produk tertentu. Dalam hal ini penyelesaian sengketa, perselisihan ataupun kerugian yang terjadi yang diderita masyarakat dapat dicampuri pemerintah
melalui suatu lembaga seperti yang tercantum dalam Pasal 49 UU No. 8 Tahun 1999.
“Pemerintah membentuk Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen di Daerah Tingkat II untuk penyelesaian sengketa konsumen di luar
pengadilan.” Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 ini diundangkan tanggal 20 April 1999
dan mulai berlaku tanggal 20 April 2000 yakni satu tahun setelah diundangkan. Untuk itu kesiapan aparatur pemerintahan di daerah dituntut untuk dapat
mengantisipasi pemberlakuan UU No. 8 Tahun 1999 karena aparatur pemerintah daerahlah yang lebih memahami karakteristik geografi dan demografi dari setiap
daerah yang berbeda. Besarnya frekuensi kegiatan ekonomi di daerah yang terjadi setiap harinya secara langsung dan tidak langsung melibatkan produsen dan
konsumen. Lalu lintas perdagangan yang terjadi di daerah tidak hanya secara domestik tetapi juga secara internasional sehingga untuk mencegah terjadinya
tindakan yang merugikan konsumen ataupun produsen perlu diatur lebih rinci dengan peraturan pelaksana.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian singkat yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi
ini sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimana perlindungan hak-hak nasabah asuransi?
2. Bagaimana kewenangan pemerintah dalam hal perlindungan konsumen?
3. Bagaimana proses penyelesaian sengketa konsumen?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan :
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha.
2. Untuk mengetahui apa saja hak-hak nasabah konsumen yang dilindungi
oleh hukum. 3.
Untuk mengetahui apa yang menjadi kewenangan pemerintah dalam hal perlindungan konsumen.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penulisan ini adalah : 1.
Dengan adanya penulisan karya ilmiah ini, penulis dapat meningkatkan ilmu pengetahuan tentang asuransi pada umumnya dan khususnya tentang
perjanjian asuransi jiwa. 2.
Dapat memberikan masukan kepada masyarakat agar lebih mengerti atau memahami tentang asuransi sehingga apabila berkeinginan masuk asuransi
dapat menghindari timbulnya perselisihan yang terjadi anatara pihak penanggung dan pihak tertanggung.
3. Agar para konsumen mengetahui hal-hal yang dilindungi oleh hukum.
Universitas Sumatera Utara
D. Tinjauan Kepustakaan
Dalam salah satu konsiderasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999, isu hukum perlindungan konsumen merupakan suatu hal yang ada keterkaitannya
dengan era globalisasi. Dan harus tetap menjamin mutu peningkatan kesejahteraan masyarakat secara kepastian.
Menurut ketentuan Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999, konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Secara harafiah, arti kata ”consumer” itu adalah setiap orang yang menggunakan barang
6
. Tujuan penggunaan barang atau jasa itu nanti menentukan termasuk konsumen kelompok mana pengguna tersebut. Begitu pula Kamus
Bahasa Inggris-Indonesia memberi kata “consumer” sebagai pemakai atau konsumen.
7
Menurut Purwosutjipto, yang dimaksud dengan pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup pengambil asuransi dengan penanggung,
dengan nama penutup asuransi mengikatkan diri selama jalannya pertanggungan memberi premi kepada penanggung, sedangkan penanggung sebagai akibat
langsung dari meninggalnya orang yang jiwanya dipertanggungkan atau telah Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999, perlindungan
konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
6
A.S.Hornby Gen.Ed Oxford Advance Learner’s Dictionary of Dictionary of Current English, Oxford University Press. Oxford 1987, hlm 183 opp To producer person who uses goods”
7
John.M.Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia Gramedia, Jakarta 1986 hlm 124
Universitas Sumatera Utara
lampaunya suatu jangka waktu yang diperjanjikan mengikat diri untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada orang yang ditunjuk oleh penutup asuransi sebagai
penikmatnya. Perkembangan usaha perasuransian mengikuti perkembangan ekonomi
masyarakat. Makin tinggi pendapatan per kapita masyarakat, makin mampu masyarakat memiliki harta kekayaan dan makin dibutuhkan pula perlindungan
keselamatan dari ancaman bahaya, sehingga timbul niat masyarakat untuk masuk asuransi khususnya asuransi jiwa. Dengan meningkatnya minat masyarakat
tersebut maka usaha perasuransian pun berkembang dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya berdiri perusahaan asuransi sampai seluruh pelosok tanah
air.
E. Metode Penelitian