yang adalah jamak seperti halnya ketika The Fed menyelamatkan perbankan di negaranya. Untuk menyelamatkan Bank Century diperlukan dana setidaknya Rp6,76triliun. Rincian angka bailout sebesar itu adalah untuk keperluan menambah modal bank CAR hingga 8 sebesar Rp1,7 triliunan kebutuhan likuiditas 3 tiga bulan ke depan sebesar Rp4,792 triliun Dana penyelamatan BC dikeluarkan dari kocek Lembaga Penjamin Pinjaman LPS yang bersumber dari pungutan premi perbankan. Biaya penyelamatan dana talangan oleh LPS tadi diperhitungkan sebagai Penyertaan Modal Sementara PMS LPS ke Bank Century yang berubah nama menjadi Bank Mutiara. Dalam kurun waktu dua hingga tiga bulan ke depan LPS akan melego saham Bank Mutiara ke calon investor. Jadi, di atas kertas dana talangan Pinjaman Modal Sementara yang selanjutnya disebut PMS sebesar Rp6,76 triliun tidaklah semuanya menguap bak angin lalu. PMS tersebut akan kembali, tergantung besarnya hasil penjualan saham bank itu oleh LPS. Langkah KSSK seperti diatur dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan bahwa Bank Indonesia Gubernur Bank Indonesia sebagai salah satu anggotanya menyelamatkan Bank Century pun sepenuhnya bukanlah karena ingin menyelamatkan satu bank itu. Dalam kondisi normal, kegagalan Bank Century tidaklah termasuk bank sistemik dan tidak harus diselamatkan. “Tapi dalam situasi krisis, bank sekecil apa pun potensial sekali menjadi sistemik,” ujar Raden Pardede, mantan Sekretaris KSSK. Menurut kalkulasi A. Tony Prasetiantono, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada UGM seperti dilansir harian Kompas, 14 Desember 2009, ongkos jika Bank Century tak diselamatkan diperkirakan hanya Rp6 triliun. Lebih murah Rp600 miliar dibanding bail-out Bank Century. Angka itu diperoleh dari perhitungan total dana pihak ketiga di Bank Century sebesar Rp9 triliun. Total dana nasabah yang dijamin LPS Rp2 miliar per rekening diperkirakan mencapai Rp6 triliun. Sisanya Rp3 triliun tidak masuk skim penjaminan LPS. Namun hal ini dilakukan tanpa memperhitungkan biaya langsung dan belum termasuk biaya Universitas Sumatera Utara tak langsung. Yang dimaksud biaya tak langsung adalah ongkos kepanikan deposan yang memiliki dana di atas Rp2 miliar yang tak dijamin LPS di 23 bank-bank peers setara Bank Century. Aksi rush dana sangat mungkin terjadi. Bila hal itu terjadi diperkirakan akan ada 23 bank yang akan ikut kolaps. Bila bank-bank itu ambruk, maka LPS mesti mengganti dana nasabah. Sulit memastikan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan jika skenario menutup Bank Century terjadi. Menurut Tony Prasetiantono, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada UGM ongkos tak langsung bila Bank Century tak diselamatkan akan lebih besar dari Rp6,76 triliun. Dengan hanya Rp6,76 triliun, dana masyarakat di seluruh bank di Indonesia yang mencapai Rp1.800 triliun dicegah kepanikan dan kebangkrutan. Hal lain, menurut Raden Pardede, yang harus diperhitungan adalah biaya menyehatkan bank-bank bila Bank Century tidak diselamatkan. Pada waktu melikuidasi 16 bank pada Nopember 1997, ada ongkos yang menjadi beban APBN mencapai Rp600 triliun. Dana sebesar itu dipakai untuk merekapitalisasi perbankan nasional agar terhindar dari kebangkrutan. Hal itu belum lagi memperhitungkan ekses lain. Misalnya, meningkatnya angka pengangguran dan merosotnya angka pertumbuhan ekonomi nasional. Pepatah bijak mengatakan pengalaman sejarah adalah guru yang terbaik. Itu pula yang menjadi pegangan Ben Bernanke ketika menyelamatkan bail out perbankan di AS dengan dana talangan miliaran dolar AS. Ia tak mau mengulang kesalahan The Fed di masa lalu—ketika menghadapi resesi tahun 1930-an yang hanya berdiam diri melihat perbankan pada tumbang dan perekonomian mengalami kebangkrutan. Artinya langkah penyelamatan Bank Century bermanfaat yakni menjaga stabilitas sektor keuangan dan perbankan serta menyelamatkan perekonomian. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ada 4 empat aspek yang dipakai MoU UE dalam menganalisis bank gagal yang ditenggarai sistemik: 1 Institusi Keuangan. 2 Pasar keuangan. 3 Sistem pembayaran, dan 4 Sektor riil. Terhadap keempat aspek itu, BI mengimbuhi satu aspek yakni faktor psikologis pasar. Sehingga total aspek yang dikaji menjadi lima. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9PBI2007 tentang Sistem Penilaian tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarakan Prinsip Syariah bahwa kesehatan perbankan dinilai dari 5 kriteria atau yang biasa dikenal dengan Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity atau CAMEL. Dalam hal capital permodalan bank yang dinyatakan gagal atau tidak sehat Kewajiban Penyediaan Modal Minimumnya KPMP atau yang biasa kita kenal dengan Capital Adequacy Rationya adalah dibawah 8 . Asset atau Kualitas aktiva Produktifnya KAP 15,5, angka kredit macet Non Performing Loan suatu bank gagal berada diatas 5, rasio dana pinjaman pihak ketiga adalah 5 untuk dikatakan sebagai bank dan untuk likuiditasnya Rasio laba sebelum pajak thd total aset 5 dan Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional 5. 2. Kondisi Bank Century telah memicu rumor yang menurunkan kepercayaan masyarakat serta mengganggu kinerja bank-bank lainnya. Bank gagal khususnya yang berdampak sistemik dalam hal ini bank Century, akan menimbulkan dampak buruk bagi perbankan yaitu menimbulkan contagion effect atau efek domino. Jika hal ini terjadi maka hilanglah kepercayaan Universitas Sumatera Utara