PROFIL KELUARGA REMAJA PUTRI YANG PERNAH HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fase remaja adalah fase dalam kehidupan yang mana pada fase ini mereka
ingin untuk dimengerti dan dipahami. Satu diantara usaha yang dilakukan adalah
dengan mengetahui dan mengerti tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja
khususnya dalam mengantar remaja menuju kematangan psikis dan kematangan
sosialnya. Selain itu, remaja sebagai individu sedang berada dalam proses
berkembang menuju kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan
tersebut remaja memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki
pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, serta menentukan
arah dalam kehidupannya (Mappiare, 1982).
Proses perkembangan tidak selalu berjalan linear, lurus, atau searah dengan
potensi, harapan, dan nilai-nilai yang dianut, karena banyak faktor yang
menghambatnya. Lingkungan yang tidak kondusif salah satu penyebabnya seperti
ketidakstabilan lingkungan politik, krisis ekonomi, perceraian orang tua, sikap dan
perlakuan orang tua yang otoriter atau kurang memberikan kasih sayang dan
pelecehan nilai-nilai moral atau agama dalam kehidupan keluarga maupun
masyarakat. Kondisi tidak sehat tersebut memberikan efek negative terhadap
perkembangan remaja, mengalami kehidupan yang tidak nyaman, stress dan depresi.

Dalam kondisi seperti inilah banyak rema ja yang merespon keadaaan dengan
perilaku

negative

seperti

melakukan

kriminalitas,

minum -minuman

keras,

penyalahgunaan obat terlarang, tawuran dan pergaulan yang menyebabkan seks
bebas (Syamsu, 2010).
Hal ini terlihat dari pernyataan berikut, menurut Ketua Jaringan Peduli
Perempuan dan Anak (JPPA) Jawa Timur Widanti, jumlah siswi yang hamil akan
terus meningkat, dalam penelitiannya pada sekola h jenjang SMP dan SMA tahun

2007 menunjukkan dalam tiap sekolah rata -rata ditemukan sembilan hingga dua
puluh siswi yang hamil, bahkan saat ini kenaikannya 10% hingga 15% (Jawa Pos, 9
April 2008).

1

2

Selain itu survei yang dilakukan BKKBN padap pertengahan 2009
menyatakan, 63% remaja di beberapa kota besar di Indonesia melakukan seks
pranikah dan di Jawa Timur, remaja yang melakukan aborsi tercatat 60% dari total
kasus (Jawa Pos, 9 April 2010)
Data ini didukung hasil survei terakhir suatu lembaga survei yang seperti
diungkapkan oleh Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat (BKKBN) M Masri Muadz yang
dilakukan di 33 provinsi tahun, sebanyak 63% remaja mengaku sudah mengalami
hubungan seks sebelum menikah. Berdasar data penelitian pada 2005-2006 di kotakota besar mulai Jabotabek, Medan, Jakarta, Bandung, Suraba ya, Malang dan
Makassar, masih berkisar 47,54% remaja mengaku melakukan hubungan seks
sebelum nikah. Namun, hasil survei terakhir tahun 2008 meningkat menjadi 63%
(BKKBN, 2008).

Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan seks pranikah belum
memadai sehingga masih banyak kasus kehamilan yang tidak diinginkan. Di lain
pihak, pemerintah tidak melayani kebutuhan kontrasepsi bagi remaja dan wanita
belum menikah. Dalam Data Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
tahun 2009 disebutkan bahwa dari 37.000 responden remaja dan perempuan belum
menikah, 40 % pernah mengalami kehamilan (dalam Yusuf, 2010).
Dari data tersebut, terlihat bahwa tingkat seks bebas, kehamilan remaja, serta
aborsi meningkat disetiap tahunnya. Akibat dari meningkatnya angka aborsi remaja
yang tinggi ini mengakibatkan keprihatinan bagi bangsa. Hal ini merupakan hal yang
sangat sulit dicegah, salah satu cara untuk menurunkan tingkat aborsi yaitu dengan
cara memberikan pendidikan seks sejak dini terhadap remaja dan didukung dengan
pola asuh orang tua yang efektif terhadap keadaan remaja. Remaja selalu berusaha
mencari lebih banyak informasi mengenai seks. Hanya sedikit remaja yang berharap
bahwa seluk beluk tentang seks dapat dipelajari dari orang tuanya. Sehingga remaja
sebagian besar mencari sumber informasi diluar keluarga untuk menjawab semua
keingintahuannya, ketika tidak dibatasi dan diawasi oleh orang tua dengan cara
memberikan informasi tentang seks sejak awal dewasa, akan menyebabkan mereka
membahas dengan teman-teman, melihat dan mengakses internet dengan bebas,
buku-buku tentang seks, serta melakukan percobaan dengan jalan masturbasi,
bercumbu hingga bersenggama (Shochib, 2010).


3

Keingintahuan remaja ini dikarenakan kurangnya bimbingan dan mempelajari
prinsip pokok tentang benar dan salah, orang tua dan guru kurang menekankan dalam
usaha pembinaan remaja melihat yang penting untuk mengendalikan perilaku dalam
kehidupan orang dewasa. Selain itu, masalah kedisiplinan yang kurang ditegaskan
baik dirumah dan disekolah. Hal ini disebabkan orang dan guru mengansumsikan
bahwa remaja mengetahui apa yang benar, maka penekanan kedisiplinan hanya
terletak pada pemberian hukuman pada perilaku salah yang dianggap sengaja
dilakukan. Sedangkan penjelasan agar remaja memahami kesalahan suatu perilaku
jarang ditekankan (Santrock, 2002).
Disisi lain remaja merupakan bagian generasi muda yang mempunyai fungsi,
peran dan tanggung jawab dalam pembangunan yang sama dengan remaja lainnya,
mereka juga memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dilewati. Hurlock
(1980), mengatakan remaja yang tidak dapat melewati tugas perkembangannya akan
bermasalah pada tahap perkembangan selanjutnya. Banyaknya remaja yang
melakukan seks bebas tanpa memikirkan bahaya yang diakibatkan, padahal perilaku
seks bebas sangat berbahaya bagi kesehatan mereka Pada akhirnya perilaku seks
pranikah mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Hal ini mengakibatkan

tekanan pada remaja, karena pada dasarnya remaja belum matang secara emosional
dan psikologis. Biasanya juga dihantui oleh rasa bersalah dan malu, sehingga tidak
jarang mereka mengambil keputusan untuk mengakhiri kehamilannya dengan
berbagai cara atau biasa dikenal dengan istilah aborsi dan mereka dengan berani
mengambil resiko untuk melakukan aborsi tanpa memikirkan efek dan kerugiannya.
Remaja hamil dihadapkan pada resiko tinggi, baik dari sudut kedokteran
maupun sudut kemasyarakatan. Padahal perempuan yang hamil di bawah usia 17
tahun memiliki potensi yang sangat tinggi akan kematian sewaktu persalinan karena
tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh. Dalam artian, belum cukup matang dan belum
siap dilewati oleh bayi. Tidak hanya sang ibu, bayinya pun memiliki potensi resiko
kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun. Selain itu, sang ibu juga sangat rawan
terkena kanker rahim karena pertumbuhan tubuhnya (terutama rahim) belum optimal
(Fkmukti, 2011).
Ilmu kedokteran menganggap kehamilan remaja sebagai kehamilan resiko
tinggi, karena sangat tingginya kejadian penyulit kehamilan, prematuritas dan
kematian bayi maupun ibu. Apabila remaja memutuskan untuk meneruskan

4

kehamilannya, akan membuat remaja putus sekolah, dan tidak mungkin masuk

sekolah lagi setelah kehamilannya berakhir. Dan anak yang memutuskan untuk
membesarkan bayinya memiliki konsekuensi sosial yang berat. Bayi mereka memilki
tingkat penyakit dan moralitas yang lebih tinggi dan seringkali mengalami masalah
emosional dan pendidikan dikemudian hari.
Simkins (dalam Sarwono, 2004) menyatakan sebagian tingkah laku seksual
memang tidak memiliki dampak, terutama jika tidak ada akibat fisik atau sosial yang
dapat ditimbulkan. Tetapi sebagian besar perilaku seksual (yang dilakukan sebelum
waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa
bersalah, depresi, marah dan agresif, misalnya pada gadis-gadis yang hamil dan
terpaksa menggugurkan kandungannya.
Sanderwitz & Paxman (dalam Sarwono, 2004) menyatakan, akibat
psikososial yang timbul akibat kehamilan diluar nikah adalah ketegangan mental dan
kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah. Cemoohan dan penolakan dari
masyarakat sekitar pun kemungkinan akan terjadi. Akibat lainnya adalah
terganggunya kesehatan dan resiko kehamilan serta kematian bayi yang tinggi. Selain
itu, juga ada akibat-akibat putus sekolah dan akibat ekonomi, karena diperlukan
biaya perawatan dan lain-lain.
Remaja yang mengarah pada perilaku kenakalan atau deliquency cenderung
mempunyai problem tambahan dibandingkan dengan remaja yang hidup dengan
keluarga yang utuh, penuh kasih sayang, serta menanamkan kedisiplinan bagi setiap

anggota keluarga. Mereka merasa ditinggalkan, kecewa dan kesedihan yang dalam
(Balson, 1993). Hal ini diakibatkan selain menghadapi beban psikologis yang cukup
berat, mereka juga harus menanggung perlakuan dari masyarakat yang kurang
mendukung eksistensi remaja di masyarakat.
Segala bentuk kenakalan remaja khususnya pergaulan bebas yang akhirnya
menyebabkan kehamilan remaja dapat diakibatkan karena adanya faktor emosional
dan situasional. Faktor emosional seperti rasa cinta pada pasangan, ingin
mengekspresikan rasa sayangnya serta ingin mengikat pasangannya ke dalam
hubungan yang lebih permanen. Sedangkan faktor situasional yang didapatkan
adalah faktor suasana rumah yang sepi, orang tua yang sibuk dan bertindak kasar
terhadap anaknya, dan gangguan komunikasi antara anak dengan orang tuanya
(Susilo, 2011).

5

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja antara lain
faktor keluarga terutama pengasuhan orang tua. Keluarga sebagai unit terkecil dalam
kelompok masyarakat, merupakan lembaga yang pertama dan utama bagi anak
sebagai tempat sosialisasi dirinya. Dari sinilah anak mulai mengenali arti hidup, cinta
kasih dan simpati, mendapatkan bimbingan pendidikan serta merasakan suasana

aman. Seluruh keluarga diikat oleh suatu perasaan kebersamaan yang dalam, oleh
rasa kasih sayang, loyalitas, dan solidaritas yang murni.
Peranan keadaan keluarga terhadap perkembangan sosial anak-anak tidak
hanya terbatas pada situasi sosial ekonominya atau pada keutuhan struktur dan
interaksinya saja. Juga cara-cara dan sikap-sikap dalam pergaulannya memegang
peranan yang cukup penting didalamnya. Hal ini mudah diterima apabila kita ingat
bahwa keluarga itu sudah merupakan sebuah kelompok sosial dengan tujuan-tujuan,
stuktur, norma-norma, dinamika kelompok, termasuk cara-cara kepemimpinannya,
yang sangat mempengaruhi kehidupan individu yang menjadi anggota kelompok
tersebut (Gerungan, 2000).
Seperti diketahui bahwa rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar
orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat
remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal
yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu
melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri
dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan
teman-temannya, ia akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya
sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.
Orang tua sangat berperan dalam meletakkan dasar-dasar perilaku bagi anakanaknya. Sikap, perilaku , dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai dan ditiru
oleh anaknya yang kemudian menjadi kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai ditiru

oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar diresapinya dan
kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya. Hal demikian disebabkan
karena anak mengindetifikasikan diri pada orang tuanya sebelum mengadakan
identifikasi dengan orang lain (Gerungan, 1996).
Pola hubungan orangtua dengan anak idealnya mampu menciptakan anakanak yang memiliki disiplin dan rasa percaya diri yang baik. Individu yang memiliki
disiplin dan rasa percaya diri yang baik akan mampu mengekspresikan dirinya

6

dengan cara yang baik, mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilakukan, mengetahui hak-haknya dan mampu membela hak-haknya,
namun anggapan bahwa perhatian dan perlindungan orangtua kepada anak akan
selalu berdampak positif ternyata tidak selamanya benar karena pada kenyataannya
perhatian terlalu berlebihan (over protective) dapat menyebabkan anak mengalami
perasaan tertekan yang seringkali menjadi kecenderungan untuk melakukan
pemberontakan terhadap orangtua
Menurut Stender (dalam Gerungan 2000) bahwa kebanyakan hal dimana
orang tua bersikap over protective terhadap anak, maka anak akan berkembang
dengan ciri-ciri sangat bergantung kepada orang tuanya di dalam tingkah lakunya.
Menurut Stuart Hauser dan rekan-rekan menjelaskan bahwa orangtua yang

memberi perilaku yang memudahkan (enabling behaviors) seperti menjelaskan,
menerima, dan berempati lebih memfasilitasi perkembangan identitas remaja
daripada

orangtua

yang

menggunakan

perilaku-perilaku

yang

membatasi

(constraining behaviors) seperti mengkritik dan tidak menghargai (Santrock, 2002).
Telah dijelaskan diatas bahwa akibat dari pengabaian dari keluarga
menyebabkan salah satunya adalah pergaulan bebas remaja, mereka melakukan seks
bebas yang menye babkan kehamilan diluar nikah. Perilaku seks pranikah

mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan. Hal ini mengakibatkan tekanan
pada remaja, karena pada dasarnya remaja belum matang secara emosional dan
psikologis. Biasanya juga dihantui oleh rasa bersalah dan malu, sehingga tidak jarang
mereka mengambil keputusan untuk mengakhiri kehamilannya dengan berbagai cara
atau biasa dikenal dengan istilah aborsi dan mereka dengan berani mengambil resiko
untuk melakukan aborsi tanpa memikirkan efek dan kerugiannya.
Berangkat dari masalah dan sumber informasi yang telah dipaparkan dia tas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam tentang profil
keluarga remaja putri yang hamil diluar nikah. Hal ini dikarenakan karena keluarga
memegang peran yang penting terhadap perkembangan dan perilaku remaja baik
secara fisik maupun psikologis karena keluarga merupakan media awal bagi anak
remaja khususnya untuk mempelajari pemahaman norma sosial dan budaya sekitar.

7

B . Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah yang ingin diungkap
adalah:
1. Bagaimanakah gambaran pola asuh orang tua yang diterapkan pada remaja putri
yang pernah hamil diluar nikah?
2. Bagaimanakah gambaran interaksi sosial dalam keluarga remaja putri yang pernah
hamil diluar nikah?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui profil keluarga remaja
putri yang hamil diluar nikah yaitu:
1. Mengetahui gambaran pola asuh orang tua yang diterapkan pada anak sebelum
remaja putri hamil diluar nikah
2. Mengetahui gambaran interaksi sosial dalam keluarga sebelum remaja putri hamil
diluar nikah

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menambah sumbangsih ilmiah dalam usaha memperoleh
pemahaman, pengembangan teori psikologi keluarga, mengenai manfaat dari
penelitian tentang pola asuh keluarga, khususnya untuk remaja putri yang hamil
diluar nikah.
2. Manfaat Praktis
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan tentang bahaya perilaku
seksual remaja diluar nikah serta hubungannya dengan profil keluarga yaitu pola
asuh dan interaksi dalam keluarga, sehingga dapat memberikan masukan dan
dimanfaatkan secara positif bagi orang tua dan remaja sendiri khususnya.

PROFIL KELUARGA REMAJA PUTRI
YANG PERNAH HAMIL DI LUAR NIKAH

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
Dwi Orbeta Nila Cristy
(06810153)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
i

ii

iii

iv

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dengan segala kebesaran,
karunia dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat
dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir nanti.
Skripsi ini berjudul “Profil keluarga remaja putri yang pernah hamil
diluar nikah ”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat
menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa
kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dorongan, bantuan, dan dukungan
dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.

2.

M. Salis Yuniardi, M.Si selaku dosen wali yang juga dengan sabar memberikan
bimbingan, dukungan, arahan, masukan yang membangun, dan bantuan serta
senantiasa memberikan kata maaf pada penulisyang diberikan sejak awal penulis
menjadi anak didiknya.

3.

Yudi Suharsono, M.si selaku pembimbing I yang telah membimbing,
mengarahkan, dan masukkan dari awal sampai akhir sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ini.

4.

Ni’matuzahroh, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah dengan sabar dan
telaten memberikan pengarahan dan masukan-masukan yang sangat membantu
penulis menyelesaikan karya ini.

5.

Orang tua tersayang yang mengajarkan arti hidup, selalu mencurahkan doa,
kasih sayang, dan perhatian serta semangat yang tiada henti. Karya ini saya
persem bahkan sebagai wujud terima kasih untuk bapak dan ibu yang
dengansusahpayahberusahauntukmenjadikansayasebagaiseseorangsarjana.

6.

Mas, mbak sela, dan ceoter sayang yang telah memberikan dukungan dan doa
selama ini.

7.

Gylfan yang selama ini menemani dan memberikan doa buat saya.

v

8.

Seluruh subjek penelitian yang mau meluangkan waktu dan membatu saya
dalam menyelesaikan karya ini, terimakasih.

9.

Noph, Kiki, wida , tole , meti terima kasih semuanya. Karena teman-teman
akhirnya saya bisa menyelesaikan karya ini dan akhirnya saya bisa mengikuti
jejak kalian.

10. Ijo, hydar, terima kasih buat semua dukungan dan bantuannya.
11. Semua pihak yang telah membantu dari awal hingga penelitian ini selesai yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan banyak terimaksih.
Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, sa ran dan kritik
sangat penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 13 Januari 2012
Penulis

vi

DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan...............................................................................................

i

Lembar Pengesahan ..............................................................................................

ii

Surat Pernyataan ...................................................................................................

iii

Kata Pengantar ......................................................................................................

iv

Intisari ...................................................................................................................

vi

Abstract .................................................................................................................

vii

Daftar Isi ...............................................................................................................

viii

Daftar Tabel ..........................................................................................................

x

Daftar Lampiran ...................................................................................................

xi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................

1

B. Rumusan Masalah............................................................................

7

C. Tujuan Penelitian .............................................................................

7

D. Manfaat Penelitian...........................................................................

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Profil Keluarga .................................................................................

8

1. Pengertian Keluarga ....................................................................

8

2. Prof il Keluarga ............................................................................

8

3. Fungsi Keluarga ..........................................................................

12

4. Pengaruh Keluarga Terhadap Perkembangan Kepribadian
Anak ............................................................................................

13

B. Remaja ............................................................................................

14

1. Pengertian Remaja ......................................................................

14

2. Ciri-ciri Masa Remaja .................................................................

15

3. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja .................................

17

C. Kehamilan ........................................................................................

18

1. Pengertian Kehamilan .................................................................

18

2. Etiologi Kehamilan .....................................................................

18

3. Lama Kehamilan .........................................................................

19

D. Profil Keluarga Remaja Putri Yang Pernah Hamil Diluar Nikah....

20

vii

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................

22

B. Batasan Istilah..................................................................................

22

C. Subjek Penelitian .............................................................................

23

D. Metode Pengumpulan Data..............................................................

23

E. Prosedur Penelitian..........................................................................

24

1. Tahap Persiapan Penelitian .........................................................

25

2. Pelaksanaan Penelitian ................................................................

25

F. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................

25

G. Analisa Data Penelitian....................................................................

25

H. Keabsahan Data ...............................................................................

26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V

A. Identitas Subjek ...............................................................................

27

B. Deskripsi Data .................................................................................

27

1. Subyek LN ..................................................................................

27

2. Subyek NK .................................................................................

30

3. Subyek SL ..................................................................................

34

C. Analisis Data ...................................................................................

37

1. Subyek LN .................................................................................

37

2. Subyek NK .................................................................................

38

3. Subyek SL ..................................................................................

39

D. Rangkuman Analisis Keseluruhan Subjek.......................................

40

E. Pembahasan .....................................................................................

42

PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................

46

B. Saran ................................................................................................

46

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

48

LAMPIRAN.........................................................................................................

50

viii

DAFTAR TABEL

Tabel3.1

Pelaksanaan Penelitian.......................................................................

ix

26

DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2010. Cerita remaja kita. Diakses tanggal 9 Sepetember 2011. Dari
www.N9kini.com.
Ahmadi, A. 1979. Psikologi Sosial. PT. Bina ilmu. Surabaya
. 2002.Psikologi Sosial. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Ahmadi, Rulam. 2005. Memahami Metodelogi Penelitian Kualitatif . Malang: UM
Press.
Ali, Muhammmad & M. Asrori. 2007. Psikologi Remaja . Jakarta: Bumi Aksara.
Alwisol. 2004. Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.
Balson, M. 1993. Bagaimana Menjadi Orang Tua Yang Baik . Jakarta : Bumi Aksara
Carr, A. 2001. Family therapy. concept, process and practice. British Library
Cataloguing inpublication data
Dagun, S.M. 2002. Psikologi Keluarga . Jakarta :Rineka Cipta
Fkmukti. 2011. Keluarga berencana dan alat KB. www.bkkbnjatim.go.id ; diakses
tanggal 4 Agustus 2011
Gerungan, W, A. 2004. Psikologi Sosial. PT. Refika Aditama. Bandung
Gordon, T. 1992. Menjadi Orang Tua Efektif . PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Gunarsa, S. D & Gunarsa, Y.S. D. 2001. Psikologi Praktis Anak, Remaja, dan
Keluarga.Jakarta: PT. Bpk Gunung Mulia.
. 2007. Psikologi Remaja . PT. Bpk Gunung
Mulia. Jakarta
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal
dan Laporan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Hurlock, E.B.1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja . Surabaya: Usaha Nasional.
Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Monks, FJ. Knoers, AMP. 1982. Psikologi Perkembangan . Yogyakarta: UGM Press.

x

Progestian, Prima. 2010. Pengertian, lama, dan periode kehamilan manusia. Diakses
tanggal 4 Agustus 2011. Dari www.skripiakhir/artikel.com.
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Santrock, J.W. 2002. Life Span Development. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S. W. 2006. Psikologi Remaja.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Seniati, Liche. 2005. Psikologi Eksperimen . Jakarta: PT Indeks Gramedia.
Siahaan, Hendri. N. 1986. Peranan Ibu Bapak Mendidik Anak. Bandung: Angkasa.
Shochib, Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua . Jakarta: Rineka Cipta
Sugiono. 2009. Memahami Penlitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Susilo. 2011. Kenakalan remaja. Diakses tanggal 11 Mei 2011. Dari www.osun.com
Wiknjosastro, Adriaansz, G., Saifuddin, AB. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Yusuf, Syamsu L.N. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja . Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

xi