OP min Identifikasi CP Max

81

6.2.8. OP min

Nilai OP min untuk JJM terbentuk dari nilai harga pokok produk berdasarkan metode full costing ditambah dengan persentase laba minimum yang diharapkan perusahaan. Nilai harga pokok produk per kemasan berdasarkan metode full costing sebesar Rp 3.392,00 per botol dan sebesar Rp 1.190,00 per cup sedangkan persentase laba yang diharapkan oleh KWT Turi selama ini adalah 50 persen untuk kemasan cup dan 12 persen untuk kemasan botol sehingga nilai OP min sebesar Rp 1.785,00 per cup dan Rp 3.800,00 per botol. 6.3. Perhitungan CP Max Perhitungan CP max dapat dilakukan melalui analisis sensitivitas harga untuk mendapatkan tingkat harga tertinggimaksimum dari sisi konsumen terhadap JJM. Kemasan cup dijual dengan harga Rp 1.500,00 per unitnya dan kemasan botol dijual kepada pelanggan dengan harga Rp 3.500,00 per botol. Untuk harga ditingkat konsumen diserahkan langsung kepada penjual atau pengecer untuk menentukan harga jualnya.

6.3.1. Analisis Sensitivitas Harga

Data tabulasi Price Sensitivity Metres yang ada pada Lampiran 1 sampai dengan 4 dibuat kurva untuk masing- masing kelompok harga sangat murah, murah, mahal dan sangat mahal. Selain itu di buat kurva untuk kelompok harga tidak murah dan tidak mahal. Dari kurva-kurva yang terbentuk, maka akan diperoleh titik PMC, PME, OPP dan IPP. Hasil survei yang dilakukan terhadap 20 responden aktual yang merupakan pelanggan KWT Turi yang berada di Bogor yang membeli JJM, dan 20 responden potensial yang merupakan konsumen yang dipilih dengan teknik non-probability sampling yaitu judgement sampling dengan pertimbangan variasi kelas pendapatan, yaitu rendah dan menengah ke atas. Masing- masing responden potensial diberikan tester JJM, kemudian mengisi kuesioner yang berhubungan dengan karakteristik responden dan penilaian responden terhadap JJM.

6.3.1.1. Kons umen Aktual JJM

Konsumen aktual merupakan responden yang melakukan pembelian JJM baik secara langsung ke KWT Turi maupun dengan cara memesan produk JJM. 82 Berdasarkan data pada Lampiran 1 dan 2, langkah selanjutnya adalah membuat kurva untuk masing- masing kelompok harga sangat murah, murah dan sangat mahal. Selain itu dibuat kurva untuk kelompok harga tidak murah dan tidak mahal sehingga diperoleh titik OPP, IPP, PME dan PMC. Kurva PMC, PME, OPP dan IPP terhadap responden aktual terdapat pada Gambar 13 dan 14. Titik PMC diperoleh dari perpotongan antara kurva Sangat Murah dengan Tidak Murah jika ditarik ke sumbu X harga. Berdasarkan analisis sensitivitas harga, titik PMC responden aktual berada pada tingkat harga Rp 1.580,00 per cup dan Rp 4.086,00 per botol. Titik PME diperoleh dari perpotongan antara kurva Sangat Mahal dengan kurva Tidak Mahal. Berdasarkan analisis sensitivitas harga, titik PME untuk JJM berada pada harga Rp 2.409,00 per cup dan Rp 4.923,00 per botol. Rentang harga yang dapat diterima oleh konsumen Range of Acceptable Price. RAP JJM berkisar antara Rp 1.580,00 sampai dengan Rp 2.409,00 per cup, dan untuk botol berkisar antara Rp 4.086,00 sampai dengan Rp 4.923,00 per botol. Dengan demikian sebaiknya, perusahaan tidak menetapkan harga dibawah Rp 1.580,00 per cup dan Rp 4.086,00 per botol karena menurut konsumen harga tersebut terlalu murah sehingga konsumen meragukan kualitas jus tersebut. Selanjutnya bila harga JJM melebihi Rp 2.409,00 per cup dan Rp 4.923,00 per botol maka konsumen tidak mau membelinya karena harga tersebut terlalu mahal dari nilai yang diperolehnya. Titik IPP diperoleh dari perpotongan antara kurva Murah dan Mahal. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas harga, titik IPP untuk responden aktual berada pada harga Rp 1.980,00 per cup dan Rp 4.464,00 per botol. Titik OPP diperoleh dari perpotongan antara kurva Sangat Murah dengan Sangat Mahal. Titik ini merupakan tingkat harga yang optimum bagi perusahaan. Berdasarkan analisis sensitivitas harga, titik OPP untuk responden aktual berada pada harga Rp 1.950,00 per cup dan Rp 4.550,00 per botol. Daerah antara OPP dan IPP merupakan daerah harga yang ideal bagi perusahaan untuk menetapkan harga produk. Dengan demikian, harga Rp 1.965,00 per cup dan Rp 4.500,00 per botol merupakan harga ideal yang ditetapkan perusahaan untuk responden aktual. 83 Gambar 13. Kurva Sensitivitas Harga Jus Jambu Merah Kemasan Cup Terhadap Konsumen Aktual Gambar 14. Kurva Sensitivitas Harga Jus Jambu Merah Kemasan Botol Terhadap Konsumen Aktual

6.3.1.2. Kons umen Potensial JJM

Konsumen potensial adalah responden yang dipilih berdasarkan teknik non-probability sampling yaitu judgement sampling dengan pertimbangan variasi kelas pendapatan, yaitu rendah dan menengah ke atas. Setelah data di Lampiran 3 dan 4 diolah langkah selanjutnya membuat kurva untuk masing- masing kelompok harga sangat murah, murah dan sangat mahal. Selain itu dibuat kur va untuk kelompok harga tidak murah dan tidak mahal sehingga diperoleh titik OPP, IPP, PME dan PMC. Kurva PMC, PME, OPP dan IPP terhadap responden potensial terdapat pada Gambar 15 dan 16. Titik PMC diperoleh dari perpotongan antara kurva Sangat Murah dengan Tidak Murah jika ditarik ke sumbu X harga. Berdasarkan analisis sensitivitas PMC PME IPP OPP PMC IPP OPP PME 84 harga, titik PMC responden potensial berada pada tingkat harga Rp 1.595,00 per cup dan Rp 4.008,00 per botol. Titik PME diperoleh dari perpotongan antara kurva Sangat Mahal dengan kurva Tidak Mahal. Berdasarkan analisis sensitivitas harga, titik PME untuk JJM berada pada harga Rp 2.416,00 per cup dan Rp 4.914,00 per botol. Rentang harga yang dapat diterima oleh konsumen Range of Acceptable Price. Nilai RAP JJM berkisar antara Rp 1.595,00 sampai dengan Rp 2.416,00 per cup, dan untuk botol berkisar antara Rp 4.008,00 sampai dengan Rp 4.914,00 per botol. Dengan demikian sebaiknya, perusahaan tidak menetapkan harga dibawah Rp 1.595,00 per cup dan Rp 4.008,00 per botol karena me nurut konsumen harga tersebut terlalu murah sehingga konsumen meragukan kualitas jus tersebut. Selanjutnya bila harga JJM melebihi Rp 2.416,00 per cup dan Rp 4.914,00 per botol maka konsumen tidak mau membelinya karena harga tersebut terlalu mahal dari nilai yang diperolehnya. Titik IPP diperoleh dari perpotongan antara kurva Murah dan Mahal. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas harga, titik IPP untuk responden potensial berada pada harga Rp 2.083,00 per cup dan Rp 4.428,00 per botol. Titik OPP diperoleh dari perpotongan antara kurva Sangat Murah dengan Sangat Mahal. Titik ini merupakan tingkat harga yang optimum bagi perusahaan. Berdasarkan analisis sensitivitas harga, titik OPP untuk responden potensial berada pada harga yang berkisar dari Rp 1.800,00 sampai dengan Rp 1.900,00 per cup dan Rp 4.095,00 per botol. Daerah antara OPP dan IPP merupakan daerah harga yang ideal bagi perusahaan untuk menetapkan harga produk. Dengan demikian, harga Rp 1.966,00 per cup dan Rp 4.261,00 per botol merupakan harga ideal yang ditetapkan perusahaan untuk konsumen potensial. 85 Gambar 15. Kurva Sensitivitas Harga Jus Jambu Merah Kemasan Cup Terhadap Konsumen Potensial Gambar 16. Kurva Sensitivitas Harga Jus Jambu Merah Kemasan Botol Terhadap Konsumen Potensial Berikut ini merupakan Tabel perbandingan antara sensitivas harga untuk konsumen aktual dan konsumen potensial. Berdasarkan Tabel 49 dan Tabel 50 masing- masing nilai PMC dan PME pada konsumen potensial pada kemasan cup lebih kecil dibandingkan dengan nilai PMC dan PME, begitu juga pada kemasan botol nilai PMC, IPP, OPP dan PME lebih kecil dibandingkan dengan nilai PMC, IPP, OPP dan PME pada konsumen aktual. PMC OPP IPP PME PMC OPP IPP PME 86 Tabel 49. Hasil Analisis Sensitivas Harga JJM Kemasan Cup Analisis Sensitivitas Harga PMC Rp IPP Rp RAP Rp OPP RP PME Rp Konsumen Aktual 1.580,00 1.980,00 1.580,00 - 2.409,00 1.950,0 2.409,00 Konsumen Potensial 1.595,00 1.800,00 - 1900,00 1.595,00- 2.416,00 2.083,0 2.416,00 Tabel 50. Hasil Analisis Sensitivas Harga JJM Kemasan Botol Analisis Sensitivitas Harga PMC Rp IPP Rp RAP Rp OPP RP PME Rp Konsumen Aktual 4.086,00 4.464,00 4.086,00 - 4.923,00 4.550,0 4.923,00 Konsumen Potensial 4.008,00 4.095,00 4.008,00- 4.914,00 4.428,0 4.914,00

6.3.2. Identifikasi CP Max

CP Max merupakan harga maksimum dari sisi konsumen yang mampu dibayarkan konsumen terhadap suatu produk. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas harga, tingkat harga maksimum untuk konsumen aktual yaitu Rp 2.409,00 per cup dan Rp 4.923,00 per botol, sedangkan pada konsumen potensial tingkat harga maksimumnya sebesar Rp 2.416,00 per cup dan Rp 4.914,00 per botol. 6.4. Perhitungan Zona Fleksibilitas Zona fleksibilitas merupakan suatu daerah yangg terbentuk diantara OP min dan CP max sebagai daerah fleksibilitas harga. Dengan kata lain, zona fleksibilitas dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan kebijakan penetapan harga yang ditawarkan oleh produsen terhadap konsumen karena dengan adanya zona fleksibilitas produsen atau perusahaan dapat mengetahui harga jual minimum dari sisi perusahaan dan kemampuan membayar maksimum dari sisi konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan baik untuk responden dengan kategori kelompok konsumen aktual maupun konsumen potensial, nilai OP min yang berasal dari harga jual minimum perusahaan terhadap JJM bernilai sebesar Rp 3.800,00 per botol dan Rp 1.785,00 per cup. 87

6.4.1. Zona Fleksibilitas Konsumen Aktual