pada siklus 1. Hal ini menunjukkan penyesuaian gel terhadap suhu. Kemudian seiring berjalannya siklus terjadi penurunan viskositas gel.
Hasil uji viskositas diolah menggunakan ANOVA. Hasil p-value pada formula 1, formula 3 dan formula 4 bernilai lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa perubahan viskositas pada formula tersebut tidak berbeda bermakna secara statistik atau ketiga formula dianggap stabil secara viskositas.
Sedangkan pada formula 2 dan formula 5 didapatkan nilai p0,005 lampiran 11. Pada formula 2, terjadi perubahan signifikan pada siklus 4 dan 5
terhadap kondisi awal. Tetapi kembali stabil pada siklus 6. Sedangkan pada formula 5 terdapat perbedaan signifikan selama 6 siklus yaitu siklus 1 terhadap
siklus 4, tetapi tidak terlihat perubahan yang signifikan jika setiap siklus dibandingkan dengan kondisi awal p0,05.
Semakin besar konsentrasi HPMC dalam gel maka stabilitasnya akan semakin baik. Peningkatan stabilitas ini disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi HPMC diiringi dengan penurunan konsentrasi propilen glikol yang berbentuk cair. Semakin banyak komponen gel yang berbentuk cair maka
stabilitas gel akan menurun karena bentuk cair akan lebih mudah terpengaruh oleh suhu.
4. Uji daya sebar gel selama cycling test
Viskositas atau kekentalan gel akan berakibat pada kemampuan gel untuk menyebar. Uji daya sebar disini digunakan untuk mengetahui apakah daya sebar
gel ekstrak pegagan terpengaruh oleh cycling test. Hasil uji daya sebar ini dapat digunakan untuk mendukung hasil uji viskositas.
Gambar 11. Daya sebar tiap formula selama 6 siklus
Grafik pada Gambar 11 menunjukkan daya sebar gel sktrak pegagan relatif stabil pada siklus awal siklus 1-3 dan mulai berubah pada siklus ke 4 dan
seterusnya. Perubahan terlihat jelas pada grafik formula 1, formula 2 dan formula 3, sedangkan formula 4 dan 5 daya sebar relatif stabil.
Hasil analisis statistik menggunakan ANOVA menunjukkan perubahan yang terjadi pada kelima formula tidak signifikan dengan p-value0,05 lampiran
14, yang berarti perubahan yang terjadi karena cycling test tidak signifikan. Kecuali perubahan daya sebar yang terjadi pada siklus 5 di formula 5. Hasil uji
post hoc menunjukkan p=0,037 yang berarti perubahan yang terjadi signifikan. Tetapi hasil pada formula yang sama pada siklus 6 menunjukkan p0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa gel ekstrak pegagan mampu menata kembali strukturnya sehingga daya sebarnya kembali normal.
Dilihat dari sifat organoleptis, yang meliputi bentuk, warna, dan bau, pH, dan sifat fisik meliputi viskositas dan saya sebar, menunjukkan bahwa kelima
0,0 5,0
10,0 15,0
20,0 25,0
30,0 35,0
siklus 0 siklus 1
siklus 2 siklus 3
siklus 4 siklus 5
siklus 6
D a
y a
s e
b a
r c
m
2
Siklus
formula 1 formula 2
formula 3 formula 4
formula 5
formula dengan perbedaan konsentrasi HPMC sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan menunjukkan perubahan yang tidak signifikan. Dengan
kata lain kelima formula stabil dalam cycling test. Perubahan
– perubahan yang terjadi disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor yang pertama dari bahan
– bahan yang digunakan. Stabilitas bahan diluar variabel yang diamati, seperti pengawet metilparaben dan ekstrak herba
pegagan sendiri, juga sangat menentukan stabilitas gel yang dihasilkan. Cara pencampuran yang terlalu pelan atau terlalu keras. Pencampuran yang terlalu
keras, misalnya dengan mixer, dapat mengakibatkan kerusakan struktur gel dan menimbulkan buih sehingga pada penyimpanan terjadi perubahan pada sifat fisik
gel. Jika pengadukan dilakukan terlalu pelan maka homogenitas gel tidak dapat cepat didapatkan. Penyimpanan dalam suhu ekstrim dapat merusak gel karena
menimbulkan sineresis atau membuat gel membeku sehingga terjadi perubahan sifat fisik dan merusak struktur kimia dari gel tersebut sehingga mengakibatkan
perubahan kimiawi yang pada ujungnya berdampak pada sifat dan penampilan fisik gel.
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perbedaan HPMC dan propilen glikol berpengaruh pada sifat fisik gel, yaitu
pada nilai viskositas dan daya sebar. Semakin meningkat jumlah HPMC dan diikuti dengan menurunnya jumlah propilen glikol maka viskositas akan
meningkat dan daya sebar akan menurun. Sifat organoleptis dan pH tetap sama dari formula 1 sampai formula 5.
2. Gel ekstrak pegagan stabil secara fisik dalam cycling test. Cycling test tidak
mempengaruhi organoleptis dan pH gel, tetapi mempengaruhi viskositas dan daya sebar gel. Cycling test menyebabkan penurunan viskositas gel setelah
siklus 1 dan seiring dengan itu daya sebar meningkat. Hanya saja pengaruh yang ditimbulkan tidak signifikan.
B. Saran
1. Perlu dilakukan pengujian efektivitas penyembuhan luka bakar terhadap
sediaan untuk mendapatkan sediaan yang efektif dan nyaman dipakai.
2. Sebaiknya dilakukan optimasi pengawet agar didapatkan sediaan yang tidak
hanya stabil secara fisik tetapi juga secara mikrobiologi. 3.
Sebaiknya dilakukan ekstraksi herba pegagan dan uji karakterisasi yang sesuai dengan standarnya, yaitu Farmakope Herbal Indonesia.