KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI KERAJINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN YOGYAKARTA.

(1)

102 BAB VI

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

6.1. Konsep Perencanaan 6.1.1. Konsep Fungsi

a. Pelaku Kegiatan

Pusat Seni Kerajinan Bambu Desa Wisata Brajan memiliki lima pelaku utama yaitu sebagai berikut:

Tabel 6.1. Pelaku dan Aktivitas Pelaku Pusat Seni Kerajinan Bambu Desa Wisata Brajan

No. Pelaku Aktivitas

1. Pengelola - Mengkoordinasi dan mengontrol segala kegiatan yang berlangsung di dalam Pusat Seni Kerajinan Bambu Desa Wisata Brajan.

- Menyelenggarakan event-event khusus guna menarik para wisataan untuk mengunjungi Desa Wisata Brajan.

- Mengadakan pelatihan dan workshop bagi para pengrajin bambu.

- Berinteraksi dengan warga desa, para pengrajin, dan wisatawan.

2. Pengrajin Bambu - Berinteraksi dengan pengrajin bambu lain, pengelola, warga desa dan wisatawan.

- Membuat kerajinan bambu.

- Mengolah bambu menjadi iratan bambu untuk bahan kerajinan bambu.

- Workshop bersama wisatawan/ pengunjung.

- Pelatihan bersama komunitas pengelola atau pemerintah atau komunitas/ lembaga dari luar desa. 3. Warga Desa - Melakukan kegiatan-kegiatan seperti pentas seni

secara berkala, rapat desa, pesta rakyat, latihan tari atau karawitan, aktivitas bermain anak-anak di desa, dan lain sebagainya

4. Wisatawan - Melakukan workshop bersama pengrajin - Membeli produk Desa Wisata Brajan - Melakukan kegiatan homestay/ rersidensi

- Menonton pentas seni yang diselenggarakan oleh warga desa

5. Pelaku Eksternal - Memberikan pelatihan, pengarahan, sosialisasi, atau

workshop bagi para pengrajin bambu dan warga desa

untuk meningkatkan kemampuan para pengrajin dan meningkatkan aktivitas Desa Wisata Brajan.

(Sumber: Analisis Penulis, 2016) 6.1.1. Konsep Fungsi

a. Pelakkuu Kegiatan

Pusatt Sennii Kerajiinanann BaBambmbu DeDesaaWWisata Brajan mmeme iliki lima ppelakku u ututamma yaitu sebagai berikuk t:t:

Ta

Tabebell 6.1. PPelelaku dan Aktivitas Pelaku PusatSSeneni Kerajiinanan nBaB mbu DDesa Wis Brajan

Noo.. Pelaku Aktivivitat s

1.

1. Pengelola - Mengkoordinasi dan mengontrogo l l sesegala kkeegi yang berlangsung di dalam PuP saatt SeSenini Keraja

Bambu Desa Wisata Brajan.

-Menyelenggarakan event-eventkhususkh usggununa menn para wisataan untuk mengunjuungn i DeDesa WWi Brajan.

-Mengadakan pelatihan dan workrkshop babagii

pengrajin bambu.

- Berinteraksi dengan warga desa, ppara ppengrajainin, wisatawawan.

2. PPengrajijin BBambmbuu - Beririnternterakaksiiddengan pengrajin bambu lain, ppenengge wa

warrga desa dan wisatawan. - MeM mbuat kerajinan bambu.

- Mengolah bambu menjadi iratan baambmbu u ununtutuk ba kerajijnanann babambmbu.

--WoWorkrkshshopopbebersrsamama a wiwisasatatawawan/n/ppeengunjnjuungg. -PePelalatihan n bebersrammaa kok munitas pepengngelola

pemeririntah atau kokomumuniitas/tas/ llemembabagagaddari luar des 3

3. Warga Desa - Melalakukan kegiatan-kegiiatatanan seperti pentas secaraa berkala, rapat desa, pesta rakyat, latihan atau kkarawitan, aktivitas bermain anak-anak di d dan laaiin sebagainya

4. Wisatawan - Melaakkukan workshop bersama pengrajin - Memmbeli produk Desa Wisata Brajan - Meelakukan kegiatan homestay/ rersidensiyy

- MMenonton pentas seni yang diselenggarakan

w


(2)

103 b. Konsep Kegiatan

Fungsi utama Pusat Seni Kerajinan Bambu Desa Wisata Brajan adalah sebagai penghubung antara desa wisata Brajan dengan pelaku-pelaku dari luar desa yang dapat memajukan kualitas desa serta sebagai motor utama untuk kembali membangun semangat warga dalam meningkatkan kualitas kegiatan di desa Brajan.

Gambar 6.1. Posisi Pusat Seni Kerajinan Bambu Brajan dalam Desa Wisata Brajan (Sumber: Analisis Penulis, 2016)

Untuk mendukung aktifitas yang berlangsung pada Pusat Seni Kerajinan Bambu Brajan, kegiatan pada bangunan ini di kelompokan berdasarkan empat fungsi, seperti yang akan dijelaskan pada gambar dibawah ini:

Gambar 6.2. Kelompok fungsi kegiatan pada Pusat Seni Kerajinan Bambu Desa Wisata Brajan

(Sumber: Analisis Penulis, 2016)

dengan pelaku pelaku dararii lul ar desa yang dapat memajukan kualitas desa sserta sebagai motor utuama untuk kembali membanngugun semangat warga dalam meniningkg atkan kualitas kegigiatan di desa Brajaan.

Gambar 6.1. Posisi Pusat Seni Kerajinan Bambu Brajan dalam Desa Wissata Brajaann (Sumber: Analisis Penulis,2016)

Untuk k memendukung akd aktitififtas yangng bberlanggsungngppadada Pusat SeS ni Kerajajinnaan Bambu Brajan, kegiatan ppadada a bbangunan ini di kelompokan berdaasasarkrkan empat fungsi, seperti yang akan dijelaskan pada gambar dibawwahah iinini::


(3)

104 6.1.2. Konsep Ruang

a. Konsep Kualitas Tatanan Ruang Luar

Berdasarkan hasil analsis pada bab sebelumnya, kualitas ruang luar yang harus dicapai pada bangunan adalah sebagai berikut:

Tabel 6.2. Konsep Kualitas Ruang Dalam

Ruang Kualitas ruang

Ruang Pengelola xBersifat semi privat

xMemiliki akses yang mudah ke tiap area pada bangunan, namun terpisah dari akases pengunjung

xCukup mudah diakses pengunjung

xNyaman, terang, sejuk

xRamah lingkungan

Ruang Pertunjukan xMudah diakses dan terlihat baik pengunjung maupun pengelola

xMinim dari kolom

xMemiliki akses visual yang tinggi

xSejuk, nyaman, teduh, terang

xRamah lingkungan

Homestay xBersifat privat

xCukup mudah diakses oleh pengunjung

xMemiliki view ke dalam ruangan dengan baik

xNyaman, aman, tenang.

xRamah lingkungan Toilet, dibagi:

x Toilet pengelola

x Toilet pengunjung

xMudah diakses

xMudah dikenali pengunjung

xNyaman, bersih, terang

xRamah lingkungan Ruang Workshop xMudah diakses

xRuang cukup terbuka

xMinim kolom

xRuang memiliki fleksibilitas tinggi hingga dapat digunakan untuk fungsi yang berbeda di waktu yang berbeda

xNyaman, terang, teduh

xRamah lingkungan

Berdasarkan hahasisill analsis papadada bab sebelumnya, kualitas ruang luar yyang harus dicapai pada bangugunan n adalah sebagai berikuut:t:

Ta

T bel 66.22..KoKonsnsepepKKuaualilitatass RuRuang Dalam m Ruangg KuKualalititasasruruanangg

Ruuanang g PePengelolaa xBersifat semi privat

xMemiliki akses yang mudadah keke ttiaiapp area ppada bangunan, namun terpisah dari akkasa es penengugunjnjuung xCukup mudah diakses pengunjung

xNyaman, terang, sejuk

xRamah lingkungan

Ruang Pertunjukan xMudah diakses dan terlihat baik pengunjnjung mamaupu un

pengelola

xMinim dari kolom

xMemiliki akses visual yang tinggi xSejuk, nyaman, teduh, terang xRaRamah lingkungnganan

Homestay H

H xBeBersrsififata privavatt

xCukup mumudad h diakses oleh pengunjung

xMemiliki view ke dalam ruangan dengan baik

x

xNyNyaman, aman,,tetenanangng. xRaRamamah h lilngngkukungnganan To

T iletet,,didibabagigi: x Toilet pepenngelola

x Toilet pengunjung

xMuM dah hdidiakakses

xMudad h dikenanalli pengunjung

xNyaaman, bersihih, terang

xRammah lingkunngan Ruang Workshop xMuddah diakseess

xRuanng gcukupp terbuka

xMinim mkoloom


(4)

105

Ruang Showroom xMudah dilihat oleh pengunjung

xTidak langsung terkena sinar matahari

xTerdiri dari etalase atau rak yang memajang hasil produksi

xNyaman, terang, dan sejuk

xRamah lingkungan Ruang Pameran xMudah terlihat

xMudah diakses

xMinim kolom

xSemi-outdoor

xNyaman, terang, sejuk

xRamah lingkungan Ruang Baca Anak xMudah terlihat

xMudah diakses

xNyaman, terang, sejuk

xSemi-outdoor

xTerintegrasi dengan ruang luar

xRamah lingkungan

Gudang xPengelola memiliki akses yang mudah ke gudang

xTidak dapat diakses oleh pengunjung

(Sumber: Analisis Penulis, 2015) Pencapaian kualitas dilakukan dengan pengaplikasian warna pada elemen pembentuk ruang dan penciptaan suasana ruang dengan memperhatikan aktivitas, pencahayaan, penghawaan, dan view ke dalam ruang.

Berikut ini adalah konsep pengaplikasian warna pada elemen pembentuk ruang dalam pada bangunan:

Tabel 6.3. Konsep Pengaplikasian Warna

Warna Aplikasi pada desain

Warna Merah Diaplikasikan pada: Area main entrance, kusen pintu/ jendela, dinding, pola lantai, railing, lisplang.

Warna Biru Diaplikasikan pada:

Area yang membutuhkan suasana yang tenang sejuk, misalnya pada beberapa elemen ruang pada area

homestay.

xRamamahh lilingngkukungngan Ruang Pameran xMudah terlihat

xMudah diakses xMiMnim kolom xSeemimi--ououtddoooorr

xNyyamamanan, tet rarangng, sesejuukk xRamah lingkungan Ruang g BaBaca Anak xxMuMudah terlihat

xMudah diakses

xNyaman, terang, sejuk

xSemi-outdoor

xTerintegrasi dengan ruang luar

xRamah lingkungan

Gu

Gudang xPengelola memiliki akses yang mudah keke gudanangg

xTidak dapat diakses oleh pengunjung

(Sumber: Analisis PePenuliis,s,22015)5

Pencapaian kualitas dilakukan dengan pengaplikasian wwarna pada elemen pembentuk ruang dan penciptaan suasana ruuangg

dengan mmememperhhatatikikana aktivitass, pencahahayayaaaan, penghawwaaan, dan view ke dalam ruang.g.

Berikut ini adalah konsep pengaplikasian warna papadada el

elememenenppemembebentntukuk rruanguang ddalamam ppadadaa babangununanan:: Tabel 6.3.KoK nsep PePengaplikasiannWWarnana

Warna Aplikasi pada desain

Warna Merah Diapplikasikan pada: Area main entrance, kusen pintu/ jenddela, dindingg, pola lantai, railing, lisplang.


(5)

106

Warna Kuning Diaplikasikan pada:

Elemen-elemen pembentuk ruang di area workshop, pertunjukan dan pengelola.

Warna Hijau Diaplikasikan pada:

Elemen-elem pembentuk ruang di area pengelola dan ruang baca. Dan dapat diaplikasikan dengan penggunaan vegetasi-vegetasi alami untuk menciptakan suasana yang rileks.

Warna Putih Diaplikasikan pada elemen-elemen pembentuk ruang di seluruh area untuk menetralkan suasana ruang.

Warna Natural (material)

Diaplikasikan pada elemen-elemen pembentuk ruang di seluruh area dengan memaksimalkan penggunaan material-material alam untuk mengintegrasikan bangunan dengan lingkungan.

(Sumber: Analisis Penulis, 2015) Berikut ini adalah konsep penciptaan suasana ruang dengan memperhatikan aktivitas, pencahayaan, penghawaan, dan view ke dalam ruang:

Tabel 6.4. Konsep Penciptaan Suasana Ruang Ruang Pencapaian kualitas suasana ruang Ruang

Pertunjukan

Warna Hijau DDiaplikasikan pada:

Elemen-elem pembentukk rruang di area pengelola dan ruang baca. Dan dapat diaplikakasiskan dengan penggunaan veegeg tasi-vegetasi alami untuk menncicptakan suasana yang rileeksk .

Warna Putitih Diaplikasikan padad eelelememenn--eleemen pembentntuk ruang di seluururuhh arareaeauuntntuku menetralklkan suauasaana ruang.

W

Warna Natural (material)

Diaplikasikan pada elemen-elemen peembentntukuk rruang ddi seluruh area dengan memaksimalkakan pepengnggugunan ann

material-material alam untuk meengn intetegrgrasa ikan bangunan dengan lingkungan.

(Sumber: Analisis Penulis,22015) Berikut ini adalah konsep penciptaan suasana ruuangg

dengan mmememperhhattikikana aktivitasas, pencahhayayaaaan,n, penghawwaan, dan view ke dalam ruang:g:

Tabel 6.4. Konsep Penciptaan Suasana Ruang Ru

Ruanangg PePencncapapaiaianankkuaualilitatass susuasasananaa ruruangg Ruuanang g

P


(6)

107

Ruang

Workshop

Showroom

Ruang Woorkrkshs op


(7)

108

Area

Homestay

(Sumber: Analisis Penulis, 2015)

b. Konsep Kualitas Tatanan Ruang Luar

Berdasarkan hasil analisis, berikut ini adalah penjabaran mengenai konsep penataan ruang luar yang menekankan pada kualitas richness:

Tabel 6.5. Konsep Kualitas Penataan Ruang Luar

Ruang Kualitas Richness Deskripsi Ide Desain Taman x Sense of hearing

x Sense of touch

x Sense of smell

Suasana taman yang sejuk dengan tanaman yang beragam.

Entrance x Sense of touch

x Visual experience

x Sense of hearing

Desain yang atraktif dan menarik. Dapat dipadukan dengan bunyi-bunyi bambu atau tanaman yang tertiup angin, untuk menambah pengalaman ruang.

Ruang pameran

outdoor

x Sense of touch Desain ruang yang sederhana yang didominasi oleh tekstur-tekstur yang lembut agar tidak menghilangkan esensi dari objek yang dipamerkan. Dan menggunakan warna-warna natural agar lebih terintegrasi dengan alam sekitar.

Ruang Pertunjukan

x Visual experience

x Sense of touch

Desain ruang yang dapat menciptakan pengalaman visual bagi pengguna. Dapat dicapai dengan struktur dan material lokal yang terekspos, sehingga lokalitas pada desain bangunan dapat dirasakan oleh pengguna

(Sumber: Analisis Penulis, 2015) (Sumber: Analisis Penulis,s, 20115)5)

b. Konsep Kualitas Tatanan Ruang Luar

Berdasarkan hasil analisis, berikut ini adalah penjabaraan mengngenenaiai kkononsesepp pepenatataana ruangng luaarr yayangngmmenenekekanankan pada kualitas richness:

Ta

Tabebell66.55..KoK nsep Kualitas s PePenanatataananRRuauangngLLuauarr Ruangg KKualitas Richchnen ssss DeDeskripsi Ide Desaainin Ta

Tamamann x Sense ofofhhearing x Sense of touuch x Sense of ssmmell

Suuaasana taman n yay ngg ssejejukuk ddenengagan n tanaman

b

beragam.

Entrance x Sense of ttouch x Visual expperience x Sense of hehearing

Deesain yang atraktif dan menarik. Dapat dipad

deengan bunyi-bunyi bambu atau tanaman yang te

anngin, untuk menambah pengalaman ruang. Ruang

pameran outdoor

x Sense of touchc DDesain ruang yang sederhana yang didominasi tekstur-tekstur yang lembut agar tidak menghilan esensi dari objek yang dipamerkan. menggunakan warna-warna natural agar l


(8)

109 c. Konsep Besaran Ruang

Berikut ini adalah tabel kebutuhan ruang pada Pusat Seni Kerajinan Bambu Desa Wisata Brajan:

1) Area Pengelola

Tabel 6.6. Analisis besaran ruang area pengelola

No. Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Jumlah Ruang

Luas Ruang (m2)

1 R. Ketua Privat 1 4

2 R. Staff Semi privat 1 24

3 R. Rapat Privat 1 30

4 R. Penerimaan Semi publik 1 30

5 Pantry Privat 1 6

6 Kamar Tidur Privat 1 4

7 Toilet Staff Privat 2 6

8 Toilet Pengunjung Privat 4 12

9 R. olah bambu Semi privat 2 120

10 Gudang Privat 1 12

Sirkulasi 65% Jumlah 248

Total luasan area pengelola: 409 m2

(Sumber: Analisis Penulis, 2015)

2) Area Pengunjung dan Pengrajin

Tabel 6.7. Analisis besaran ruang area pengunjung dan pengrajin

No. Ruang Sifat Ruang Jumlah Ruang

Luas Ruang (m2)

1 Area Duduk Semi Publik 1 234

2 Area Pertunjukan Semi Publik 1 78

3 R. Workshop Semi Publik 6 540

4 Showroom Semi Publik 1 75

5 R. Pameran indoor Semi Publik 2 120

6 Ruang baca anak Semi Publik 1 45

7 Kios Jajanan

Tradisonal

Publik 3 135

Sirkulasi 85% Jumlah 1227

Total luasan area pengunjung dan pengrajin: 2493 m2

(Sumber: Analisis Penulis, 2015) 1) Area Pengelola

Tabel 66.66. Analisis besaran ruang areaea ppengelola

No. Kebuututuhan Ruang Sifat Ruang JuJumlah Ruanang

Luas Ruang (m2)

1 RR. Ketua PrPrivivata 1 4

2 R. Stafff SeSemim ppririvav tt 1 24

3 R. Rapatt Privat 1 30

4 R.R.PPenerimaan SSemimippubublilik 11 30

5 PaPantntry Privat 11 6

6

6 KaK mar r TTidur Privat 1 44

7

7 Toililet Staff Privat 22 6

8

8 ToToilet Pengunjung Privat 4 12

9 R. olah bambu Semi privat 2 120

10 Gudang Privat 1 1212

Sirkulasi 65% Jumlah 242488

Total luasan area pengelola: 409 m2

(Sumber: AnalisissPenuulilis, 2010155

2) Area Pengunjung dan Pengrajin

Tabeell 66.77. Analisis bebesas ran ruanangg area ppengug njnjunung gdan pengrajin

No. Ruang Sifafat t RRuang Jumlah Ruang

Luas Ruauangng (mm22))

1 Area Duduk Semi Publik 1 232344

2

2 Area Pertunjjukan Semi Publik 1 7878

3

3 RR.WWororkskshohopp SemimiPPubublilikk 66 545400 4 Showroroomom SeSemimiPPublik 1 7575 5

5 R.R. PPaamerranan indoor SSemi PuPubblik 22 1120 6

6 RuRuanang baca anak SemiiPPublik 11 45 7 Kios Jajanan

Tradisonal

Puublbik 3 135

Sirkulasi 885% Jumlah 1227

Total luasan areea pengunjujung dan pengrajin: 2493 m2


(9)

110 3) Area Homestay

Tabel 6.8. Analisis besaran ruang area homestay

No. Ruang Sifat Ruang Jumlah Ruang

Luas Ruang (m2)

1 Ruang Tidur Privat 12 48

2 Teras Privat 12 8

70% Jumlah 104

3 Kamar mandi Privat 12 6

30% Jumlah 36

Total luasan area homestay: 251 m2

(Sumber: Analisis Penulis, 2015)

4) Area Ruang Luar Bangunan

Tabel 6.9. Analisis besaran ruang luar

No. Ruang Sifat Ruang Jumlah Ruang

Luas Ruang (m2)

1 R. parkir motor Publik 1 75

2 R. parkir mobil Publik 1 115

3 R. parkir sepeda Publik 1 18

4 R. pameran outdoor Semi Publik 1 75

6 Taman Semi Publik 1 30

7 Ladang bambu Semi Publik 1 150

Sirkulasi 60% Jumlah 463

Total luas ruang luar bangunan: 741 m2

(Sumber: Analisis Penulis, 2015)

Luas Total Lantai Bangunan= 409+2493+251 = 3153 m2

g ( )

1 Ruang Tidur Privivatat 12 48

2 Teras Privat 12 8

70% Jumlah 104

3 Kamamar mandi Privat 112 6

30%% Jumllahah 36

Totaal l luuassananaarerea hohomemeststayay: 251 m2 (S

(Suumber: Analisisis Penulis, 2015

4)) Area Ruang Luar Bangunan

Tabel 6.9. Analisis besaran ruang luar No

No. Ruang Sifat Ruang Jumlah

Ruang

LuasasRRuau ngg (m2)

1 R. parkir motor Publik 1 75

2 R. parkir mobil Publik 1 1155

3 R. parkir sepeda Publik 1 118

4 R. pamereranan ooutdtdoooorr Semi Pubublilikk 1 75 6 TaTamamann Semimi PPubublilikk 11 30

7 Ladang bambu Seemim Publik 1 1500

Sirkulasi 60% Jumlah 464633

Total luas ruang luar bangunan: 741 m2

(S

(Sumumbeber:AAnanalilisisiss PePenulilis,,2201015)5) Lu


(10)

111 6.1.3. Konsep Perencanaan Tapak

Gambar 6.3. Konsep Perencanaan Tapak (Sumber: Analisis Penulis, 2016)

Tapak dibagi berdasarkan kelompok kegiatan yang sudah dijelaskan pada konsep kegiatan, seperti pada gambar di atas. Fungsi atraksi menjadi pusat dari tapak untuk mengundang seluruh warga dan pengguna bangunan masuk ke area bangunan dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya atraktif. Fungsi ini berdekatan dengan seluruh fungsi yang ada di tapak. Fungsi Edukasi terletak berdekatan dengan fungsi rekreasi dan atraksi untuk saling mendukung satu sama lain. Fungsi pengelolaan terletak di depan tapak untuk mempermudah jalannya kegiatan para pengelola bangunan. Sedangkan, fungsi residensi terletak di belakang untuk menjaga keprivasian sehingga kualitas kegiatan residensi yang berupa homestay dapat dicapai dengan baik

Ga

Gambmbar 6.3. Konsep PPererenencacananaana Tapak (SSumumbeber: Ananalilisisis Penulis, 2016)

Tapak dibagi berdasarkan kelompok kegiatan yang sudah h

di

dijejelalaskskanan ppadadaa kokonsnsep kegiatan,, ssepeperertiti ppadadaa gagambmbarar ddii atatasas.. Fungsi aatrtrakaksisi menjadidi ppususatat ddari tapakk ununtut k mengundaangng se

selulurruh wawarga dan pengngguna bannggunan masukk kek arereaa babangngununaan dengan kegiatan-kegiatatan yang g sifatnya atraktif. Fungsi ini berdekatan dengan seeluruh funggsi yang ada di tapak. Fungsi Edukasi terletak berdekkatan denngan fungsi rekreasi dan atraksi untuk saling mendukungg satuu sama lain. Fungsi pengelolaan terletak di depan tapak untutukk mempermudah jalannya kegiatan


(11)

112 6.2. Konsep Perancangan

6.2.1. Konsep Tata Massa

Gambar 6.4. Konsep Penataan Massa Bangunan (Sumber: Analisis Penulis, 2016)

Penataan massa bangunan pada Pusat Seni Kerajinan Bambu Brajan dilakukan dengan menerapkan sistem multi massa. Hal ini dilakukan atas respon terhadap konteks sekitar yang merupakan kawasan pedesaan yang terdiri dari unit-unit rumah kecil yang berjarak cukup jauh satu sama lain. Penataan multi massa pada bangunan kemudian menjadi konsep penataan massa Pusat Seni ini untuk mencapai keselarasan dengan konteks lingkungan sekitar.

Massa-massa bangunan diisi oleh ruang-ruang yang sudah ditentukan dan ditempatkan berdasarkan kebutuhan ruang yang dibutuhkan. Berikut ini adalah gambar ilustrasi penataan ruang pada tiap massa bangunan:

Ga

Gambmbarar 6.64. Konsep Pennatataaaan MaMassssaa Bangunan

(Summbeber: AAnanalilisis Penulis, 2016)

Penataan massa bangunan pada Pusat Seni Kerajinaann Ba

Bambmbuu BrBrajajanan ddililakakuku an dengagan n memenenerarapkpkanan ssisistetemm mumultltii massa. HHalal iini dilakukkanan aatatas s respon terhahadadapp konteks sekikitatarr ya

yanng mmererupakan kawasasan pedesesaaan yang terrdidirir ddararii ununiit-u-unnit rumah kecil yang berjaarak cukupp jauh satu sama lain. Penataan multi massa pada banggunan kemuudian menjadi konsep penataan massa Pusat Seni inii untuk mencapai keselarasan dengan konteks lingkungan sekittaar.


(12)

113 Gambar 6.5. Konsep Penataan Ruangan pada Massa Bangunan

(Sumber: Analisis Penulis, 2016)

Gambar 6.6. Bentuk Massa Bangunan Utama (Sumber: Analisis Penulis, 2016)

Gambar 6.5. Konsep Penataan Ruangan pada Massa Bangunann


(13)

114 6.2.2. Konsep Pelingkup

Berdasarkan hasil analisis, pelingkup pada bangunan Pusat Seni Kerajinan Bambu Brajan akan memaksimalkan menggunakan material-material lokal, yaitu:

a. Bambu b. Daun Kelapa c. Gedeg Bambu d. Batu Bata

a. Genteng tanah liat b. Kayu pohon nangka c. Kayu pohon kelapa

Berikut ini adalah penjelasan pengaplikasian material lokal pada ruang-ruang di Pusat Seni Kerajinan Bambu Brajan:

Tabel 6.10. Konsep Pelingkup dengan aspek Arsitektur Ekologis

Ruang Aplikasi aspek ekologis Contoh penerapan

Area entrance xVegetasi

xBambu

xBatu bata

xPlatform temporer (bambu/kayu/baja)

Ruang Pertunjukan xKayu

xBambu

xGenteng

xBatu Kios Jajanan

Tradisional x

Bambu (bilah bambu, gedeg bambu)

xAtap daun kelapa

Home stay xBata

xKayu

xGenteng

xBambu

xMaterial lokal

(Sumber: Analisis Penulis, 2015) menggunakan material matatereriai l lokal, yaitu:

a. Bambu u b. DaDaun Kelapa c.

c. Gedeg Bambu d. Batu BBattaa

a. Genteng tatanan h liat b. Kayu pohon nanngkgka c

c. KaKayuyuppohon kelapa

Beeririkukut tini adalahahppenjjelasan pengapplilikak sian matereriaial llokal padad

ruuanang-ruanang di Pusat Seni Kerajinan Bambu BrBrajaan:

Tabebel 6.10. Konsep Pelingkup dengan aspek Arsitektuur rEkolologgisis Ru

Ruang Aplikasi aspek ekologis Contoh pennerapapann

A

Area entrance xVegetasi

xBambu

xBatu bata

xPlatform temporer (bambu/kayu/baja) Ruang Perttununjujukkan xxKayu

x

xBaBambm u

xGentntenengg

xBatu

Kios Jajannanan Tr

Tradadisisioionnal x

Bambmbuu (b(bililah bamambubu,,

ge

g deg bambubu))

xAttapa daun kkelapa

Home stay xBaatat

xKayuyu


(14)

115 6.2.3. Konsep Struktur dan Konstruksi

Berdasarkan hasil analisis, bangunan Pusat Seni Kerajinan Bambu Brajan terdiri dari massa-massa bangunan dengan jumlah lantai sebanyak satu sampai dua lantai. Berikut ini ada struktur dan konstruksi yang akan diterapkan pada bangunan:

Tabel 6.11. Konsep Struktur dan kontruksi bangunan Bertingkat rendah Tidak bertingkat Kepala

Struktur atap dengan material kayu dengan

atap genteng. Struktur atap dengan materia kayu dengan atap genteng dandaun kelapa.

Badan x DINDING

Konstruksi dinding batu bata

x KOLOM

Penggunaan kolom dengan bambu, kayu, dan beton.

x DINDING PARTISI

Menggunakan bata, bambu, atau

wiremesh xKonstruksi dinding batu bata

xKonstruksi kayu/bambu ekpos Kaki

Pondasi batu kali

Pondasi plat beton

Pondasi umpak

Pondasi batu kali

(Sumber: Analisis Penulis, 2015) jumlah lantai sebanyak satatuu sas mpai dua lantai. Berikut ini ada

struktur dan kononststruksi yang akan diterarapkpkan pada bangunan: Tabebel 6.11. KonsepepStruktur dan kontruksi bangngunan

B

Bertingkat renendadahh TiTidadak bebertingkat Kepala

S

Struktur atap dengan material kayu dengan

atap genteng. Struktur atap denganmmateria kakayuyu

dengan atap genteng daandn aun nkeelalapap .

Ba

Badad n x DINDING

Konstruksi dinding batu bata x KOLOM

Penggunaan kolom dengan

bambu, kayu, dan beton.

x DIDINDING PARTTISISI

Menggunakan batata, babambu,u, aatatau

wiremesh xKonstruksi dinding batu bata

xKonstruksi kayu/bambu ekposs

K

Kakiki


(15)

116 6.2.4. Konsep Utilitas

a. Sistem Distribusi Air Bersih

Sistem distribusi air bersih berasal dari PDAM dan air sumur. Berikut ini adalah skema pemipaan sistem air bersih:

Gambar 6.7. Pemipaan sistem air bersih (Sumber: Analisis Penulis, 2016)

b. Sistem Distribusi air kotor 1) Drainase

Distribusi air hujan mengunakan dua sistem yaitu:

x Rain water Harvesting System

Rainwater harvesting merupakan kegiatan menampung air hujan secara lokal dan menyimpannya melalu berbagai teknologi, untuk penggunaan masa depan untuk memenuhi tuntuan konsumsi atau kegiatan manusia. Penggunaan sistem rainwater harvesting ini dapat menghemat penggunaan air bersih apabila dilakukan oleh banyak unit rumah. Berikut ini adalah contoh ilustrasi dari sistem pemanenan air hujan.

PDAM RESERVOIR POMPA

KAMAR MANDI DAPUR sumur. Berikut ininiaaddalah skemmaa pepemipaan sistem air bersih:

Gambar6.7. Pemipaaanansistem air bebersrsihih

(Sumber: Analisis Penulis,202016)

b

b. Sistem Distribusi air kotor

1) Drainase

Distribusi air hujan mengunakan dua sistem yaiitu:

x Rain water Harvesting System

Rainwawatet r harvrvestingggg merupupakakana kegiatan menampung aiir rhuhujajan secara lokal dan menyimpannya melalu berbagai teknologi, untuk penggunaan mamassa de

depapann ununtutuk k mememenunuhihi ttununtutuanan kkononsusumsmsii atatauau ke

kegigiatatanan manususiaia.. Pengnggugunanaan ssisistetem rainwawateterr harvesting ig inin dapatat menghemat ppenenggggunnaaaann air bersih apabibila dilakukkan oleh banyak unit rumah. Berikut ini i adalah ccontoh ilustrasi dari sistem pemanenan aiir rhujan.

PDAMAMAMMMM RESEEEEEERRRVRRVR OIOIRRRRR POMPA

KAMAR MANDI


(16)

117 Gambar 6.8. Ilustrasi proses rainwater harvesting system

(Sumber: Pengisian Air Tanah Buatan,Pemanenan Air Hujan dan Teknologi Pengolahan Air Hujan"Studi Kasus Kota Depok", hal.81)

x Pengaplikasian Lubang Biopori pada ruang luar

Pembuangan air hujan ruang luar memanfaatkan sistem penempatan lubang resapan biopori (LRB) pada ruang terbuka untuk memaksimalkan air hujan yang masuk ke dalam tanah. Lubang resapan biopori sendiri adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah.

Gambar 6.9. Potongan lubang biopori (Sumber:http://alamendah.org/)

Gambmbaar 6.8. Ilustrasi proses rainwaterrhah rvestingngsysyststemem

(S

(Sumbeberr: Pengisian Air Tanah Buatan,Pemanenan Air HuHujaj n dadan n TeTeknknoloogi

Pengolahan Air Hujan"Studi Kasus Kota Depok", hah l.81))

x Pengaplikasian Lubang Biopori pada ruanglluau r Pembuangan air hujan ruang luauar r memanfaatkan sistem penempatan lubang ressapan biopori (LRB) pada ruang terbuka uuntuk memaksimalkan air hujan yang masuk ke daalam m t

tanah. LLububana g resapaann bioporbi ii sendndiriri adalah lububang silindris yangg ddibbuauatt secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 10000 cm atatau u titidadak melebihihikkededalamanl anmmukukaa aiair ttanaah.h.


(17)

118 2) Sanitasi

Berikut ini adalah skema pemipaan dan sanitair untuk pembuangan air kotor (air dari wastafel, dapur, urinoir, dan floor drain) :

Gambar 6.10. Pemipaan sistem pembuangan air kotor (Sumber: Analisis Penulis, 2016)

Berikut ini adalah skema pemipaan dan sanitair untuk pembuangan air limbah kloset (kotoran dari kloset) :

Gambar 6.11. Pemipaan sistem pembuangan air limbah (Sumber: Analisis Penulis, 2016)

c. Sistem Pencahayaan

Penerapan passive system dengan cara memasukan cahaya alami ke dalam banguan akan mendominasi sistem pencahayaan pada Pusat Seni Kerajinan Bambu Brajan ini.

KM/WC WASTAFEL DAPUR URINOIR

BAK KONTROL RIOL KOTA

WC/ KLOSET BAK KONTROL SEPTITANK SUMUR RESAPAN

RIOL KOTA urinoir, dan floor draiainn) ) :

Gambar 66.1010.PePemiipaaananssisistetem pembub angann aiair r kotor

(Sumber: Analisis Penulis,202016)

Berikut ini adalah skema pemipaan n dan sasaninitatair untuk pembuangan air limbah kloset (kotoran daarir kloseset)t) :

Ga

Gambmbarar66.11. Pemipaan sistetem mpepembmbuauangan air limbah

(S

(Sumumbeb r: AAnanalilisis Penulis, 2016)

c

c.SSisistetemmPePencncahahayayaaaan n

Pe

Peneerarappan papassivee ssystemm ddengagan n cacarara mmemmasasukukann ca

cahahayya alami ke dalamm bangguan akan mendou miminanasisi siistem pencahayaan pada Pusaat Seni Kerrajinan Bambu Brajan ini.

KM/WWWCCCCCC

WAAAAASSTSTSTSTS AAFEL D

DA

DA

DA

DA D PUR

UR

URINOIR

BAK KONTROL RIOL KOTA

WC/

WC/ KLOSET BAAK KONTRROLL SEPTITANK SUMSUMUR UR RESURUR UR URRESRESRESRESRESAAPAAAAA NN

RIO R L KOTAOTAAAAA


(18)

119 Gambar 6.12. Tiga komponen cahaya langit yang sampai pada satu titik di bidang kerja (Sumber: SNI 03-2388-2001. Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan

gedung. Halaman 4.) d. Sistem Penghawaan

Sistem Penghawaan pada bangunan ini akan memaksimalkan passive system, sehingga akan meletakkan bukaan-bukaan pada bangunan untuk memasukan udara ke dalam ruangan. Sistem cross ventilation akan diterapkan pada ruang-ruang dalam bangunan.

Gambar 6.13.Posisi Ventilasi silang dan Ketinggian bukaan mempengaruhi sistem ventilasi alami

(Sumber: http://sustainabilityworkshop.autodesk.com/buildings/wind-ventilation (diunduh: 14 April 2016)

cross ventilation akan diteraappkann ppadada a

ruang-ruang dalam bangunan.

Gambar 6.12. Tiga komomponen cahaya langit yang sammpapai pada satu titik di bidang kerja (Sumber: SNI 03--232388-2001. Tata cara perancangan sistem pencahahayaan alami pada bangunan

gedung. Halaman 4.)

d

d. Sistem PePengnghah waann

Sistem PPenenghghawaan papadada bangunan n ini akkana

me

memam ksimmalalkan passive system, sehinggaa akan memeleletakkan bu

b kaaanan-bukaan pada bangunan untuk memasukakan ududara a a kek da


(19)

120

DAFTAR PUSTAKA

Ching, Francis, D.K.,(2007), Architecture : Form, Space and Order Third Edition, New Jersey, John Wiley & Sons, Inc.

Bentley, Ian,dkk.(1985). Responsive Environment: A Manual for Designer. Burlington: Architectural Press.

Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota serta Direktorat Jendral Perhubungan Darat Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Parkir.(1998). Jakarta.

Frick, Heinz dan Suskiyatno, F.X. Bambang.(1998). DASAR-DASAR EKO-ARSITEKTUR, Konsep Arsitektur Berwawasan Lingkungan serta Kualitas Konstruksi dan Bahan Bangunan untuk Rumah Sehat dan Dampaknya Atas Kesehatan Manusia. Kanisius.

Neufert, Ernst. (1996). Architect’s Data. Crosby Lockwood Staples. London.

Said, Nusa Idaman, Ir., M.Eng, APU dan Ir. Wahyu Widayat, M.Si..(2014). Pengisian Air Tanah Buatan,Pemanenan Air Hujan dan Teknologi Pengolahan Air Hujan"Studi Kasus Kota Depok. Kelair BPPT: Jakarta.

White ,Edward T.(1985) Analisis Tapak. Bandung: Intermatra. White ,Edward T.(1986) Tata Atur Penerbit: ITB Bandung.

Peraturan-peraturan dan Data Desa: Data Monografi Dusun VIII Brajan 2014

Peraturan Bupati Sleman Nomor 49 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Bangunan Gedung

RTRW Kabupaten Sleman 2008-2014

SNI 03-2388-2001. Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung.

Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

y, , ( ) p

Designer. Burlingtonon: Architectural Press.s

Direktorat Bina Siststeem Lalu Lintas dan Angkutan KoKotata serta Direktorat Jendraall Perhubungan Darat Pedoman Perenccana aan dan Peenngoperasiaan nPaParkrkir.(1999898).).JJakakarartaa.

Frick,k, Heinz ddan Suuskskiyi atno, F.X. Bambang.(119998)8). DAASAS R-DAASAS RR EKKOO-ARARSSITEKTKTUUR, Konsep Arsitektur BeBerwrwawasanan LLiningkungann se

sertrta aKualalititas Konstruksi dan Bahan Bangunan untntukuk Rummahah SSehe at da

dan DaDampaknya Atas Kesehatan Manusia. Kanisius. Ne

Neufufere t, EErnst. (1996). Architect’s Data. Crosby Lockwood d Stapapleles.s. L

London.

Sa

Saidi , NNusa Idaman, Ir., M.Eng, APU dan Ir. Wahyu Widdayatt, M.Si..(2014). Pengisian Air Tanah Buatan,Pemanenan Air HHujan dan Teknologi Pengolahan Air Hujan"Studi Kasus Kota Depok. Kelair BPPT::JJakakarartata.

Wh

W ite ,Edward T.(1985) Analisis Taapapak.k. Bandung: Intermatra. Wh

Whitite e,Edward T.(1986) Tata Atur Penerbit: ITB Bandung.

Pe

Peraatuturar n-pep raratuturan dara dannDaDatat Desesa:a: Data MMononogograrafifiDDusun VIII Brajanan 2014

Peraturan Bupati Sleman Nommor 49 Taahun 2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daererah Kabuupaten Sleman Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Bangunan Gedudung


(20)

121

SUMBER REFERENSI

Jurnal:

Jurnal Interior ITB Vol. 1, No. 1 (2012). Pengaruh Warna Terhadap Psikologi Pengguna dalam Perancangan.

Jurnal Karisma Vol.3(2) 2009. Cahya Purnomo: Strategi Pemasaran Produk Wisata Minat Khusus Gua Cerme, Imogiri Bantul.

Jurnal RUAS, Volume 10 N0 2, Desember 2012, ISSN 1693-3702 (hal.21) Ema Yunita Titisari, Joko Triwinarto S., dan Noviani Suryasari: Konsep Ekologis pada Arsitektur di Desa Bendosari.

Jurnal Sabua Vol.1 hal. 2, “Pola Perumahan dan Permukiman Desa Tenganan Bali”, 2009

Paper Achmad & R. Muhammad Wahyu Agie : Analisis Sikap dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa Wisata

Paper Ria Sarah Sanitya, Hani Burhanudin:

Penentuan Lokasi Dan

Jumlah Lubang Resapan Biopori Di Kawasan Das

Cikapundung Bagian Tengah.

Internet:

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php http:// www.slemankab.go.id /

http://www.bambubrajan.com/ http://www.archdaily.com/

http://majalahasri.com/atraksi-seni-dalam-ruang-bambu/

http://sustainabilityworkshop.autodesk.com/buildings/wind-ventilation

Google EarthPro

Psikologi Pengguna dalammPPereranancacangngan.

Jurnal Karisma Voll.33((2) 2009. Cahya Purnomo: SStrategi Pemasaran Produk WWisata Minat KhKhusus Gua Cerme, Imogiri BaBantnul.

Jurnal RUAUAS, Volume 100 N0 2,,DDesesemembeberr 202 1212,, ISISSN 1693-370202 (hal.21) E

Ema Yunita TTittiisarari, Joko Triwinarto SS., ddanan NNoviani Suryayasari: KonsnsepepEEkologis papadada Arsitektur di Desa aBeBendosari..

J

Jurnal SSababuaua Vol.l.11 hal. 2, “Pola Perumahan dan PePermr ukkimimanan DDesa

Te

Tengannaan Bali”, 2009

Paapep r AAchmhmad & R. Muhammad Wahyu Agie : Analisis SSiki ap ddana Pa

Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa Wisata Pa

Papper RRia Sarah Sanitya, Hani Burhanudin:

Penentuan

L

okas

i

Da

an

n

Jumlah Lu

b

ang

Re

sap

a

n

B

io

po

r

i

Di

Kawasan

Das

Cikapundung Bagia

n

Tengah.

In

I ternet:

ht

httptp:/://b/badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php ht

httptp:/:/// wwwww.wslslememanankakab.b.gogo.i.id d //

ht

httptp:/://w/wwwww.b.bamambububrbrajajanan.comm// http://wwwww a.arcrchdhdaily.com/

http://majalahasri.com/atraksi-senni-dalam-ruuang-bambu/

http://sustainabilityworkshop.autoodesk.comm//buildings/wind-ventilation


(21)

386$76(1,.(5$-,1$1%$0%8

','(6$:,6$7$%5$-$1<2*<$.$57$

'DHUDK,VWLPHZD<RJ\DNDUWDPHUXSDNDQSURYLQVL\DQJPHPLOLNLSRWHQVLGHVWLQDVLSDULZLVDWD\DQJFXNXSWLQJJL GL,QGRQHVLD8QWXNLWXNHJLDWDQSDULZLVDWDGL',<SHUOXGLWLQJNDWNDQNKXVXVQ\DNHJLDWDQSDULZLVDWD\DQJ EHUVLIDWHGXNDWLIGDQDWUDNWLI5DJDPEHQWXNNHJLDWDQSDULZLVDWDMXJDVHODOXEHUNHPEDQJVHVXDLGHQJDQPLQDW SDUDZLVDWDZDQ\DQJGDSDWEHUXEDKVHLULQJGHQJDQSHUNHPEDQJDQMDPDQ-HQLVNHJLDWDQZLVDWDPLQDWNKXVXV GLQLODLFRFRNXQWXNGLWHUDSNDQVHEDJDLVDODKVDWXMHQLVNHJLDWDQSDULZLVDWD\DQJGDSDWGLNHPEDQJNDQGL',< 'HVD:LVDWDPHUXSDNDQVDODKVDWXSHUZXMXGDQUDJDPZLVDWDPLQDWNKXVXV\DQJVHGDQJEHUNHPEDQJGL <RJ\DNDUWD'LPDQDVDODKVDWXGHVDZLVDWD\DQJEHOXPPHQGDSDWNDQSHUKDWLDQSHPHULQWDKGHQJDQEDLN DGDODK'HVD:LVDWD.HUDMLQDQ%DPEX%UDMDQ\DQJWHUOHWDNGL.HFDPDWDQ0LQJJLU6OHPDQ3RWHQVLLQL\DQJ NHPXGLDQDNDQPHQMDGLODWDUEHODNDQJGHVDLQGDUL3XVDW6HQL.HUDMLQDQ%DPEXLQL :D\D7KHUHVLD8WRPR

%$&.*5281'

352%/(06

'HVD:LVDWD%UDMDQPHUXSDNDQGHVDZLVDWD\DQJDNWLIGDODPPHPSURGXNVLNHUMDLQDQ EDPEX 6HODLQ LWX NHJLDWDQ NXQMXQJDQ ZLVDWD GDUL ZLVDWDZDQ GRPHVWLN PDXSXQ PDQFDQHJDUDMXJDFXNXSDNWLIGLGDODPGHVDZLVDWD%UDMDQ1DPXQNHDNWLIDQLQL WLGDNGLLPEDQJLROHKVDUDQDGDQSUDVDQD\DQJPHQGXNXQJNHJLDWDQNHJLDWDQZLVDWD GL'HVD%UDMDQVHKLQJJDZDUJDFXNXSNHVXOLWDQGDODPPHQDPSXQJZLVDWDZDQGDODP MXPODK EHVDU 0LQLPQ\D JHQHUDVL SHQHUXV \DQJ EHUPLQDW XQWXN PHPSURGXNVL NHUDMLQDQ EDPEX GL GHVD %UDMDQ MXJD PXODL PHQXUXQ +DOKDO WHUVHEXW \DQJ NHPXGLDP PHQMDGL ODWDU EHODNDQJ SHUPDVDODKDQ GDODP PHQGHVDLQ 3XVDW 6HQL .HUDMLQDQ%DPEXGL'HVD%UDMDQ ´%$*$,0$1$/$1'$6$1.216(378$/386$76(1,.(5$-,1$1%$0%8', '(6$:,6$7$%5$-$16(%$*$,:$'$+,17(5$.6,$17$53(1**81$ 0(/$/8,3(1$7$$158$1*'$/$058$1*/8$5'$13(1$03,/$1 %$1*81$1'(1*$10(1**81$.$13(1'(.$7$1$56,7(.785 (.2/2*,6"µ

WKHPDLQSXUSRVHRI

386$76(1,.(5$-,1$1%$0%8'(6$:,6$7$%5$-$1

3XVDW 6HQL .HUDMLQDQ %DPEX %UDMDQ KDGLU VHEDJDL GDUL NHJLDWDQ SURGXNVL GDQ SDULZLVDWDGLGHVDZLVDWD%UDMDQ6HODLQLWX 3XVDW VHQL LQL MXJD EHUSHUDQ VHEDJDL \DQJ DNDQ PHQJKXEXQJMDQ GHVD GHQJDQ SLKDN SLKDN ODLQ GDUL OXDU GHVD DJDU GHVD ZLVDWD EUDMDQGDSDWGDQGDSDWGHQJDQFHSDWU\DQJ EHUJXQD XQWXN NHPDMXDQ SURGXNVL GDQ NHJLDWDQSDULZLVDWDGDODPGHVD

%8,/',1*86(5

785,6

:$5*$

3(1*/2/$ 3(1*5$-,1

(.67(51$/

386$76(1,.(5$-,1$1 %$0%8%5$-$1

LQWHUDFWLRQ VKDULQJ JDWKHULQJ 6DVDUDQ XWDPD SHQJJXQD

EDQJXQDQ 3XVDW 6HQL .HUDMLQDQ EDPEX %UDMDQ DGDODK SHQJUDMLQ EDPEXZDUJDGHVD%UDMDQVHUWD ZLVDWDZDQ EDLN DVLQJ PDXSXQ ORNDO \DQJ PHQJXQMXQJL 'HVD :LVDWD

6,7(/2&$7,21

58086$10$6$/$+

'(6,*1&21&(37

&21&(372)(&2/2*< &21&(372))81&7,21 &21&(372)63$&( % % % % 386$76(1,.(5$-,1$1 %$0%8%5$-$1 EDPERR VHOI SURGXFWLRQ ORFDO ZLVGRP JUHHQ GUDLQDJH V\VWHP VHEDJDLSHUFRQWRKDQ\DQJPHPSHQJDUXKL VLVWHPHNRORJLVNDZDVDQ'HVD%UDMDQ .RQVHSHNRORJLVSDGDEDQJXQDQ EHUWXMXDQ XQWXN SDGDSXVDWVHQL NHUDMLQDQEDPEX\DQJEHUSHUDQ \DQJ NHPXGLDQ GDSDW GLWHUDSNDQ

GDODPNDZDVDQ VHKLQJJDWHUZXMXG PHQFLSWDNDQ VLVWHPHNRORJLV VHEDJDL SHUFRQWRKDQ SDGDXQLWXQLW GHVD%UDMDQ \DQJPDQGLUL '(6,*16&+(0$7,&

SHQJHORODDQ HGXNDVL DWUDNVL

UHVLGHQVL UHNUHDVL

)XQJVLNHJLDWDQSDGD3XVDW6HQLLQLGLNHORPSRNNDQPHQMDGLOLPD EDJLDQ\DLWX \DQJWHUGLULGDUL

\DQJWHUGLULGDUL GDQ

\DQJWHUGLULGDUL \DQJWHUGLULGDUL VHUWD \DQJWHUGLULGDULNHJLDWDQ\DQJ

SHQJHORODDQ NHJLDWDQSHQJHOROD HGXNDVL NHJLDWDQZRUNVKRS SDPHUDQ DWUDNVL

NHJLDWDQSHUWXQMXNDQ UHVLGHQVL NHJLDWDQKRPHVWD\ UHNUHDVL EHUVLIDWUHNUHDWLI .DZDVDQEDQJXQDQ3XVDWVHQLNHUMDLQDQEDPEX%UDMDQGLGHVDLQGHQJDQSHQDWDDQPDVVD\DQJWHUSHFDKVHKLQJJDNDZDVDQEDQJXQDQ GDODPWDSDNWHWDSPHQXQMXNDQNHVLQDPEXQJDQGHQJDQNRQGLVLOLQJNXQDQGLGHVDEUDMDQ%HQWXNPDVVDEDQJXQDQ\DQJPHQJDGRSVL EHQWXNEHQWXNNRQYHQVLRQDOMXJDEHUWXMXDQXQWXNPHQFLSWDNDQLQWHJUDVL\DQJVHLPEDQJGHQJDQOLQJNXQJDQGDQXQWXNPHQFDSDLQLORDL QLODLQUDPDKOLQJNXQJDQGDULNHDULIDQORNDO .DZDVDQEDQJXQDQ3XVDWVHQLNHUMDLQDQEDPEX%UDMDQGLGHV GDODPWDSDNWHWDSPHQXQMXNDQNHVLQDPEXQJDQGHQJDQNRQG EHQWXNEHQWXNNRQYHQVLRQDOMXJDEHUWXMXDQXQWXNPHQFLSWDND QLODLQ UDPDK OLQJNXQJDQ GDUL NHDULIDQ ORNDO

EDPERRSODQWLQJDUHD ORFDOPDWHULDO PLQLPDOSDYHPHQW PDLQEXLOGLQJ EDPERRSURGXFWLRQ SRQGRNZRUNVKRS RIÀFH KRPHVWD\ WRLOHW ZDUXQJPDNDQ WUDGLVLRQDO VKRZURRP

HNVWHULRU VSDFH LQWHULRU

1 2 ,

.XDOLWDV UXDQJ OXDU GLFDSDL GHQJDQPHQHUDSNDQNXDOLWDV ULFKQHVV \DLWX GHQJDQ SHQJRODKDQUXDQJ\DQJGDSDW PHPSHQJDUXKL SHQJDODPDQ SDQFD LQGHUD GDODP PHUDVDNDQ UXDQJ PHODOXL SHPDNVLPDODQ UXDQJUXDQJ KLMDX SHQJJXQDDQ PDWHULDO DODP \DQJ GL HNVSRV SHQDPEDKDQ HOHPHQ SHQ\HMXN

3HQFDSDLDQ NXDOLWDV UXDQJ GDODP PHQJDFX SDGD MHQLV NHJLDWDQ \DQJ WHUMDGL GL GDODPQ\D5XDQJUXDQJGDODP SDGD EDQJXQDQ LQL PHPDNVLPDONDQ SDVVLYH V\VWHP VHEDJDL VLVWHP SHQFDKD\DDQGDQSHQJKDZDDQ GLGDODPQ\D LQWHUDFWLRQ ZLWKLQ VSDFH VSDFHTXDOLW\ JRDOV RSHQWRHYHU\RQH

DUHD SHQDQDPDQ EDPEX PDQGLULXQWXNPHPSURGXNVL EDKDQ EDNX SHPEXDWDQ NHUDMDLQDQEDJLZDUJDGHVD %UDMDQ 3(1(5$3$1$63(. (.2/2*,6 EDPERRSODQWLQJ DUHD OXEDQJELRSRUL UDLQZDWHU KDUYHVWLQJ SDVVLYHV\VWHP PDWHULDOORNDO VLVWHPOXEDQJELRSRULXQWXN PHPDNVLPDONDQNHVXEXUDQ WDQD GJ PHQJDOLUNDQ DLU KXMDQNHGDODPWDQDK

SHPDQHQDQDLUKXMDQXQWXN PHPSURGXNVL NHEXWXKDQ DLUVHFDUDPDQGLUL$LUGDUL SHPDQHQDQ DLUKXMDQ GLSDNDL XQWXN ZF GDQ SHQ\LUDPWDQDPDQ

&,5&8/$7,21&21&(37

$C

$C

$CODODODODWWWWW $$T$$T$T$$$TCCCLLCCCP

/RNDVL VLWH WHUSLOLK PHUXSDNDQ SHNDUDQJDQNRVRQJ\DQJWHUOHWDNGL SLQJJLUDQ GHVD GDQ ODQJVXQJ EHUEDWDVDQ GHQJDQ VDZDK PLOLN ZDUJD VHWHPSDW 6LWH LQL WHUSLOLK NDUHQDPHPHQXKLNULWHULD\DQJWHODK GLWHQWXNDQ

VDZDK

SHNDUDQJDQ GDQ NRODP EXGLGD\DLNDQ

EHUEDWDVDQ GHQJDQ V D Z D K G D Q O D G D Q J SHUWDQLDQ

V DZ D K G D Q O D G D Q J 7LPXU/DXW 7HQJJDUD %DUDW'D\D %DUDW/DXW

6,7(&21',7,21

EDWDVEDWDVVLWH EDPERRSODQWLQJDUHD DUHDKRPHVWD\ VKRZURRPGDQZDUXQJPDNDQWUDGLVLRQDOGLDUHDHQWUDQFH LQWHULRUUXDQJSHQHULPDWDPX LQWHULRUUXDQJZRUNVKRSEDQJXQDQXWDPDODQWDL K K

K,VWVVLPHZHZHZDDD<R<< J\DDNDNDUWD PPHUHUXSXSDNDQSURYLQVVLL\DDQJQ PHHPLOLLNLSRRWWHQQVLGHVWLQDVLSDSDULULZLZLVDWD\DQDQJFXDQ XNXNXNXSSSWLWWQJJLJJ R

R

RQHVHVHVLD8QQQWWWXNLWWXXXNHJLDWDQ SSDUDULZLZLVLVDWDGL',<,< SSHUHOXGLWWLQJNJNDWWNNDQNKXVXVXVQVQ\D\DNHJLDWDQSDSDDULZLVDDDWWWD\DQQQJJ DWW HHHGXGXXNDWLIGDQDDWDWUDNWLI5DJDPEHEHQWQXNXNNNHJLDWDDQSDSDULLZLVVDWDWDMXJXJDVHODDOXOX EHUHUNNHPEDQJVHVXDLLGGHQJDQPLQQQDWWW

LVVVDDDWDZZZDQ\DQJGGDG SDWEHUXEDKVHLULQJJGHGHQJJDQDQSHHUNHHPEDDQJDJDQMDMDPPDQQ--HQLVNHJLDWDQZLVDWDDPLQDWNKXXXVXVVV FR

FR

FRFRNXXXQWXNGLLWHW UDSNDQVHEDJDLVDODKVDWDWXXMHQLVNHJLDWDQQL DQSDUULZLZLVDWD\DQJGDSDWGLNHPEDEDDQJNDQGQGQGL',<<< :

:

:LVVVDWDDDPHHHUXSDDNNDQVDODODKKVDVDWXWXSSHUHUZXZXMXMXGDGDQQUUDJDPZLVDWD PPLQLQDWDWNNKXKXVXVXVV\D\DQJQJVVHGDQJHG J EHHHUNHPPPEEEDQJJGGGL NDDDUWDWDWD'LPDQDQDQD VVVDODDKVDWDWXXGHGHVDVDZZLVLVLVDWDWDWDDD\D\D\DQJQJQJEHOXPPHQGDSDSDSDWNWNWNDQDQDQSSSHUHUHUKDKDWLWLDQDQSSHPHPHULQWDKKKGHGHGHQJDQ EEEDLDLDLN K '''HVHVHVDDD:LVDWD.HUDMDMLQLQDQDQQ%%%DPDPDPEXEX %UDMDM Q \D\ QJWWWHUHHOHWDNGL ...HFDPDWDQ 0LQJJJJJJLULULU6OHP6O6OHPH DQDQ33RWHQVLLQL\D\D\DQJQJQJ GLDDQDQDNDNDNDQPHQMDGLODWDUEHODNDQJGHVDLQGDUL333XVXVXVDWDWDW 6HQLLL.H.H.HUUDUDMMLQDQ%DPEXLQL

.

.

.

*52

8

8

8

1

1

1

'

'

'

:,6$

$

$7

7

7$

$

$

%

%

%5

5

5

$-$1

%8,/',1*86(5

78

:$5

*$

$$

3

3

33(1*/2/$ 3(1*5$-,1

3(1*5$-,1

3(1*5$-,1

386$76(1,.(5$-,1$1 %$0%8%5$-$1 LQWHUDFWLRQ VKDULQJ JDWKHULQJ

6D

6

6DVDVDVDUDUDUDQQQ XXXWDPD SHSHSHQJQJQJJXJJXQDQDQD ED

ED

EDQJXQDQDQDQ 333XVXVXVDWDWDW6HQ66HQHQLLL ...HUDMLQDQDDQQQ ED

ED

EDPEPEPEXXX %UDMDQDQDQ DDDGDGDODK SHGD SHSHQJQJQJUDUDUDMLMLMLQQQ EDPEX ZZZDUDDJDGHVD%U%U%UDDMDDQVHUWD ZLVDWDZDQEDLN DVLVLVLQJ PDXSXQ ORNDO \DQJQJQJ PHQJXQMQMQMXQX JL 'HVD :LVDWD


(1)

117

Gambar 6.8. Ilustrasi proses rainwater harvesting system

(Sumber: Pengisian Air Tanah Buatan,Pemanenan Air Hujan dan Teknologi Pengolahan Air Hujan"Studi Kasus Kota Depok", hal.81)

x Pengaplikasian Lubang Biopori pada ruang luar

Pembuangan air hujan ruang luar memanfaatkan sistem penempatan lubang resapan biopori (LRB) pada ruang terbuka untuk memaksimalkan air hujan yang masuk ke dalam tanah. Lubang resapan biopori sendiri adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah.

Gambar 6.9. Potongan lubang biopori (Sumber:http://alamendah.org/) Gambmbaar 6.8. Ilustrasi proses rainwaterrhharvestingngsysyststemem

(S

(Sumbeberr: Pengisian Air Tanah Buatan,Pemanenan Air HuHujaj n dadan n TeTeknknoloogi

Pengolahan Air Hujan"Studi Kasus Kota Depok", hah l.81))

x Pengaplikasian Lubang Biopori pada ruanglluau r

Pembuangan air hujan ruang luauar r

memanfaatkan sistem penempatan lubang ressapan

biopori (LRB) pada ruang terbuka uuntuk

memaksimalkan air hujan yang masuk ke daalam m t

tanah. LLububana g resapaann bioporbi ii sendndiriri adalah lububang silindris yangg ddibbuauatt secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 10000 cm atatau u titidadak melebihihikkededalaml ananmmukukaa aiair ttanaah.h.


(2)

118 2) Sanitasi

Berikut ini adalah skema pemipaan dan sanitair untuk pembuangan air kotor (air dari wastafel, dapur, urinoir, dan floor drain) :

Gambar 6.10. Pemipaan sistem pembuangan air kotor (Sumber: Analisis Penulis, 2016)

Berikut ini adalah skema pemipaan dan sanitair untuk pembuangan air limbah kloset (kotoran dari kloset) :

Gambar 6.11. Pemipaan sistem pembuangan air limbah (Sumber: Analisis Penulis, 2016)

c. Sistem Pencahayaan

Penerapan passive system dengan cara memasukan cahaya alami ke dalam banguan akan mendominasi sistem pencahayaan pada Pusat Seni Kerajinan Bambu Brajan ini.

KM/WC WASTAFEL DAPUR URINOIR

BAK KONTROL RIOL KOTA

WC/ KLOSET BAK KONTROL SEPTITANK SUMUR RESAPAN

RIOL KOTA

urinoir, dan floor draiainn) ) :

Gambar 66.1010.PePemipai aananssisistetem pembub angann aiair r kotor

(Sumber: Analisis Penulis, 202016)

Berikut ini adalah skema pemipaan n dan sasaninitatair

untuk pembuangan air limbah kloset (kotoran daarir kloseset)t) :

Ga

Gambmbarar66.11. Pemipaan sistetemm pepembmbuauangan air limbah

(S

(Sumumbeb r: AAnanalilisis Penulis, 2016)

c

c.SSisistetemmPencPencahahayayaaaan n

Pe

Peneerarappan papassivee ssystemm ddengagan n cacarara mmemmasasukukann

ca

cahahayya alami ke dalamm bangguan akan mendou miminanasisi siistem pencahayaan pada Pusaat Seni Kerrajinan Bambu Brajan ini.

KM/WWWCCCCCC

WAAAAASSTSTSTSTS AAFEL

D

DA DA DA

DA

D PUR

UR

URINOIR

BAK KONTROL RIOL KOTA

WC/

WC/ KLOSET BAAK KONTRROLL SEPTITANK SUMSUMUR UR RESURUR UR URRESRESRESRESRESAAPAAAAA NN

RIO


(3)

119

Gambar 6.12. Tiga komponen cahaya langit yang sampai pada satu titik di bidang kerja (Sumber: SNI 03-2388-2001. Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan

gedung. Halaman 4.)

d. Sistem Penghawaan

Sistem Penghawaan pada bangunan ini akan memaksimalkan passive system, sehingga akan meletakkan bukaan-bukaan pada bangunan untuk memasukan udara ke dalam ruangan. Sistem cross ventilation akan diterapkan pada ruang-ruang dalam bangunan.

Gambar 6.13.Posisi Ventilasi silang dan Ketinggian bukaan mempengaruhi sistem ventilasi alami

(Sumber: http://sustainabilityworkshop.autodesk.com/buildings/wind-ventilation (diunduh: 14 April 2016)

cross ventilation akan diteraapkp ann ppadada a ruang-ruang dalam bangunan.

Gambar 6.12. Tiga komomponen cahaya langit yang sammpapai pada satu titik di bidang kerja (Sumber: SNI 03--232388-2001. Tata cara perancangan sistem pencahahayaan alami pada bangunan

gedung. Halaman 4.)

d

d. Sistem PePengnghah waann

Sistem PPenenghghawaan papadada bangunan n ini akkana

me

memam ksimmalalkan passive system, sehinggaa akan memeleletakkan bu

b kaaanan-bukaan pada bangunan untuk memasukakan ududara a a kek

da


(4)

120

DAFTAR PUSTAKA

Ching, Francis, D.K.,(2007), Architecture : Form, Space and Order Third

Edition, New Jersey, John Wiley & Sons, Inc.

Bentley, Ian,dkk.(1985). Responsive Environment: A Manual for Designer. Burlington: Architectural Press.

Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota serta Direktorat Jendral Perhubungan Darat Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Parkir.(1998). Jakarta.

Frick, Heinz dan Suskiyatno, F.X. Bambang.(1998). DASAR-DASAR EKO-ARSITEKTUR, Konsep Arsitektur Berwawasan Lingkungan serta Kualitas Konstruksi dan Bahan Bangunan untuk Rumah Sehat dan Dampaknya Atas Kesehatan Manusia. Kanisius.

Neufert, Ernst. (1996). Architect’s Data. Crosby Lockwood Staples. London.

Said, Nusa Idaman, Ir., M.Eng, APU dan Ir. Wahyu Widayat, M.Si..(2014). Pengisian Air Tanah Buatan,Pemanenan Air Hujan dan Teknologi Pengolahan Air Hujan"Studi Kasus Kota Depok. Kelair BPPT: Jakarta.

White ,Edward T.(1985) Analisis Tapak. Bandung: Intermatra. White ,Edward T.(1986) Tata Atur Penerbit: ITB Bandung.

Peraturan-peraturan dan Data Desa:

Data Monografi Dusun VIII Brajan 2014

Peraturan Bupati Sleman Nomor 49 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Bangunan Gedung

RTRW Kabupaten Sleman 2008-2014

SNI 03-2388-2001. Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung.

Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

y, , ( ) p

Designer. Burlingtonon: Architectural Press.s

Direktorat Bina Siststeem Lalu Lintas dan Angkutan KoKotata serta Direktorat Jendraall Perhubungan Darat Pedoman Perenccana aan dan Peenngoperasiaan nPaParkrkir.(1999898).).JJakakarartaa.

Frick,k, Heinz ddan Suuskskiyi atno, F.X. Bambang.(119998)8). DAASAS R-DAASAS RR

EKKOO-ARARSSITEKTKTUUR, Konsep Arsitektur BeBerwrwawasanan LLiningkungann

se

sertrta aKualalititas Konstruksi dan Bahan Bangunan untntukuk Rummahah SSehe at da

dan DaDampaknya Atas Kesehatan Manusia. Kanisius.

Ne

Neufufere t, EErnst. (1996). Architect’s Data. Crosby Lockwood d Stapapleles.s.

L

London.

Sa

Saidi , NNusa Idaman, Ir., M.Eng, APU dan Ir. Wahyu Widdayatt,

M.Si..(2014). Pengisian Air Tanah Buatan,Pemanenan Air HHujan

dan Teknologi Pengolahan Air Hujan"Studi Kasus Kota Depok.

Kelair BPPT::JJakakarartata.

Wh

W ite ,Edward T.(1985) Analisis Taapapak.k. Bandung: Intermatra. Wh

Whitite e,Edward T.(1986) Tata Atur Penerbit: ITB Bandung.

Pe

Peraatuturar n-pep raratuturan dara dannDaDatat Desesa:a:

Data MMononogograrafifiDDusun VIII Brajanan 2014

Peraturan Bupati Sleman Nommor 49 Taahun 2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daererah Kabuupaten Sleman Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Bangunan Gedudung


(5)

121

SUMBER REFERENSI

Jurnal:

Jurnal Interior ITB Vol. 1, No. 1 (2012). Pengaruh Warna Terhadap Psikologi Pengguna dalam Perancangan.

Jurnal Karisma Vol.3(2) 2009. Cahya Purnomo: Strategi Pemasaran Produk Wisata Minat Khusus Gua Cerme, Imogiri Bantul.

Jurnal RUAS, Volume 10 N0 2, Desember 2012, ISSN 1693-3702 (hal.21) Ema Yunita Titisari, Joko Triwinarto S., dan Noviani Suryasari: Konsep Ekologis pada Arsitektur di Desa Bendosari.

Jurnal Sabua Vol.1 hal. 2, “Pola Perumahan dan Permukiman Desa Tenganan Bali”, 2009

Paper Achmad & R. Muhammad Wahyu Agie : Analisis Sikap dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa Wisata

Paper Ria Sarah Sanitya, Hani Burhanudin:

Penentuan Lokasi Dan

Jumlah Lubang Resapan Biopori Di Kawasan Das

Cikapundung Bagian Tengah.

Internet:

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php http:// www.slemankab.go.id /

http://www.bambubrajan.com/ http://www.archdaily.com/

http://majalahasri.com/atraksi-seni-dalam-ruang-bambu/

http://sustainabilityworkshop.autodesk.com/buildings/wind-ventilation Google EarthPro

Psikologi Pengguna dalammPPereranancacangngan.

Jurnal Karisma Voll.3(3(2) 2009. Cahya Purnomo: SStrategi Pemasaran Produk WWisata Minat KhKhusus Gua Cerme, Imogiri BaBantnul.

Jurnal RUAUAS, Volume 100 N0 2,,DDesesemembeberr 202 1212,, ISISSN 1693-370202 (hal.21) E

Ema Yunita TTittiisarari, Joko Triwinarto SS., ddanan NNoviani Suryayasari: KonsnsepepEEkologis papadada Arsitektur di Desa aBeBendosari..

J

Jurnal SSababuaua Vol.l.11 hal. 2, “Pola Perumahan dan PePermr ukkimimanan DDesa

Te

Tengannaan Bali”, 2009

Paapep r AAchmhmad & R. Muhammad Wahyu Agie : Analisis SSiki ap ddana Pa

Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa Wisata Pa

Papper RRia Sarah Sanitya, Hani Burhanudin:

Penentuan

L

okas

i

Da

a

n

n

Jumlah Lub

ang

Re

sap

a

n

B

io

pori

D

i

Kawasan

Das

Cikapundung Bagian

Tengah.

In

I ternet:

ht

httptp:/://b/badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php ht

httptp:/:/// wwwww.wslslememanankakab.b.gogo.i.id d //

ht

httptp:/://w/wwwww.b.bamambububrbrajajanan.comm// http://wwwww a.arcrchdhdaily.com/

http://majalahasri.com/atraksi-senni-dalam-ruuang-bambu/

http://sustainabilityworkshop.autoodesk.comm//buildings/wind-ventilation


(6)

386$76(1,.(5$-,1$1%$0%8

','(6$:,6$7$%5$-$1<2*<$.$57$

'DHUDK,VWLPHZD<RJ\DNDUWDPHUXSDNDQSURYLQVL\DQJPHPLOLNLSRWHQVLGHVWLQDVLSDULZLVDWD\DQJFXNXSWLQJJL GL,QGRQHVLD8QWXNLWXNHJLDWDQSDULZLVDWDGL',<SHUOXGLWLQJNDWNDQNKXVXVQ\DNHJLDWDQSDULZLVDWD\DQJ EHUVLIDWHGXNDWLIGDQDWUDNWLI5DJDPEHQWXNNHJLDWDQSDULZLVDWDMXJDVHODOXEHUNHPEDQJVHVXDLGHQJDQPLQDW SDUDZLVDWDZDQ\DQJGDSDWEHUXEDKVHLULQJGHQJDQSHUNHPEDQJDQMDPDQ-HQLVNHJLDWDQZLVDWDPLQDWNKXVXV GLQLODLFRFRNXQWXNGLWHUDSNDQVHEDJDLVDODKVDWXMHQLVNHJLDWDQSDULZLVDWD\DQJGDSDWGLNHPEDQJNDQGL',< 'HVD:LVDWDPHUXSDNDQVDODKVDWXSHUZXMXGDQUDJDPZLVDWDPLQDWNKXVXV\DQJVHGDQJEHUNHPEDQJGL <RJ\DNDUWD'LPDQDVDODKVDWXGHVDZLVDWD\DQJEHOXPPHQGDSDWNDQSHUKDWLDQSHPHULQWDKGHQJDQEDLN DGDODK'HVD:LVDWD.HUDMLQDQ%DPEX%UDMDQ\DQJWHUOHWDNGL.HFDPDWDQ0LQJJLU6OHPDQ3RWHQVLLQL\DQJ NHPXGLDQDNDQPHQMDGLODWDUEHODNDQJGHVDLQGDUL3XVDW6HQL.HUDMLQDQ%DPEXLQL :D\D7KHUHVLD8WRPR

%$&.*5281'

352%/(06

'HVD:LVDWD%UDMDQPHUXSDNDQGHVDZLVDWD\DQJDNWLIGDODPPHPSURGXNVLNHUMDLQDQ EDPEX 6HODLQ LWX NHJLDWDQ NXQMXQJDQ ZLVDWD GDUL ZLVDWDZDQ GRPHVWLN PDXSXQ PDQFDQHJDUDMXJDFXNXSDNWLIGLGDODPGHVDZLVDWD%UDMDQ1DPXQNHDNWLIDQLQL WLGDNGLLPEDQJLROHKVDUDQDGDQSUDVDQD\DQJPHQGXNXQJNHJLDWDQNHJLDWDQZLVDWD GL'HVD%UDMDQVHKLQJJDZDUJDFXNXSNHVXOLWDQGDODPPHQDPSXQJZLVDWDZDQGDODP MXPODK EHVDU 0LQLPQ\D JHQHUDVL SHQHUXV \DQJ EHUPLQDW XQWXN PHPSURGXNVL NHUDMLQDQ EDPEX GL GHVD %UDMDQ MXJD PXODL PHQXUXQ +DOKDO WHUVHEXW \DQJ NHPXGLDP PHQMDGL ODWDU EHODNDQJ SHUPDVDODKDQ GDODP PHQGHVDLQ 3XVDW 6HQL .HUDMLQDQ%DPEXGL'HVD%UDMDQ ´%$*$,0$1$/$1'$6$1.216(378$/386$76(1,.(5$-,1$1%$0%8', '(6$:,6$7$%5$-$16(%$*$,:$'$+,17(5$.6,$17$53(1**81$ 0(/$/8,3(1$7$$158$1*'$/$058$1*/8$5'$13(1$03,/$1 %$1*81$1'(1*$10(1**81$.$13(1'(.$7$1$56,7(.785 (.2/2*,6"µ

WKHPDLQSXUSRVHRI

386$76(1,.(5$-,1$1%$0%8'(6$:,6$7$%5$-$1

3XVDW 6HQL .HUDMLQDQ %DPEX %UDMDQ KDGLU VHEDJDL GDUL NHJLDWDQ SURGXNVL GDQ SDULZLVDWDGLGHVDZLVDWD%UDMDQ6HODLQLWX 3XVDW VHQL LQL MXJD EHUSHUDQ VHEDJDL \DQJ DNDQ PHQJKXEXQJMDQ GHVD GHQJDQ SLKDN SLKDN ODLQ GDUL OXDU GHVD DJDU GHVD ZLVDWD EUDMDQGDSDWGDQGDSDWGHQJDQFHSDWU\DQJ EHUJXQD XQWXN NHPDMXDQ SURGXNVL GDQ NHJLDWDQSDULZLVDWDGDODPGHVD

%8,/',1*86(5

785,6

:$5*$

3(1*/2/$ 3(1*5$-,1

(.67(51$/

386$76(1,.(5$-,1$1 %$0%8%5$-$1 LQWHUDFWLRQ VKDULQJ JDWKHULQJ

6DVDUDQ XWDPD SHQJJXQD EDQJXQDQ 3XVDW 6HQL .HUDMLQDQ EDPEX %UDMDQ DGDODK SHQJUDMLQ EDPEXZDUJDGHVD%UDMDQVHUWD ZLVDWDZDQ EDLN DVLQJ PDXSXQ ORNDO \DQJ PHQJXQMXQJL 'HVD :LVDWD

6,7(/2&$7,21

58086$10$6$/$+

'(6,*1&21&(37

&21&(372)(&2/2*< &21&(372))81&7,21 &21&(372)63$&( % % % % 386$76(1,.(5$-,1$1 %$0%8%5$-$1 EDPERR VHOI SURGXFWLRQ ORFDO ZLVGRP JUHHQ GUDLQDJH V\VWHP VHEDJDLSHUFRQWRKDQ\DQJPHPSHQJDUXKL VLVWHPHNRORJLVNDZDVDQ'HVD%UDMDQ .RQVHSHNRORJLVSDGDEDQJXQDQ EHUWXMXDQ XQWXN SDGDSXVDWVHQL NHUDMLQDQEDPEX\DQJEHUSHUDQ \DQJ NHPXGLDQ GDSDW GLWHUDSNDQ

GDODPNDZDVDQ VHKLQJJDWHUZXMXG PHQFLSWDNDQ VLVWHPHNRORJLV VHEDJDL SHUFRQWRKDQ SDGDXQLWXQLW GHVD%UDMDQ \DQJPDQGLUL '(6,*16&+(0$7,&

SHQJHORODDQ HGXNDVL DWUDNVL

UHVLGHQVL UHNUHDVL

)XQJVLNHJLDWDQSDGD3XVDW6HQLLQLGLNHORPSRNNDQPHQMDGLOLPD EDJLDQ\DLWX \DQJWHUGLULGDUL

\DQJWHUGLULGDUL GDQ

\DQJWHUGLULGDUL \DQJWHUGLULGDUL VHUWD \DQJWHUGLULGDULNHJLDWDQ\DQJ

SHQJHORODDQ NHJLDWDQSHQJHOROD HGXNDVL NHJLDWDQZRUNVKRS SDPHUDQ DWUDNVL

NHJLDWDQSHUWXQMXNDQ UHVLGHQVL NHJLDWDQKRPHVWD\ UHNUHDVL EHUVLIDWUHNUHDWLI .DZDVDQEDQJXQDQ3XVDWVHQLNHUMDLQDQEDPEX%UDMDQGLGHVDLQGHQJDQSHQDWDDQPDVVD\DQJWHUSHFDKVHKLQJJDNDZDVDQEDQJXQDQ GDODPWDSDNWHWDSPHQXQMXNDQNHVLQDPEXQJDQGHQJDQNRQGLVLOLQJNXQDQGLGHVDEUDMDQ%HQWXNPDVVDEDQJXQDQ\DQJPHQJDGRSVL EHQWXNEHQWXNNRQYHQVLRQDOMXJDEHUWXMXDQXQWXNPHQFLSWDNDQLQWHJUDVL\DQJVHLPEDQJGHQJDQOLQJNXQJDQGDQXQWXNPHQFDSDLQLORDL QLODLQUDPDKOLQJNXQJDQGDULNHDULIDQORNDO .DZDVDQEDQJXQDQ3XVDWVHQLNHUMDLQDQEDPEX%UDMDQGLGHV GDODPWDSDNWHWDSPHQXQMXNDQNHVLQDPEXQJDQGHQJDQNRQG EHQWXNEHQWXNNRQYHQVLRQDOMXJDEHUWXMXDQXQWXNPHQFLSWDND QLODLQ UDPDK OLQJNXQJDQ GDUL NHDULIDQ ORNDO

EDPERRSODQWLQJDUHD ORFDOPDWHULDO PLQLPDOSDYHPHQW PDLQEXLOGLQJ EDPERRSURGXFWLRQ SRQGRNZRUNVKRS RIÀFH KRPHVWD\ WRLOHW ZDUXQJPDNDQ WUDGLVLRQDO VKRZURRP HNVWHULRU VSDFH LQWHULRU

1 2 ,

.XDOLWDV UXDQJ OXDU GLFDSDL GHQJDQPHQHUDSNDQNXDOLWDV ULFKQHVV \DLWX GHQJDQ SHQJRODKDQUXDQJ\DQJGDSDW PHPSHQJDUXKL SHQJDODPDQ SDQFD LQGHUD GDODP PHUDVDNDQ UXDQJ PHODOXL SHPDNVLPDODQ UXDQJUXDQJ KLMDX SHQJJXQDDQ PDWHULDO DODP \DQJ GL HNVSRV SHQDPEDKDQ HOHPHQ SHQ\HMXN

3HQFDSDLDQ NXDOLWDV UXDQJ GDODP PHQJDFX SDGD MHQLV NHJLDWDQ \DQJ WHUMDGL GL GDODPQ\D5XDQJUXDQJGDODP SDGD EDQJXQDQ LQL PHPDNVLPDONDQ SDVVLYH V\VWHP VHEDJDL VLVWHP SHQFDKD\DDQGDQSHQJKDZDDQ GLGDODPQ\D LQWHUDFWLRQ ZLWKLQ VSDFH VSDFHTXDOLW\ JRDOV RSHQWRHYHU\RQH

DUHD SHQDQDPDQ EDPEX PDQGLULXQWXNPHPSURGXNVL EDKDQ EDNX SHPEXDWDQ NHUDMDLQDQEDJLZDUJDGHVD %UDMDQ 3(1(5$3$1$63(. (.2/2*,6 EDPERRSODQWLQJ DUHD OXEDQJELRSRUL UDLQZDWHU KDUYHVWLQJ SDVVLYHV\VWHP PDWHULDOORNDO VLVWHPOXEDQJELRSRULXQWXN PHPDNVLPDONDQNHVXEXUDQ WDQD GJ PHQJDOLUNDQ DLU KXMDQNHGDODPWDQDK

SHPDQHQDQDLUKXMDQXQWXN PHPSURGXNVL NHEXWXKDQ DLUVHFDUDPDQGLUL$LUGDUL SHPDQHQDQ DLUKXMDQ GLSDNDL XQWXN ZF GDQ SHQ\LUDPWDQDPDQ

&,5&8/$7,21&21&(37

$C

$C

$CODODODODWWWWW $$T$$T$T$$$TCCCLLCCCP

/RNDVL VLWH WHUSLOLK PHUXSDNDQ SHNDUDQJDQNRVRQJ\DQJWHUOHWDNGL SLQJJLUDQ GHVD GDQ ODQJVXQJ EHUEDWDVDQ GHQJDQ VDZDK PLOLN ZDUJD VHWHPSDW 6LWH LQL WHUSLOLK NDUHQDPHPHQXKLNULWHULD\DQJWHODK GLWHQWXNDQ

VDZDK

SHNDUDQJDQ GDQ NRODP EXGLGD\DLNDQ

EHUEDWDVDQ GHQJDQ V D Z D K G D Q O D G D Q J SHUWDQLDQ

V DZ D K G D Q O D G D Q J 7LPXU/DXW 7HQJJDUD %DUDW'D\D %DUDW/DXW

6,7(&21',7,21

EDWDVEDWDVVLWH EDPERRSODQWLQJDUHD DUHDKRPHVWD\ VKRZURRPGDQZDUXQJPDNDQWUDGLVLRQDOGLDUHDHQWUDQFH LQWHULRUUXDQJSHQHULPDWDPX LQWHULRUUXDQJZRUNVKRSEDQJXQDQXWDPDODQWDL K K

K,VWVVLPHZHZHZDDD<R<< J\DDNDNDUWD PPHUHUXSXSDNDQSURYLQVVLL\DDQJQ PHHPLOLLNLSRRWWHQQVLGHVWLQDVLSDSDULULZLZLVDWD\DQDQJFXDQ XNXNXNXSSSWLWWQJJLJJ

R

R

RQHVHVHVLD8QQQWWWXNLWWXXXNHJLDWDQ SSDUDULZLZLVLVDWDGL',<,< SSHUHOXGLWWLQJNJNDWWNNDQNKXVXVXVQVQ\D\DNHJLDWDQSDSDDULZLVDDDWWWD\DQQQJJ

DWW HHHGXGXXNDWLIGDQDDWDWUDNWLI5DJDPEHEHQWQXNXNNNHJLDWDDQSDSDULLZLVVDWDWDMXJXJDVHODDOXOX EHUHUNNHPEDQJVHVXDLLGGHQJDQPLQQQDWWW

LVVVDDDWDZZZDQ\DQJGGDG SDWEHUXEDKVHLULQJJGHGHQJJDQDQSHHUNHHPEDDQJDJDQMDMDPPDQQ--HQLVNHJLDWDQZLVDWDDPLQDWNKXXXVXVVV

FR

FR

FRFRNXXXQWXNGLLWHW UDSNDQVHEDJDLVDODKVDWDWXXMHQLVNHJLDWDQQL DQSDUULZLZLVDWD\DQJGDSDWGLNHPEDEDDQJNDQGQGQGL',<<<

:

:

:LVVVDWDDDPHHHUXSDDNNDQVDODODKKVDVDWXWXSSHUHUZXZXMXMXGDGDQQUUDJDPZLVDWD PPLQLQDWDWNNKXKXVXVXVV\D\DQJQJVVHGHGDQJJ EHHHUNHPPPEEEDQJJGGGL

NDDDUWDWDWD'LPDQDQD VQDVVDODDKVDWDWXXGHGHVDVDZZLVLVLVDWDWDWDDD\D\D\DQJQJQJEHOXPPHQGDSDSDSDWNWNWNDQDQDQSSSHUHUHUKDKDWLWLDQDQSSHPHPHULQWDKKKGHGHGHQJDQ EEEDLDLDLN

K '''HVHVHVDDD:LVDWD.HUDMDMLQLQDQDQQ%%%DPDPDPEXEX %UDMDM Q \D\ QJWWWHUHHOHWDNGL ...HFDPDWDQ 0LQJJJJJJLULULU6O6O6OHPHPH DQDQ33RWHQVLLQL\D\D\DQJQJQJ GLDDQDQDNDNDNDQPHQMDGLODWDUEHODNDQJGHVDLQGDUL333XVXVXVDWDWDW 6HQLLL.H.H.HUUDUDMMLQDQ%DPEXLQL

.

.

.

*52

8

8

8

1

1

1

'

'

'

:,6$

$

$7

7

7$

$

$

%

%

%5

5

5

$-$1

%8,/',1*86(5

78

:$

5

*$

$$

3

3

33(1*/2/$ 3(1*5$-,1

3

3(1*5$-,1

(1*5$-,1

386$76(1,.(5$-,1$1 %$0%8%5$-$1 LQWHUDFWLRQ VKDULQJ JDWKHULQJ 6D

6

6DVDVDVDUDUDUDQQQ XXXWDPD SHSHSHQJQJQJJXJJXQDQDQD ED

ED

EDQJXQDQDQDQ 333XVXVXVDWDWDW6HQ66HQHQLLL ...HUDMLQDQDDQQQ

ED ED

EDPEPEPEXXX %UDMDQDQDQ DDDGDODK SHGDGD SHSHQJQJQJUDUDUDMLMLMLQQQ EDPEX ZZZDUDDJDGHVD%U%U%UDDMDDQVHUWD ZLVDWDZDQEDLN DVLVLVLQJ PDXSXQ ORNDO \DQJQJQJ PHQJXQMQMQMXQX JL 'HVD :LVDWD


Dokumen yang terkait

PUSAT SENI KERAJINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI KERAJINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN YOGYAKARTA.

0 4 14

PENDAHULUAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI KERAJINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN YOGYAKARTA.

0 3 12

TINJAUAN UMUM DESA WISATA, KERAJINAN BAMBU, DAN PUSAT LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI KERAJINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN YOGYAKARTA.

0 2 14

PUSAT SENI KERJANINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI KERAJINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN YOGYAKARTA.

0 3 17

Konsep Perencanaan dan Perancangan Pusat Bahasa di Yogyakarta LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT BAHASA DI YOGYAKARTA.

1 3 31

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERANCANGAN DESA WISATA KEBONAGUNG.

0 2 21

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI YOGYAKARTA DENGAN ANALOGI BENTUK.

0 2 9

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI YOGYAKARTA DENGAN ANALOGI BENTUK.

0 3 12

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA.

0 3 21

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT KOMPUTER DI YOGYAKARTA.

0 3 19