Karakteristik dan Flammabilitas Bahan Bakar Permukaan Pada areal Persiapan Lahan di Hutan Sekunder-Jasinga

GIMN"0
f)J)O \
O\tJt
KARAKTERISTIK DAN FLAMMABlLlTAS BAHAN BAKAR
PERMID 10 em sengaja dike1uarkan dari plot. Potensi bahan bakar ini
sa11gat menentukkan besamya energi dan lamanya waktu pada saat pembakaran.
Kadar air bahan bakar serasa h pada kondisi tegakan yang lUasih berdid, untuk plot 1 sebesar
27,4%, plot 2 sebesar 18,5% dan plot 3 sebesar 18,8%. Setelah dilakukan slashing untuk lUembuka
areal persiapan lahan, terjadi fluktuasi perubahan kadar air serasah pada plot 1,2 maupun plot 3.
Minggu 1 setelah slashing plot 1 mengaiami penurunan menjadi 13,9% minggu ke-2, turun tetapi pada
minggu ke-3 naik dan pada minggu ke-4 mencapai 13,3% tetapi pada minggu terakhir sebelum

pembakaran kadar air serasah tunm menjadi 5,4 %. Kadar air serasah plot 2 pacta minggu terakhir
sebelum pembakaran meneapai 7,1% sedangkan plot 3 meneapai 11,5%. Sedangkan kadar air
semai/anakan dan tumbuhan bawah, lebih besar dibandingkan dengan kadar air serasah maupun

ranting karena bahan bakar ini termasuk bahall bakar hidup walaupull termasuk ukuran ballan bakar
halus.
Kadar air ranting sebelum slashing lebih rendah dibandingkan dengan kadar air serasah, hal
ini disebabkan karena karena kondisi dad tegakan tersebut, yaitu kelembabannya tinggi dan eurah
Imjan pada bulan Juni - Juli 200 I meneapai ± 300 mmfbulan dan snlm meneapai 28 C sehingga

D

kondisi serasah lebih basah ctaripacta ranting yang terdapat diatas tumpukan serasah tetapi kadar air
serasah dan ranting tidak jauh berbeda. Ran:ing ul'Urannya keeil, halus dan mati sehingga Illudah
menyerap air danlUudah melepaskan air, ukuran bahan bakar ranting sama dengan ukuran bahan bakar
serasah dan pada dasarnya kadar air serasah lebih rendah dibandingkan dengan kadar air ranting.
Untuk plot 1meneapai 21,4 % sedangkan plot 2 sebesar 21,5 % dan plot 3 sebesar 16,7 %. Kadar air
ranting pacta minggu terakhir sebelum pembakaran pacta plot I meneapai 10,2%, plot 2 meneapai 9,4
% dan plot 3 meneapai 15,4 %.
Untuk Plot I, kadar air batang pada minggu 1 setelah slashing meneapai 40,2 % kemudian
Kadar air berfluktuasi sampai pada minggu ke 5 sebelum pembakaran, dengan kadar air sebesar
28,4%. Kadar air batang pada plot 2, minggu I setelahslashing meneapai 52,3%, kadar air batang dari
minggu 1 sampai minggu terakhir sebelum pembakaran menunm, mencapai 25,9%. Sedangkan kadar
air batang pada plot 3, untuk minggu I setelahslashing llleneapai 58,8%, kemudian untuk minggu ke-2
dan seterusnya sampai pada minggu terakhir sebelum pelllbakaran, kadar air batang meneapai 29,9%.
Ketebalan/kedalaman bahan bakar perlllukaan di hutan sekunder-Jasinga tidalc terlalu tinggi
berkisar antara 5,46-7,6 em karena pada lantai hutan tidak terdapat tumpukan kayu, ranting maupun
serasah dalam jumlah yang banyak. Setelah Slashing ketebalall/kedalaman meningkat dan sebelum
pembakaran ketebalan menun1l1, karena kondisi cuaca dimana sering terjadi hujan sehingga terjadi
hempasan bahan bakai. Ketebalan bahan bakar sebelum pembakaran untuk plot 1meneapai 46,1 em

plot 2 meneapai 48,6 em dan plot 3 meneapai 51,9 em. Ketebalan/kedalaman bahan bakar dapat
melllpengamhi pelljalaran api dan tinggi api. Susunan bahan bakar perlllukaan eli tegakan hulan
sekunder pacta tiap-tiap plot berbeda baik susunan seeara vertikal maupun horisonlal. Setelah Slashing,

susunan bahan bakar seeara vertikal untuk ketiga plot sama, yaitu tidak rapat sehingga memungkinkan
suplai oksigen yang baik. Penumpukan dan penyebaran baban bakar di permukaan menyebabkan
susunan baban bakar seeara hOlisontal rapat. Susunan bahan bakar berpengarub terhadap penyebaran
api.
Ukw-an bahan bakar terbagi menjadi dua, yaitu bahan bakar halus dall baban bakar kasar.
Baban bakar halus yang terdapat di permukall lantai hutan sekunder-Jasinga terdid dari serasab,
ranting, tumb. bawab dan semai/allakan dan tidak terdapat baban bakar kasar. Kemudian setelab di
slashing, bahan bakar halus terdiri atas serasab dan ranting sedangkan bahan bakar kasarnya adalab

batang/log. Di lokasi penelitian, untuk setiap plot mempunyai tipe baban bakar daun lebar.
Pada saat proses pembakaran, kondisi plot I dan 2 sama, yaitu menghasilkan asap yang tipis.
Sedangkan pada plot 3, menghasilkan asap yang relatiftebal. Perbedaan ini disebabkan dari kadar air
yang berbeda-beda pada masing-masing plot, dimana kadar air pada plot I dan 2 tidak berbeda jauh (eli
bawab 10%) sedangkan plot 3, diatas 10%. Suhu lingkungan sebelum pembakaran untuk plot I
meneapai 39°C, plot 2 meneapai 37°C dan plot 3 meneapai 35°C. Persentase bahan bakar yang habis
terbakar, yaitu serasah > 80% habis terbakar, ranting diatas 50% sedangkan untuk batang hanya

berkisar antara 2%-6%.
Tumbuhan bawah yang terdapat di hutan sekunder-Jasinga, untuk bagian daun, jenis yang
mudab terbakar adalab Dicranopteris linearis (Paku Andam), dengan kandungan abu bebas silica
(Silica.Jree Ash) sebesar 0,44% dan Taenitis blenchnoides (Paku Hitam) dengan kandungan abu bebas

silica sebesar 1,01%. Sedangkan untuk bagian batang, jenis yang mudah terbakar adalab Melastoma
111alabathricllll1 (Harendong Hitam) dengan kandungan abu bebas silica sebesar 0,04% dan jenis
Dicranopteris linearis (Paku Andam) dengan kandungan abn bebas silica sebesar 0,3%. Jenis-jenis ini

mudab terbakar karena kandungan abu bebas silieanya rendah. Bagian daun dari pohon
Phithecellobill111 jiringa (Jengkol), dengan kandungan abu bebas silica sebesar 0,92% paling mudah

terbakar sedangkall bagiall batallg, jenis yang mudah terbakar adalah DecaspermulI1 fruticosliln J.R &
G. Forst (Rengang), sebesar 0,33%.
Jenis tumbuhan bawab dominan, untuk bagian daun yang sulit terbakar adalah Melastoma
malabathricum (Harendong Hitam) dengan kandungan abu bebas silica sebesar 8,66% tetapi jenis ini

untuk bagian batangnya paling mudab terbakar karena kandungan abu bebas silieanya rendah.
Sedangkan untuk bagian batang, jenis yang sulit terbakar adalah Cynodon dactylon (Rumput Kawat)
dengan kalldllllgan abu bebas silliea sebesar 4,03% dan Taenilis blenchnoides (Palm Hitam) dengan

kandungan abu bebas silica sebesar 4,36%. Jenis pohon, yang sulit terbakar untuk bagian daW'Ulya
adalab Ewya acwninata DC. (KJ Sirewll), sebesar 5,27% sedangkan bagian batangnya, jenis yang sulit
terbakar adalah Dillenia suffi'lIticosa (Sempur) sebesar 3,76%.

RIWAYATHIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 16 November 1978 di Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai
anak pertama dari empat bersaudara Keluarga Sudjirat (ayah) dan Hartiwi (ibu).
Pada tahun 1991, penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Karang Dalem I, Sampang,
Madura. Pada tahun 1994, penulis menyelesaikan pendidikannya di SMPN I Jatirogo, Tuban.
Pendidikan selanjutnya di SMU 2 Bojonegoro dan diselesaikan penulis pada tahun 1997.
Pada tahun 1997, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Fakultas Kehutanan
Jurusan Manajemen Hutan melalui Program Undangan Seleksi Masuk (USMI).
Penulis pada tahun 2000 me1akukan Praktek Pengenalan

Hutan di KSDAH Ciamis dan

Praktek Pengelolaan Hutan di KPH Banyumas Timur dan KPH Pemalang, Perum Perhutani Unit I
Jawa Tengah. Kemudian pada tahun 2001 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Sukajaya, Kecamatan Ciomas, Bogor.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Penulis melakukan penelitian dengan judul " Karakteristik dan
Flammabilitas Bahan Bakar Permukaan Pada Areal Persiapan Lahan di Hutan Sekunder - Jasinga".

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga Penulis dapat menyelesaikan Karya I1miah dengan judul " Karakteristik dan Flammabilitas
Bahan Bakar Permukaan Pada Areal Persiapan Lahan di HUlan Sekunder - Jasinga".
Penulis Mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada semua pihak yang telah

memberikan bimbingan, dorongan, nasehat dan bantuan, terutama kepada :
1. Bapak dan Ibu tercinta atas dca, dorongan dan kasih sayang yang tulus, selia adik-adikku tersayang
Tuti, Wiwik dan Ita,
2. Dr. Ir. Bambang Hero Saha,jo, M.Agr., yang telah membimbing dan merrgarahkan Penulis dalam

Penulisan karya ilmiah ini,

3. Dr. Ir. luang R. Matangaran, Sebagai Dosen Penguji Wakil Jurusan Teknologi Hasil Hutan dan Ir
Rachmad Hermawan M.Sc. Sebagai Dosen Penguji Wakil Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan


atas saran dan masukannya,

4. Bapak Ir. Endang Husaeni, atas saran dan masukannya,
5. "My best /rielld ' : Dhina (Koneo sa' kamar), Mbak B & Ni'trend (boeah Wonosobo), Er'Lin &
Mbak Omi (wong Median), Endah dan Welly S.Hut terima kasih atas bantuan, dukungan, hiburan,
persahabatan dan kesediaannya untuk menjadi tempat segala curahan isi hati Penulis, juga buat
adikku Ical Thanks atas bantuannya,

6.

"Warga PonSur" : adik-adikku, Dorra, Puja N .H, Denny and all of POIlSar Members, atas

hiburan, dukungan dan bantuannya,
7. Crew Lab. Kebakaratl : Rahmat, Ujang, Adin , Comet, Subamas, Dani dan ..temall seperjuallgall"
Arif, Donny, Rini dan Dahlia" atas bantuan dan dukungan dan kebersamaannya di Jasinga,
8. Seluruh kru Manajemen Hutan (MNW34), klzususllya Yan'Ris & Yanto (thanks/or all), Yan'Nov,
Bu-Har, Pengki' (Trims atas sopirannya), Nanang, Bondan, Dardis, Dede, Ochie, atas persahabatan

dan bantuannya selama ini,

9. Masku "Munir" atas cinta, kesetiaan, kesabaran, bantuan dan kebersamaannya,
10. Teman, sahabat dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas kerja sama dan
bantuannya.
Penulis berharap semoga Karya I1miah ini dapat bermanfaat untuk kemajuan di bidang ilmu
Kehutanan pada Umumnya dan bidang Kebakaran Hutan khususnya.

Bogor, September 200 I

Penulis

DAFTARISI
Ralaman
DAFTARISI ........................................................................................................................ .
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ iv
DAFTARLAMPIRAN ......................................................................................................... v
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... .
B. Ruang lingkup .. ............................. ......... ....................... ......................................... ..... 2


C. Tujuan Penelitian .................. .......................... ............................................. ......... ...... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Rutan Seknnder ............................................................................................ 3
B. Pengertian Umuml Definisi Kebakaran Rutan ........................................................... 3

C. Proses Kebakaran Rutan ............................................................................................. 3
D. Penyebab Kebakaran Rutan dan Perilaku Api............................. ............. ............ ....... 5
E. Karakteristik dan Flammabilitas Bahan Bakar ............................................................ 6
I. Karakteristik Bahan Bakar ............. ........ ....... ............................. ............. .... ... ......... 6
2. Flanunabilitas Bahan bakar ..... ........... ........................ ............... ........ ..... ................ 8
Ill. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ........................................... ............................................................. 10
B. Topografi .................................................................................................................... 10

C.Iklim ............................................................................................................................ 10
D. Tanah .......................................................................................................................... 10
E. Vegetasi ... ........ ............ ....................... ........ ........................................................... ..... 10

IV. METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................... II
A. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................................... II

B. Bahan dan Ala!............................................................................................................ II

C. Metode Penelitian ....................................................................................................... II
1. Metode Pengukuran Karakteristik Bahan Bakar .................................................... II

2. Metode Pengamatan Pada Saat Proses Pembakaran ...... ......................................... 12
3. Metode Pengukuran Flammabilitas Bahan Bakar ......... ........ ................................. 13
4. Pengukuran Data Lingkungan ................................................................................ 13
5. Ripotesa.................................................................................................................. 13
V. HASIL dan PEMBAHASAN
A. Rasil Penelitian .. .... .................... ...... .............. ......... ........ ..... ....... ................................ 14