PERANCANGAN ALAT STERILISATOR MENGGUNAKAN ULTRAVIOLET DAN PANAS KERING

PERANCANGAN ALAT STERILISATOR
MENGGUNAKAN ULTRAVIOLET DAN PANAS
KERING
TUGAS AKHIR

Oleh :
TANTONI
NIM. 20133010011

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTROMEDIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

PERANCANGAN ALAT STERILISATOR
MENGGUNAKAN ULTRAVIOLET DAN PANAS
KERING
Ditunjukan Kepada Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)
Program Studi Teknik Elektromedik

Oleh

TANTONI
NIM. 20133010011

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTROMEDIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

i

LEMBAR PERNYATAAN

Penulis menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh derajat profesi ahli madya atau gelar
kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis tidak
terdapat pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini serta disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Oktober 2016
Yang menyatakan,


Tantoni
NIM. 20133010011

ii

LEMBAR PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ALAT STERILISATOR MENGGUNAKAN ULTRAVIOLET
DAN PANAS KERING

Dipersembahkan dan disusun oleh
TANTONI
NIM. 20133010011

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji
Pada tanggal : 12 Oktober 2016

Menyetujui,
Pembimbing I


Pembimbing II

Kuat Supriyadi, BE., S.E., S.T.
NIP. 196702151990 031 001

Tatiya Padang Tunggal, S.T.
NIK. 19680803201210 183 010

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Elektromedik

Tatiya Padang Tunggal, S.T.
NIK. 19680803201210 183 010

iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

PERANCANGAN ALAT STERILISATOR MENGGUNAKAN ULTRAVIOLET

DAN PANAS KERING

Tugas Akhir ini Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)

Tanggal : 12 Oktober 2016

Susunan Dewan Penguji
Nama Penguji

Tanda Tangan

1. Ketua Penguji

: Kuat Supriyadi, BE., S.E., S.T.

..............................

2. Penguji Utama


: Warindi, S.T., M.Eng.

..............................

3. Sekretaris Penguji : Tatiya Padang Tunggal, S.T.

Yogyakarta, 12 Oktober 2016
Mengetahui,
Direktur Vokasi

Dr. Sukamta, S.T., M.T.
NIK. 19700502199603 123 023

iv

..............................

v

KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT karena dengan rakhmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir yang berjudul “Perancangan Alat Sterilisator Menggunakan Ultraviolet dan
Panas Kering”. Laporan tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Ahli Madya pada D3 Teknik Elektromedik Politeknik
Muhammadiyah Yogyakarta.
Keberhasilan dalam melakukan penelitian dan penyusunan laporan tugas
akhir ini tidak semata-mata karena sebuah keberuntungan yang kami peroleh, akan
tetapi kami mendapat banyak bantuan dalam bentuk saran, dorongan, dan
bimbingan dari semua pihak terutama orang tua dan keluarga serta teman, maupun
dosen pembimbing yang merupakan motivasi terbesar yang tidak dapat di ukur
dengan materi. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati
perkenankan kami mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Sukamta, S.T., M.T. selaku
Direktur Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta dan Bapak Tatiya Padang
Tunggal, S.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Elektromedik Politeknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk belajar.
2. Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Kuat Supriyadi, BE, S.E., S.T. selaku

dosen pembimbing utama, dan Bapak Tatiya Padang Tunggal, S.T. selaku dosen
pembimbing Kedua, yang telah penuh kesabaran dan ketulusan memberikan
ilmu dan bimbingan terbaik kepada penulis.
3. Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Warindi, S.T., M.Eng. Selaku dosen
penguji yang telah menyempatkan waktunya oleh karena itu penulis dapat
menyelesaikan modul ini dengan cepat.
4. Para Dosen Program Studi Teknik Elektromedik Politeknik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

v

5. Para Karyawan/wati Program Studi Teknik Elektromedik Politeknik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam proses belajar.
6. Terima kasih saya ucapkan kepada kedua orang tua yaitu Ibu / Bapak yang selalu
memberikan motivasi serta do’a, dan bimbingan yang tidak ada hentinya, serta
selalu mengingatkan anaknya untuk selalu shalat 5 waktu sehingga penulis
diberikan kemudahan oleh Allah SWT dalam mengerjakan tugas akhir.
7. Terimakasih banyak saya ucapkan kepada mba Oza, kalau bukan karena dia
mungkin aku tidak bisa sampai sejauh ini. Terimakasih atas bantuan materi dan
segalanya, maafkan adikmu ini yang selalu merepotkanmu.

8. Terimakasih saya ucapkan kepada Dedeh, yang tidak pernah lelah dan selalu
mendorong serta memotifasiku dan semangatnya untuk membangkitkan penulis
dari keterpurukan, terimakasih atas semua do’a dan motifasimu.
9. Terimakasih saya ucapkan kepada kawanku Rahmat Fauzi Siregar dan temanteman kontrakan yang tak pernah lelah membantuku dalam membuat modul ini.
10. Seluruh teman-teman teknik elektromedik angkatan 2013 dan staf Program
Studi Teknik Elektromedik Politeknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
yang banyak memberikan masukan dan semangat serta dorongan kepada
penulis.
11. Dan semua pihak yang telah membantu dan ikut berpartisipasi dalam penelitian
tugas akhir.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu semua jenis saran, kritik dan masukan yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat
memberikan manfaat dan memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri.

Yogyakarta,

Oktober 2016


Penulis,

vi

MOTTO

Rencana tanpa adanya sebuah kepercayaan itu sama saja dengan sia-sia
(Nagato)

Kecerdasan itu penting untuk dimiliki dan digunakan, tapi bukan
untuk dipamerkan
(Nara Shikamaru)

Tanpa kerja keras dan konsistensi yang luar biasa, mimpi selamanya
hanya akan sebuah mimpi
(Rock Lee)

Sesuatu yang terlihat tapi tidak kelihatan, itulah yang disebut
persahabatan
(Uzumaki Naruto)


Tanpa impian, kita tak akan meraih apapun
Tanpa cinta, kita tak akan bisa merasakan apapun
Dan tanpa Allah, kita bukan siapa-siapa
(Mesut Ozil)

Hidup itu hanya ada dua pilihan, berdiri tegak atau tunduk tertindas
(Tantoni)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamndulillahirrabil’alamin
Sebuah langkah usai sudah
Satu cita telah ku gapai
Namun…
Itu bukan akhir dari perjalanan
Melainkan awal dari satu perjuangan


Hari tak akan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup tak akan indah
tanpa harapan serta tujuan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan
terasa, apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan
pengorbanan .

Kupersembahkan karya kecilku ini, untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat
suka maupun duka, selalu setia mendampingi, saat saat kulemah tak berdaya
(Ayah dan Ibu tercinta) yang selalu memanjatkan do’a kepada putramu tercinta
setiap sujudnya. Terima kasih untuk semuanya.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar,
untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena tragedi
terbesar dalam hidup bukanlah kematian tapi hidup tanpa tujuan. Teruslah
bermimpi untuk sebuah tujuan, pastinya juga harus diimbangi dengan tindakan
nyata, agar mimpi dan juga angan, tidah hanya menjadi sebuah bayangan semu.

Dan seandainya pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta,
ditambah lagi tujuan lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimatkalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”. (QS. Lukman: 27).

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i
Lembar Pernyataan ...................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ..................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ...................................................................................... iv
Kata Pengantar ............................................................................................. v
Motto .............................................................................................................. vii
Halaman Persembahan ................................................................................ viii
Daftar Isi ......................................................................................................... ix
Daftar Gambar .............................................................................................. xiii
Daftar Tabel ................................................................................................... xv
Abstrak ........................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3. Batasan Masalah ........................................................................... 2
1.4. Tujuan ........................................................................................... 3
1.4.1. Tujuan Umum ..................................................................... 3
1.4.2. Tujuan Khusus .................................................................... 3
1.5. Manfaat ......................................................................................... 4
1.5.1. Manfaat Teoritis ................................................................. 4
1.5.2. Manfaat Praktis .................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
2.1. Alat Sterilisator Ultraviolet dan heater yang sudah ada ............ 5
2.2. Sterilisator yang ada di pasaran .................................................. 7
2.2.1. Sterilisator panas kering.................................................... 7
2.2.2. Sterilisator Ultraviolet ..................................................... 8

ix

2.3. Sterilisasi ..................................................................................... 10
2.3.1. Sterilisasi basah ................................................................ 11
2.3.2. Sterilisasi panas kering .................................................... 12
2.3.3. Sterilisasi ultraviolet ........................................................ 15
2.4. Sensor suhu termokopel ............................................................. 19
2.5. Infrafara Heater ........................................................................ 23
2.6. Lampu UV (ultraviolet ).............................................................. 24
2.7. Transistor ................................................................................... 25
2.8. Mikrokontroler AVR ................................................................... 26
2.8.1. Arsitektur ATmega 16 ..................................................... 27
2.8.2. Konfigurasi pin ATmega 16 ............................................ 28
2.9. Relay .......................................................................................... 29
2.9.1. Prinsip kerja relay ............................................................. 30
2.9.2. Gambar dan bagian-bagian dasar relay ........................... 30
2.10. Liquid Crystal Display (LCD) .................................................. 32
2.11. Buzzer ....................................................................................... 38
2.12. LM358 ...................................................................................... 38
2.13. Dioda ........................................................................................ 39
2.14. Resistor .................................................................................... 40
2.15. Hourmeter ................................................................................ 41

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 42
3.1. Komponen yang digunakan ..................................................... 42
3.2. Peralatan yang digunakan ........................................................ 42
3.3. Blok Diagram .......................................................................... 43
3.4. Diagram Mekanis .................................................................... 45
3.5. Diagram Alir ............................................................................ 46
3.6. Perakitan Rangkaian Driver UV dan Heater ............................ 49
3.6.1. Alat ................................................................................ 49
3.6.2. Komponen .................................................................... 49
3.6.3. Langkah Perakitan ......................................................... 49

x

3.6.4. Gambar rangkain driver ................................................. 51
3.7. Perakitan Rangkian Power Supply .......................................... 52
3.7.1. Alat ................................................................................ 52
3.7.2. Bahan ............................................................................. 52
3.7.3. Langkah Perakitan ......................................................... 52
3.7.4. Gambar Power supply .................................................... 54
3.8. Perakitan Rangkian Minimum Sistem ...................................... 55
3.8.1. Alat ................................................................................ 55
3.8.2. Komponen .................................................................... 55
3.8.3. Langkah Perakitan ......................................................... 55
3.8.4. Gambar Rangkain Minimum Sistem .............................. 57
3.9. Pembuatan Driver Thermokopel .............................................. 58
3.9.1. Alat ................................................................................ 58
3.9.2. Komponen .................................................................... 58
3.9.3. Langkah Perakitan ......................................................... 58
3.9.4. Gambar Rangkain Driver ............................................... 60
3.10. Pembuatan Program Kontrol Driver ...................................... 61
3.11. Jenis Penelitian ...................................................................... 67
3.12. Variabel Penelitian ................................................................ 67
3.12.1. Variabel Bebas .......................................................... 67
3.12.2. Variabel Tergantung .................................................. 67
3.12.3. Variabel Terkendali ................................................... 67
3.13. Definisi Oprasional ................................................................ 67
3.14. Sistematika pengukuran timer dan suhu pada modul ............ 68
3.14.1. Rata-rata .................................................................... 69
3.14.2. Simpangan ( error ) ................................................... 69
3.14.3. Error (%) .................................................................. 69
3.14.4. Standart Deviasi (SD) ............................................... 70
3.14.5. Ketidakpastian (UA) .................................................. 70

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ................................................. 72

xi

4.1. Spesifikasi Alat ........................................................................ 72
4.2. Gambar Modul .......................................................................... 73
4.3. Cara Kerja Modul .................................................................... 73
4.4. Kelebihan dan kelemahan sterilisasi ultraviolet dan panas
Kering ...................................................................................... 74
4.4.1. Kelebihan sterilisasi ultraviolet ..................................... 74
4.4.2. Kelemahan sterilisasi ultraviolet ................................... 75
4.4.3. Kelebihan sterilisasi panas kering ................................. 75
4.4.4. Kelemahan sterilisasi panas kering ................................ 75
4.5. Instrument yang di sterilisasi ................................................... 76
4.6. Langkah-langkah penggunaan modul atau SOP ...................... 76
4.7. Pengujian Alat .......................................................................... 78
4.8. Hasil pengukuran dan analisis data ......................................... 79
4.8.1. Pengukuran timer pada sterilisasi ultraviolet ................ 80
4.8.2. Pengukuran suhu pada sterilisasi panas kering ............. 81
4.8.3. Pengukuran timer pada sterilisasi panas kering ............ 82
4.9. Analisa Perhitungan dan pengujian modul di laboratorium .... 82
4.9.1. Analisa perhitungan timer sterilisasi UV ........................ 82
4.9.2. Analisa Perhitungan suhu .............................................. 84
4.9.3. Analisa perhitungan timer sterilisasi panas kering ...... 86
4.10. Hasil uji laboratorium ............................................................ 88
4.11. Pembahasan kinerja sistem secara keseluruhan ..................... 89
4.12. Kelebihan dan kekurangan modul TA ................................... 91
4.12.1. Kelebihan modul TA .................................................... 91
4.12.2. Kekurangan modul TA ................................................ 91

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 92
5.1. Kesimpulan ................................................................................ 92
5.2. Saran .......................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 95
LAMPIRAN......................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Alat sterilisator ultraviolet dan heater ....................................... 7
Gambar 2.2. Sterilisator panas kering merk fortune ........................................ 8
Gambar 2.3. Sterilisator ultraviolet merk compact sterilizer .......................... 9
Gambar 2.4. Sensor suhu termokopel ............................................................. 20
Gambar 2.5. Infrafara Heater ......................................................................... 24
Gambar 2.6. Lampu UV .................................................................................. 25
Gambar 2.7. Simbol transistor ........................................................................ 26
Gambar 2.8. Konfigurasi Pin ATMega 16 ...................................................... 29
Gambar 2.9. Bentuk relay dan simbol relay ................................................... 30
Gambar 2.10. Rangkaian dasar relay .............................................................. 30
Gambar 2.11. Bentuk fisik LCD ...................................................................... 33
Gambar 2.12. Buzzer ........................................................................................ 38
Gambar 2.13. IC LM 358 ................................................................................ 39
Gambar 2.14. Dioda penyearah ........................................................................ 40
Gambar 2.15. Resistor ...................................................................................... 40
Gambar 2.16. Hourmeter ................................................................................ 41
Gambar 3.1. Blok diagram .............................................................................. 43
Gambar 3.2. Diagram mekanis ........................................................................ 45
Gambar 3.3. Diagram alir program ................................................................. 47
Gambar 3.4 Skematik rangkaian driver ........................................................... 50
Gambar 3.5. Layout driver ............................................................................... 50
Gambar 3.6. Rangkaian driver ......................................................................... 51
Gambar 3.7. Skematik rangkaian power supply .............................................. 53
Gambar 3.8. Layout power supply ................................................................. 53
Gambar 3.9. Power supply ............................................................................. 54`
Gambar 3.10. Skematik minimum sistem ........................................................ 56
Gambar 3.11. Layout rangkaian minimum sistem ........................................... 57
Gambar 3.12. Minimum sistem........................................................................ 57

xiii

Gambar 3.13. Sistematik rangkaian driver ...................................................... 59
Gambar 3.14. Layout driver ........................................................................... 59
Gambar 3.15. Rangkaian driver ....................................................................... 60
Gambar 3.16. Screenshot listing Program ....................................................... 61
Gambar 4.1. Gambar rangkaian paralel pemanas (Heater).............................. 72
Gambar 4.2. Modul alat augas akhir ................................................................ 73
Gambar 4.3. Thermometer air raksa ............................................................... 79
Gambar 4.4. Hasil uji laboratorium ................................................................. 88

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tabel suhu dan waktu pensterilan .................................................. 6
Tabel 2.2. Konfigurasi PIN LCD 2 x 16 Character ......................................... 34
Tabel 2.3. Fungsi pin pada LCD karakter ........................................................ 34
Tabel 2.4. Function Set ................................................................................... 35
Tabel 2.5. Entry Mode Set ................................................................................ 35
Tabel 2.6. Display ON-OFF / Kursor .............................................................. 36
Tabel 2.7. Display Clear .................................................................................. 37
Tabel 2.8. Sift Right atau Left .......................................................................... 37
Tabel 2.9. Pemilihan lokasi RAM LCD Character .......................................... 38
Tabel 4.1. Instrument yang di sterilisasi ......................................................... 76
Tabel 4.2. Pengukuran timer sterilisasi ultraviolet .......................................... 80
Tabel 4.3. Pengukuran Suhu ........................................................................... 81
Tabel 4.4. Pengukuran timer sterilisasi panas kering ...................................... 82
Tabel 4.5. Kesimpulan pengkuran timer sterilisasi ultraviolet ....................... 83
Tabel 4.6. Kesimpulan pengukuran suhu sterilisasi panas kering ................... 85
Tabel 4.7. Kesimpulan pengukuran timer Sterilisasi Panas Kering .................. 87

xv

PERANCANGAN ALAT STERILISATOR MENGGUNAKAN ULTRAVIOLET
DAN PANAS KERING
ABSTRAK
TANTONI
2013 301 0011

Peralatan dental gigi yang sering digunakan akan terkontaminasi bakteri dan
mikroorganisme jika alat tersebut tidak di sterilkan. Berdasarkan permasalahan itu
diperlukan alat sterilisasi, sedangkan alat sterilisasi yang sudah ada masih manual,
suhu yang digunakan tidak sesuai dengan sterilisasi dental unit dan peralatan
nonlogam tidak bisa disterilkan dengan suhu tinggi.
Penulis tertarik untuk membuat sebuah alat sterilisasi dengan memanfaatkan
elemen pemanas dengan suhu 1600C sesuai untuk sterilisasi dental unit dan
memanfaatkan lampu ultraviolet untuk mensterilkan peralatan dental yang tidak
kuat terhadap suhu tinggi, termokopel sebagai sensor suhu dan ATMega 16 sebagai
pengontrol modul.
Berdasarkan hasil uji laboratorium yang telah dilakukan penulis dapat
disimpulkan bahwa, peralatan dental

unit setelah

disterilkan menggunakan

sterilisasi ultraviolet terdapat 3 koloni bakteri dan sterilisasi panas kering terdapat
2 koloni bakteri. Sehingga dapat disimpulkan modul yang penulis buat efektif dan
mampu untuk membunuh bakteri yang ada pada peralatan dental unit.
Kata Kunci : Ultraviolet, Termokopel, IC ATMega 16 dan koloni

xvi

DESIGN TOOL USES STERILIZER ULTRAVIOLET AND DRY HEAT
ABSTRACT
TANTONI
2013 301 0011

Dental dental equipment that is often used to be contaminated with bacteria
and microorganisms if the tool does not sterilize. Based on the problems that
needed sterilizer, whereas the existing sterilizer is still manual, the temperature
used is not in accordance with the sterilization of dental unit and non-metallic
equipment can not be sterilized with high temperatures.
Writers interested in creating a sterilizer utilizing a heating element with a
temperature of 1600C suitable for sterilization of dental unit and utilizes ultraviolet
light to sterilize dental equipment that is not strong against high temperature,
thermocouple as a temperature sensor and ATMega 16 as a controller module.
Based on the results of laboratory tests that have been done with the author
concluded that, after the unit of dental equipment is sterilized using ultraviolet
sterilization contained three bacterial colonies, and dry heat sterilization are two
colonies of bacteria. It can be concluded that the author made effective module and
is able to kill bacteria in dental unit.
Keywords : Ultraviolet , Thermocouple , IC ATMega 16 and colonies

xvii

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kedokteran gigi dalam praktiknya tidak terlepas dari instrument peralatan
gigi yaitu sebuah alat yang digunakan oleh dokter gigi untuk memeriksa dan
mengobati gigi pasien, karena instrument tersebut digunakan berulang kali
kepada beberapa pasien maka diperlukan sebuah alat sterilisasi, yang berfungsi
untuk mensterilkan instrument peralatan gigi tersebut, supaya ketika digunakan
bakteri atau mikroorganisme yang ada pada instrument tersebut mati sehingga
diharapkan tidak terjadi kontaminasi bakteri dan aman ketika digunakan kepada
pasien dan penggunanya itu sendiri.
Banyak metode yang digunakan untuk mensterilkan sebuah instrument,
yaitu dengan udara panas kering, sinar ultraviolet dan masih banyak lagi jenis
pensterilan yang lainnya. Sedangkan pada alat sterilisasi yang sudah ada masih
menggunakan suhu dan waktu yang relatif rendah yaitu pada suhu 1200C selama
10 – 30 menit untuk mensterilkan instrument peralatan gigi. Pada dasarnya suhu
yang digunakan untuk mensterilkan instrument peralatan gigi menggunakan suhu
1600C selama 1-2 jam tetapi sterilisasi tersebut hanya digunakan untuk
mensterilkan instrument peralatan gigi yang terbuat dari logam serta peralatan
yang tahan terhadap suhu tinggi, sedangkan untuk peralatan yang tidak kuat

1

2

terhadap suhu tinggi masih menggunakan pensterilan yang manual seperti
bembersihan dengan cara di semprot dengan cairan alkohol.
Dengan latar belakang dan permasalahan diatas penulis tertarik untuk
membuat sebuah alat yang dapat mensterilkan instrument peralatan gigi dari
kontaminasi bakteri maupun mikroorganisme lainnya dengan meliputi peralatan
yang tahan panas serta peralatan yang tidak tahan panas. Berdasarkan identifikasi
masalah diatas maka penulis mencoba merancang dan membuat alat dengan
menyajikan karya tulis berjudul “Perancangan Alat Sterilisator Menggunakan
Ultraviolet dan Panas Kering”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas penulis tertarik untuk membuat sebuah
alat sterilisasi dengan memanfaatkan elemen pemanas dengan suhu yang
digunakan 1600C selama 60 menit yang sesuai untuk mensterilkan instrument
peralatan gigi yang ada di kedokteran gigi dan memanfaatkan lampu ultraviolet
untuk mensterilkan instrument peralatan gigi yang tidak kuat terhadap suhu
tinggi serta pensterilan pada modul ini menggunakan 3 mode pilihan sterilisasi
yang berbasis mikrokontroler ATMega 16.
1.3. Batasan Masalah
Agar dalam pembahasan modul tidak terjadi pelebaran masalah dalam
penyajiannya, maka penulis membatasi masalah pokok yaitu :
1. Proses sterilisasi ini menggunakan elemen pemanas (heater) dan lampu
ultraviolet, dalam proses sterilisasi ini mempunyai 3 mode pilihan sterilisasi

3

yaitu mode pertama untuk menghidupkan ultraviolet, mode kedua
menghidupkan heater dan mode ketiga menghidupkan ultraviolet dan heater
secara bersamaan.
2. Untuk waktu steril yaitu : sterilisasi ultraviolet selama 15 menit dan sterilisasi
menggunakan panas kering selama 60 menit.
3. Suhu yang digunakan yaitu 1600C
1.4. Tujuan
1.4.1. Tujuan umum
Membuat alat sterilisasi untuk instrument peralatan gigi supaya
instrument peralatan gigi tersebut benar-benar steril dari kuman atau
mikroorganisme sehingga proses pemeriksaaan dan pengobatan gigi tidak
terjadi kontaminasi oleh kuman atau mikroorganisme.
1.4.2. Tujuan khusus
1. Membuat rangkaian driver heater dengan suhu 1600C sebagai setting
suhu yang di pakai.
2. Membuat rangkaian driver lampu ultraviolet yang panjang gelombang
lampu ultraviolet yaitu 253,7 nm dan lama proses sterilisasi 15 menit.
3. Membuat rangkaian driver termokopel.
4. Membuat rangkaian AVR dan programnya sebagai pengendali seluruh
rangkaian pesawat sterilisator.
5. LCD untuk tampilan waktu dan suhu pensterilan.

4

1.5. Manfaat
1.5.1. Manfaat Teoritis
1. Dapat menambah wawasan ilmu dibidang kesehatan khususnya alat
sterilisasi

instrument

peralatan

gigi

dengan

sistem

kontrol

menggunakan IC ATMega 16.
2. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu dan teknologi
dimasa mendatang.
1.5.2. Manfaat Praktis
Dengan adanya alat sterilisasi ini diharapkan agar lebih efisien
dalam pengoperasian alat sterilisator ini dan lebih efektif dalam proses
sterilisasi karena semua kontrol menggunakan program komputer.

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis akan membahas teori-teori yang menunjang dalam
membuat perancangan alat sterilisator menggunakan ultraviolet dan panas kering
serta

memaparkan alat sterilisator yang sudah ada di pasaran. Teori–teori ini

didapatkan dari buku, jurnal, internet, artikel dan sumber – sumber lainnya.
2.1. Alat Sterilisator ultraviolet dan heater yang sudah ada
Sterilisasi ultraviolet merupakan alat sterilisasi yang digunakan untuk
mensterilkan instrument peralatan gigi. Prinsip kerja pesawat ini adalah dengan
memanfaatkan sinar ultraviolet dari lampu ultraviolet dan juga suhu yang
dihasilkan oleh pemanasan

elemen

(heater) yang di kontrol oleh suatu

rangkaian kontrol suhu agar suhu tetap stabil. Heater akan bekerja pada saat
sensor suhu kurang dari settingan suhu dan sebaliknya apabila sensor suhu lebih
besar dari settingan suhu, maka secara otomatis heater akan mati.
Sterilisasi ini menggunakan sensor suhu yang di fungsikan hanya sebagai
pendeteksi suhu yang seandainya suhu pada sterilisasi berlebih atau berkurang.
Alat ini difungsikan untuk pensterilan peralatan dental gigi, karena didalam
kedokteran gigi, seorang dokter dalam melakukan tindakan dan pemeriksaan ke
pasien harus menggunakan

peralatan yang bersih dan harus steril dari

kontaminasi bakteri serta mikroorganisme lainnya.

5

6

Dalam sterilisasi menggunakan alat ini, proses sterilisasi dengan heater
dilihat dari jenis bahan yang akan di sterilisasi dan lamanya waktu pensterilan,
dibawah ini adalah tabel suhu dan waktu pensterilan yang digunakan pada proses
sterilisasi dengan heater.
2.1. Tabel Suhu dan Waktu Pensterilan
No
1
2
3
4

Item
Instrument
Kaca mirror
Tang jepit
Cotton pliers
Saliva ejector
Glassware
Texture
Plastik / rubber
Mikro motor
handpiece

Temperatur (0C)
120

Time (min)
15

120
110
90

15
20
30

Pada alat yang sudah ada ini perlu adanya pengembangan yaitu mengganti
tubular heater (elemen pemanas yang terbuat dari pipa stainless steel) menjadi
infrafara heater (heater yang berbentuk seperti lampu neon) sebagai pengsterilan
instrument peralatan gigi. Suhu yang digunakan juga diganti sesuai dengan
standar sterilisasi panas kering di kedokteran gigi, suhu yang digunkan penulis
sekarang adalah 1600C dengan lama waktu 60 menit. Seiring dengan perubahan
suhu yang digunakan maka letak lampu UV juga berubah, ruangan lampu UV di
pisah dikarenakan jika lampu UV terkena panas terus menerus maka dapat
mengakibatkan lampu UV itu pecah serta penggunaan sterilisasi ini hanya di

7

gunakan untuk peralatan yang tidak tahan panas. Gambar 2.1. dibawah ini
menunjukan alat sterilisasi yang sudah ada. (Alfafin, 2013).

Gambar 2.1. Alat Sterilisator Ultraviolet dan Heater
2.2. Sterilisator yang ada di pasaran
Seperti yang telah kita ketahui sudah banyak produk–produk alat sterilisasi
yang di jual bebas dipasaran dan dibawah ini adalah alat sterilisasi yang sering di
gunakan di rumah sakit khususnya di poliklinik gigi :
2.2.1. Sterilisator Panas Kering
Alat sterilisator panas kering untuk instrument peralatan gigi yang
sering digunakan di rumah sakit khususnya diruangan poliklinik gigi,
penulis mengambil sampel alat sterilisator dengan merk fortune sebagai
alat perbandingan yang penulis buat. Media untuk pengsterilannya
menggunakan suhu panas kering sampai suhu 160oC selama 1-2 jam.
Kelemahan alat ini tanpa dilengkapi tampilan (display). Sehingga penulis
akan membuat alat sterilisasi dilengkapi dengan display dan media untuk

8

pengsterilannya menggunakan infrafara heater atau heater kaca dengan
suhu mencapai 160oC selama 60 menit. Dibawah ini merupakan gambar
dari alat sterilisator merk fortune.

Gambar 2.2. Sterilisator Panas Kering Merk Fortune
Spesifikasi alat :
- Standard Depkes RI AKL 20903702467
- Interior volume 78 Ltr
- Dimensi Kardus : 470 x 385 x 770 mm
- Berat kotor : 17 Kg
- Tegangan Listrik 220V/50Hz,
- Daya : 550 W
2.2.2. Sterilisator Ultraviolet
Dari berbagai peralatan sterilisator ultraviolet yang beredar di
pasaran, penulis mengambil sampel alat sterilisator dengan merk compact

9

sterilizer sebagai alat perbandingan yang penulis buat. Media untuk
pengsterilannya menggunakan lampu ultraviolet. Kelemahan alat ini
tanpa dilengkapi tampilan (display) dan pemilihan waktunya terbatas.
Sehingga penulis membuat alat sterilisasi dilengkapi dengan display dan
pengaturan waktunya sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Dibawah
ini merupakan gambar dari alat sterilisator merk compact sterilizer.

Gambar 2.3. Sterilisator Ultraviolet Merk Compact Sterilizer
Spesifikasi alat :
 Lampu UV 15 Watt
 Dinding dalam plat stainless stell
 Rak alumunium
 Dimensi 56 x 46 x 57 cm
 Timer 10, 15 dan 30 menit

10

2.3. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan
untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan
dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk
mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu
indikator keberhasilan dan pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi
nosokomial di rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu
dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit. Melaksanakan tugas dan fungsi
sterilisasi, pusat sterilisasi sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti
unsur pelayanan medik, unsur penunjang medik maupun instalasi antara lain
perlengkapan, rumah tangga, pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi dan lainlain. Apabila terjadi hambatan pada salah satu sub unit diatas maka pada akhirnya
akan mengganggu proses dan hasil sterilisasi.
Bila di tinjau dari volume alat dan bahan yang harus disterilkan di rumah
sakit demikian besar, maka rumah sakit dianjurkan untuk mempunyai suatu
instalasi pusat sterilisasi tersendiri dan mandiri, yang merupakan salah satu
instalasi yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur /
Wakil Direktur Rumah Sakit. Instalasi pusat sterilisasi ini bertugas untuk
memberikan pelayanan terhadap semua kebutuhan kondisi steril atau bebas dari
semua mikroorganisme (termsuk endospora) secara tepat dan cepat, untuk untuk
melaksanakan tugas sterilisasi alat atau bahan secara profesional, diperlukan

11

pengetahuan dan keterampilan tertentu oleh perawat, apoteker ataupun tenaga
nonmedis yang berpengalaman dibidang sterilisasi merupakan mitra kerja. Asas
kemitraan didasari rasa saling menghormati peran dan fungsi masing-masing
dengan tujuan utama untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan
pegawai rumah sakit.
Angka infeksi nosokomial terus meningkat (Al Varado, 2000) mencapai
sekitar 9% (variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit
seluruh dunia. Hasil survey point prevalensi dari 11 rumah sakit di DKI Jakarta
yang dilakukan oleh perdalin jaya dan rumah sakit penyakit infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Jakarta pada tahun 2003 di dapatkan angka infeksi nosokomial
untuk ILO (infeksi luka operasi) 18,9%, ISK (infeksi saluran kemih) 15,1%, IADP
(infeksi aliran darah primer) 26,4%, Pneumonia 24,5% dan infeksi saluran napas
lain 15,1%, serta infeksi lain 32,1%.
Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan,
pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi.
Metode Sterilisasi yang digunakan :
2.3.1. Sterilisasi basah
Sterilisasi basah adalah metode sterilisasi dengan memanfaatkan
hasil penguapan air, dimana uap air tersebut dihasilkan oleh pemanasan air.
Kaidah yang digunakan pada alat sterilsator basah ialah perubahan energi

12

listrik menjadi energi panas, untuk perubahan energi tersebut diperlukan
filamen yang berfungsi untuk memanaskan air. Semua peralatan yang akan
disterilkan dimasukkan kedalam tempat air, untuk kemudian dipanaskan
sesuai suhu yang diperlukan. Yang harus diperhatikan dalam menggunakan
alat sterilisasi basah :
a. Air dalam tabung jangan sampai habis (kering) sama sekali. Hal ini
penting untuk menjaga agar filamen-filamen pemanas tidak cepat rusak.
b. Jangan dioperasikan tanpa mengguanakan media air, karena hal ini
dapat menyebabkan wadah tempat air menjadi kehitam-hitaman akibat
panas.
2.3.2. Sterilisasi panas kering
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi
panas, dimana panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar dari alat yang
disterilkan lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya
suhu untuk sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering biasa digunakan
untuk alat-alat atau bahan dimana steam tidak dapat berpenetrasi secara
mudah atau untuk peralatan terbuat dari kaca.
Pada sterilisasi panas kering pembunuhan mikroorganisme terjadi
melalui metode oksidasi sampai terjadinya oksidasi sampai terjadinya
koagulasi protein sel. Sterilisasi panas kering memerlukan waktu yang
lebih lama dengan suhu yang lebih tinggi dan terjadi pada oven konveksi
panas kering.

13

Pada dasarnya ada dua jenis oven konveksi panas kering, yaitu oven
konveksi panas kering dan oven konveksi mekanis. Pada oven konveksi
panas kering didistribusi suhu tidak merata sementara pada oven konveksi
mekanis didistribusi suhu lebih merata karena adanya bantuan blower.
a. Siklus kerja dari mesin sterilisasi panas kering meliputi :
 Pemanasan udara panas dihasilkan melalui mekanisme listrik dan di
sirkulasikan ke chamber.
 Periode plateau (sterilisasi) dimulai ketika sensor mendekati
tercapainya suhu proses sterilisasi pada chamber.
 Pada saat seluruh chamber.memiliki suhu yang sama maka
berakhirlah fase equilibrium dan di mulai fase “holding time” atau
sterilisasi.
 Pendinginan chamber dilakukan dengan mensirkulasikan udara
dingin dan terfiltrasi kedalam chamber.
b. Keuntungan dari sterilisasi panas kering antara lain :
 Dapat mensterilkan beberapa jenis bahan yang tidak dapat ditembus
steam seperti serbuk kering dan bahan minyak.
 Tidak memiliki sifat korosi pada logam
 Melalui mekanisme konduksi dapat mencapai seluruh permukaan alat
yang tidak dapat dibongkar pasang.
c. Kelemahannya dari sterilisasi panas kering antara lain :

14

 Penetrasi terhadap material / bahan berjalan sangat lambat dan tidak
merata.
 Diperlukan waktu pemaparan panas yang lama untuk mencapai
kondisi steril.
 Suhu tinggi dapat merusak bahan dari karet dan beberapa bahan kain.
Instruction manual harus disediakan oleh suplier mesin secara
komprehensif. Bagian pemeliharaan harus memberikan semua informasi
yang diperlukan bagi semua prosedur yang direkomendasikan pada saat
pengujian instalasi maupun pemeliharaan rutin dengan menyatakan
frekuensi kegiatannya. Instruction manual harus tersedia di pusat
sterilisasi.
Alasan : karena masalah pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi
mungkin dapat dilakukan oleh orang selain dari suplier informasi yang
mendalami tentang mesin sterilisasi.
d. Ketentuan mesin panas kering sterilisasi panas kering.
Beberapa hal berkaitan dengan mesin sterilisasi panas kering harus
di perhatikan adalah sebagai berikut :
a) Mesin sterilisasi panas kering tidak boleh digunakan sebagai mesin
pengering.
b) Kontrol proses secara otomatis sangat diharapkan.
c) Titik pemasukan thermokopel harus tersedia.

15

d) Harus tersedia termometer untuk mengindikasikan suhu sudah
dicapai disertai pencatat suhu.
e) Harus tersedia mekanisme pemutus suhu berlebih (overheat cut-off)
pada semua mesin sterilisasi panas kering.
f) Beberapa feature mesin yang cukup penting meliputi :
- Timer proses yang dapat diatur (0-6 jam).
- Termostat pengontrol suhu, dapat diatur antara 140°C - 180°C.
- Indikator apabila terjadi kegagalan proses.
Memasukkan barang pada mesin sterilisasi panas kering
Sebelum memasukan barang ke dalam chamber, chamber harus
dipanaskan terlebih dahulu. Antara satu barang dengan barang lainnya harus
tersedia ruangan untuk mempermudah sirkulasi udara sehingga kontak
termal dapat berlangsung dengan baik dan setiap item barang tidak
menyentuh dinding chamber mesin.
2.3.3. Sterilisasi ultraviolet
Kuman radiasi Ultraviolet atau sering di kenal dengan Ultraviolet
Germicidal Irradiation (UVGI) adalah sterilisasi metode yang menggunakan
ultraviolet (UV) cahaya di cukup pendek panjang gelombang untuk memecah
mikroorganisme. UVGI Ini digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti
makanan, udara dan pemurnian air. UV telah menjadi dikenal mutagen pada
tingkat sel selama lebih dari seratus tahun. The 1903 Nobel Kedokteran

16

diberikan

kepada Niels

Finsen untuk

penggunaan

nya

UV

terhadap

tuberkulosis .
UVGI menggunakan panjang gelombang pendek UV yang berbahaya
bagi mikroorganisme. Hal ini efektif dalam menghancurkan asam nukleat
dalam organisme sehingga DNA mereka terganggu oleh radiasi UV. Hal ini
menghilangkan kemampuan reproduksi mereka dan membunuh mereka.
Panjang gelombang UV yang menyebabkan efek ini jarang terjadi di bumi
sebagai atmosfer blok itu.
Menggunakan perangkat UVGI di lingkungan tertentu seperti sistem
sirkulasi udara atau air menghasilkan efek mematikan terhadap mikroorganisme seperti patogen virus dan jamur yang berada dalam lingkungan ini.
Ditambah dengan sistem penyaringan UVGI dapat menghapus berbahaya
mikro-organisme dari lingkungan.
Penerapan UVGI untuk sterilisasi telah menjadi praktik yang diterima
sejak pertengahan abad ke-20. UVGI ini telah digunakan terutama di sanitasi
medis dan fasilitas kerja steril. Semakin itu digunakan untuk mensterilkan
minum dan air limbah , sebagai memegang fasilitas yang tertutup dan bisa
diedarkan untuk memastikan paparan lebih tinggi untuk UV. Dalam beberapa
tahun terakhir UVGI telah menemukan aplikasi baru di sanitasi udara .
a) Cara Bekerja UVGI
Sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang lebih pendek dari pada cahaya tampak. UV dapat dipisahkan

17

menjadi berbagai rentang, dengan UV pendek (UVC) dianggap "UV
kuman." Pada panjang gelombang tertentu UV mutagenik terhadap bakteri,
virus dan mikro-organisme. Pada panjang gelombang 2.537 Angstrom (254
nm) UV akan melepaskan ikatan molekul dalam DNA-organisme mikro,
menghasilkan dimer timin pada DNA mereka sehingga menghancurkan
mereka, membuat mereka tidak berbahaya atau melarang pertumbuhan dan
reproduksi. Ini adalah proses yang sama dengan efek UV dari panjang
gelombang lebih panjang (UVB) pada manusia, seperti terbakar sinar
matahari atau silau matahari. Mikro-organisme ini kurang memberikan
perlindungan dari UV dan tidak dapat bertahan kontak yang terlalu lama
untuk itu.
Sebuah sistem UVGI dirancang untuk mengekspos lingkungan
seperti tangki air, kamar disegel dan sistem udara paksa untuk UV kuman.
Paparan

berasal

dari

lampu

kuman

yang

memancarkan

radiasi

elektromagnetik kuman UV pada panjang gelombang yang benar, sehingga
penyinaran lingkungan. Paksa aliran udara atau air melalui lingkungan ini
menjamin eksposur.
b) Efektivitas UVGI
UVGI

adalah

metode

yang

sangat

efektif

menghancurkan

mikroorganisme. Karena atmosfer bumi menyerap sebagian besar UV dari
matahari UV kuman penyakit ini sangat jarang terjadi di segala situasi.
Ketika terkonsentrasi dalam lingkungan tertutup seperti memegang tangki

18

air atau saluran sistem itu adalah mematikan dari waktu ke waktu untuk
semua mikro-organisme.
Efektivitas UV kuman di lingkungan seperti itu tergantung pada
sejumlah faktor: lamanya waktu organisme-mikro terkena UV, kekuasaan
fluktuasi sumber UV yang dampaknya panjang gelombang EM, kehadiran
partikel yang dapat melindungi mikro-organisme dari UV, dan kemampuan
organisme-mikro untuk menahan UV selama eksposur. Dalam banyak
sistem redundansi dalam mengungkap mikro-organisme untuk UV dicapai
dengan sirkulasi udara atau air berulang kali. Hal ini memastikan beberapa
berlalu begitu bahwa UV efektif terhadap jumlah tertinggi mikro-organisme
dan akan menyinari tahan mikro-organisme lebih dari sekali untuk
menghancurkan mereka.
Efektivitas dari bentuk sterilisasi juga tergantung pada line-of-sight
paparan dari mikro-organisme ke sinar UV. Lingkungan dimana desain
menciptakan kendala yang menghalangi sinar UV tidak efektif. Dalam
lingkungan seperti efektifitas ini kemudian bergantung pada penempatan
sistem UVGI sehingga line-of-sight yang optimal untuk sterilisasi. Sebuah
masalah tersendiri yang akan mempengaruhi UVGI adalah debu atau
lapisan film lainnya bola, yang dapat menurunkan output UV. Oleh karena
itu memerlukan penggantian lampu tahunan dan pembersihan di jadwalkan
untuk memastikan efektivitas. Umur lampu UV kuman bervariasi

19

tergantung pada desain. Juga materi bahwa bola lampu terbuat dari dapat
menyerap beberapa sinar kuman.
Lampu pendingin di bawah aliran udara dapat output UV juga lebih
rendah, sehingga perawatan harus dilakukan untuk melindungi lampu dari
aliran udara langsung melalui reflektor parabola. Atau menambahkan
lampu tambahan untuk mengimbangi efek pendinginan. Peningkatan
efektivitas dan intensitas UV dapat dicapai dengan menggunakan refleksi.
Aluminium memiliki tingkat reflektifitas tertinggi dibandingkan logam
lainnya dan dianjurkan bila menggunakan UV.
2.4. Sensor Suhu Termokopel
Suhu merupakan keadaan pada perubahan temperatur udara dimana suhu
dapat berubah tergantung dari perubahan cuaca. Suhu tersebut akan menunjukan
apakah benda itu akan terasa panas atau dingin. Untuk mengukur dengan tepat
suhu secara kuantitatif di perlukan beberapa kegiatan pada besaran-besaran yang
dapat diukur.
Sensor suhu adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.
Termokopel / thermocouple merupakan sensor suhu yang paling sering atau
kebanyakan digunakan pada boiler, mesin press, oven, dan lain sebagainya.
Termokopel dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup luas
dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1⁰C. Termokopel terdiri dari 2

20

jenis kawat logam konduktor yang digabung pada ujungnya sebagai ujung
pengukuran. Konduktor ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu dan dari
perbedaan suhu antara ujung termokopel / ujung pengukuran dengan ujung kedua
kawat logam konduktor yang terpisah akan menghasilkan tegangan listrik. Hal
ini disebut sebagai efek termo elektrik. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1
hingga 70 mikrovolt setiap perbedaan satu derajat celcius untuk kisaran yang
dihasilkan dari kombinasi logam modern. Jadi sangat penting untuk di ingat
bahwa termokopel hanya mengukur perbedaan temperatur diantara 2 titik, bukan
temperatur absolut. Jadi temokopel tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu
ruangan karena tidak ada perbedaan antara ujung pengukuran dengan ujung
referensi / ujung pada kedua kawat logam.
2.4.1. Keuntungan Thermocouple adalah sebagai berikut :
 Memiliki rentang suhu yang luas
 Tahan terhadap goncangan dan getaran
 Memberikan respon langsung terhadap perubahan suhu

Gambar 2.4. Sensor Suhu Termokopel

21

2.4.2. Beberapa jenis termokopel, tergantung aplikasi penggunaannya
1. Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))
Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk
rentang suhu −200°C hingga +1200°C.
2. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))
Tipe E memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya
cocok digunakan pada temperatur rendah. Properti lainnya tipe E
adalah tipe non magnetik.
3. Tipe J (Iron / Constantan)
Rentangnya terbatas (−40 hingga +750°C) membuatnya kurang
populer dibanding tipe K. Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52
µV/°C
4. Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (N