KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) PADA HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 01 NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

(1)

NEGERI 01 NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Disajikan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatikan Dan Komputer

Oleh

Fera Aulia’a Wati NIM. 5302411065

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

(3)

(4)

iv

Dengan ilmu kehidupan akan menjadi lebih mudah, dengan seni kehidupan akan menjadi lebih indah,

dan dengan agama kehidupan akan menjadi lebih terarah dan bermakna (Aristoteles).

PERSEMBAHAN

Untuk Mbah Suli yang telah menjaga dan membesarkan saya dari kecil hingga dewasa dan sampai kuliah.

Untuk kedua orang tua, yang selalu mendoakan dan membiayai saya hingga lulus kuliah.

Fitri, Septi, Nisa, Upy, Wulan, teman-teman kos Hijau dan teman-teman kos Al-Maslack

Untuk teman-teman seperjuangan PTIK Angkatan 2011.

Untuk sahabat yang selalu berbagi baik dalam suka maupun duka.


(5)

v

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) PADA HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TIK KELAS VIII DI SMP

NEGERI 01 NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN” dapat diselesaikan dengan baik dan benar.

Terselesaikannya laporan skripsi berkat bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati ucapan terima kasih diberikan kepada Yth :

1. Dr. Nur Qudus, M.T. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Suryono, M.T. Ketua Jurusan Teknik Elektro.

3. Feddy Setio Pribadi, S.Pd, M.T. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer.

4. Drs. Agus Suryanto, M.T. Dosen pembimbing. 5. Drs. Agus Murnomo, M.T. Dosen penguji I

6. Drs. Yohanes Primadiyono, M.T. Dosen penguji II

7. Suprapto,S.Pd,M.Pd Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ngrampal

8. Wiwin Dwi Susanti guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ngrampal

9. Rekan – rekan PTIK 2011 yang telah membantu menyusun laporan skripsi.

Semoga laporan skripsi dapat memberikan memanfaat sebagaimana yang diharapkan.

Semarang, ... November 2015


(6)

vi

Program Studi Pendididikan Teknik Informatika Dan Komputer, S1, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Drs Agus Suryanto, M.T.

Pembelajaran yang berlangsung di SMP Negeri 01 Ngrampal menggunakan metode lama yaitu metode ceramah. Pembelajaran ini membuat siswa menjadi pasif sehingga siswa menjadi kurang dapat mengemukakan ide dan pendapat mereka. Guru jarang menanyakan kepada siswa akan pemahaman konsep materi pembelajaran yang disampaikan ditambah dengan keadaan siswa yang enggan bertanya kepada guru walau siswa tersebut tidak paham. Hal tersebut berdampak pada hasil ulangan siswa yang jauh dari batas KKM. Bedasarkan hal tersebut perlu diterapkan metode yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dan hasil belajar seperti metode pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write. Tujuan penelitian untuk mengetahui keefektifan dari metode pembelajaran TTW terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok pengenalan perangkat lunak pengolah kata.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan bentuk desain peelitian true experimental experimental design. Teknik pengambilan data menggunakan posttest only control design yang dilakukan pada akhir pembelajaran satu kade. Jumlah populasi yang ada sebanyak 164 yang terdiri dari 5 kelas. Kelas A digunkan sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 32 dan kelas B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 33.

Hasil akhir dari penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar siswa memiliki perbedan dimana rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Prosentase ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran TTW lebih tinggi daripada prosentase ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran yang digunakan oleh guru di SMP N 1 Ngrampal dengan prosentase lebih dari 70%, sehingga pembelajaran dapat dikatakan efektif.

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti, penelitian bisa menjadi bahan masukan untuk memperbaiki pembelajaran, pengelolaan kelas dapat ditingkatkan, menambah metode pembelajaran inovatif lainnya.


(7)

vii

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Batasan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

1. Manfaat Bagi Siswa ... 5

2. Manfaat Bagi Guru ... 6


(8)

viii

2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 8

3. Model pembelajaran Tipe Think Talk Write (TTW) ... 8

4. Hasil Belajar ... 9

5. Mata Pelajaran TIK... 9

BAB II ... 10

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 10

A. Landasan Teori ... 10

1. Pengertian Belajar ... 10

2. Teori Belajar ... 11

3. Hasil Belajar Siswa ... 12

4. Media Pembelajaran ... 14

5. Ketuntasan Belajar Siswa ... 15

6. Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komputer di Sekolah ... 16

7. Metode Pembelajaran ... 17

8. Tinjauan Materi Teknologi Informasi Dan Komputer ... 24

B. Kerangka Berfikir ... 29

C. Hipotesis ... 30

BAB III ... 31

METODE PENELITIAN ... 31


(9)

ix

2. Waktu Penelitian ... 33

D. Variabel Penelitian... 33

1. Variabel Bebas ... 33

2. Varibel Terikat ... 33

E. Populasi Dan Sampel ... 34

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

1. Observasi ... 35

2. Tes... 35

3. Dokumentasi ... 36

G. Instrumen Penelitian ... 36

1. Instrumen Pembelajaran ... 36

2. Instrumen Pengolahan Data ... 37

H. Analisis Instrument Penelitian ... 37

1. Taraf Kesukaran soal ... 37

2. Daya Pembeda Soal ... 38

3. Validitas soal ... 39

4. Uji Reliabilitas ... 40


(10)

x

BAB IV ... 49

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

1. Analisis Data Tahap Awal ... 49

2. Analisis Data Tahap Akhir ... 53

B. Pembahasan ... 56

BAB V ... 61

PENUTUP ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(11)

xi

Perangkat Lunak Pengolah Kata. ... 23

Tabel 2 Desain Penelitian Posttest-Only Control Design ... 32

Tabel 3 Jumlah Populasi Kelas VIII ... 34

Tabel 4 Kelas Sampel... 35

Tabel 5 Indeks Kesukaran Soal ... 38

Tabel 6 Kriteria Daya Beda Soal ... 39

Tabel 7 Data Uji Homogenitas Data Awal ... 51

Tabel 8 Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 53


(12)

xii

Gambar 2 Ikon Microsoft Word ... 27

Gambar 3 Tampilan Lembar Kerja Pada Ms. Word ... 27

Gambar 4 Tampilan Membuka Microsoft Word ... 28

Gambar 5 Kerangka berfikir ... 30

Gambar 6 Skema Prosedur Penelitian ... 48

Gambar 7 Sketsa Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis... 50

Gambar 8 Skema Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis ... 52

Gambar 9 Grafik Normalitas Kelas Eksperiment ... 54

Gambar 10 Grafik Normalitas Kelas Kontrol ... 54


(13)

xiii

Lampiran 3 Daftar Nilai Ulangan Harian... 71

Lampiran 4 Uji Normalitas ... 74

Lampiran 5 Uji Homogenitas ... 77

Lampiran 6 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 79

Lampiran 7 Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ... 81

Lampiran 8 Kisi-Kisi Soal Ujian... 82

Lampiran 9 Soal Uji Coba... 83

Lampiran 10 Kunci Jawaban Dan Penilaian Soal Uji Coba ... 84

Lampiran 11 Daftar Nilai Uji Coba ... 85

Lampiran 12 Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran ... 86

Lampiran 13 Contoh Perhitungan Daya Beda ... 88

Lampiran 14 Contoh Perhitungan Validitas ... 90

Lampiran 15 Contoh Perhitungan Reabilitas ... 92

Lampiran 16 Analisis Perhitungan Validitas, Reabilitas, Tingkat Kesukaran Dan Daya Beda ... 96

Lampiran 17 Lembar Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba ... 99

Lampiran 18 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ... 100

Lampiran 19 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ... 101

Lampiran 20 Kisi-Kisi Soal Posttest ... 102

Lampiran 21 Soal Posttest ... 103

Lampiran 22 Kunci Jawaban Dan Penilaian Posttest ... 104

Lampiran 23 Daftar Nilai Hasil Posttest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperiment105 Lampiran 24 Uji Normalitas Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 107

Lampiran 25 Uji Homogenitas Data Akhir ... 113

Lampiran 26 Uji Hipotesis 1 ... 115

Lampiran 27 Uji Hipotesis 2 ... 117


(14)

xiv

Lampiran 33 Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ... 124 Lampiran 34 Surat Ijin Penelitian ... 125 Lampiran 35 Surat Keterangan Penelitian ... 126


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang diterapkan oleh SMP N 1 Ngrampal, dimana didalamnya terdapat banyak mata pelajaran dan salah satunya adalah Teknologi Informasi dan Komputer (TIK ) yang merupakan mata pelajaran di jenjang sekolah menengah pertama. Tujuannya untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berfikir ilmiah secara kritis, kreatis dan mandiri (Permen No 19 Th 2005). Kategori Sekolah Standar Nasional (SSN) menuntut sekolah untuk merubah Nilai KKM pada mata pelajaran TIK yang semula 67 dirubah menjadi 70 untuk meningkatkan mutu sekolah tersebut.

Berdasarkan observasi dan wawancara di SMP N 01 Ngrampal terhadap pelaksanaan pembelajaran TIK di SMP N 01 Ngrampal diperoleh :

1. Guru mata pelajaran TIK masih mengunakan metode ceramah, kegiatan lain dari guru member tugas, mencatat kemudian menjelaskan sedikit materi tersebut. Pembelajaran semacam ini hanya dapat dilakukan bila siswa memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Atas dasar cara guru tersebut mengajar inilah yang menjadi penyebab siswa kurang dapat memahami materi yang diberikan guru secara baik.

2. Cara seperti yang dilakukan guru tersebut mejadikan siswa menjadi pasif, sehingga siswa menjadi kurang dapat mengemukakan ide-ide dan pendapat yang dimiliki.


(16)

3. Keadaan siswa yang enggan untuk bertanya kepada guru walaupun tidak bisa memecahkan masalah yang diberikan dan jarang dikelompokkan dalam belajar, sehingga jarang terjadi komunikasi antar siswa ataupun siswa dengan guru.

4. Siswa jarang diminta untuk mengungkapkan alasannya dan juga mejelaskan secara lisan dalam menyelesaikan permasalahan TIK sehingga terjadi kesalahan konsep pada siswa.

5. Perserta didik kurang terbiasa menyimpulkan materi yang telah siswa pelajari secara sistematis. Pembelajaran seperti itu dikhawtirkan membuat siswa menjadi jenuh dalam pembelajaran sehingga hasil belajar menjadi tidak optimal bahkan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai.

Akibat dari hal-hal tersebut terlihat pada hasil ulangan harian siswa kelas VIII pada tahun ajaran 2015/2016 di SMP N 01 Ngrampal memperoleh prosentase ketuntasan adalah 67% sedangakan rata-rata diperoleh 69,5 dengan nilai KKM 70. Berdasarkan hal tersebut perlu dirancang sebuah pembelajaran yang membiasakan siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya, memecahkan masalah dan kemampuan komunikasi supaya hasil belajar siswa meningkat. menurut Soedjoko (2004:10) melalui TTW peserta didik belajar mengekplor kata-kata untuk menyataka idenya dan mendengarkan pendapat teman lain, sehingga terbentuk pemahaman pada peserta didik, selanjutnya pemahaman peserta didik disajikan dalam bentuk tulisan sehingga terbentuk makna.

Melihat dari penelitian Lusia Ari Sumirat, yang dilakukan pada siswa kelas X di SMA N 01 Metro dengan strategi pembelajaran kooperatif Tipe TTW


(17)

terhadap kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa diperoleh hasil kemampuan pemecahan masalah dengan strategi pembelajaran TTW lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah siswa yang mendapat pembelajaran ekspositori. Data rata-rata skor pada kelas TTW adalah 22,62 dan pada kelas ekspositori adalah 17,76 dengan perbedaan rata-rata sebesar 5,06. Serta penelitian dari I Dewa Ayu Murni Lestari dkk, dengan kesimpulan penelitian terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TTW dengan yang mengikuti pembelajaran konvensional (ceramah) dengan hasil perolehan nilai rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen sebesar 75,92 > 68,03 kelompok kontrol. Begitu juga dengan penelitian dengan judul keefektifan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar dan kemampuan menulis matematika siswa kelas VII di SMP negeri 2 batang, di peroleh hasil siswa yang mencapai KKM sebanyak 40 orang (88,9%) dan pada kelas dengan pembelajaran ekspositori (ceramah) sebanyak 25 orang(66,8%) (Puspita, 2009:2).

Berdasarkan uraian latar belakang serta denga rujukan penelitian yang terkait dengan permasalahn yang ingin diteliti oleh peneliti diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian mengenai strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) . Dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Pada Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran TIK Kelas Viii Di


(18)

B. Identifikasi Masalah

Hasil pencapaian belajar setiap siswa sangantlah berbeda. Hasil belajar siswa tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bisa berasal dari dalam diri maupun dari luar diri siswa. Menurut Rusman (2012, 124:72) faktor-faktor yang mempengruhi hasil belajar yaitu faktor-faktor internal, eksternal dan faktor-faktor lingkungan masyarakat. Berdasarkan Dari latar belakang di atas dapat diidetifikasi beberapa faktor yang berasal dari guru maupun dari siswa seperti :

1. Pelajaran yang diajarkan oleh guru sulit dimengerti oleh siswa.

2. Guru jarang bertanya mengenai hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa. 3. Teknik mengajar guru kurang variatif.

4. Guru hanya memberikan tugas kepada siswa tanpa berikan timbal balik berupa penjelasan dan ringkasan materi

5. Siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran karena mereka beranggapan pelajaran TIK dapat dipelajarai sendiri atau otodidak.

6. Siswa tidak merasa nyaman dalam kelas, pada jam pelajaran terakhir siswa banyak yang mengantuk tak jarang ada yang sampai tertidur.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitain ini yaitu sebagai berikut:

Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write cukup efektif untuk diterapkan di SMP Negeri 01 Ngrampal ?


(19)

D. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang dapat diketahuai akan permasalahan yang dihadapi oleh peneliti, maka dari itu diperlukan batasan-batasan masalah agar penelitian ini tidak keluar dari topik yang telah dibuat. Adapaun batasnya yaitu:

1. Metode yang digunakan adalah metode kooperatif dengan model pembelajaran Think Talk Write dan metode ceramah.

2. Hasil prestasi belajar siswa TIK antara siswa yang diajar dengan metode kooperatif Think Talk Write dengan metode pembelajaran ceramah

3. Penelitian dibatasi pada kelas VIII pada mata pelajaran TIK.

4. Materi pembelajaran dibatasi pada pengenalan perangkat lunak pengolah kata (microsoft word)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk megetahui keefektifan model pembelajaran kooperetif tipe Think Talk Write yang diterapkan di SMP N 01 Ngrampal?

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat diambil dan dimanfaatkan bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti.

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dasar perangkat lunak pengolah kata.


(20)

b. Mampu mengoperasikan komputer dengan baik terutama dalam penggunaan microsof word.

c. Menambah kemampuan dalam berkomunikasi didepan umum dan mengutarakan pendapatnya.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Menambah pengalaman dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang inovatif.

b. Sebagai motivasi untuk mengembangka model – model pembelajaran yang lebih bervariasi.

3. Manfaat Bagi Sekolah

Mendapat masukan untuk menentukan kebijakan dalam membantu meningkatkan hasil prestasi dan ketuntasan belajar siswa kedepannya.

4. Manfaat Bagi Peneliti

Sarana mendapatkan pengalaman, dengan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bekal dalam menciptakan dan menerapan model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.

G. Penegasan Istilah

Dalam penulisan tugas akhir ini terdapat banyak istilah. Maka dari itu untuk menyamakan pemikiran pembaca, penulis akan meberikan penegas atas istilah – istilah tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Keefektifan

Menurut Sinambela (2008: 78), pembelajaran dikatakan efektif apabila mencapai sasaran yang diinginkan, baik dari segi tujuan pembelajaran dan prestasi


(21)

siswa yang maksimal, sehingga yang merupakan indikator keefektifan pembelajaran berupa: (1) ketercapaian ketuntasan belajar; (2) ketercapaian keefektifan aktivitas siswa, yaitu pencapaian waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan setiap kegiatan yang termuat dalam rencana pembelajaran; (3) ketercapaian efektivitas kemampuan guru mengelola pembelajaran; serta (4) respon siswa terhadap pembelajaran yang positif. Sedangkan menurut Nieveen (Trianto, 2007: 8) memberikan parameter mengenai aspek efektivitas, yaitu: (1) ahli dan praktisi berdasar pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif; dan (2) secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan. Keefektifan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Thik Talk Write (TTW) adalah tercapainya tujuan belajar dan hasil yang diharapkan sebagai akibat dari keberhasilan pembelajaran model tersebut pada proses belajar mengajar materi pokok pengenalan perangkat lunak pengolah kata.

Keefektifan dalam penelitian ini dilihat dari 3 hal yaitu sebagai berikut.

a. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write(TTW) tuntas.

b. Rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa dengan penerapan pembelajaran model Think Talk Write(TTW) lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah dengan model ceramah.


(22)

c. Persentase kemampuan pemecahan masalah siswa dengan penerapan pembelajaran model Think Talk Write(TTW) lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah dengan model ceramah.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Satu model dari model pembelajarn kelompok adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaan kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil , yaitu antara empat sampai enam orang yang memiliki latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (Hamdayama, 2014:64).

3. Model pembelajaran Tipe Think Talk Write (TTW)

Model pembelajaran tipe ini diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin . Strategi pembelajaran Think Talk Writen(TTW) adalah suatu strategi untuk melatih ketrampilan siswa dalam menulis. Strategi ini menekankan perlunya siswa mengkomunikasikan hasil pemikiran mereka. Secara etimologi Think diartikan

dengan “berfikir”, Talk diartikan “berbicara”, sedangkan Write diartikan diartikan

sebagai “menulis”. Dapat diartikan strategi Think Talk Write adalah sebuah pembelajaran yang dimulai dengan berfikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan hasil presentasi (Hamdayama, 2014:217).


(23)

4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek –aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang di pelajari oleh pembelajar (Anni, 2004:5). Dalam penelitian ini hasil belajar TIK adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melalui model pembelajaran kooperatf Think Talk Write.

5. Mata Pelajaran TIK

Mata pelajaran merupakan kumpulan pelajaran yang terdapat pada semua jenjang pendidian. Mata pelajaran TIK merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang teknologi yang berkembang dari dulu hingga sekarang. Dalam mata pelajaran ini juga memperkenalkan kepada siswa akan seluk beluk dari teknologi terutama komputer dan informasi.


(24)

10 BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh setiap manusia dari semua kalangan baik dari anak-anak hingga dewasa. Kegiatan belajar akan menambah pengalaman dan juga perkembangan dari setiap individu. Hal itu

diperkuat dengan pendapat dari Rifa’i dkk (2011:82) yang mengatakan bahwa

“belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh

seseorang”.

Menurut Gage dan Berliner (dalam Rifa’i dkk, 2011:82) mengatakan bahwa “belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena

hasil dari pengalaman”. Morgal et.a.l. menyatakan (dalam Rifa’i dkk, 2011:82),

bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil

dari praktik atau pengalaman”. Slavin (dalam Rifa’i dkk, 2011:82) menyatakan

bahwa “belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman”. Gagne (dalam Rifa’i dkk, 2011:82) menyatakan bahwa “ belajar

merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses

pertumbuhan”.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan


(25)

sehari-hari yang memberikan perubahan sikap, tingkah laku pada individu melalui proses latihan dan usaha.

2. Teori Belajar

Teori-teori belajar yang dapat mendukung penelitian dengan model pembelajaran ini yaitu :

a) Teori belajar Vygotsky

Teori ini lebih menekankan pada interaksi sosial atau antara peserta

didik. Vygotsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilah “Zone of Proximal Development” yang merupakan dimensi sosiokultural yang penting sebagai dimensi psikologi.

Zone of proximal merupakan salah satu dari empat prinsip dari vygotsky. Zone of proximal merupakan jarak antara tingkat perkembangan actual dengan tingkat perkembangan potensial yang terdiri dari empat tahap

salah satunya adalah “more dependence to other stage”. Pada tahap ini kinerja anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain seperti teman-teman sebaya, orang tua, guru, masyarakat, ahli, dan lain-lain.

Teori ini dapat diambil simpulan belajar adalah interaksi sosial dimana siswa melakukan pekerjaan dengan berkelompok kecil dan dirangsang untuk aktif bertanya dan berdiskusi dalam kelompok dan forum. Hal ini sesuai dengan strategi pembelajaran Think Talk Write yang menekan siswa untuk saling berinteraksi dengan siswa yang lain dalam kelompok kecil.


(26)

b) Teori Belajar Gestalt

John Dewey mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Penyajian konsep harus mengutamakan pengertian

2. Pelaksanaan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan intelektual peserta didik.

Teori Gestalt berisi tentang penjelasan bahwa guru dalam penyajian pelajaran di kelas jangan hanya memberikan konsep yang sudah jadi namun juga harus memberiakan pemahaman kepada siswa dalam poses pembentukan konsep tersebut, tidak hanya terfokus pada hasil akhirnya saja.

3. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik

setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i dkk, 2011:85). Dalam kegiatan belajar,

tujuan yang harus dicapai oleh setiap individu dalam belajar memiliki beberapa peranan penting, yaitu : (1) memberikan arah pada kegiatan peserta didik. (2) untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian pembinaan bagi peserta didik. (3) sebagai bahan komuniasi.

Benyamin S. Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu : ranah kognitif, ranak afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.


(27)

Menurut Sudjana, (1996:111) ciri-ciri hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melakukan proses belajar tampak dalam hal sebagai berikut:

1. Siswa dapat mengikuti fakta, prinsip, dan konsep yang telah dipelajari dalam kurun waktu yang cukup lama.

2. Siswa dapat memberikan contoh dari konsep dan prinsip yang telah dipelajari

3. Siswa dapat mengaplikasikan atau menggunakan konsep dan prinsip yang telah dipelajarinya dalam situasi lain yang sejenis, baik dalam hubungannya dengan bahan pelajaran maupun dalam praktek kehidupan sehari-hari. 4. Siswa mempunyai dorongan kuat untuk mempelajari sendiri dengan

menggunakan prinsip dan konsep yang telah dikuasai.

5. Siswa terampil mengadakan hubungan sosial seperti kerjasama dengan siswa lain, berkomunikasi dengan orang lain, toleransi, menghargai pendapat orang lain, dan terbuka bila mendapat kritik dari orang lain.

6. Siswa memperoleh kepercayaan diri bahwa mempunyai kemampuan dan kesanggupan melakukan tugas seperti timbulnya semangat belajar, tidak mudah putus asa, tidak merasakan adanya beban bila diberi pekerjaan rumah, dan adanya usaha sendiri dalam memecahkan masalah belajar. 7. Siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang telah dipelajari minimal 80%

dari seharusnya tercapai, sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator) yang diperuntukkan baginya.


(28)

4. Media Pembelajaran

Media pembelajaran pada mulanya dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujaun untuk memberikan pengalaman lebih nyata, memotivasi, meningkatkan daya pemahaman siswa dan daya ingat siswa. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar (siswa) (Aqip, 2013:50).

a) Internet sebagai media pembelajaran

Internet lahir pada masa perang dingin, yaitu sekitar tahun 1969 dan digunakan pertama kali untuk keperluan militer. Internet memiliki banyak fasilitas yang digunakan dalam berbagai bidang salah satunya dalam bidang pendidikan. Fasilitas yang digunakan tersebut antara lain yaitu email, mailing list, newgroup, File Transfer Protokol, World Wide Web.

Email atau surat elektronik, fasilitas ini dapat digunakan untuk mengirim tugas siswa yang jaraknya jauh melalui internet. Mailing list, fasilitas ini merupakan salah satu fasilitas yang dapat digunakan untuk membuat kelompok diskusi dan juga sebagai media untuk menyebarkan informasi berupa tugas. Newsgroup, merupakan fasilitas internet yang dapat digunakan untuk berkomunikasi antar dua orang atau lebih secara bersamaan dan bersifat langsung. File Transfer Protokol digunakan untuk berbagi informasi dengan semua pegguna internet. WWW merupakan kumpulan dokumentasi terbesar yang tersimpan dalam berbagai server yang terhubung menjadi satu jaringan.


(29)

b) Pembelajaran berbasis website

Perkembangan internet saat ini sangat pesat, website telah menjadi suatu medium belajar dan mengajar jarak jauh yang penuh daya, interaksi, dinamik dan ekonomis. Web saat ini meyediakan kesempatan mengembangkan pembelajaran dan pelatihan yang sesuai tuntutan dan berorientasi pada yang belajar (learning centered). Informasi dalam web diolah dalam suatu jaringan yang terus berkembang dan dikaitkan pada domain pengetahuan tradisional. Pengembangan pembelajaran berbasis web yang efektif, memerlukan penerapan suatu pendekatan sistem dan prinsip-prinsip desain pembelajaran.

c) Pembelajaran berbantuan komputer

Pembelajaran dengan komputer terbagi menjadi dua, yaitu pembelajaran komputer mandiri dan kompute dalam jaringan. Perbedaan dari keduanya terletak pada aspek interaktivitas. Pembelajaran komputer mandiri, interaktivitas peserta ajar terbatas pada interaksi dengan materi ajar yang ada dalam program pembelajaran. Sedangkan pembelajaran dengan komputer dalam jaringan, interaktivitas peserta didik menjadi lebih banyak alternatifnya. Pembelajara ini dikenal dua jenis fungsi komputer yaitu komputer server dan komputer klien, interakti peserta didik dilakukan melalui kedua jenis komputer tersebut.

5. Ketuntasan Belajar Siswa

Ketuntasan belajaran merupakan salah satu kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal permata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah.


(30)

Siswa dikatakan tuntas belajar secara individu apabila siswa tersebut mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditetapkan berkisar dari 0-100%. KKM ditentukan dengan mempertimbangkan kompleksitas kompetensi, sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran, dan tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa.

Berdasarkan ketentuan yang berlaku di SMP Negeri 01 Ngrampal untuk mata pelajaran TIK, seorang siswa dikatakan tuntas (ketuntasan individual) apabila memperoleh skor minimal 70 dari skor total tes. Sedangkan disebut tuntas belajar klasikal apabila paling sedikit 70% dari jumlah siswa di kelas tersebut tuntas individual.

6. Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komputer di Sekolah

Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, kompetensi, minat bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antarsiswa (Suyitno, 2004: 2). Pembelajaaran Teknologi informasi di sekolah merupakan sarana siswa belajar akan perkembangan teknologi saat ini. Pembelajaran di kelas terdapat proses atau kegiatan belajar dan mengajar dimana seorang guru mentransfer ilmunya kepada muridnya pembelajaran TIK siswa diharapkan tidak ketinggalan akan perkembangan teknologi saat ini. Dalam pembelajarannya TIK akan lebih mengenalkan siswa akan seluk beluk dari perkembangan teknologi terutama komputer dari awal ditemukan hingga komputer dengan kecanggihannya.

Teknologi informatika merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses meggunakan alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi.


(31)

Sedangakan komputer merupakan alat yang diguakan untuk mengeksekusi informasi tersebut. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) yang akan digunakan peneliti di sekolah meliputi kegiatan pengenalan akan perangakat lunak microsoft word, dalam penerapannya microsoft word merupakan salah satu produk dari perusahaan perangkat lunak yang terbesar di dunia yaitu microsot corporation. Siswa diarapkan dapat memahami perangkt lunak tersebut setelah mengikuti pelajaran TIK di kelas. Tidak haya itu siswa juga di harapkan dapat menjalankan perangakat lunak tersebut beserta peralatan mendukung lainnya.

Berdasarkan tujuan tersebut guru harus dapat memilih sebuah metode pembelajaran yang sesuai agar tercapinya tujuan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Pembelajaran TIK akan lebih dapat dipahami oleh siswa jika siswa dapat melihat dan mencoba sendiri komponen TIK

7. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Aqib, 2013:70). Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran memiliki kesamaan dalam penerapan hanya strategi yang digunakan saja yang membedakannya.

a) Model Pembelajaran

Model pembelajaran sangat penting dalam proses kegiatan belajar mengajar karena akan menggambarkan seperti apa suatu pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Yamin (2013:17) mengatakan bahwa


(32)

“model merupakan contoh yang dipergunakan para ahli dalam menyusun langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran”

Penerapan model pembelajaran dalam kegiatan mengajar akan memberikan perubahan pada hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran, dalam penerapan juga harus disesuaikan dengan permasalahan yang akan diselesaikan dan tujuan dari pembelajaran tersebut. Dengan demikian para pengajar sangat penting untuk mempelajari dan memahami tentang model pembelajaran. Penerapan model pembelajaran yang tepat dapat memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

b) Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan / tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang memiliki latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (Hamdayama, 2014:64).

Pembelajaran kooperatif memiliki empat prinsip dalam penerapanya, (a) Prinsip ketergantungan, dalam pembelajaran kooperatif tugas haruslah dikerjakan secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan dari setiaap anggotanya. (b) tanggung jawab perseorangan, prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip pertama dimana setiap anggota harus mempertanggungjawabkan tugas yang telah diberikan padanya. (c) prinsip interaksi tatap muka, pembelajaran kooperatif memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk saling bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi


(33)

kekurangan dari masing anggota. (d) partisipasi dan komunikasi, pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini merupakan bekal yang siswa dalam menghadapi dunia dan kehidupan masyarakat. Pembelajaran kooperatif juga memiliki prosedur pembelajaran diantaranya yaitu (a) penjelasan materi (b) belajar dalam kelompok (c) penilaian (d) pengakuan kelompok.

c) Strategi Pembelajaaran

Terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut:

Rifa’i dkk (2011:196) mengemukakan bahwa “strategi pembelajaran

merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini

efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Yamin (2013,1:2) strategi

merupakan perencanaan, langkah, dan rangkaian untuk mencapai suatu tujuan, maka dalam pembelajaran guru harus membuat suatu rencana, langkah-langkah dalam mencapai tujuan. Barbara B Seels dan Rita C Richey (dalam Yamin, 2013:2) menyebutkan strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Menurut Reigeluth (dalam Yamin 2013:4) bahwa strategi pembelajaran sebagai metode-metode untuk memanipulasi unsur-unsur bahan-bahan pengetahuan. Demikian pula Burser dan Byrd (dalam Yamin 2013: 4) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan metode untuk menyampaikan informasi yang bertujuan untuk membantu pembelajar mencapai tujuan belajar. Moore (dalam Yamin,


(34)

2013:4) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran merupakan keseluruhan perencanan untuk mengajar pelajaran tertentu yang memuatkan metode dan urutan langkah-langkah yang diikuti untuk melaksanakan kegiatan belajar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu perencanaan pola-pola yang akan dilakukan oleh guru pada saat akan megajar di kelas untuk menyelesaikan dan mencapai tujuan pembelajaran.

d) Strategi Think Talk Write

Strategi ini pertama kali diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin (dalam Sumirat, 2014:24) menyatakan bahwa :

The think-talk-write strategy builds in time for thought and reflection and for the organization of ideas and the testing of those ideas before students are expected to write. The flow of communication progresses from student engaging in thought or reflective dialogue with themselves, to talking and sharing ideas with one another, to writing”.

Menurut Huinker dan Laughlin strategi TTW membangun pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum peserta didik diharapkan untuk menulis. Aktivitas berpikir dapat dilihat dari proses membaca suatu teks matematika atau berisi cerita matematika kemudian membuat catatan tentang apa yang telah dibaca. Dalam membuat atau menulis catatan peserta didik membedakan dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan, kemudian menerjemahkan kedalam bahasa mereka sendiri.

Strategi pembelajaran ini pada dasarnya dibangun melalui pola berpikir, berbicara, dan menulis sesuai dengan artinya. Alur kemajuan


(35)

strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca. Selanjutya, berbicara dan berbagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis (Hamdayama, 2014:217). Pelaksanaan akan lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen tiga sampai lima orang.

Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) dalam pelaksanaannya siswa dituntut untuk aktif dalam mencari informasi dan sumber belajar selain di sekolah. Berdasarkan dari hal tersebut dapat dicobakan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW), yang dalam pelaksanaannya siswa saling bertukar pikiran (sharing) akan pengetahuan yang mereka ketahui. Strategi pembelajaran ini dapat meratakan pengetahuan siswa, dimana siswa yang kurang tahu akan teknologi akan tertular pengetahuannya tentang teknologi dari teman sekelompok yang lebih tahu akan teknologi. Hal tersebut terlaksana sesuai dengan langkah – langakah dari strategi pembelajaran Think Talk Write, dengan metode kooperatif.

Aktivitas berfikir (Think) dapat dilihat ketika siswa, ketika siswa mulai befikir dan memulai untuk membaca maupun menyimak teks bacaan suatu materi pembelajaran, kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Pada tahapan ini siswa akan mulai memikirkan apa penyelesaian dari masalah yang akan dihadapi.

Tahap berikutnya setelah Think yaitu Talk (berbicara), Tahap ini siswa dikumpulkan pada suatu kelomok heterogen tiga sampai lima anak. Pada


(36)

tahap ini siswa akan ,berdiskusi dan bertukar pendapat dalam kelompok tersebut. Dalam tahap ini siswa akan menjadi lebih terampil dalam berbicara dan berkomunikasi.

Write (menulis), Fase ini siswa diminta untuk menuliskan hasil dari kerja kelompok dan hasil pemikiran masing-masing siswa setelah melakukan diskusi kelompok. Dalam tahap ini apa yang ditulis oleh siswa berbeda dengan catatan yang pertamakali ditulis oleh siswa. Setelah berdiskusi dengan siswa lain siswa pasti akan mendapat ide-ide baru dari hasil diskusi tersebut.

Adapun langkah –langakh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write (TTW) yaitu sebagai berikut:

Gambar 1 Skema Proses Pembelajaran Think Talk Write

Membagi lembar kerja dan petunjuk

pengerjaan

Membuat catatan kecil materi yang didapat dan mengerjakan soal secara individu

Bekumpul dan berdiskusi dengan kelompok kecil yang

telah dibuat oleh guru GURU SISWA Membentuk kelompok kecil (3-5 siswa) Merumuskan hasil dari diskusi dan jawaban dari soal yang telah diberikan

oleh guru Salah satu siswa

menyajikan hasil dari diskusi, kelompok yang

lain menilai hasil dari presentasi Refleksi dan simpulan oleh siswa 1 2 3 Keterangan :

1. Tahap Think 2. Tahap Talk 3. Tahap Write


(37)

Strategi Think Talk Write memiliki beberapa komponen penting yang berperan dalam kelancaran jalannya strategi think talk write pada pembelajaran yaitu : (a) Guru yang berkompeten dan profesional (b) anak didik yang aktif dalam kelas (c) buku bacaan yang sesuai dengan topik materi yang banyak dan bervariasi (d) teknik pembelajaran yang sesuai dengan pelaksanaan strategi think talk write. Pelaksanaan strategi think talk write dapat juga di padukan dengan teknik lain seperti diskusi, ceramah, resitasi (pemberian tugas), tanya jawab, penemuan.

Strategi Think Talk Write juga memiliki kelebihan dalam pelaksanaannya diantaranya yaitu dapat mempertajam ketrampilan berfikir visual. Mengembangkan pemecahan masalah dalam memahami materi ajar. Mengembangakan ketrampilan berfikir kritis dan kreatif siswa. Siswa menjadi aktif dalam kelas dan saling berinteraksi dalam kegiatan diskusi. Membiasakan siswa berfikir dan berrkomunikasi dengan teman, guru, dan dengan diri sendiri.

Berikut karakteristik mata pelajaran TIK dengan materi ajar pengenalan perangkat lunak pengolah kata microsoft word dan model pembelajaran TTW.

Tabel 1 Karakteristik Model Pembelajaran TTW Pada Materi Ajar Pengenalan Perangkat Lunak Pengolah Kata.

No. Pembelajaran TTW Pembelajaran TIK

1.Tahap think

Siswa berfikir seperti apakah micosoft word, ikonnya seperti apa, fungsinya apa?

Siswa juga membuat catatan kecil dari permasalahan tersebut.

Siswa dituntut untuk dapat memahami, mamikirka solusi dan jawaban dari permasalahan berikut ini

“apa itu microsoft word,

fungsinya, ikon dan


(38)

2.Tahap talk

Siswa kemudian mengkonfirmasikan pendapatnya pada teman sekelompok mereka apakah sudah sesuai kesepakatan mereka. Pada tahap ini siswa akan mendapat masukan atau tambahan pengetahuan dari pengalaman teman.

Siswa dapat mengutarakan pendapatnya mengenai pengertian dari microsoft word, fungsinya, ikon dan fungsinya dalam kelompok maupun individu

3.Tahap write

Siswa menuliskan hasil diskusi bersama berupa solusi dan langkah-langkah penyelesaian masalah,

Siswa menulis kesimpulan dari pengertian dari microsoft word, ikon dan fungsinya.

4.Presentasi

Siswa menyampaikan hasil diskusi untuk dibenarkan oleh guru maupun kelompok lain agar tidak terjadi miskonsepsi

Siswa dapat menjelaskan perangkat lunak pengolah kata dan menjelaskan cara mengoperasikannya.

8. Tinjauan Materi Teknologi Informasi Dan Komputer

Materi pokok yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa materi pengenalan ikon pada perangkat lunak pengolah kata

a) Software

Komputer terdiri dari dua bagian yakni software dan hardware. Software dapat dikataan sebagai suatu program yang dibuat dengan bahasa koputer, yang berisi perintah-perintah agar antara hardware satu dengan hardware yang lainnya dalam satu rangkaian komputer dapat berinteraksi dan saling bekerjasama untuk menjalankan suatu perintah yang diberikan oleh user. Hardware merupakan seperangkat alat keras komputer yang saling terkait satu dengan yang lainnya.

c) Perangkat lunak aplikasi dan sistem operasi

Secara umum software dapat dibedakan mejadi dua bagian yaitu 1. Perangkat lunak aplikasi


(39)

Perangkat lunak yang dikususkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu

Contoh software aplikasi : Microsoft word, Microsoft excel Microsoft power point

2. Perangkat lunak sistem operasi

Perangkat lunak yang digunakan untuk menerjemahkan bahasa mesin yang dikenal komputer menjadi bahasa yang dikenal oleh manusia

Contoh : windows

b) Pengertian perangkat lunak aplikasi pengolah kata

Perangkat lunak pengolah kata adalah kelompok perangkat lunak aplikasi yang dikususkan dan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan text. Misalnya berbagai macam tulisan atau dokumen seperti surat, laporan, buku, majalah, bulletin, posster, brosur, dan lain sebagainya. Contoh aplikasi pengolah kata yang banyak digunakan dengan berbagai keunggulannya yaitu : word perfect, word star, word pro, notepat, page maker, kword dan masih banyak lainnya. Microsoft word merupakan salah satu program aplikasi pengolah kata yang banyak dipakai kerena mudah untuk digunakan dalam pengoperasiannya.

Microsoft word juga dikenal sebagai program aplikasi yang user friendly, yaitu semua perintah dan menu mudah untuk dipahami. Dalam penggunaannya Microsoft word menyediakan fitur seperti menyisipkan gambar, grafik, ukuran huruf, jenis huruf dan sebagainya.


(40)

c) Mengidentifikasi letak perangkat lunak pengolah kata

Microsoft word atau yang sering diakronimkan menjadi Ms.word merupakan salah satu program aplikasi pengolah kata yang berada di bawah system operasi windows. Semua program aplikasi tidah terkecuali berada dibawah sistem operasi.

Dengan kata lain kita bisa menggunakan program aplikasi pengolah kata microsoft word ini jika komputer yang kita pakai menggunakan system operasi windows. Microsoft word dalah salah satu program yang yang tergabung dalam kelompok microsoft office yang terdiri dari:

a. Microsoft excel, adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan data yang biasanya terdiri atas angka.

b. Microsoft word, adalah suatu perangkat lunak aplikasi yang biasa digunakan untuk meyelesaikan pekerjaan yang berkaita dengan editing naskah atau teks.

c. Microsoft power point, adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk pembuatan pesentasi.

d. Microsoft access, adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk pengolahan database.

Beberapa kelebihan perangkat lunak pengolah kata / microsoft word dibanding dengan program aplikasi sejenis lainnya adalah :

1. Pengeditan naskah yang sempurna

2. Mampu membuat surat massal atau mail merge

3. Mampu melakukan perhitungan angka dan matematika 4. Pengoperasiannya sangat mudah dan sederhana


(41)

d) Menjalankan program aplikasi microsoft word

Untuk menjalankan program aplikasi pengolah kata dapat melalui ikon maupun taskbar pada komputer dalam keadaan hidup dengan sistem operasi windows.

a. Membuka microsoft word dengan menggunakan menu icon

Secara otomatis setelah ikon di klik akan muncul lembar dokumen kosong, yang berarti microsoft word sudah siap untuk digunakan. Jika microsoft word tidak menampilkan lembar dokumen maka langkah yang harus dilakukan adalah klik file  new  blank document, atau langsung klik ikon new pada toolbar.

Gambar 2 Ikon Microsoft Word

Gambar 3 Tampilan Lembar Kerja Pada Ms. Word


(42)

Untuk membuka aplikasi microsoft word dari menu taskbar terkadang memiliki perbedaan, itu tergantung pada versi dari sistem operasi yang digunakan. Namun pada intinya langkah – langkah yang digunakan hampir sama. Berikut adalah langkah yang dapat dilakukan untuk membuka program aplikasi microsoft word dari komputer yang menggunakan system operasi windows XP

1. Klik tombol star pada menu taksbar

2. Pilih all program kemudian cari microsoft office 3. Berikut gambar tampilannya

Gambar 4 Tampilan Membuka Microsoft Word

e) Menutup program aplikasi microsoft word

Sebelum menutup atau keluar dari program microsoft word pastikan bahwa semua data dan dokumen sudah tersimpan dengan benar. Perintah yang dapat digunakan untuk keluar yaitu file exit atau


(43)

B. Kerangka Berfikir

Pembelajaran TIK dilaksanakan pada jenjang sekolah menengah pertama membahas tentang perkenalan akan teknologi dan perangkat pendukungnya di sekolah. Pembelajaran TIK di sekolah kurang menarik minat siswa untuk mengikutinya yang dikarenakan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru monoton dan tidak ada variaasi. Hal ini tidak jarang membuat siswa tidak aktif di kelas dan hanya datang dan mendengarkan saja tanpa ada komunikasi antar siswa dengan guru. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write di sekolah SMP N 01 Ngrampal yang siswanya kurang termotivasi untuk mengikuti pebelajaran TIK di kelas. Penerapan strategi pembelajaran ini ada tiga tahap yaitu berfikir berbicara dan menulis sesuai dengan artinya. Peneraan strategi pembelajar ini diharapkan siswa merasakan suasana baru dalam pembelajaran, siswa dapat terampil dalam memecahkan masalah, siswa dapat berkomunikasi dengn siswa yang lain dengan lancar dan yang terpenting rata-rata nilai hasil belajar siswa dapat mencapai KKM dan nilainya mencapai lebih dari 70.


(44)

Gambar 5 Kerangka berfikir

C. Hipotesis

Dalam penelitian ini disusun hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut : Pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dapat terlaksana dengan baik dan cukup efektif.

Pembelajaran TIK di kelas

Siswa kelas VIII SMP 01 Ngrampal

Kendala:

 Siswa kurang

beminat dlam megikuti pelajaran

 Siswa kurang

aktif mengikuti pelajaran Strategi pembelajaran

Think Talk Write

Penerapan

Siswa berfikir Siswa bebicara

Siswa menulis Manfaat :

 Siswa merasakan

suasana baru

 Siswa terampil memecahkan masalah

 Daya komunikasi

siswa meningkat Hasil

Hasil belajar siswa lebih baik dan rata-rata ≥ 70


(45)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah suatu bentuk penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, serta penampilan dari hasil penelitian. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain (Suharsimi Arikunto, 2007:11).

Peneliti menggunakan penelitian komparasi dalam metode penelitian kuantitatif. Penelitian komparasi adalah penelitian yang membandingkan dua gejala atau lebih. Penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja. Peneliti menggunakan penelitian komparasi karena masalah dalam penelitian ini adalah masalah komparasi atau perbedaan antara dua sampel yaitu siswa yang belajar dengan menggunakan metode kooperatif stategi Thik Talk Write, dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru SMP N 01 Ngrampal Kabupaten Sragen tahun ajar 2015/2016.

Penelitian eksperimen (experimental research) merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui/menilai suatu pengaruh dari suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap perilaku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan yang lain. Bentuk desain penelitian ini merupakan bentuk true


(46)

experimental design. Menurut Sugiyono (2010), ciri utama true experimental design bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian, baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.

B. Desain Penelitian

Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian. Desain eksperimen dalam penelitian ini mengacu pada Posttest-Only Control Design. Desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelas eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelas kontrol. Menurut Sugiyono (2010: 112) desain penelitian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 2 Desain Penelitian Posttest-Only Control Design Desain Penelitian Posttest-Only Control Design

Kelompok Perlakuan Post-Test Eksperimen

Kontrol

X K

T T

Keterangan:

X = penerapan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write K = penerapan pembelajaran konvensional, dan

T = tes hasil kemampuan pemahaman MS.Word

Penelitian ini diawali dengan menentukan populasi dan memilih sampel dari populasi yang ada. Pemilihan sampel dilakukan dengan Teknik purposive sampling. Kemudian sampel diuji normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-ratanya. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengenalan Ms. Word. Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe think talk write sedangkan pada kelas kontrol diterapkan


(47)

pembelajaran konvensional. Pada akhir pembelajaran dilakukan tes kemampuan pemahaman Ms. Word. Tes dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan soal yang sama. Soal tes yang diberikan kepada kelas sampel adalah soal yang telah diuji coba. Data-data yang diperoleh, dianalisis sesuai dengan statistik yang sesuai.

C. Tempat dan waktu Pelaksanaan

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 01 Ngrampal Kabupaten Sragen

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2015 – selesai

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, dalam penelitian ini menggunkan dua variabel yaitu :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif strategi Think Talk Write dan model pembelajaran konvensional

2. Varibel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 01 Ngrampal Kabupaten Sragen pada mata pelajaran TIK tahun ajaran 2015/2016


(48)

E. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek-subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester gasal di SMP Negeri 01 Ngrampal pada tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 164 terdiri dari lima kelas yaitu sebagai berikut :

Tabel 3 Jumlah Populasi Kelas VIII No. Kelas Jumlah

1 VIII-A 32

2 VIII-B 33

3 VIII-C 33

4 VIII-D 32

5 VIII-E 34

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakerisik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:81). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam eksperimen ini adalah teknik purposive sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel dengan tujuan dan pertimbangan tertentu. Tujuan atau pertimbangan yang digunakan adalah :

1 Buku sumber yang digunakan sama.

2 Siswa mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama. 3 Siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada tingkat yang sama. 4 Pembagian kelas tidak berdasarkan ranking.


(49)

Pengujian sampel dilakukan dengan melakukan perhitungan normalitas dan homogenitas. Sampel nilai diambil dari nilai ulangan harian 1 pengenalan MS.Word pada semester 1. Sehingga kelas yang digunakan sebagai sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 4 Kelas Sampel

No Kelas Pelakuan Jumlah siswa

1 VIII-A Kelas eksperimen

Menggunakan metode pembelajaran TTW 32 2 VIII-B Kelas kontrol

Menggunakan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru SMP N 01 Ngrampal pada th ajaran 2015/2016

33

3 VIII-D Kelas uji coba soal 32

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang standar. Metode ini digunakan untuk mengetahui atau mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Seperti keadaan sekolah, sarana prasarana, dan sebagainya.

2. Tes

Tes merupakan rangkaian pertanyaan dan latiha serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemapuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelopok untuk mengumpulkan data kuantitatif.

Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi atau tes pengetahuan pada mata pelajaran TIK materi ajar pengenalan MS.Word kelas VIII dengan desain Posttest-Only Control Design


(50)

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya “barang-barang

tertulis”. Metode ini digunakan sebagai jalan untuk melakukan penelitian

(pengumpulan data). Data yang diperolaeh peneliti didapat ketika melakukan observasi, data tersebut digunakan sebagai penguat data yang diperoleh setelah penelitian. Data yang diperoleh oleh peneliti berupa nilai ulangan harian siswa dan daftar nama siswa kelas VIII.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diperlukan untuk mendapatkan data dapat menjawab permasalahan, dalam penelitian ini instrumen yang digunakan meliputi instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Silabus

Silabus disusun atau dibuat sesuai dengan kurikulum yang digunakan oleh SMP Negeri 01 Ngrampal yaitu kurikulum KTSP, didalam silabus memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Silabus dapat lihat selengkapnya pada lampiran 1.

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanann pembelajaran disusun setiap akan melaksanakan pembelajaran dikelas yang dibuat perKD yang dapat dilaksanakan dalam satu atau dua pertemuan. Peneliti menggunakan rencana


(51)

pelaksanaan pembelajaran sejumlah satu yang digunakan untuk dua kali pertemuan, RPP selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

2. Instrumen Pengolahan Data

Instrumen pengumpulan data yaitu intrumen posttest. Instrumen berisi daftar pertanyaan seputar mata pelajaran TIK yang akan diberikan atau dikerjakan oleh siswa ketika sesudah mengikuti pelajaran TIK pada kade yang ditentukan. Instrumen lengkap terdapat pada lampiran 21.

H. Analisis Instrument Penelitian

Instrumen tes yang digunakan perlu diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas butir tes/soal. Sebuah tes yang baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, diantaranya adalah validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal. Oleh sebab itulah dilakukan uji-uji tersebut.

1. Taraf Kesukaran soal

Taraf kesukaran (TK) tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyakanya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul (Arikunto, 2010:176). Nilai TK butir merentang antara 0-1. TK sebuah butir sama dengan nol terjadi bila semua peserta tidak ada yang menjawab benar, sebaliknya TK sebuah butir akan sama denan satu apabilasemua peserta menajwab benar pada butir tersebut. Semakin tinggi indeks TK maka butir soal semakin mudah. Dalam tes butir-butir soal indeks TK diharapkakn bernilai sedang, jika butir soal bernilai mudah atau sukar maka susah untuk membedaka kemampuan dari peserta. Oleh karenaitu nilai TK tiap butir soal harus sedang.


(52)

Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran soal adalah:

tes(n) mengikuti yang

siswa jumlah

(X) soal tiap pada tes peserta siswa

skor Jumlah rata

Rata 

soal tiap maksimum skor

rata -rata Kesukaran)

(Tingkat

TK 

Menurut Purwanto (2014:101) berikut pembagian kategori TK kedalam tiga kelompok yaitu:

Tabel 5 Indeks Kesukaran Soal Interval Indeks Kesukaran

(TK) Kriteria

0.00 – 0.32 Sukar

0.33 – 0.66 Sedang

0.67 – 1.00 Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan dari tingkat kesukaran soal uji coba, didapatkan hasil 4 soal dengan kriteria sedang, 3 soal sukar, dan 13 soal mudah. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 12.

2. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai (Arikunto, 2010:177).

Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda soal adalah sebagai berikut :


(53)

Keterangan:

D = daya pembeda butir

BA = banyak kelompok atas yang menjawab benar JA = banyak subjek kelompok atas

BB = banyaknya subjek kelompok bawah yang menjawab benar JB = banyaknya subjek kelompok bawah

Tabel 6 Kriteria Daya Beda Soal Interval DP Kriteria

DP ≤ 0,00

0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00

Sangat jelek Jelek

Cukup baik Baik Sangat baik

Berdasarkan perhitungan daya beda soal didapatkan 2 soal dengan kriteria sangat jelek, 1 soal cukup baik, 4 soal dengan kriteria baik, dan sisanya dengan kriteria jelek. Lembar analisis butir soal uji coba dapat dilihat pada lampiran 13.

3. Validitas soal

Validitas adalah suatu Ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang sahih atau valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Subah instrumen valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010 : 211).

Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas adalah teknik korelasi product moment menggunakan metode pearson, sebagai berikut :

Keterangan :

 

 

    } }{

{N X2 X 2 N Y2 Y 2 Y

X XY

N rXY


(54)

rxy : Koefisien korelasi

N : Jumlah subjek/ responden X : Skor butir

Y : Skor total

∑X2

: Jumlah kuadrat nilai X

∑Y2

: Jumlah kuadrat nilai Y

(Arikunto,2010 : 213)

Hasil analisis rxy dikonsultasikan dengan tabel kritik r product moment pada

tabel signifikan 5%. Jika rXY > rtabel maka soal tersebeut valid dan begitu juga

kebalikannya jika rxy< rtabel maka soal tersebut tidak valid. Contoh perhitungan

validitas dapat dilihat pada lampiran 14.

Setelah soal uji coba diuji cobakan didapatkan 10 soal valid dan 10 soal tidak valid dari 20 soal yang diuji cobakan. Analisis perhitungan dapat dilihat pada lampiran 16 dan 17.

4. Uji Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut bisa memberikan hasil yang tetap. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berati (Arikunto, 2007: 86).

Menurut Arikunto (2007: 109), untuk menguji reliabilitas soal tes uji coba dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach's Alpha, yaitu sebagai berikut.

               

2

2 11 1 1 t i n n r   Keterangan :

r11 = reliabilitas yang dicari n = banyaknya butir soal

2

i

= varians butir soal 2

t

= varians total


(55)

N N

X X

i

2 2

2

) ( 

Menurut Arikunto (2007: 112) Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu

setelah didapat harga r11 kemudian dikonsultasikan dengan harga rtabel pada tabel

product moment dengan taraf signifikan α, jika r11 > rtabel maka item tes yang

diujicobakan reliabel.

Dari hasil analisis soal uji coba didapatkan hasil bahwa tes bersifat reliabel dengan nilia r11 sebesar 0,9156 dan harga rtabel pada tabel product moment

dengan taraf signifikan 5% untuk n = 32 yaitu 0,349. Karena r11 > rtabel maka item

tes yang diuji cobakan reliabel. Untuk contoh perhitungan dapat di lihat pada lampiran 15.

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis data tahap awal

Analisis data merupakan tahap menetukan dalam sebuah penelitian karena analisis data berfungsi untuk mengumpulkan hasil penelitian. Adapun langkah-langkah dari analisis data yaitu :

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui kelompok data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data digunakan untuk menghitung normalitas data awal yang berupa nilai ulangan harian.

Setelah mendapat data, data tersebut diuji kenormalannya dengan Uji


(56)

i i i k i hitung

E

E

O

2 1

2

(

)

(Sudjana, 2005: 273)

dengan

2 hitung

 = nilai uji normalitas yang dicari

i

O = frekuensi pengamatan

i

E = frekuensi harapan

Hipotesis yang digunakan adalah:

0

H : data berdistribusi normal 1

H : data tidak berdistribusi normal. Kemudian nilai 2

hitung

 dibandingkan dengan nilai 2tabel dengan taraf

signifikan α dan derajat kebebasan dk = k – 3. Kriteria uji normalitas adalah

terima H0 jika 2 hitung

  2tabel, artinya data berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas

Uji ini untuk mengetahui apakah kelompok dalam populasi mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kelompok dalam populasi tersebut mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen.

Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah:

0

H : 2

5 2 4 2 3 2 2 2

1    

    

1

H : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku.

Untuk menentukan kehomogenan varians dengan menggunakan rumus Bartlett:

ln

10

1

log

2

.

2

i

s

n

B


(57)

Untuk mencari varians gabungan:

1

2

/

1

.

2

i i

i

s

n

n

s

Rumus harga satuan B:

 log s2 . ni 1

B

Kriteria pengujian adalah dengan taraf nyata α, tolak H0 jika (1 )( 1) 2

2

 

k

,

di mana

2(1)(k1) didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang

1

dan dkk1 (Sudjana, 2005: 263).

c) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan dua rata-rata untuk mengetahui bahwa kedua sampel itu mempunyai kondisi awal rata-rata yang sama. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah :

2 1

0

:

H

(tidak ada perbedaan rata-rata nilai awal dari kedua kelas) 2

1 1

:

H

(ada perbedaan rata-rata nilai awal dari kedua kelas)

Apabila data mempunyai varians yang sama maka pengujian hipotesis digunakan rumus sebagai berikut.

2 1 2 1

1

1

n

n

s

x

x

t

dengan

2

1

1

2 1 2 2 2 2 1 1 2

n

n

s

n

s

n

s

Keterangan :

rata-rata nilai kelas eksperimen rata-rata nilai kelas kontrol  1 x  2 x


(58)

varians nilai-nilai kelas tes eksperimen varians nilai-nilai kelas tes kontrol 1

n = jumlah anggota kelas eksperimen 2

n = jumlah anggota kelas kontrol

Kriteria pengujiannya terima H0, jika 2 1 1 2

1

1

t

t

t

di mana

2 1 1

t

didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 n2 2) dan

peluang (1 –

½

α).

Apabila data mempunyai varians yang berbeda maka pengujian hipotesis digunakan rumus sebagai berikut :

2 2 2 1 2 1 2 1 '

n

s

n

s

x

x

t

Keterangan :

rata-rata nilai kelas eksperimen rata-rata nilai kelas kontrol

varians nilai-nilai kelas tes eksperimen varians nilai-nilai kelas tes kontrol 1

n = jumlah anggota kelas eksperimen

2

n = jumlah anggota kelas kontrol

Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika:

2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1

w

w

t

w

t

w

t

w

w

t

w

t

w

dengan  2 1 s  2 2 s  1 x  2 x  2 1 s  2 2 s


(59)

1 2 1 1

n

s

w

2 2 2 1

n

s

w

 11

2 1 1 1        

n

t

t

  2 1

2 1 1 2        

n

t

t

 (Sudjana, 2005: 239-240).

2. Analisis Data Tahap Akhir

Diketahuai kedua kelompok sampel memiliki kemampun awal yang sama, selanjutnya dilakukan eksperimen atau perlakuan pada sampel tersebut. Setelah keduan sampel selesai dibeikan perlakuan, kemudian siswa diberi test atau posttest. Data yang diperoleh dari hasil test kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.

a) Uji Normalitas

Langkah –langkah dari pegujian normalitas ini sama dengan langkah-langkah pengujian normalitas pada tahap awal

b) Uji Homogenitas

Langkah –langkah pada pengujian homogenitas sama dengan langkah-langkah dari pengujian homogenitas pada tahap awal.

c) Uji Hipotesis (Uji Keefektifan)

Uji ini digunakan untuk mengetahui prosentase ketuntasan belajar pada mata pelajaran TIK apakah prosetase jumlah siswa yang mencapai ketuntasan lebih besar dari 70%.

Hiposesis yang digunakan sebagai berikut :

% 70 : 1

0  

H (persentase ketuntasan belajar pada kemampuan pemecahan


(60)

pengolah kata dengan model pembelajaran kooperatif Think Talk Write kurang dari atau sama dengan 70% )

% 70 : 1 1

H (persentase ketuntasan belajar pada kemampuan pemecahan

masalah siswa kelas VIII pengenalan perangkat lunak pengolah kata dengan model pembelajaran kooperatif Think Talk Write lebih dari atau sama dengan 70%)

Untuk pengujian menggunakan statistik z yang rumusnya adalah :

n

n

x

z

)

1

(

0

0 0

dengan

π

0 = 0,70

Keterangan :

x = banyak siswa yang tuntas kelas eksperimen n = banyaknya seluruh siswa kelas eksperimen

π0 = proporsi yang diharapkan

tolak H0 jika

z

z

(0,5 –α) di mana

z

(0,5 – α) didapat dari daftar distribusi

normal baku dengan peluang (0,5 –) (Sudjana, 2005: 234).

J. Prosedur Penelitian

Adapun langkah – langkah yang akan dilaksanakan oleh peneliti dalam penelitiannya :

a. Menentukan populasi yaitu VIII A sampai dengan VIII E

b. Menetukan sampel dengan langkah awal mengambil data nilai ulangan harian 1 pada bab1 pada kade MS. Word mata pelajaran TIK pada siswa kelas VIII, kemudian menganalisis data tersebut untuk uji normalitas, homogenitas, kemudian menentukan sampel penelitian


(61)

yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol dengan teknik purposive sampling.

c. Menyusun kisi-kisi dan instrumen uji coba dalam bentuk uraian

d. Melaksanakan pembelajaran teknik think talk write pada kelas experimen

e. Megujicobakan instrumen uji coba pada kelompok uji coba

f. Menganalisis data uji coba instrumen tes uji coba untu mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas.

g. Menetukan soal yang memenuhi syarat berdasarkan proses pada poin f h. Melaksanakan tes yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kotrol

untuk mengetahui kemampuan pemahaman materi dari kedua kelas i. Menganalisis data hasil tes pada kelas esperimen dan kelas kontrol j. Menyusun hasil penelitian


(62)

Gambar 6 Skema Prosedur Penelitian Analisis

uji coba instrumen

Teknik purposive sampling Uji normalitas dan homogenitas

populasi

POPULASI

Kelas VIII A s.d VIII E SMP N 1 Ngrampal

Sampel

UJI COBA

Instrumen hasil analisis uji coba (valid dan realibitas)

Ekperimen

Pembelajaran dengan strategi Think Tak

Write (TTW)

Kontrol

Pembelajaran yang diterapkan oleh guru SMP N 01 Ngrampal

TEST

Uji normaslitas dan homogentas sampel


(63)

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada awal bulan agustus 2015 di SMP N 01 Ngrampal pada tahun ajaran 2015/2016. Penelitian dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas VIII-B (33 siswa ) sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Think Talk Write. Kelas VIII-A sebagai kelas kontrol dengan perlakuan diberi pembelajaran dengan metode yang biasa digunakan oleh guru yang mengajar kelas tersebut. Hasil tes berupa tes kemampuan pemecahan masalah setelah selesai diberi pelakuan, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

1. Analisis Data Tahap Awal

Uji pada tahap awal berupa uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata. Uji tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai kemampuan awal yang sama atau tidak, hal ini dilakukan untuk mencari atau menentukan sampel dari penelitian yang akan dilakukan. Data yang digunakan untuk analisis tahap awal ini adalah nilai ulangan harian siswa pada semester 1 mata pelajaran TIK tahun ajaran 2015/2016. Adapun langkah-langkah pengujian yaitu sebagai berikut :

a) Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan rumus Chi Kuadrat. Hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas yaitu sebagai berikut :

H0 : data terdistribusi normal jika

2

hitung


(64)

H1 : data tidak terdistribusi normal jika

2

hitung

2tabel,

Jika diperoleh

hitung2  tabel 2

, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi normal.

hitung2 diperoleh dari perhitungan uji

Chi Kuadrat yang diawali dengan membuat tabel frekuensi dari data nilai ulangan harian siswa, dari perhitungan tersebut didapatkan hasil rata-rata (mean) : 71,51; simpangan baku : 14,82, dengan skor tertinggi = 95 ; skor terendah =20 ; banyak kelas interval = 8; dan panjang kelas = 9 sehigga

diperoleh

hitung2 =8,43 dengan jumlah data sebanyak 164. Sedangkan

untuk

2tabel diperoleh dari dengan dk = 8 – 3 = 5 maka

diperoleh tabel2 11.1. Dari pehitungan data di atas didapatkan hasil

2

hitung

kurang dari

2tabel dengan angka,

hitung2  tabel

2

= 8,43 ≤

11,1; jadi dari hasil olah data dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal dan tidak terdapat kelas-kelas unggulan.

Gambar 7 Sketsa Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelompok dalam populasi memiliki varians yang sama atau kelompok tersebut

Daerah penerimaan H0

Daerah penolakan H0

11,1 8,4299


(65)

dikatakan homogen. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Bartlett. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah :

H0 : Homogen

2 5 2 4 2 3 2 2 2

1    

    

( Jika nilai 2 2(1)(k1) )

H1 : Tidak homogen paling sedikit satu tanda sama dengan tidak

berlaku.

(Jika nilai 2  2(1)(k1))

Tabel 7 Data Uji Homogenitas Data Awal

Kelas ni 1 si2 (ni 1) si2 log si2 (ni 1)( log si2)

VIII-A 31 115,85 3591,50 2,06 63,98 VIII-B 32 270,69 8662,06 2,43 77,84 VIII-C 32 199,51 6384,18 2,30 73,60 VIII-D 31 154,69 4795,50 2,19 67,87 VIII-E 33 205,35 6776,47 2,31 76,31 Jumlah 159 946,09 30209,71 11,30 359,60

Jika hasil perhitungan 2 2(1)(k1), maka H0 diterima. Dari

data diatas didapatkan varians kelas VIII-A = 115,85; varians kelas VIII-B = 270,69; varians kelas VIII-C = 199,51; varians kelas VIII-D = 154,69 varians kelas VIII-E= 205,35; sehingga diperoleh varian gabungan = 190.00. Setelah varian gabungan diperoleh maka dapat dihitung nilai dari X2 dan didapat hasil X2= 6,255. Dengan jumlah kelas(k) populasi sebanyak 5

dan taraf signifikan maka diperoleh 2(1)(k1) 9,49. Sehingga


(66)

9,49. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi mempunyai varian yang homogen.

Gambar 8 Skema Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis Perhitungan lengkapnya terdapat pada lampiran 5.

c) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki keadaan atau kondisis awal rata-rata yang sama maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan rata-rata sebelum di lakukan perlakuan. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah :

2 1 0: 

H (tidak ada perbedaan rata-rata nilai awal dari kedua kelas)

2 1 1: 

H (ada perbedaan rata-rata nilai awal dari kedua kelas)

Jika diperoleh

 

2 1 1 2

1

1   

t t t , maka H0 diterima dan dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata nilai awal dari kedua kelas. Dari perhitungan, diperoleh rata nilai kelas VIII-A = 68,13; rata-rata nilai kelas VIII-B = 65,24; varians kelas VIII-A = 115,85; varians kelas VIII-B = 270,69; dan varians gabungan = 194,501. Diperoleh t = -0,8331

dan 1,9983 2

1 1  

t yang didapat dari daftar distribusi t dengan dk = 63

dan peluang (1 –

½α

). Jadi, tidak ada perbedaan rata-rata nilai awal dari kedua kelas. Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 6.

Daerah penerimaan H0

Daerah penolakan H0

9,49 6,255


(67)

2. Analisis Data Tahap Akhir

Setelah melakukan penelitian atau perlakuan pada sampel maka hal yang kemudian harus dilakukan adalah melakukan tes prestasi atau posttest dengan jumlah soal sebanyak 10 soal yang dapat dilihat pada lampiran.Data hasil dari uji posttest dapat dilihat pada lampiran. Analisis pada tahap akhir ini sama dengan analisi data pada awal yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas pada tahap akhir ini sama dengan uji normalitas pada tahap awal, meggunakan Chi Kuadrat dengan hipotesis uji normalitas adalah sebagai berikut :

H0 : data terdistribusi normal jika

2

hitung

2tabel,

H1 : data tidak terdistribusi normal jika

2

hitung

2tabel,

Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8 Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen Kelas hitung2 dk

2

tabel

 Keterangan

Eksperimen 4,6788 3 7,81 Normal

Kontrol 4,9153 3 7,81 Normal

Dapat dilihat dari tabel di atas, data kemampuan pemecahan masalah kelas

eksperimen, didapat

hitung2  4,6788 yang diperoleh dari perhitungan

hasil nilai posttest yang dapat dilihat pada lampiran, H0 dapat diterima


(1)

Lampiran 30 Daftar Hadir Siswa Kelas Eksperimen


(2)

Lampiran 31 Daftar Hadir Kelas Kontrol


(3)

Lampiran 32 Daftar Hadir Kelas Uji Coba


(4)

Lampiran 33 Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi


(5)

Lampiran 34 Surat Ijin Penelitian


(6)

Lampiran 35 Surat Keterangan Penelitian


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Pernapasan pada Manusia

0 15 243

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK-TALK- WRITE (TTW) PADA Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW) Pada Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Matematika d

0 0 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK- WRITE PADA SISWA KELAS VIII.5 TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 13

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) PADA MATERI BANGUN RUANG KELAS VIII MTsSMP

0 0 12