Penerapan Metode target Costing dalam Upaya Pengurangan Biaya Produksi untuk Peningkatan Laba Perusahaan (Studi Kasus pada Usaha Dagang Eko Kusen)

PENERAPAN TARGET COSTING DALAM UPAYA PENGURANGAN BIAYA
PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN LABA PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Usaha Dagang Eko Kusen)

Disusun oleh:
HERI SUPRIYADI
108082000175

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap

: Heri Supriyadi

2. Tempat Tanggal Lahir

: Sukoharjo 11 Mei 1990

3. Alamat

: Jl. Aleraya, Kampung Setu RT 01 RW

02 No.27, Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan

II.

4. Telepon

: 085697301046


5. Email

: heri.spryd@gmail.com

PENDIDIKAN
1. SD Kartika Putra II Rempoa Tahun 1996-2002
2. SMP N 178 Jakarta Tahun 2002-2005
3. SMA N 86 Jakarta Tahun 2005-2008
4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2008-2013

III.

PENGALAMAN ORGANISASI
1. Bendahara Departemen Olahraga Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah jakarta, Periode 2010-2011.
2. Bendahara Departemen Olahraga Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah jakarta, Periode 2011-2012.

vi


3. Biro Kontrol Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah jakarta, periode 2012-2013

IV.

SEMINAR DAN PELATIHAN

1. ESQ Basic Traininng, 3 dan 4 September 2008.
2. Seminar Multiculturalism in Religion, Democracy and Modernization, 4
Desember 2008.
3. Seminar nasional Peran Asuransi dalam Era Globalisasi, 20 Mei 2010
4. Seminar AISEC, 1 November 2012
5. Kuliah Umum Sosialisasi Hemat Energi, 8 November 2012

V.

KEPANITIAAN

1. Divisi Perlengkapan Kepanitiaan Program Pengenalan Studi dan Almamater
Fakultas Ekonomi dan ilmu sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2009.
2. Koordinator Divisi

Perlengakapan,

Kepanitiaan

Futsal

High School

Competition 5th pada Tahun 2009.
3. Koordinator Divisi Keamanan Kepanitiaan Program Pengenalan Studi dan
Almamater Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2010.

vii

4. Asisten Pengawas Pemilu Lapangan dalam Kepanitiaan Pemilihan Umum
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kota Tangerang Selatan Tahun

2011.
5. Mentor dalam Kepanitiaan Program Pengenalan Studi dan Almamater
Fakultas Ekonomi dan ilmu sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2011.
6. Steering Committee dalam milad 10th Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
7. Mentor dalam Kepanitiaan Program Pengenalan Studi dan Almamater
Fakultas Ekonomi dan ilmu sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2012.

VI.

LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah

: Supardi

2. Tempat Tanggal Lahir: Sukoharjo,
3. Ibu


: Daliyem

4. Tempat Tanggal Lahir: Sukoharjo,
5. Alamat

: Jl. Aleraya, Kampung Setu RT 01 RW 02 No.27,

Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan
6.

Telepon

7. Anak Ke /dari

: (021) 91124158
: 1 dari 2 bersaudara

viii


The Implementation of Target Costing Through Production Cost
Reduction Effort to Increase Company Profit
(Case Study On UD Eko Kusen)
Heri Supriyadi
ABSTRACT
This research is to support company to implement target costing
method as tool of management accounting in lower production cost. Target
costing method is a effective method to reduce production cost through
evaluation of the product value (value engineering) and to maintain customer
satisfaction. By redesigning cost, the company will reached the maximum
profit from the company’s product selling price per unit. Furthermore, the
company can make cost savings before the product is produced.
This research proves that the implementation of target costing is a
great alternative to maximize company’s target profit by savings production
cost within the process of design product.

Keywords: Target costing, Value Engineering, Cost of production, profit.

ix


Penerapan Target Costing dalam Upaya Pengurangan Biaya
Produksi untuk Peningkatan Laba Perusahaan
(Studi Kasus Pada Usaha Dagang Eko Kusen)
Heri Supriyadi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan membantu perusahaan untuk menerapkan
metode target costing sebagai alat bantu akuntansi manajemen dalam
menekan biaya produksi. Metode target costing adalah metode yang efektif
dalam upaya pengurangan biaya produksi melalui pengevaluasian terhadap
nilai produk (value engineering) dalam mempertahankan kepuasan yang
diperoleh konsumen. Dengan mendesain ulang biaya-biaya, maka perusahaan
dapat meraih keuntungan atau laba maksimal dari harga jual per unit produk.
Lebih jauh lagi, perusahaan juga bisa melakukan penghematan biaya-biaya
sebelum produk akan diproduksi.
Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan target costing
merupakan upaya alternatif yang baik untuk memaksimalkan laba yang
ditargetkan oleh perusahaan dengan cara menekan biaya-biaya produksi yang
terjadi selama proses desain produk.

Kata Kunci: Target costing, Value Engineering, Biaya produksi, Laba


x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Al-Wahhab Yang Maha Penganugerah, yang
telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis panjatkan
kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing
umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan,
dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Ayahanda Supardi dan Ibunda Daliyem terkasih, yang selalu mencurahkan
perhatian, cinta dan sayang, dukungan serta doa tiada henti yang tertuju
hanya untuk ananda, semoga semakin hari ananda semakin mampu membuat
bangga ayah dan ibunda.

2. Keluarga besar Narsopawiro dan keluarga besar Sumitro yang selalu
mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis. Terima
kasih atas semua kasih sayang.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Rini, SE., M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan
xi

dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah
Bapak berikan selama ini.
7. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE.,M.Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan
memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang
Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang
skripsi.

8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
9. Adik kandung Aditya Nugraha dan teman spesial dalam keseharian penulis
Rila Farilla Nofa, yang selama ini telah memberikan doa dan dukungan penuh
kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat kelas akuntansi e angkatan 2008, terima kasih atas dukungan
yang diberikan kepada penulis.
11. Sahabat-sahabat kelas konsentrasi akuntansi manajemen 2008 terima kasih
atas dukungan yang diberikan kepada penulis.
12. Senior-senior terdekat, Ahmad Rifai, M. Alif Ridwan, Muhammad Husein,
H. Ulin Nuha, dan Ade Fauzan yang telah memberikan semangat, motivasi,
doa, dan arahan kepada penulis mulai dari pembuatan proposal sampai
terselesaikannya skripsi ini.
13. Junior-junior jurusan akuntansi, Adriansyah dkk. yang telah memberikan
bantuan dan semangat kepada penulis.
14. Rekan-rekan BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Lukman Hakim selaku
Ketua BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis periode 2012-2013 memberikan
bantuan dan semangat kepada penulis.
15. Seluruh Anggota BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis periode 2010-2013, dan
Seluruh Rekan Akuntansi 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

xii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan

bahkan

kritik

yang

membangun

dari

berbagai

pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Ciputat, 3 Mei 2013

Heri Supriyadi

xiii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………...

i

Lembar Pengesahan Skripsi ..........................................................................

ii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ....................................................... iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ................................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...............................................

v

Daftar Riwayat Hidup.................................................................................... vi
Abstract ............................................................................................................ ix
Abstrak ............................................................................................................

x

Kata Pengantar ..............................................................................................

xi

Daftar Isi ......................................................................................................... xiv
Daftar Tabel .................................................................................................... xviii
Daftar Gambar ...............................................................................................

xx

Daftar Lampiran ............................................................................................ . xxi
BAB I

PENDAHULUAN..........................................................................

1

A. Latar Belakang…………………………………………………

1

B. Perumusan Masalah……………………………………………

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………….....

6

1.

Tujuan Penelitian………………………………………….... 6
xiv

2.
BAB II

Manfaat Penelitian…………………………………….......... 6

TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….. 8
A. Landasan Teori……………………………………………………. 8
1. Definisi Laba…………………………………………………. 8
2. Biaya………………………………………………………….. 10
a. Pengertian Biaya………………………………………….. 10
b. Klasifikasi Biaya…………………………………….……. 11
c. Biaya Produksi…………………………………………… 14
3. Metode Biaya Tradisional………..…………………………… 17
4. Definisi Target Costing……………………………..………… 18
a. Prinsip-prinsip Target Costing…………………………… 19
b. Penentuan Biaya Target untuk Penentuan Harga Target..... 22
B. Penelitian Terdahulu……………………………………………… 23
C. Kerangka Pemikiran…………………………………….………… 27

BAB III

METODE PENELITIAN……………………………………………. 29
A. Ruang Lingkup Penelitian…………….………………………….. 29
B. Jenis dan Sumber Data………….………………………………… 29
1. Jenis Data…………………….……………………………….. 29
2. Sumber Data………………………………………………….. 30
C. Teknik Analisis Data……………………………………………... 30

xv

1. Rekayasa Nilai (Value Engineering)………………………….. 32
2. Kaizen Costing……………………………………………….... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………….. 33
A. Gambaran Umum Objek Penelitian…………………………………... 33
1. Sejarah Perusahaan……………………………………………….. 33
2. Struktur Organisasi……………………………………………….. 39
B. Deskripsi Data………………………………………………………... 40
1. Biaya Bahan Baku Langsung ……………………………………. 40
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung………..………………………….. 43
3. Biaya Overhead Pabrik……….. ………………………………… 44
4. Biaya Pengiriman………………………………………………... 47
C. Hasil Penelitian......…………………………………………………... 53
1. Menentukan Harga Pasar………………………………………… 54
2. Target Laba………………………………………………………. 55
3. Mengahitung Target Biaya………………………………………. 55
4. Rekayasa Nilai (Value Engineering)……………………………... 59
D. Pembahasan……………………………………...…………………… 70
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI………………………………….. 74
A. Kesimpulan…………………………………………………………. 74
B. Impilkasi…………………………………………………………….. 76

xvi

C. Keterbatasan………………………………………………………… 76
D. Saran………………………………………………………………… 77
Daftar Pustaka…………………………………………………………………… 78
Lampiran…………………………………………………………………………. 81

xvii

DAFTAR TABEL

No. Tabel

Keterangan

Halaman

2.1

Penelitian Sebelumnya…………………………………………..

24

4.1

Daftar Harga Kayu………………………………………………

40

4.2

Biaya Nahan Baku Kusen Gundul………………………………

41

4.3

Biaya Bahan Baku Kusen Kisi-kisi/Jalosi………………………

41

4.4

Biaya Bahan Baku Kusen Lengkung……………………………

42

4.5

Biaya Bahan Baku Kusen Gendong Lengkung Tiga Lubang…...

42

4.6

Biaya Bahan Baku Kusen Gendong Lengkung Kisi-kisi/Jalosi
Tiga Lubang……………………………………………………..

43

4.7

Biaya Tenaga Kerja…………………………………………………

44

4.8

Daftar Harga Biaya Bahan Baku Tidak Langsung…………………

44

4.9

Daftar Biaya Bahan Baku Tidak Langsung untuk Setiap Pembuatan
Satu Lubang Kusen ………………………………………………….

46

4.10

Biaya Listrik dan Telepon…………………………………………….

46

4.11

Biaya Pengiriman per Bulan…………………………………………

47

4.12

Daftar Produk dan Harga Kusen Balok 6x12……………………….

55

4.13

Daftar Harga Kayu per 3 Meter……………………………………..

60

4.14

Biaya Bahan Baku Kusen Gundul Menggunakan Alternatif A…

61

xviii

4.15

Biaya Bahan Baku Kusen Kisi-kisi / Jalosi Menggunakan
Alternatif A……………………………………………………..

62

4.16

Biaya Bahan Baku Kusen Lengkung Menggunakan Alternatif A

62

4.17

Biaya Bahan Baku Kusen Gendong Lengkung Tiga Lubang
Menggunakan Alternatif A……………………………………...

4.18

63

Biaya Bahan Baku Kusen Gendong Lengkung Kisi-kisi/Jalosi
Tiga Lubang Menggunakan Alternatif A……………………….

xix

63

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar

Keterangan

Halaman

2.1

Skema Kerangka Penelitian……………………………………

27

4.1

Struktur Organisasi…………………………………………….

39

xx

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

Keterangan

Halaman

1.

Data dari Perusahaan……………………………………….

79

2

Struktur dan Teknis Wawancara…………………………..

84

xxi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persaingan yang terjadi di semua lini usaha pada era perdagangan bebas
membawa berbagai macam dampak bagi perekonomian Indonesia. Adapun
dampak positifnya adalah memberikan peluang bagi Indonesia untuk
mengekspor produk yang semakin luas. Sedangkan dampak negatifnya adalah
persaingan yang terjadi bukan hanya antar pelaku bisnis domestik, tetapi
melibatkan pula pelaku bisnis dari luar negeri yang semakin bebas memasarkan
produk di Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dewasa ini, jenis-jenis produk
makin bertambah jumlahnya. Seiring dengan itu pula, persoalan yang dihadapi
perusahaan terutama perusahaan manufaktur akan semakin kompleks. Hal ini
menuntut manajemen perusahaan untuk menentukan suatu tindakan dengan
memilih berbagai alternatif dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan yang
sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Salah satu tujuan yang
paling utama adalah optimalisasi laba atau keuntungan.

Perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak bertahan hidup
harus mampu menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas yang baik.

1

Hasil produksi yang tinggi akan tercapai apabila perusahaan memiliki efisiensi
produksi yang tinggi. Akan tetapi untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi
ini tidak mudah, karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor
internal maupun eksternal perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain tenaga
kerja, bahan baku, mesin, metode produksi dan pasar.

Agar dapat bersaing dalam pasar saat ini, perusahaan harus dapat
menciptakan suatu produk baik barang maupun jasa yang harganya lebih rendah
atau harganya sama dengan harga yang ditawarkan para pesaingnya. Untuk dapat
memperoleh produk seperti itu, perusahaan harus berusaha mengurangi biaya
yang harus dikeluarkan pada proses porduksinya. Salah satu metode yang
digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Jepang untuk lolos dari keterpurukan
setelah kalah perang dan dibom atom setelah perang dunia kedua adalah target
costing. Konsep target costing sangat sesuai sejalan dengan meningkatnya
persaingan serta tingkat penawaran yang jauh melampaui tingkat permintaan,
maka kekuatan pasar memberi pengaruh yang semakin besar terhadap tingkat
harga. Untuk itulah diperlukan target costing untuk dapat mencapai tujuan
perusahaan dalam rangka pengurangan biaya (cost reduction), yang pada
akhirnya akan membawa dampak terhadap tingkat harga yang kompetitif.

Sebagai salah satu manajemen inovasi, penerapan target costing dalam
suatu perusahaan juga harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan

2

keberhasilan implementasi dari adanya inovasi tersebut. Pada saat target costing
mulai diambil dan diimplementasikan oleh operasi bisnis organisasi di dalam
lingkungan bisnis yang lain maka dapat diasumsikan bahwa suatu hal yang baru
tentang pendekatan tersebut dapat dipelajari dengan memperhatikan apa yang
sedang terjadi dengan konteks bisnis lainnya (Kusuma dan Ayu Noorida Soerono
: 2008).

Umumnya

perusahaan

beroperasi

dengan

mengembangkan

dan

memproduksi barang/jasa terlebih dahulu. Kemudian mulai menghitung biaya
yang dikeluarkan untuk jenis produksi tersebut dan menetapkan harga jual bagi
produknya, setelah itu produk siap dipasarkan. Namun dalam metode target
costing, proses yang terjadi justru sebaliknya. Setelah perusahaan mengetahui
harga yang akan dikenakan terhadap produknya, kemudian perusahaan mulai
mengembangkan produknya yang dapat dipasarkan secara menguntungkan pada
tingkat harga yang telah ditetapkan sebelumnya.

UD Eko Kusen merupakan sebuah Usaha Kecil Menengah yang berawal
dari tahun 1996, kemudian pemilik Usaha Dagang tersebut yakni Bapak Sukarno
sejak pindah ke Petukangan Selatan dan mulai mendirikan usaha dan
mengontrak tempat untuk usaha. Tahun 2003, Pak Sukarno membeli tempat
usaha tersebut. Usaha Dagang Eko Kusen melayani pesanan pembuatan kusen
dan pintu, seperti kebanyakan usaha kecil menengah usaha tersebut masih

3

menggunakan metode biaya tradisional, sistem biaya ini menggunakan unit
volume related cost driver seperti jam kerja langsung, jam alat/mesin, dan biaya
material sesuai dengan volume produksi. Penggunaan dasar tunggal ini
mengakibatkan terjadinya distorsi dalam perhitungan biaya pokok produksi,
karena tidak semua sumber daya dalam proses produksi digunakan secara
proporsional (Sumarsid: 2011). Usaha tersebut mulai mengalami kendala pada
tahun 2008 ditandai dengan penurunan omset, biasanya omset Usaha Dagang
Eko Kusen tidak kurang dari Rp. 400.000.000 dalam periode satu tahun, tetapi di
tahun 2008 omset dari Usaha Dagang Eko Kusen mengalami penurunan hingga
menyentuh angka Rp 40.000.0001 dalam periode satu tahun yang diakibatkan
naiknya harga-harga bahan baku dan berkurangnya jumlah pesanan yang
diterima, sulitnya pangsa pasar tersebut disebabkan akibat banyaknya pesaing
usaha di bidang pembuatan kusen yang mulai menjamur di wilayah Usaha
Dagang Eko Kusen berdiri, hingga saat ini Usaha Dagang Eko Kusen mengalami
masalah dalam pemaksimalan laba pada produk kusen ukuran balok 6 x 12 cm,
keuntungan yang diharapkan dari penjualan per unit produk adalah 30% dari
harga jualnya, dengan semakin banyaknya pesaing usaha dibidang pembuatan
kusen semakin memperjelas kenyataan akan laba yang didapat oleh Usaha
Dagang Eko Kusen dari penjualan per unit produk masih belum stabil untuk
menjangkau 30% dari harga jual produk tersebut.
1

Hasil deskripsi wawancara penulis dengan Eko Wahyudi (narasumber) di kios Usaha Dagang Eko
Kusen pada tanggal 23 Desember 2012 Pukul 19:00.

4

Pada kasus ini, peneliti akan menerapkan metode target costing pada
Usaha Dagang Eko Kusen yang diprediksikan dapat menjadi metode yang tepat
untuk membantu mengatasi masalah dalam pemaksimalan laba yang sedang
dialami oleh Usaha Dagang Eko Kusen, dalam penggunaan metode target
costing akan ditekankan untuk meminimalisir atau mengurangi biaya produksi
pada tahap perencanaan dan desain produk. Melalui target costing dapat
diketahui berapa besar selisih biaya yang dianggarkan dengan biaya yang terjadi
yang memungkinkan perusahaan untuk mencapai keuntungan. Metode apapun
yang digunakan, biaya selalu memegang peranan yang penting untuk
memperhitungkan dan memiliki pengaruh yang besar terhadap penjualan suatu
produk, dan sangat berkaitan dengan target laba yang ingin dicapai oleh suatu
perusahaan.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas,
maka penulis membuat perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.

Bagaimanakah dampak penerapan target costing terhadap usaha untuk
mengurangi biaya produksi pada perusahaan?

2.

Apakah target costing merupakan alternatif yang tepat agar
perusahaan dapat meningkatkan laba?

3.

Bagaimana dampak yang terjadi pada laba perusahaan setelah
menggunakan target costing?

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui dampak penerapan target costing terhadap
usaha untuk mengurangi biaya produksi pada perusahaan.
b. Untuk mengetahui target costing merupakan alternatif yang tepat
agar perusahaan dapat meningkatkan laba.
c. Untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan
target costing.

2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis
1)

Penerapan teori target costing dalam perancangan produk agar
menghasilkan biaya yang efisien.

2)

Memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perusahaan
dalam mengurangi biaya produksi selama proses produksinya
serta bermanfaat juga dalam memaksimalkan laba perusahaan.

3)

Memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan
teori-teori yang telah dipelajari selama ini sehingga dapat

6

memperdalam pengetahuan tentang penelitian dan menambah
wawasan serta pemahaman yang lebih baik terhadap target
costing.
b.

Manfaat praktis
1)

Sebagai bahan masukan atau sumbangan informasi terhadap
pihak perusahaan mengenai konsep produksi yang efisien.

2)

Sebagai bahan informasi kepada akademisi dan masyarakat
mengenai konsep produksi yang tepat guna.

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Definisi Laba
Laba yang berhasil dicapai oleh suatu perusahaan merupakan salah satu
ukuran kinerja dan menjadi pertimbangan oleh para investor atau kreditur dalam
pengambilan keputusan untuk melakukan investasi atau untuk memberikan
tambahan kredit. Perusahaan yang melaporkan laba yang tinggi tentu akan
menggembirakan investor yang menanamkan modalnya karena ia akan
mendapatkan dividen atas tiap kepemilikan saham yang dimilikinya. Demikian
pula halnya dengan kreditur, ia akan merasa yakin bahwa ia akan menerima
pendapatan bunga dan pengembalian pokok pinjaman yang telah diberikan
kepada perusahaan (Riyatno: 2007).
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 25 (IAI: 2007),
laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu
perusahaan selama suatu perioda tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan,
terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang
sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa depan.

Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh
perusahaan itu sendiri karena tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah

8

untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan laba merupakan faktor yang
menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.
Menurut Juniarti dan Corolina (2005) Laba merupakan salah satu
informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan yang sangat
penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Laba memiliki potensi
informasi yang sangat penting bagi pihak eksternal dan internal perusahaan.
Laba dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan serta
memberikan informasi yang berkaitan dengan kewajiban manajemen atas
tanggung jawabnya dalam pengelolaan sumber daya yang telah dipercayakan
kepadanya. Informasi laba diterbitkan oleh manajemen yang lebih mengetahui
kondisi di dalam perusahaan. Informasi tentang kinerja perusahaan, terutama
tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk membuat keputusan tentang sumber
ekonomi yang akan dikelola perusahaan di masa yang akan datang (Ariani:
2010).
Dari beberapa pengertian laba di atas dapat dijelaskan bahwa laba adalah
selisih lebih antara pendapatan dan biaya yang timbul dalam kegiatan utama atau
sampingan di perusahaan selama satu periode, karena laba pada suatu perusahaan
atau unit usaha dijadikan sebagai tujuan utama, maka laba merupakan alat yang
baik untuk mengukur prestasi dari pimpinan dan manajemen perusahaan, dengan
kata lain efektivitas dan efesiensi dari suatu usaha secara garis besar dapat dilihat
pada laba yang diraihnya.

9

2. Biaya
a. Pengertian Biaya
Akuntansi biaya mengatur sumber-sumber ekonomi yang digunakan
untuk menghasilkan produk atau jasa dengan satuan uang. Satuan pengukur yang
digunakan untuk menyatakan nilai uang dari berbagai sumber ekonomi yang
digunakan tersebut dikenal dengan istilah “cost”. Pemakaian istilah cost selalu
dikaitkan dengan objek atau tujuan dari sumber-sumber penggunaan ekonomi.
Cost atau biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dengan
satuan yang dilakukan untuk memperoleh aktiva dan dapat memberikan manfaat
ekonomis dimasa yang mendatang, dan dikelompokkan sebagai harta (Sugianto:
2007).
Menurut Mulyadi (2007) dalam arti luas biaya adalah

pengorbanan

sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit
diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang
disebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan
bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk
memperoleh penghasilan.

10

Dari pengertian di atas, walaupun nampak ada perbedaan namun pada
dasarnya memiliki persamaan yaitu biaya adalah pengorbanan ekonomis, yang
diukur dengan nilai uang untuk memperoleh barang atau jasa.
b. Klasifikasi biaya
Biaya merupakan faktor yang berkaitan dengan aktivitas bisnis
perusahaan, selain itu biaya juga berkaitan dengan berbagai tipe bisnis, non
bisnis, mnufaktur, dan bidang usaha lainnya. Secara umum, jenis biaya yang
terjadi tergantung pada tipe organisasinya.
Menurut Mulyadi (2007) Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan
informasi yang akan digunakan untuk berbagai tujuan antara lain penentuan
harga pokok produk, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan. Untuk itu
diperlukan pengklasifikasian biaya yang harus disesuaikan dengan tujuan dari
informasi biaya yang akan disajikan. Oleh karena itu dalam pengklasifikasian
biaya tergantung untuk apa biaya tersebut diklasifikasikan, karena untuk tujuan
berbeda diperlukan cara pengklasifikasian biaya yang berbeda, sebab tidak ada
satu cara pengklasifikasian biaya yang dapat dipakai untuk semua tujuan
menyajikan informasi barang.
1)

Penggolongan Biaya Menurut Obyek Pengeluaran
Dalam cara ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan
biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua

11

pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan
bakar.
2)

Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,
fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu
dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok:
a)

Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut obyek
pengeluarannya, biaya produksi dapat dibagi menjadi: biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

b)

Biaya

Pemasaran

merupakan

biaya-biaya

yang

terjadi

untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk.
c)

Biaya Administrasi dan Umum merupakan biaya-biaya yang terjadi
untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.

3)

Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang
Dibiayai. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan:
a)

Biaya Langsung (direct cost), yaitu biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.

12

b)

Biaya Tidak Langsung (indirect cost), yaitu biaya yang terjadinya
tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak
langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah
biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.

4)

Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya Dalam Hubungannya dengan
Perubahan Volume Kegiatan. Menurut cara penggolongan ini, biaya dapat
digolongkan menjadi empat, diantaranya:
a)

Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.

b)

Biaya semi variabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Dalam biaya semi variable
mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

c)

Biaya semi tetap, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada
volume produksi tertentu.

d)

Biaya tetap, adalah biaya yang tetap jumlah totalnya dalam kisar
volume kegiatan tertentu. Contohnya: biaya gaji direktur produksi.

5)

Penggolongan biaya menurut jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
a)

Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang
mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Contohnya:

13

pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar
terhadap aktiva, biaya depresiasi, biaya amortisasi.
b)

Pengeluaran pendapatan, adalah biaya yang hanya mempunyai
manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
Contohnya: biaya iklan, biaya tenaga kerja.

c. Biaya Produksi
Menurut Garrison, Noreen, Brewer. (2006) biaya produksi adalah biaya
produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang terkait dengan pemerolehan
atau pembuatan suatu produk. Hansen dan Mowen (2006) juga menyatakan
bahwa biaya produksi merupakan biaya yang berkaitan dengan pembuatan
barang dan penyediaan jasa.
Perusahaan manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga kategori
besar yakni:
1) Bahan langsung (direct material)
Garrison et al. (2006) menyatakan bahwa bahan langsung adalah bahan
yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi. Sesungguhnya bahan baku
berkaitan dengan semua jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan produk
jadi, dan produk jadi suatu perusahaan dapat menjadi bahan baku perusahaan
yang lainnya.
Hansen dan Mowen (2006) juga menyatakan bahwa biaya bahan
langsung ini dapat langsung dibebankan ke produk karena pengamatan fisik

14

dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk.
Pengertian lain yang dinyatakan oleh Blocher et al. (2008) tentang biaya bahan
baku langsung adalah bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk,
yaitu yang secara fisik menjadi bagian dari produk tersebut.
Biaya bahan langsung menurut Sidharta dan Yessica (2008) meliputi
semua bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi.
Biaya ini dapat dibebankan langsung ke produk karena kuantitas yang
dikonsumsi oleh setiap produk dapat diukur dengan pengamatan langsung.
2) Tenaga kerja langsung (direct labour)
Biaya tenaga kerja langsung menurut Hansen dan Mowen (2006) adalah
tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi.
sedangkan menurut Garisson et al. (2006) Biaya tenaga kerja langsung (direct
labour) adalah biaya yang digunakan untuk biaya tenaga kerja dan dapat
ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Tenaga kerja langsung biasanya disebut
juga tenaga kerja manual (touch labour) karena tenaga kerja langsung melakukan
kerja tangan atas produk pada saat produksi.
3) Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead)
Biaya overhead pabrik menurut Sidharta dan Yessica (2008) merupakan
biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan semua
biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke produk.

15

Pengertian biaya overhead pabrik menurut Garrison et al. (2006) adalah
termasuk seluruh biaya yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga
kerja langsung. Biaya overhead pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga
kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan
penerangan, pajak properti, depresiasi, dan asuransi fasilitas-fasilitas produksi.
Blocher, Edward J., Kung H. Chen, Gary Cokins, dan Thomas W. Lin
(2008) biaya overhead pabrik adalah biaya tidak langsung untuk bahan baku,
tenaga kerja, dan fasilitas yang digunakan untuk mendukung proses produksi
Menurut Setyaningrum dan Muhammad Fauzan (2008) biaya produksi
adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi
yang siap untuk dijual. Dimana menurut pengeluarannya, secara garis besar biaya
produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead.
Menurut Mulyadi (2007) Terdapat dua macam metode pencatatan biaya
bahan baku yang dipakai dalam produksi, yaitu:
1)

Metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) adalah metode
dimana setiap mutasi bahan baku dicatat dalam kartu persediaan.

2)

Metode persediaan fisik (physical inventory method) adalah metode dimana
hanya tambahan persediaan bahan baku dari pembelian saja yang dicatat,
sedangkan mutasi berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak dicatat
dalam kartu persediaan.

16

3. Metode Biaya Tradisional
Metode biaya tradisional merupakan biaya yang kerap kali digunakan
oleh setiap usaha kecil menengah ditengah keterbatasan pengetahuan dari
sumber daya manusia yang mengelola usaha tersebut mengenai metode-metode
biaya

yang

cocok

digunakan

untuk

menjalankan

aktifitas

produksi

perusahaannya. Umumnya pada akuntansi biaya tradisional perusahaan hanya
memperhitungkan biaya produksi ke dalam biaya produk saja, selain itu biaya
pemasaran serta administrasi dan umum tidak diperhitungkan ke dalam biaya
produk, namun diperlakukan sebagai biaya usaha dan dikurangkan langsung dari
laba bruto untuk menghitung laba bersih usaha.
Menurut Sidharta dan Yessica (2008) perhitungan biaya produksi pada
metode biaya tradisional hanya membebankan biaya produksi pada produk.
Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dapat dibebankan ke
produk dengan menggunakan penelusuran langsung atau penelusuran penggerak
yang sangat akurat.
Begitupula disebutkan bahwa pada sistem biaya tradisional, pemicu biaya
yang digunakan hanya didasarkan atas dasar unit saja atau disebut unit-level
activity drivers. Pemicu aktivitas dasar unit merupakan faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan biaya ketika jumlah unit yang dihasilkan berubah.
Penggunaan pemicu biaya ini dalam membebankan biaya overhead terhadap

17

produk memberikan arti bahwa terjadinya biaya overhead mempunyai korelasi
yang sangat erat dengan jumlah unit yang diproduksi (Martusa dan Adie: 2011).

4. Definisi Target Costing
Menurut Wiguna dan Sormin (2007) target costing adalah Penentuan
biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan harga yang kompetitif,
sehingga produk tersebut akan dapat memperoleh laba yang diharapkan. suatu
ilmu yang memastikan kalau produk baru akan menguntungkan ketika
dikeluarkan. Terdapat tiga langkah utama, langkah pertama adalah memperoleh
harga jual produk yang ditargetkan dan profit margin yang ditargetkan sehingga
allowable cost dapat diperoleh. Tahap kedua adalah achievable product-level
target cost. Sedangkan tahap ketiga adalah menurunkan target cost pada produk
level ke level komponen sehingga harga pembelian komponen dapat diperoleh.
Dan juga merupakan suatu filosofi atau pendekatan harga dan manajemen biaya
selama masa hidup produk. Target cost ditentukan terlebih dahulu sebelum
menciptakan produk. Target cost berdasarkan pada prediksi harga produk dan
keuntungan yang diharapkan perusahaan.
Target costing digunakan selama tahap

perencanaan dan menuntun

dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan menghasilkan suatu produk
yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu tingkat laba

18

yang dapat diterima serta dapat memberikan perkiraan harga pasar produk,
volume panjualan, dan tingkat fungsionalis.
a. Prinsip-Prinsip Target Costing
Menurut Kusuma dan Ayu Noorida Soerono (2008) ada beberapa prinsip
yang harus tetap diperhatikan dalam mengimplementasikan metode target
costing sebagai pondasi utama atau sebagai karakteristik dari metode tersebut,
antara lain:
1)

Price Led Costing
Dalam prinsip ini sistem target costing menetapkan target biaya dengan

mengurangi required profit margin dari harga pasar yang diharapkan. Harga
pasar dikendalikan oleh situasi pasar dan target laba ditentukan persyaratan
keuangan dari suatu perusahaan dan industrinya. Price Led Costing mempunyai
dua sub-prinsip yang penting yaitu:
a)

Harga pasar mendefinisikan rencana produk dan laba. Rencana tersebut
harus sering dianalisis agar portofolio produk perusahaan memberikan
sumberdaya hanya kepada produk yang menghasilkan margin laba yang
konsisten dan dapat diandalkan.

b)

Proses target costing digerakkan oleh competitive intelligence dan
analisis yang aktif. Pemahaman tentang latar belakang harga pasar
digunakan untuk melindungi ancaman dan tantangan yang kompetitif.
Menurut Supriyatna (2010) bila menggunakan metode target costing

19

biaya produksi

yang seharusnya dipenuhi

bisa dilihat dengan

menggunakan formula berikut ini:
Formula:

TCi = Pi - Mi

Keterangan:

TCi = Target Cost (target biaya) per unit produk i
Pi

= harga jual per unit produk i

Mi = laba per unit produk i
2)

Focus on Customers
Sistem target costng digerakkan oleh pasar (market driven). Persyaratan

pelanggan atas kualitas, biaya dan waktu secara simultan diintegrasikan ke
dalam produk, keputusan proses, dana mengarahkan analisis biaya. Target
biaya tidak boleh dicapai dengan mengorbankan features yang diinginkan
pelanggan, menurunkan kinerja atau keandalan suatu produk atau dengan
menunda pengenalan produk di pasar (Kusuma dan Ayu Noorida Soerono:
2008).
3)

Focus on Design
Sistem target costing mempertimbangakan desain produk dan proses

sebagai kunci terhadap manajemen biaya. Perusahaan menghabiskan lebih
banyak waktu pada tahap desain dan mengurangi waktu sampai ke pasar (time
to market) dengan menghilangkan perubahan-perubahan yang mahal dan
menghabiskan banyak waktu yang diperlukan dikemudian hari. Sebaliknya

20

metode reduksi biaya tradisional memfokuskan pada skala ekonomi, kurva
pembelajaran, dan perbaikan hasil dalam mengelola biaya.
Menurut Wiguna dan Sormin (2007) empat sub-prinsip yang mencakup
implikasi dari orientasi desain ini adalah:
a)

Sistem target costing mengelola biaya sebelum biaya terjadi.

b)

Sistem target costing menyaring semua keputusan perekayasaan melalui
suatu customer value impact assesment sbelum diintegrasikan ke dalam
desain.

c)

Sistem target costing mendorong semua fungsi perusahaan yang
berpartisipasi untuk menguji desain, sehingga perubahan produk dan
perekayasaan dilakukan sebelum produk diproduksi.

d)

Target costing mendorong simultaneous engineering dari produk dan
proses daripada sequental engineerin. Hal ini mengurangi waktu
pengembangan dan biaya dengan memungkinkan masalah lebih cepat
diatasi dalam proses.

4)

Tim Cross-functional
Wiguna dan Sormin (2007) mengemukakan bahwa target costing

menggunakan tim produk dan proses, dengan anggota-anggota dari desain dan
perekayasaan manufacturing, produksi, penjualan dan pemasaran, pengadaan
material, akuntansi biaya, servis dan pendukung. Tim lintas fungsional ini juga

21

termasuk peserta dari luar, seperti pemasok, pelanggan, dealer, distributor, dan
penyedia servis.
5)

Pengurangan Biaya dalam Siklus Hidup (life Cycle)
Target costing mempertimbangkan seluruh biaya produk selama

hidupnya, seperti harga pembelian, biaya operasi, pemeliharaan dan reparasi,
serta biaya distribusi. Tujuan target costing adalah meminimalisir biaya daur
hidup (life cycle cost) baik untuk pelanggan maupun produsen.
6)

Value Chain Involvement (Keterlibatan Rantai Nilai)
Target costing melibatkan seluruh anggota rantai, seperti pemasok,

dealer, distributor, dan penyedia jasa dalam proses. Target costing
mengembangkan

usaha

reduksi

biaya

sepanjang rantai

nilai

dengan

mengembangkan hubungan jangka panjang kolaboratif dengan seluruh anggota
perusahaan yang diperluas. Target costing didasari hubungan jangka panjang
yang saling menguntungkan dengan pemasok dan anggota-anggota lain dari
rantai nilai seperti distributor (Wiguna dan Sormin: 2007).
b. Penentuan Biaya Target untuk Penentuan Harga Target
Harga target yang dihitung dengan menggunakan informasi dari
pelanggan dan pesaing menjadi dasar untuk menghitung biaya target. Biaya
target per unit adalah harga target dikurangi penghasilan operasi target per unit.
Penghasilan operasi target per unit adalah penghasilan operasi yang merupakan
sasaran yang ingin diperoleh perusahaan per unit produk atau jasa yang dijual.

22

Biaya target per unit adalah perkiraan biaya jangka panjang per unit atas sebuah
produk atau jasa yang membuat perusahaan mampu mencapai penghasilan
operasi target per unit saat menjual pada harga target, sebuah penentuan harga
berbasis pasar adalah penentuan harga target.
Menurut Hongren, Datar dan Foster (2008) harga target adalah perkiraan
harga untuk sebuah produk atau jasa yang bersedia dibayar calon pelanggan.
Perkiraan ini didasarkan pada pemahaman tentang nilai yang dipersepsi
pelanggan atas sebuah produk dan berapa pesaing akan memberi harga produk
yang bersaing itu. Organisasi penjualan dan pemasaran sebuah perusahaan
melalui kontak dan interaksi yang dekat dengan para pelanggan, biasanya
merupakan posisi terbaik untuk mengenali kebutuhan pelanggan dan nilai
pandangan mereka terhadap sebuah produk. Perusahaan juga melakukan
penelitian pasar tentang fitur produk yang diinginkan pelanggan dan harga yang
bersedia mereka bayar untuk fitur tersebut. Memahami apa yang dinilai
pelanggan merupakan sebuah aspek kunci yang berfokus pada pelanggan.

B. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.

23

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Metode Penelitian
No.

Nama Peneliti

Judul Penelitian

Hasil Penelitian
Persamaan

1.

Mathius
Tandiontong,
dan
Natalia Fany
Anggraini

Peranan Target Costing Dalam
Pengendalian Biaya Produksi
(Studi Kasus CV Bandung
Mulia Konveksi)

(2011)

2.

Indra Lila
Kusuma
dan
Ayu Noorida
Soerono
(2008)

Target Costing : Alternatif
Terbaik Penentuan Cost

Menggunakan
metode
descriptive
analysis yang
mengulas dan
menjelaskan
bagaimana
konsep
dari
Target
Costing.
Menggunakan
metode
descriptive
analysis yang
mengulas dan
menjelaskan
bagaimana
konsep dari
Target Costing.

Perbedaan
Penulis
menerapkan
metode Target
Costing
pada
jenis
usaha
konveksi.

Perhitungan target costing ini
memberikan informasi kepada
manajemen untuk memutuskan
apakah akan meneruskan
memproduksi produk-produk
tersebut tetapi dengan
mengefisienkan biayanya atau
dengan cara lain yakni mengganti
produk tersebut dengan variasi jenis
produk baru (misalnya memproduksi
celana jeans).

Penulis
menerapkan
metode Target
Costing pada
perusahaan
teknologi yang
memproduksi
alat bantu
dengar.

Target Coting adalah alternatif
terbaik untuk menentukan cost
yang harus dikeluarkan
bedasarkan harga pasar kompetitif
guna memenangkan persaingan.

24

No.

Nama Peneliti

Judul Penelitian

3.

Fenny Lestari
Wiguna,
Dan
Partogian Sormin
(2007)

Penerapan Target
Costing untuk
Meningkatkan
Keunggulan
Bersaing : Studi
Kasus pada PT
Smart Ledi

4.

Koscoy, Murat,
Kadir Gurdal,
dan Mehmet
Emin Karabayir
(2008)

Target Costingin
Turkish
Manufacturing
Enterprises

Tabel 2.1. (Lanjutan)
Metode Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Metode
Penulis
Perhitungan
menerapkan
Target Costing
metode Target
Costing pada
perusahaan
produsen
shampoo dan
conditioner
yaitu PT Smart
Ledi

Metode
Perhitungan
Target Costing

Penulis hanya
mendeskripsikan
fakta-fakta dari
beberapa
perusahaan
manufaktur di
Turki yang
memakai
metode target
costing.

Hasil Penelitian
Target Costing membantu
perusahaan untuk melakukan
efisiensi atau cost reductions
disepanjang rantai nilai,yaitu
dengan pengelolaan value
enginering. Hasil penelitian
menunjukkan dapat diketahui
berbagai tindakan yang dapat
dilakukan untuk menekan biaya
setiap komponen produk yang
dihasilkan PT Smart Ledi.
Perusahaan-perusahaan yang
menerapkan target costing atau
memiliki proses yang sama
memiliki analisis pasar dan
sistem informasi pemasaran
yang luas.

25

No.
5.

Nama Peneliti
Sugianto

Tabel 2.1 (Lanjutan)
Metode Penelitian
Judul Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Analisis Target Costing
Metode
Penulis
dalam Penentuan Biaya
Perhitungan
menerapkan
Produksi pada PT
Target Costing
metode Target
Bimoli di Kabupaten
Costing pada
Parigi Moutong
perusahaan
produsen minyak
goring yaitu PT
Bimoli di
kabupaten Parigi,
Moutong.

Hasil Penelitian
Target costing pada PT
Bimoli yang menghasilkan
produk minyak goreng
curah dapat berperan dalam
menentukan biaya produksi
tanpa mengurangi kualitas
produk, utamanya pada
biaya
tenaga
kerja
langsung,
mengalami
penurunan yang terdiri dari
gaji operator mesin, chief
supervisor, supervisor, dan
biaya lembur

26

C. Kerangka Pemikiran
Menurut Hamid (2007) mendefinisikan kerangka pemikiran sebagai
berikut:
“Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi
dariserangkaian masalah yang ditetapkan”.
Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam
penelitian ini adalah penerapan metode target costing dapat menekan biaya
produksi dan memaksimalkan laba.
Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh penelitian ini yang
mengangkat penelitian mengenai penerapan metode target costing dalam upaya
pengurangan biaya produksi untuk peningkatan laba perusahaan. Berikut
merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini:
UD Eko Kusen yang tidak dapat memaksimalkan target labanya
sewaktu menggunakan konsep metode biaya tradisional.

Adanya konsep metode target costing yang telah sukses diterapkan di
beberapa perusahaan yang mengalami berbagai macam masalah
pemaksimalan laba

Bersambung pada halaman selanjutnya

27

Gambar 2.1 (Lanjutan)
Adanya konsep metode target costing yang telah sukses diterapkan
di beberapa perusahaan yang mengalami berbagai macam masalah
pemaksimalan laba

Basis Teori

Variabel Independen

Target Costing (x)

Variabel Dependen

Desain ulang
pada biaya

Laba (y)

Metode Analisis:
Analisis Target Costing

Deskripsi dan pembahasan

Kesimpulan dan implikasi
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran

28

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah peneliatian deskriptif yang
berupa studi kasus. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan
mengenai bagaimana keadaan perusahaan tersebut sampai pada data-data yang
dibutuhkan untuk dapat menentukan harga jual produk dengan tepat dengan
rancangan penelitian yang digunakan dalam studi kasus. Pada umumnya
penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis. Adapun objek penelitian
adalah Penerapan Target Costing terhadap Peningkatan Laba Perusahaan.

B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, yaitu data yang
berisikan informasi mengenai biaya-biaya dan proses produksi pada produk
selama tahun 2012 yang diperoleh dari informan yang mempunyai peran dalam
Usaha Dagang Eko Kusen, terutama data mengenai biaya-biaya