HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN TANDA LARANGAN MEROKOK DENGAN KEPATUHAN TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2013 SEMARANG 2013.
1
Halaman Pengesahan Artikel Ilmiah
Kepatuhan Mahasiswa Terhadap Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
Di Universitas Dian Nuswantoro Semarang Tahun 2013
Telah diperiksa dan disetujui untuk di upload di
Sistim Informasi Tugas Akhir (SIADIN)
Pembimbing I
Pembimbing II
Eti Rimawati, M.Kes
Nurjanah, M.Kes
2
Kepatuhan Mahasiswa Terhadap Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Di Universitas
Dian Nuswantoro Semarang Tahun 2013
Yasinta Hartini Robaka1, Eti Rimawati2, Nurjanah2
1
Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang
2
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Email : Tinicheche@yahoo.com
ABSTRACT
Smoke free Area is a room or area stated as the prohibition to the activity of
smoking or activity of producing, sell and advertise or promote products of tobacco.
Faculty of health has made the policy of smoke free area while in other place or
building there are no smoking sign put there as the prohibition sign. Unfortunately in
fact, there are still some students who smoke in area of campus UDINUS. this research
aims to know the relationship between knowledge, attitudes and no smoking sign and
also compliance to the smoke free area of the students in Dian Nuswantoro University
2013.
This was research is Explanatory Research with cross sectional approach. The
samples in this research were 100 smoker students
which taken by accidental
sampling. The data analysis used in this research was Rank Spearman correlation test.
The result of study show ed that most of the respondents have knowledge about
smoke free area is good enough (72%), students attitude is good enough toward the
smoke free area (66%) and have good enough response to the no smoking sign (63%)
also students have compliance toward the smoke free area (62%). There is relationship
between knowledge about smoke free area (pvalue = 0.001), attitude toward the
smoke free area (pvalue = 0.000) and response to the no smoking sign (pvalue =
0.019) with the compliance toward smoke free area.
Socialization about smoke free area to the students and applying rules clearly,
through unwritten and written warning need to improve in order students did not smoke
in campus area.
Keyword
: Knowledge, attitudes, signs smoking ban, compliance.
3
ABSTRAK
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruang atau area yang dinyatakan dilarang
untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan dan atau
mempromosikan produk tembakau. Fakultas Kesehatan telah membuat kebijakan
tentang kawasan bebas asap rokok sedangkan di gedung lain dipasang tanda dilarang
merokok, namun kenyataannya masih terdapat beberapa mahasiswa yang merokok di
dalam gedung kampus UDINUS. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui
hubungan antara pengetahuan, sikap dan tanda larangan merokok dengan kepatuhan
terhadap Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada mahasiswa di Universitas Dian
Nuswantoro Tahun 2013.
Jenis penelitian ini Explanatory Research, dengan pendekatan cross sectional.
Sampel sebanyak 100 mahasiswa perokok, yang diambil secara accidental sampling.
Analisis data yang digunakan adalah Korelasi Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai
pengetahuan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) cukup baik (72%), sikap cukup
baik terhadap Kawasan Tanpa Rokok (66%), dan mempunyai tanggapan cukup baik
terhadap tanda larangan merokok (63%), serta mempunyai kepatuhan terhadap
Kawasan Tanpa Rokok cukup baik (62%). Ada hubungan antara pengetahuan tentang
Kawasan Tanpa Rokok (pvalue=0,001), sikap terhadap Kawasan Tanpa Rokok
(pvalue=0,000), dan tanggapan terhadap tanda larangan merokok (pvalue=0,019)
dengan kepatuhan terhadap Kawasan Tanpa Rokok.
Sosialisasi tentang Kawasan Tanpa Rokok pada mahasiswa dan aturan yang
tegas. Melalui peringatan secara lisan maupun tertulis perlu ditingkatkan, sehingga
membuat mahasiswa tidak merokok di kampus.
Kata kunci : Pengetahuan, sikap, tanda larangan merokok, kepatuhan.
1
PENDAHULUAN
mahasiswa perokok, 60% mengatakan
Berdasarkan
survey
Sosial
tidak
mengetahui
bahwa
tempat
Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun
belajar-mengajar merupakan kawasan
1995, 2004, 2010 dalam GATS (Global
bebas asap rokok, 40%
Adult Tobacco Survey) rata-rata jumlah
tidak setuju dengan adanya larangan
perokok
merokok di dalam gedung kampus,
diatas
meningkat.
15
Tahun
tahun
1995
terus
prevalensi
50%
mengatakan
mengatakan
mereka
pernah
perokok laki-laki di Indonesia 53.9%,
merokok di dalam gedung kampus dan
pada
50% mengatakan
tahun
sedangkan
2004
tahun
menjadi
2010
63.0%
prevalensi
perokok laki-laki stabil tinggi 65.9%.
adalah
ruang
dinyatakan
atau
dilarang
Hasil survei ini sesuai dengan
teori
Lawrence
yang
mengatakan bahwa Faktor predisposisi
kegiatan
(predisposing factor) menggambarkan
merokok atau kegiatan memproduksi,
faktor-faktor
menjual,
individu
mengiklankan
Green
yang
area
untuk
pengaruh teman.
(1)
Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
merokok karena
dan
atau
yang
mempermudah
(mahasiswa)
berperilaku
mempromosikan produk tembakau.(2)
merokok dilihat dari segi pengetahuan,
Beberapa peraturan telah diterbitkan
sikap,
keyakinan,
nilai-nilai,
tradisi.
sebagai
Faktor
pemungkin
(enabling
factor)
landasan
hukum
dalam
pengembangan Kawasan Tanpa Rokok
menggambarkan
di Indonesia yaitu Undang-Undang UU
memungkinkan atau yang memfasitasi
No.36 tahun 2009 tentang kesehatan,
(sarana dan prasarana) perilaku atau
Instruksi Menteri Kesehatan RI No.
tindakan seperti Klinik dan Rumah
84/MENKES/inst/II/2002
sakit.
tentang
faktor
Faktor
penguat
yang
(reinforcing
Kawasan Tanpa Rokok di tempat kerja
factor) menggambarkan faktor yang
dan
mendorong
sarana
kesehatan,
Instruksi
atau
memperkuat
Menteri pendidikan dan kebudayaan RI
terjadinya perilaku dari segi orang tua,
No
teman, guru.(4)
4/U/1997
tentang
lingkungan
sekolah bebas rokok.(3)
Hal
ini
terkait
dengan
Dan dari hasil survei pada bulan
permasalahan dari hasil survei dimana
Desember 2012 kepada sepuluh (10)
Faktor predisposisi yaitu masih terdapat
2
mahasiswa yang belum mengetahui
belajar mengajar, tempat bermain anak,
bahwa
belajar-mengajar
tempat ibadah, angkutan umum, tempat
merupakan kawasan bebas asap rokok
kerja serta tempat umum dan tempat
dan faktor pemungkin yaitu pernah
lain yang ditetapkan.(6)
merokok di dalam gedung kampus
Tempat-tempat
tempat
sedangkan
factor
penguat
yaitu
merokok karena pengaruh teman.
hubungan
telah
ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa
Rokok wajib dipasang pengumuman
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui
yang
antara
dan tanda larangan kegiatan produksi,
penjualan,
iklan,
promosi
dan/atau
pengetahuan, sikap dan tanda larangan
pengggunaan rokok, dan setiap orang
merokok dengan kepatuhan terhadap
dilarang merokok di Kawasan Tanpa
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada
Rokok.(7)
mahasiswa
di
Universitas
Nuswantoro
Tahun
Dian
Perokok aktif yaitu orang yang
langsung
menghisap
rokok.(8)
pustaka dalam penelitian ini adalah
Kepatuhan
didefinisikan
sebagai
terdiri
kesetiaan,
dari
2013.
tinjauan
Tinjauan
umum
rokok,
ketaatan,
atau
loyalitas.
kawasan tanpa rokok (KTR), tanda
Menurut Soemanto, pelanggaran tata
larangan merokok, perilaku merokok
tertib
dan kepatuhan.
beberapa faktor seperti : faktor guru,
Dampak yang ditimbulkan rokok
adalah
stroke,
jantung,
paru-paru,
kanker, gangguan kehamilan, rusaknya
sekolah
disebabkan
oleh
lingkungan, peraturan yang berlaku,
dan
faktor
sanksi
terhadap
pelanggarannya.(9)
kulit dan penglihatan.(5) Pengendalian
para perokok yang menghasilkan asap
METODE PENELITIAN
rokok yang sangat berbahaya bagi
Jenis penelitian yang dilakukan
perokok aktif maupun perokok pasif
yaitu
merupakan salah satu solusi menghirup
pendekatan cross sectional.
udara bersih tanpa paparan asap rokok
explanatory
Populasi
research
dengan
penelitian
adalah
atau biasa disebut Kawasan Tanpa
seluruh
mahasiswa
yang
Rokok.
kelamin
laki-laki
UDINUS
Adapun
yang
termasuk
Kawasan Tanpa Rokok adalah fasilitas
berjumlah
pelayanan kesehatan, tempat proses
sebanyak
di
5.606.
100
berjenis
yang
Jumlah
sampel
mahasiswa
perokok
3
aktif,
diperoleh
Accidental
Sampling.
menggunakan
merokok cukup sebanyak 63,0%, serta
Pengumpulan
mempunyai
kepatuhan
data terdiri dari data primer yang
Kawasan
diperoleh dengan menggunakan angket
sebanyak 62%.
sedangkan
data
sekunder
gambaran umum UDINUS. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan
uji Rank Spearman.
akademik
perguruan
Yayasan
Dian
tinggi
2001/2002
di
bawah
Nuswantoro
dan
Yayasan Lintang Nuswantoro (STMIKSTIE-STBA
Dian
Nuswantoro
dan
STKES Lintang Nuswantoro) digabung
menjadi Universitas Dian Nuswantoro
(UDINUS)
yang
cukup
No
Distribusi Frekuensi kategori
variabel penelitian
Distribusi
F %
Frekuensi
1.
HASIL PENELITIAN
empat
Rokok
Tabel 1
berupa
jumlah mahasiswa per fakultas dan
Tahun
Tanpa
terhadap
terdiri
dari
lima
Fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Komputer,
Pengetahuan
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
3. 3. Kurang
2.
Sikap
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
3. 3. Kurang
3
Tanda
Larangan
Merokok
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
3. 3. Kurang
4
Kepatuhan
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
3. 3. Kurang
28 28,0
72 72,0
0
0
15 15,0
66 66,0
19 19,0
16 16,0
63 63,0
21 21,0
15 15,0
62 62,0
23 23,0
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas
Hasil uji bivariat dilakukan untuk
Ilmu Budaya, Fakultas Kesehatan, dan
mengetahui hubungan antara variabel
Fakultas Teknik.
Hasil distribusi frekuensi dapat
bebas dan variabel terikat dapat dilihat
dilihat pada tabel 1, menunjukkan
pada tabel 2, berdasarkan hasil uji
bahwa
responden
Rank Spearman pada hubungan antara
tentang
pengetahuan tentang Kawasan Tanpa
sebagian
mempunyai
besar
pengetahuan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) cukup
Rokok
(KTR)
dengan
sebanyak 72,0%, mempunyai sikap
terhadap KTR diperoleh nilai P value
terhadap Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
sebesar 0.001 > 0,05, hubungan sikap
cukup sebanyak 66,0%, mempunyai
terhadap Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
tanggapan terhadap tanda larangan
dengan
kepatuhan
kepatuhan
terhadap
KTR
4
diperoleh nilai P value sebesar 0.000 >
lebih banyak terdapat pada responden
0,05
tanggapan
yang mempunyai pengetahuan cukup
merokok
(23,6%) dibandingkan yang mempunyai
dan
terhadap
dengan
hubungan
tanda
larangan
kepatuhan
terhadap
KTR
pengetahuan baik (21,4%).
Lawrence Green mengatakan
diperoleh nilai P value sebesar 0.019 >
bahwa
0,05
No
pengetahuan
itu
dapat
Tabel 2.
menghasilkan perubahan dalam segala
Hasil Antar Variabel
hal, sehingga adanya pengetahuan
Variabel penelitian
Pengetahuan
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
2
Sikap
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
3. 3. Kurang
3
Tanda larangan merokok
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
3. 3. Kurang
Kepatuhan terhadap KTR
Baik
Cukup
Kurang
N
%
N
%
n
%
Total
P
value
5
10
17,9
13,9
17
45
60,7
62,5
6
17
21,4
23,6
28
72
0,001
3
11
1
20,0
16,7
5,3
10
42
10
66,7
63,6
52,6
2
13
8
13,3
19,7
42,1
8
3
4
50,0
4
25,0
4
25,0
16
0,019
4,8
52 82,5
8
12,7
63
19,0
6
28,6 11 52,4
21
yang tinggi maka seseorang dapat
1
mewujudkan
suatu
15
66
19
tindakan
0,000
yang
positif. (10)
PEMBAHASAN
Menurut
Hubungan pengetahuan dengan
kepatuhan terhadap Kawasan Tanpa
Rokok
pada
mahasiswa
menggunakan
uji
UDINUS
Korelasi
Rank
Spearman didapatkan Pvalue sebesar
0,001,
berarti
pengetahuan
terhadap
ada
hubungan
dengan
kepatuhan
Kawasan
Tanpa
Rokok,
dimana responden yang mempunyai
kepatuhan kurang baik terhadap KTR
terbentuknya
Soekidjo
suatu
perilaku
baru,
terutama pada orang dewasa dimulai
dalam
domain
kognitif,
dalam
arti
subyek tahu terlebih dahulu terhadap
stimulus
obyek
yang
berupa materi
diluarnya.
atau
Sehingga
menimbulkan pengetahuan baru pada
subyek
tersebut
menimbulkan
dan
selanjutnya
respon batin dalam
bentuk sikap si subyek terhadap obyek
5
yang
diketahui
itu.
Akhirnya
atau tidak memihak (unfavorable) pada
rangsangan yakni obyek yang telah
objek
diketahui
semacam
dan
disadari
sepenuhnya
tersebut.
Sikap
kesiapan
merupakan
untuk
bereaksi
tersebut akan menimbulkan respon
terhadap suatu objek dengan cara-cara
lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan
tertentu. Kesiapan yang dimaksudkan
(action)
merupakan kecenderungan potensial
terhadap
stimulus
atau
obyek(10)
untuk bereaksi dengan cara tertentu
Hubungan
dengan
apabila individu dihadapkan pada suatu
kepatuhan terhadap Kawasan Tanpa
stimulus yang menghendaki adanya
Rokok
respons.(11)
pada
menggunakan
sikap
mahasiswa
uji
UDINUS
Korelasi
Rank
Hubungan tanggapan terhadap
Spearman didapatkan Pvalue sebesar
tanda
0,000, berarti ada hubungan sikap
kepatuhan terhadap Kawasan Tanpa
dengan kepatuhan terhadap Kawasan
Rokok
Tanpa Rokok, dimana responden yang
menggunakan
mempunyai
terhadap
Spearman didapatkan Pvalue sebesar
Kawasan Tanpa Rokok kurang baik
0,019, berarti ada hubungan tanggapan
lebih banyak terdapat pada responden
terhadap
yang mempunyai sikap kurang (42,1%)
dengan kepatuhan terhadap Kawasan
dibandingkan yang mempunyai sikap
Tanpa Rokok, dimana responden yang
cukup (19,7%) dan sikap baik (13,3%).
mempunyai
kepatuhan
Hal ini sesuai dengan teori
larangan
pada
merokok
mahasiswa
uji
tanda
dengan
UDINUS
Korelasi
larangan
kepatuhan
Rank
merokok
terhadap
Kawasan Tanpa Rokok kurang baik
sikap
lebih banyak terdapat pada responden
merupakan salah satu faktor yang
yang mempunyai tanggapan terhadap
mempermudah
tanda
Lawrence
Green,
bahwa
(Predisposing
factor)
terjadinya perilaku seseorang.(10)
larangan
merokok
kurang
(52,4%) dibandingkan yang mempunyai
Menurut Azwar sikap adalah
tanggapan terhadap tanda larangan
suatu bentuk evaluasi atau reaksi
merokok baik (25%) dan tanggapan
perasaan. Sikap seseorang terhadap
terhadap
suatu
cukup (12,7%).
objek
adalah
perasaan
mendukung atau memihak (favorable)
maupun perasaan tidak mendukung
tanda
Pada
larangan
Peraturan
merokok
Bersama
Menteri Kesehatan dan Menteri dalam
6
Negeri
no.188
tahun
2011
(pvalue=0,001), sikap terhadap dengan
menyebutkan bahwa dalam ketentuan
kepatuhan terhadap Kawasan Tanpa
mengenai KTR perlu dibuat sanksi
Rokok (pvalue=0,000), dan tanggapan
terhadap yang melakukan pelanggaran.
terhadap
(12)
dengan kepatuhan terhadap Kawasan
Namun, di UDINUS belum adanya
sanksi yang tegas apabila ditemukan
orang
yang
merokok
tanda
larangan
merokok
Tanpa Rokok (pvalue=0,019).
dikawasan
SARAN
tersebut.
Hal ini didukung oleh teori
Sosialisasi tentang Kawasan Tanpa
Lawrence Green yang mengemukakan
Rokok pada mahasiswa dan aturan
bahwa kebijakan dan hukum atau
yang tegas, melalui peringatan secara
aturan merupakan bagian dari enabling
lisan maupun tertulis perlu ditingkatkan,
factor
sehingga membuat mahasiswa tidak
atau
faktor
pendukung.
pemungkin
Agar
/
masyarakat
merokok di kampus.
berperilaku positif diperlukan komponen
kebijakan
dan
hukum
seperti sarana prasarana.
atau
aturan
(10)
DAFTAR PUSTAKA
1. GATS Indonesia. Global Adult Tobacco
Survey : Indonesia Report 2011
SIMPULAN
2. -----,
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
sebagian
mempunyai
besar
responden
pengetahuan
tentang
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) cukup
baik 72%, mempunyai sikap terhadap
Pengamanan
Kesehatan.
Republik
Peraturan
Indonesia.
3. Kementerian
66%, mempunyai tanggapan terhadap
Rokok.
tanda larangan merokok cukup baik
Jakarta. 2011
mempunyai
kepatuhan
Pemerintah
No.109
Tahun
2012
Pengembangan
Serta
Yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Bagi
Kawasan Tanpa Rokok cukup baik
63%.
Bahan
Pusat
4. Notoatmodjo,
Indonesia.
Pedoman
Kawasan
Promosi
Tanpa
Kesehatan.
Soekidjo.
Promosi
terhadap Kawasan Tanpa Rokok cukup
Kesehatan Teori dan Aplikasi.
baik sebanyak 62%. Ada hubungan
Rineka Cipta. Jakarta. 2005.
antara pengetahuan dengan kepatuhan
Pertama
terhadap
Kawasan
Tanpa
Rokok
PT
Cetakan
7
5. Sahabat
Sehat.
Bahaya
Rokok.
http://www.sahabatsehat.info/2012/12/b
ahaya-rokok.html. Diakses tanggal 20
januari 2013
6. Kementerian
Indonesia.
Pengembangan
Rokok.
Pusat
Pedoman
Kawasan
Promosi
Tanpa
Kesehatan.
Jakarta. 2011
7. ..................., Kawasan Tanpa Rokok.
Peraturan Daerah kota semarang No.3
tahun 2013
8. Hurlock
Elizabet
Perkembangan,
B.
Psikologi
Suatu
Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan : Masa
Remaja. Edisi kelima. Erlangga. akarta.
1991
9. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan
Perilaku
Kesehatan.
Rineka
Cipta.
Jakarta. 2003
10. Notoatmodjo,
Soekidjo.
Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi. PT
Rineka Cipta. Jakarta. 2005
11. Azwar, S. Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya.
Pustaka
Belajar
Offset. Yogyakarta. 2009
12. ----------------,
Kawasan
Pedoman
Tanpa
Pelaksanaan
Rokok
Menteri
Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri.
No 188 Tahun 2011
Halaman Pengesahan Artikel Ilmiah
Kepatuhan Mahasiswa Terhadap Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
Di Universitas Dian Nuswantoro Semarang Tahun 2013
Telah diperiksa dan disetujui untuk di upload di
Sistim Informasi Tugas Akhir (SIADIN)
Pembimbing I
Pembimbing II
Eti Rimawati, M.Kes
Nurjanah, M.Kes
2
Kepatuhan Mahasiswa Terhadap Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Di Universitas
Dian Nuswantoro Semarang Tahun 2013
Yasinta Hartini Robaka1, Eti Rimawati2, Nurjanah2
1
Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang
2
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Email : Tinicheche@yahoo.com
ABSTRACT
Smoke free Area is a room or area stated as the prohibition to the activity of
smoking or activity of producing, sell and advertise or promote products of tobacco.
Faculty of health has made the policy of smoke free area while in other place or
building there are no smoking sign put there as the prohibition sign. Unfortunately in
fact, there are still some students who smoke in area of campus UDINUS. this research
aims to know the relationship between knowledge, attitudes and no smoking sign and
also compliance to the smoke free area of the students in Dian Nuswantoro University
2013.
This was research is Explanatory Research with cross sectional approach. The
samples in this research were 100 smoker students
which taken by accidental
sampling. The data analysis used in this research was Rank Spearman correlation test.
The result of study show ed that most of the respondents have knowledge about
smoke free area is good enough (72%), students attitude is good enough toward the
smoke free area (66%) and have good enough response to the no smoking sign (63%)
also students have compliance toward the smoke free area (62%). There is relationship
between knowledge about smoke free area (pvalue = 0.001), attitude toward the
smoke free area (pvalue = 0.000) and response to the no smoking sign (pvalue =
0.019) with the compliance toward smoke free area.
Socialization about smoke free area to the students and applying rules clearly,
through unwritten and written warning need to improve in order students did not smoke
in campus area.
Keyword
: Knowledge, attitudes, signs smoking ban, compliance.
3
ABSTRAK
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruang atau area yang dinyatakan dilarang
untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan dan atau
mempromosikan produk tembakau. Fakultas Kesehatan telah membuat kebijakan
tentang kawasan bebas asap rokok sedangkan di gedung lain dipasang tanda dilarang
merokok, namun kenyataannya masih terdapat beberapa mahasiswa yang merokok di
dalam gedung kampus UDINUS. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui
hubungan antara pengetahuan, sikap dan tanda larangan merokok dengan kepatuhan
terhadap Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada mahasiswa di Universitas Dian
Nuswantoro Tahun 2013.
Jenis penelitian ini Explanatory Research, dengan pendekatan cross sectional.
Sampel sebanyak 100 mahasiswa perokok, yang diambil secara accidental sampling.
Analisis data yang digunakan adalah Korelasi Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai
pengetahuan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) cukup baik (72%), sikap cukup
baik terhadap Kawasan Tanpa Rokok (66%), dan mempunyai tanggapan cukup baik
terhadap tanda larangan merokok (63%), serta mempunyai kepatuhan terhadap
Kawasan Tanpa Rokok cukup baik (62%). Ada hubungan antara pengetahuan tentang
Kawasan Tanpa Rokok (pvalue=0,001), sikap terhadap Kawasan Tanpa Rokok
(pvalue=0,000), dan tanggapan terhadap tanda larangan merokok (pvalue=0,019)
dengan kepatuhan terhadap Kawasan Tanpa Rokok.
Sosialisasi tentang Kawasan Tanpa Rokok pada mahasiswa dan aturan yang
tegas. Melalui peringatan secara lisan maupun tertulis perlu ditingkatkan, sehingga
membuat mahasiswa tidak merokok di kampus.
Kata kunci : Pengetahuan, sikap, tanda larangan merokok, kepatuhan.
1
PENDAHULUAN
mahasiswa perokok, 60% mengatakan
Berdasarkan
survey
Sosial
tidak
mengetahui
bahwa
tempat
Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun
belajar-mengajar merupakan kawasan
1995, 2004, 2010 dalam GATS (Global
bebas asap rokok, 40%
Adult Tobacco Survey) rata-rata jumlah
tidak setuju dengan adanya larangan
perokok
merokok di dalam gedung kampus,
diatas
meningkat.
15
Tahun
tahun
1995
terus
prevalensi
50%
mengatakan
mengatakan
mereka
pernah
perokok laki-laki di Indonesia 53.9%,
merokok di dalam gedung kampus dan
pada
50% mengatakan
tahun
sedangkan
2004
tahun
menjadi
2010
63.0%
prevalensi
perokok laki-laki stabil tinggi 65.9%.
adalah
ruang
dinyatakan
atau
dilarang
Hasil survei ini sesuai dengan
teori
Lawrence
yang
mengatakan bahwa Faktor predisposisi
kegiatan
(predisposing factor) menggambarkan
merokok atau kegiatan memproduksi,
faktor-faktor
menjual,
individu
mengiklankan
Green
yang
area
untuk
pengaruh teman.
(1)
Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
merokok karena
dan
atau
yang
mempermudah
(mahasiswa)
berperilaku
mempromosikan produk tembakau.(2)
merokok dilihat dari segi pengetahuan,
Beberapa peraturan telah diterbitkan
sikap,
keyakinan,
nilai-nilai,
tradisi.
sebagai
Faktor
pemungkin
(enabling
factor)
landasan
hukum
dalam
pengembangan Kawasan Tanpa Rokok
menggambarkan
di Indonesia yaitu Undang-Undang UU
memungkinkan atau yang memfasitasi
No.36 tahun 2009 tentang kesehatan,
(sarana dan prasarana) perilaku atau
Instruksi Menteri Kesehatan RI No.
tindakan seperti Klinik dan Rumah
84/MENKES/inst/II/2002
sakit.
tentang
faktor
Faktor
penguat
yang
(reinforcing
Kawasan Tanpa Rokok di tempat kerja
factor) menggambarkan faktor yang
dan
mendorong
sarana
kesehatan,
Instruksi
atau
memperkuat
Menteri pendidikan dan kebudayaan RI
terjadinya perilaku dari segi orang tua,
No
teman, guru.(4)
4/U/1997
tentang
lingkungan
sekolah bebas rokok.(3)
Hal
ini
terkait
dengan
Dan dari hasil survei pada bulan
permasalahan dari hasil survei dimana
Desember 2012 kepada sepuluh (10)
Faktor predisposisi yaitu masih terdapat
2
mahasiswa yang belum mengetahui
belajar mengajar, tempat bermain anak,
bahwa
belajar-mengajar
tempat ibadah, angkutan umum, tempat
merupakan kawasan bebas asap rokok
kerja serta tempat umum dan tempat
dan faktor pemungkin yaitu pernah
lain yang ditetapkan.(6)
merokok di dalam gedung kampus
Tempat-tempat
tempat
sedangkan
factor
penguat
yaitu
merokok karena pengaruh teman.
hubungan
telah
ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa
Rokok wajib dipasang pengumuman
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui
yang
antara
dan tanda larangan kegiatan produksi,
penjualan,
iklan,
promosi
dan/atau
pengetahuan, sikap dan tanda larangan
pengggunaan rokok, dan setiap orang
merokok dengan kepatuhan terhadap
dilarang merokok di Kawasan Tanpa
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada
Rokok.(7)
mahasiswa
di
Universitas
Nuswantoro
Tahun
Dian
Perokok aktif yaitu orang yang
langsung
menghisap
rokok.(8)
pustaka dalam penelitian ini adalah
Kepatuhan
didefinisikan
sebagai
terdiri
kesetiaan,
dari
2013.
tinjauan
Tinjauan
umum
rokok,
ketaatan,
atau
loyalitas.
kawasan tanpa rokok (KTR), tanda
Menurut Soemanto, pelanggaran tata
larangan merokok, perilaku merokok
tertib
dan kepatuhan.
beberapa faktor seperti : faktor guru,
Dampak yang ditimbulkan rokok
adalah
stroke,
jantung,
paru-paru,
kanker, gangguan kehamilan, rusaknya
sekolah
disebabkan
oleh
lingkungan, peraturan yang berlaku,
dan
faktor
sanksi
terhadap
pelanggarannya.(9)
kulit dan penglihatan.(5) Pengendalian
para perokok yang menghasilkan asap
METODE PENELITIAN
rokok yang sangat berbahaya bagi
Jenis penelitian yang dilakukan
perokok aktif maupun perokok pasif
yaitu
merupakan salah satu solusi menghirup
pendekatan cross sectional.
udara bersih tanpa paparan asap rokok
explanatory
Populasi
research
dengan
penelitian
adalah
atau biasa disebut Kawasan Tanpa
seluruh
mahasiswa
yang
Rokok.
kelamin
laki-laki
UDINUS
Adapun
yang
termasuk
Kawasan Tanpa Rokok adalah fasilitas
berjumlah
pelayanan kesehatan, tempat proses
sebanyak
di
5.606.
100
berjenis
yang
Jumlah
sampel
mahasiswa
perokok
3
aktif,
diperoleh
Accidental
Sampling.
menggunakan
merokok cukup sebanyak 63,0%, serta
Pengumpulan
mempunyai
kepatuhan
data terdiri dari data primer yang
Kawasan
diperoleh dengan menggunakan angket
sebanyak 62%.
sedangkan
data
sekunder
gambaran umum UDINUS. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan
uji Rank Spearman.
akademik
perguruan
Yayasan
Dian
tinggi
2001/2002
di
bawah
Nuswantoro
dan
Yayasan Lintang Nuswantoro (STMIKSTIE-STBA
Dian
Nuswantoro
dan
STKES Lintang Nuswantoro) digabung
menjadi Universitas Dian Nuswantoro
(UDINUS)
yang
cukup
No
Distribusi Frekuensi kategori
variabel penelitian
Distribusi
F %
Frekuensi
1.
HASIL PENELITIAN
empat
Rokok
Tabel 1
berupa
jumlah mahasiswa per fakultas dan
Tahun
Tanpa
terhadap
terdiri
dari
lima
Fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Komputer,
Pengetahuan
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
3. 3. Kurang
2.
Sikap
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
3. 3. Kurang
3
Tanda
Larangan
Merokok
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
3. 3. Kurang
4
Kepatuhan
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
3. 3. Kurang
28 28,0
72 72,0
0
0
15 15,0
66 66,0
19 19,0
16 16,0
63 63,0
21 21,0
15 15,0
62 62,0
23 23,0
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas
Hasil uji bivariat dilakukan untuk
Ilmu Budaya, Fakultas Kesehatan, dan
mengetahui hubungan antara variabel
Fakultas Teknik.
Hasil distribusi frekuensi dapat
bebas dan variabel terikat dapat dilihat
dilihat pada tabel 1, menunjukkan
pada tabel 2, berdasarkan hasil uji
bahwa
responden
Rank Spearman pada hubungan antara
tentang
pengetahuan tentang Kawasan Tanpa
sebagian
mempunyai
besar
pengetahuan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) cukup
Rokok
(KTR)
dengan
sebanyak 72,0%, mempunyai sikap
terhadap KTR diperoleh nilai P value
terhadap Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
sebesar 0.001 > 0,05, hubungan sikap
cukup sebanyak 66,0%, mempunyai
terhadap Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
tanggapan terhadap tanda larangan
dengan
kepatuhan
kepatuhan
terhadap
KTR
4
diperoleh nilai P value sebesar 0.000 >
lebih banyak terdapat pada responden
0,05
tanggapan
yang mempunyai pengetahuan cukup
merokok
(23,6%) dibandingkan yang mempunyai
dan
terhadap
dengan
hubungan
tanda
larangan
kepatuhan
terhadap
KTR
pengetahuan baik (21,4%).
Lawrence Green mengatakan
diperoleh nilai P value sebesar 0.019 >
bahwa
0,05
No
pengetahuan
itu
dapat
Tabel 2.
menghasilkan perubahan dalam segala
Hasil Antar Variabel
hal, sehingga adanya pengetahuan
Variabel penelitian
Pengetahuan
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
2
Sikap
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
3. 3. Kurang
3
Tanda larangan merokok
1. 1. Baik
2. 2. Cukup
3. 3. Kurang
Kepatuhan terhadap KTR
Baik
Cukup
Kurang
N
%
N
%
n
%
Total
P
value
5
10
17,9
13,9
17
45
60,7
62,5
6
17
21,4
23,6
28
72
0,001
3
11
1
20,0
16,7
5,3
10
42
10
66,7
63,6
52,6
2
13
8
13,3
19,7
42,1
8
3
4
50,0
4
25,0
4
25,0
16
0,019
4,8
52 82,5
8
12,7
63
19,0
6
28,6 11 52,4
21
yang tinggi maka seseorang dapat
1
mewujudkan
suatu
15
66
19
tindakan
0,000
yang
positif. (10)
PEMBAHASAN
Menurut
Hubungan pengetahuan dengan
kepatuhan terhadap Kawasan Tanpa
Rokok
pada
mahasiswa
menggunakan
uji
UDINUS
Korelasi
Rank
Spearman didapatkan Pvalue sebesar
0,001,
berarti
pengetahuan
terhadap
ada
hubungan
dengan
kepatuhan
Kawasan
Tanpa
Rokok,
dimana responden yang mempunyai
kepatuhan kurang baik terhadap KTR
terbentuknya
Soekidjo
suatu
perilaku
baru,
terutama pada orang dewasa dimulai
dalam
domain
kognitif,
dalam
arti
subyek tahu terlebih dahulu terhadap
stimulus
obyek
yang
berupa materi
diluarnya.
atau
Sehingga
menimbulkan pengetahuan baru pada
subyek
tersebut
menimbulkan
dan
selanjutnya
respon batin dalam
bentuk sikap si subyek terhadap obyek
5
yang
diketahui
itu.
Akhirnya
atau tidak memihak (unfavorable) pada
rangsangan yakni obyek yang telah
objek
diketahui
semacam
dan
disadari
sepenuhnya
tersebut.
Sikap
kesiapan
merupakan
untuk
bereaksi
tersebut akan menimbulkan respon
terhadap suatu objek dengan cara-cara
lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan
tertentu. Kesiapan yang dimaksudkan
(action)
merupakan kecenderungan potensial
terhadap
stimulus
atau
obyek(10)
untuk bereaksi dengan cara tertentu
Hubungan
dengan
apabila individu dihadapkan pada suatu
kepatuhan terhadap Kawasan Tanpa
stimulus yang menghendaki adanya
Rokok
respons.(11)
pada
menggunakan
sikap
mahasiswa
uji
UDINUS
Korelasi
Rank
Hubungan tanggapan terhadap
Spearman didapatkan Pvalue sebesar
tanda
0,000, berarti ada hubungan sikap
kepatuhan terhadap Kawasan Tanpa
dengan kepatuhan terhadap Kawasan
Rokok
Tanpa Rokok, dimana responden yang
menggunakan
mempunyai
terhadap
Spearman didapatkan Pvalue sebesar
Kawasan Tanpa Rokok kurang baik
0,019, berarti ada hubungan tanggapan
lebih banyak terdapat pada responden
terhadap
yang mempunyai sikap kurang (42,1%)
dengan kepatuhan terhadap Kawasan
dibandingkan yang mempunyai sikap
Tanpa Rokok, dimana responden yang
cukup (19,7%) dan sikap baik (13,3%).
mempunyai
kepatuhan
Hal ini sesuai dengan teori
larangan
pada
merokok
mahasiswa
uji
tanda
dengan
UDINUS
Korelasi
larangan
kepatuhan
Rank
merokok
terhadap
Kawasan Tanpa Rokok kurang baik
sikap
lebih banyak terdapat pada responden
merupakan salah satu faktor yang
yang mempunyai tanggapan terhadap
mempermudah
tanda
Lawrence
Green,
bahwa
(Predisposing
factor)
terjadinya perilaku seseorang.(10)
larangan
merokok
kurang
(52,4%) dibandingkan yang mempunyai
Menurut Azwar sikap adalah
tanggapan terhadap tanda larangan
suatu bentuk evaluasi atau reaksi
merokok baik (25%) dan tanggapan
perasaan. Sikap seseorang terhadap
terhadap
suatu
cukup (12,7%).
objek
adalah
perasaan
mendukung atau memihak (favorable)
maupun perasaan tidak mendukung
tanda
Pada
larangan
Peraturan
merokok
Bersama
Menteri Kesehatan dan Menteri dalam
6
Negeri
no.188
tahun
2011
(pvalue=0,001), sikap terhadap dengan
menyebutkan bahwa dalam ketentuan
kepatuhan terhadap Kawasan Tanpa
mengenai KTR perlu dibuat sanksi
Rokok (pvalue=0,000), dan tanggapan
terhadap yang melakukan pelanggaran.
terhadap
(12)
dengan kepatuhan terhadap Kawasan
Namun, di UDINUS belum adanya
sanksi yang tegas apabila ditemukan
orang
yang
merokok
tanda
larangan
merokok
Tanpa Rokok (pvalue=0,019).
dikawasan
SARAN
tersebut.
Hal ini didukung oleh teori
Sosialisasi tentang Kawasan Tanpa
Lawrence Green yang mengemukakan
Rokok pada mahasiswa dan aturan
bahwa kebijakan dan hukum atau
yang tegas, melalui peringatan secara
aturan merupakan bagian dari enabling
lisan maupun tertulis perlu ditingkatkan,
factor
sehingga membuat mahasiswa tidak
atau
faktor
pendukung.
pemungkin
Agar
/
masyarakat
merokok di kampus.
berperilaku positif diperlukan komponen
kebijakan
dan
hukum
seperti sarana prasarana.
atau
aturan
(10)
DAFTAR PUSTAKA
1. GATS Indonesia. Global Adult Tobacco
Survey : Indonesia Report 2011
SIMPULAN
2. -----,
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
sebagian
mempunyai
besar
responden
pengetahuan
tentang
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) cukup
baik 72%, mempunyai sikap terhadap
Pengamanan
Kesehatan.
Republik
Peraturan
Indonesia.
3. Kementerian
66%, mempunyai tanggapan terhadap
Rokok.
tanda larangan merokok cukup baik
Jakarta. 2011
mempunyai
kepatuhan
Pemerintah
No.109
Tahun
2012
Pengembangan
Serta
Yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Bagi
Kawasan Tanpa Rokok cukup baik
63%.
Bahan
Pusat
4. Notoatmodjo,
Indonesia.
Pedoman
Kawasan
Promosi
Tanpa
Kesehatan.
Soekidjo.
Promosi
terhadap Kawasan Tanpa Rokok cukup
Kesehatan Teori dan Aplikasi.
baik sebanyak 62%. Ada hubungan
Rineka Cipta. Jakarta. 2005.
antara pengetahuan dengan kepatuhan
Pertama
terhadap
Kawasan
Tanpa
Rokok
PT
Cetakan
7
5. Sahabat
Sehat.
Bahaya
Rokok.
http://www.sahabatsehat.info/2012/12/b
ahaya-rokok.html. Diakses tanggal 20
januari 2013
6. Kementerian
Indonesia.
Pengembangan
Rokok.
Pusat
Pedoman
Kawasan
Promosi
Tanpa
Kesehatan.
Jakarta. 2011
7. ..................., Kawasan Tanpa Rokok.
Peraturan Daerah kota semarang No.3
tahun 2013
8. Hurlock
Elizabet
Perkembangan,
B.
Psikologi
Suatu
Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan : Masa
Remaja. Edisi kelima. Erlangga. akarta.
1991
9. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan
Perilaku
Kesehatan.
Rineka
Cipta.
Jakarta. 2003
10. Notoatmodjo,
Soekidjo.
Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi. PT
Rineka Cipta. Jakarta. 2005
11. Azwar, S. Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya.
Pustaka
Belajar
Offset. Yogyakarta. 2009
12. ----------------,
Kawasan
Pedoman
Tanpa
Pelaksanaan
Rokok
Menteri
Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri.
No 188 Tahun 2011