Analisis komoditas fungsi-fungsi dan saluran pemasaran komoditas melon di kabupaten Ngawi propinsi Jawa Timur
masa.
Sesungquhnya manusia i t u berada dalam
k e r u q i a n , k e c u a l i orang-orang yanq beriman dan melak u k a n amal s a l e h dan n a s i h a t - m e n a s i h a t i s u p a y a ( m e n j a l a n k a n ) k e b e n a r a n dan n a s i h a t - m e n a s i h a t i s u p a y a s a b a r
( t a b a h menqhadapi k e s u l i t a n ) "
Q . S . A1 A s h r : 1 - 3 .
Demi
l i n t u k yang t i d a k p e r n a h
berhenti mendoakan,
Bapak, Mamah,
G e r y , Dady dan Rudy
-
ANALISlS FUNGSI FUNGSI DAM SALURAN PEMASARAN
KOFAODITAS MELON DI KABUPATEN NGAWI PROPlMSI JAWA TlMUR
J U R U S A N ILMU- ILMU SOSlAL EKONOMl PERTANIAN
FAKULTAS PERTANlAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1 S 92
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSS INS BENAR-BENAR
HASIL
KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA
MANAPUN.
Bogor, September 1992
INGE RETNOWATI
A 25.0740
ANALISIS FUNGSI-FUNGSI DAN SALURAN PEMASARAN
KOMODITAS MELON DI KABUPATEN NGAWI PROPINSI JAWA TIMUR
Oleh
INGE RETNOWATI
A 25.0740
Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
JUrUSan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1992
Judul Skripsi
: ANALISIS
FUNGSI-FUNGSI DAN SALURAN
PEMASARAN KOMODITAS MELON DI KABUPATEN
NGAWI PROPINSI JAWA TIMUR
Nama ~ a h a s i s w a
: INGE RETNOWATI
Nomor Pokok
: A 25.0740
Program Studi
: AGRIBISNIS
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
2Ll,
C_C
Ir. H. MA'MUN SARMA MS. MEc.
NIP. 131 473 953
Tanggal
Lulus
:
4
9pt;emb~
4992
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Februari 1970 di
Jakarta.
Penulis adalah anak ketiga dari empat
bersaudara, dari ayah Ir. Hirman Sukarso dan Ibu Suwarti.
Penulis mulai masuk Sekolah Dasar pada tahun 1976 di
SD Tarakanita I11 Jakarta, dan dilanjutkan pada tahun 1979
ke SD Indriyasana VII Surabaya hingga selesai pada tahun
1982.
Pada tahun 1982 penulis melanjutkan pendidikan ke
tingkat menengah pertama di SMP Negeri 6 Surabaya.
Pada
tahun 1985 penulis mengikuti pendidikan menengah atas di
SMA Negeri 5 Surabaya, hingga selesai pada tahun 1988.
Pada tahun 1 9 8 8 penulis diterima d i Institut
Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Penelusuran Minat dan
Kemampuan (PMDK).
Pada tahun 1989 penulis diterima di
Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas
Pertanian IPB pada Program Studi Agribisnis.
RINGKASAN
INGE RETNOWAT~. Analisis Fungsi-Fungsi dan Saluran Pema-
saran Komoditas Melon Di Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa
Timur (di bawah bimbingan Ma'mun Sarma).
Indonesia memiliki potensi produksi dan potensi pasar
yang baik bagi pengembangan komoditas buah-buahan.
Poten-
si produksi dan potensi pasar tersebut perlu dikelola
dengan sistem agribisnis yang baik.
Salah satu permasalahan agribisnis buah-buahan di
Indonesia, adalah dalam subsistem pemasaran.
Ha1 ini
menyangkut sifat komoditas buah yang musiman, bulky, serta
mudah terserang hama dan penyakit.
Masalah lain adalah
fungsi-fungsi pemasaran yang kurang berjalan baik,
salu-
ran pemasaran yang tidak efisien, posisi petani yang
lemah, dan posisi pedagang antardaerah yang kuat yang
dapat menekan kondisi petani.
Melon (Cucumis melo, L) merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang relatif baru dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Pengembangan komoditas ini dari sisi produksi,
memerlukan penanganan yang baik dari sisi pemasarannya.
Dalam ha1 ini, fungsi-fungsi dan saluran pemasaran yang
terjadi perlu diperhatikan pelaksanaan dan efisiensinya.
Tujuan praktek lapang ini adalah mengetahui keadaan
umum usahatani melon, mengetahui fungsi-fungsi pemasaran
dalam sistem tataniaga komoditas melon; menganalisis
marjin pemasaran komoditas melon pada saluran tataniaga
yang terjadi; serta menganalisis efisiensi saluran pemasaran
komoditas melon
pada
saluran
tataniaga
tersebut.
Praktek lapang ini merupakan studi kasus terhadap
para petani melon di Kecamatan Walikukun dan Kecamatan
Jogorogo Kabupaten Ngawi yang merupakan daerah pusat
produksi melon.
Praktek lapang dilakukan di dua lokasi,
yakni di daerah pusat produksi melon di Kabupaten Ngawi
dan di daerah pusat konsumsi di DKI Jakarta.
Responden
dipilih dari petani penanam melon sebanyak 41 orang, pedagang pengumpul sebanyak enam orang dan pedagang antardaerah sebanyak lima orang.
Dalam analisis ini, efisiensi
pemasaran diukur melalui perbandingan antar saluran pemasaran, berdasarkan besarnya kontribusi marjin pemasaran
yang dihubungkan dengan fungsi-fungsi pemasaran yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat.
Praktek lapang dilakukan pada bulan Mei-Juni 1992.
Hasil praktek lapang menunjukkan bahwa di daerah
pusat produksi melon di Ngawi, rata-rata luas lahan melon
yang diolah adalah 0.43 hektar.
Petani yang berlahan
melon lebih luas menggunakan modal kerja per hektar yang
lebih besar dan mengusahakan tanaman melon ini dengan
intensitas tanam yang lebih tinggi, dibandingkan petani
yang mengusahakan melon pada lahan yang lebih sempit.
Teknik budidaya yang dilakukan para petani ini cukup baik,
dan kualitas buah yang dihasilkan pun cukup baik.
Tingkat resiko yang dapat dialami petani melon cukup
tinggi, yakni sebesar 20%.
Oleh karena itu para petani
tetap mengandalkan tanaman padi sebagai tanaman utama.
Tanaman melon diusahakannya hanya sebagai usahatani sampingan.
Hal ini ditunjukkan pula oleh besarnya proporsi
luas lahan melon dibandingkan luas keseluruhan lahan yang
diolahnya (termasuk tanaman lain) yakni hanya 20-25%.
Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa tingkat
penerimaan bersih yang dapat diperoleh petani melon ini
mencapai RP 4.7 juta, lebih besar dibanding biaya yang
harus dikeluarkannya, sebesar Rp 4.2 juta.
Di daerah pusat produksi melon di Ngawi, 71.43%
petani
memasarkan buah melonnya ke saluran pemasaran yang
dikembangkan oleh PT Moena Farms.
Pemilihan saluran yang
ditempuh petani adalah berdasarkan beberapa hal, yakni
faktor waktu, pengetahuan mengenai jaringan pemasaran
melon, besarnya volume produksi, tingkat harga, serta
keterjaminan pasar dan cara pembayaran.
Hasil analisis terhadap saluran pemasaran yang terjadi, menunjukkan bahwa terdapat dua saluran pemasaran utama
yang ditempuh petani melon di Ngawi, yakni saluran yang
dilalui oleh PT Moena Farms, dan saluran yang dilalui oleh
pedagang
pengumpul dan Usaha Dagang Hasta.
Hasil analisis marjin pemasaran menunjukkan bahwa
farmer's share yang dapat diperoleh
petani melalui salu-
ran pemasaran PT Moena Farms adalah sebesar 34.78%.
Sedangkan saluran lain yakni yang dilalui oleh pedagang
pengumpul dan Usaha Dagang Hasta, memberikan farmer's
share sebesar 35.90%.
Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran, PT Moena
Farms melakukan fungsi pemasaran yang lebih beik dibanding
lembaga tataniaga lain.
Dalam fungsi pertukaran, perusa-
haan ini dapat memberikan jaminan pasar dan pembayaran
kepada petani produsen, serta jaminan kontinyuitas jumlah
dan kualitas pengadaan kepada pedagang pengecer yang belum
dapat dilakukan oleh usaha dagang lain.
Dalam fungsi
fisik, perusahaan memberikan penanganan pengangkutan dan
pengemasan yang lebih baik.
Hasil analisis efisiensi pemasaran menunjukkan bahwa
saluran pemasaran yang dilalui oleh PT MOena Farms lebih
efisien dibandingkan saluran pemasaran lain, berdasarkan
kontribusi marjin yang terjadi dan fungsi-fungsi pemasaran
yang dilakukannya.
Beberapa saran berhasil dirumuskan untuk meningkatkan
efisiensi pemasaran komoditas melon.
Sesungquhnya manusia i t u berada dalam
k e r u q i a n , k e c u a l i orang-orang yanq beriman dan melak u k a n amal s a l e h dan n a s i h a t - m e n a s i h a t i s u p a y a ( m e n j a l a n k a n ) k e b e n a r a n dan n a s i h a t - m e n a s i h a t i s u p a y a s a b a r
( t a b a h menqhadapi k e s u l i t a n ) "
Q . S . A1 A s h r : 1 - 3 .
Demi
l i n t u k yang t i d a k p e r n a h
berhenti mendoakan,
Bapak, Mamah,
G e r y , Dady dan Rudy
-
ANALISlS FUNGSI FUNGSI DAM SALURAN PEMASARAN
KOFAODITAS MELON DI KABUPATEN NGAWI PROPlMSI JAWA TlMUR
J U R U S A N ILMU- ILMU SOSlAL EKONOMl PERTANIAN
FAKULTAS PERTANlAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1 S 92
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSS INS BENAR-BENAR
HASIL
KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA
MANAPUN.
Bogor, September 1992
INGE RETNOWATI
A 25.0740
ANALISIS FUNGSI-FUNGSI DAN SALURAN PEMASARAN
KOMODITAS MELON DI KABUPATEN NGAWI PROPINSI JAWA TIMUR
Oleh
INGE RETNOWATI
A 25.0740
Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
JUrUSan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1992
Judul Skripsi
: ANALISIS
FUNGSI-FUNGSI DAN SALURAN
PEMASARAN KOMODITAS MELON DI KABUPATEN
NGAWI PROPINSI JAWA TIMUR
Nama ~ a h a s i s w a
: INGE RETNOWATI
Nomor Pokok
: A 25.0740
Program Studi
: AGRIBISNIS
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
2Ll,
C_C
Ir. H. MA'MUN SARMA MS. MEc.
NIP. 131 473 953
Tanggal
Lulus
:
4
9pt;emb~
4992
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Februari 1970 di
Jakarta.
Penulis adalah anak ketiga dari empat
bersaudara, dari ayah Ir. Hirman Sukarso dan Ibu Suwarti.
Penulis mulai masuk Sekolah Dasar pada tahun 1976 di
SD Tarakanita I11 Jakarta, dan dilanjutkan pada tahun 1979
ke SD Indriyasana VII Surabaya hingga selesai pada tahun
1982.
Pada tahun 1982 penulis melanjutkan pendidikan ke
tingkat menengah pertama di SMP Negeri 6 Surabaya.
Pada
tahun 1985 penulis mengikuti pendidikan menengah atas di
SMA Negeri 5 Surabaya, hingga selesai pada tahun 1988.
Pada tahun 1 9 8 8 penulis diterima d i Institut
Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Penelusuran Minat dan
Kemampuan (PMDK).
Pada tahun 1989 penulis diterima di
Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas
Pertanian IPB pada Program Studi Agribisnis.
RINGKASAN
INGE RETNOWAT~. Analisis Fungsi-Fungsi dan Saluran Pema-
saran Komoditas Melon Di Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa
Timur (di bawah bimbingan Ma'mun Sarma).
Indonesia memiliki potensi produksi dan potensi pasar
yang baik bagi pengembangan komoditas buah-buahan.
Poten-
si produksi dan potensi pasar tersebut perlu dikelola
dengan sistem agribisnis yang baik.
Salah satu permasalahan agribisnis buah-buahan di
Indonesia, adalah dalam subsistem pemasaran.
Ha1 ini
menyangkut sifat komoditas buah yang musiman, bulky, serta
mudah terserang hama dan penyakit.
Masalah lain adalah
fungsi-fungsi pemasaran yang kurang berjalan baik,
salu-
ran pemasaran yang tidak efisien, posisi petani yang
lemah, dan posisi pedagang antardaerah yang kuat yang
dapat menekan kondisi petani.
Melon (Cucumis melo, L) merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang relatif baru dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Pengembangan komoditas ini dari sisi produksi,
memerlukan penanganan yang baik dari sisi pemasarannya.
Dalam ha1 ini, fungsi-fungsi dan saluran pemasaran yang
terjadi perlu diperhatikan pelaksanaan dan efisiensinya.
Tujuan praktek lapang ini adalah mengetahui keadaan
umum usahatani melon, mengetahui fungsi-fungsi pemasaran
dalam sistem tataniaga komoditas melon; menganalisis
marjin pemasaran komoditas melon pada saluran tataniaga
yang terjadi; serta menganalisis efisiensi saluran pemasaran
komoditas melon
pada
saluran
tataniaga
tersebut.
Praktek lapang ini merupakan studi kasus terhadap
para petani melon di Kecamatan Walikukun dan Kecamatan
Jogorogo Kabupaten Ngawi yang merupakan daerah pusat
produksi melon.
Praktek lapang dilakukan di dua lokasi,
yakni di daerah pusat produksi melon di Kabupaten Ngawi
dan di daerah pusat konsumsi di DKI Jakarta.
Responden
dipilih dari petani penanam melon sebanyak 41 orang, pedagang pengumpul sebanyak enam orang dan pedagang antardaerah sebanyak lima orang.
Dalam analisis ini, efisiensi
pemasaran diukur melalui perbandingan antar saluran pemasaran, berdasarkan besarnya kontribusi marjin pemasaran
yang dihubungkan dengan fungsi-fungsi pemasaran yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat.
Praktek lapang dilakukan pada bulan Mei-Juni 1992.
Hasil praktek lapang menunjukkan bahwa di daerah
pusat produksi melon di Ngawi, rata-rata luas lahan melon
yang diolah adalah 0.43 hektar.
Petani yang berlahan
melon lebih luas menggunakan modal kerja per hektar yang
lebih besar dan mengusahakan tanaman melon ini dengan
intensitas tanam yang lebih tinggi, dibandingkan petani
yang mengusahakan melon pada lahan yang lebih sempit.
Teknik budidaya yang dilakukan para petani ini cukup baik,
dan kualitas buah yang dihasilkan pun cukup baik.
Tingkat resiko yang dapat dialami petani melon cukup
tinggi, yakni sebesar 20%.
Oleh karena itu para petani
tetap mengandalkan tanaman padi sebagai tanaman utama.
Tanaman melon diusahakannya hanya sebagai usahatani sampingan.
Hal ini ditunjukkan pula oleh besarnya proporsi
luas lahan melon dibandingkan luas keseluruhan lahan yang
diolahnya (termasuk tanaman lain) yakni hanya 20-25%.
Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa tingkat
penerimaan bersih yang dapat diperoleh petani melon ini
mencapai RP 4.7 juta, lebih besar dibanding biaya yang
harus dikeluarkannya, sebesar Rp 4.2 juta.
Di daerah pusat produksi melon di Ngawi, 71.43%
petani
memasarkan buah melonnya ke saluran pemasaran yang
dikembangkan oleh PT Moena Farms.
Pemilihan saluran yang
ditempuh petani adalah berdasarkan beberapa hal, yakni
faktor waktu, pengetahuan mengenai jaringan pemasaran
melon, besarnya volume produksi, tingkat harga, serta
keterjaminan pasar dan cara pembayaran.
Hasil analisis terhadap saluran pemasaran yang terjadi, menunjukkan bahwa terdapat dua saluran pemasaran utama
yang ditempuh petani melon di Ngawi, yakni saluran yang
dilalui oleh PT Moena Farms, dan saluran yang dilalui oleh
pedagang
pengumpul dan Usaha Dagang Hasta.
Hasil analisis marjin pemasaran menunjukkan bahwa
farmer's share yang dapat diperoleh
petani melalui salu-
ran pemasaran PT Moena Farms adalah sebesar 34.78%.
Sedangkan saluran lain yakni yang dilalui oleh pedagang
pengumpul dan Usaha Dagang Hasta, memberikan farmer's
share sebesar 35.90%.
Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran, PT Moena
Farms melakukan fungsi pemasaran yang lebih beik dibanding
lembaga tataniaga lain.
Dalam fungsi pertukaran, perusa-
haan ini dapat memberikan jaminan pasar dan pembayaran
kepada petani produsen, serta jaminan kontinyuitas jumlah
dan kualitas pengadaan kepada pedagang pengecer yang belum
dapat dilakukan oleh usaha dagang lain.
Dalam fungsi
fisik, perusahaan memberikan penanganan pengangkutan dan
pengemasan yang lebih baik.
Hasil analisis efisiensi pemasaran menunjukkan bahwa
saluran pemasaran yang dilalui oleh PT MOena Farms lebih
efisien dibandingkan saluran pemasaran lain, berdasarkan
kontribusi marjin yang terjadi dan fungsi-fungsi pemasaran
yang dilakukannya.
Beberapa saran berhasil dirumuskan untuk meningkatkan
efisiensi pemasaran komoditas melon.