AVoER- Abstract - Makalah Palembang.docx

POTENSI KAMPUNG KETANDAN
SEBAGAI LIVING MUSEUM DI KOTA SURABAYA
Murtijas Sulistijowati 1, Andy Mapajaya 2, Tanti Satriana Nasution 3
1
Jurusan Arsitektur, FTSP – ITS Indonessia
2
Jurusan Arsitektur, FTSP – ITS Indonessia
3
Jurusan Arsitektur, FTSP – ITS Indonessia
lies.murtijas@gmail.com

ABSTRAK Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 5 tahun 1992 tentang Cagar
Budaya, mengamanatkan dan menegaskan arti penting pelestarian benda-benda cagar budaya
bagi identitas dan sejarah perkembangan sebuah kota. Kebijakan Pemerintah kota Surabaya
untuk mengiantisipasi perkembangan kota yang sangat cepat dan penuh pengaruh intervensi
komersial, melakukan kebijakan untuk tetap menjaga dan melestarikan kawasan kawasan tua
yang ada dikota yang telah menjadi identitas dan sejarah perkembangan kota. Salah satu
hasil kebijakan Pemerintah Kotamadya Surabaya adalah menetapkan kawasan sepanjang
jalan Tunjungan sebagai kawasan cagar budaya dan ditetapkan untuk dikembalikan
keindahan dan keunikan arsitekturalnya serta menjadikannya sebagai kawasan wisata di
Surabaya.

Kampung Ketandan adalah salah satu kampung yang merupakan kesatuan dengan kawasan
Tunjungan. Kampung yang dikelilingi oleh 4 jalan protokol kota dan teridentifikasi
keberadaannya sejak 1270’an, berpotensi untuk dikembangkan sebagai pendukung wisata
kawasan Tunjungan. Potensi kampung Ketandan perlu di gali dan di temukan untuk
mendukung kebijakan Pemerintah Kotamadya Surabaya terhadap kawasan wisataTunjungan.
Kegiatan penelitian “Potensi Kampung Ketandan sebagai living museum kota
Surabaya” merupakan kegiatan indentifikasi ragam ruang publik kampung yang ada dan
struktur pembentuknya yang berpotensi untuk dijadikan identitas arsitektur kampung
Ketandan. Penelitian ini merupakan penelitian tipologi yaitu pengklasifikasian dan verifikasi
struktur fisik pelingkup ruang luar kampung untuk mendapatkan gambaran langgam
arsitektur kampung “Surabayan”
Kata kunci : Identifikasi Ruang publik kampung, pelingkup ruang luar, living museum.