Stres 1.BPengertianBStres Hubungan antara penyesuaian sosial dengan tingkat stres pada ibu berperan ganda.

dapat menimbulkan stres. Tubuh akan merespon perubahan-perubahan tersebut dengan respon fisik, mental, dan emosi Huffman, Vernoy, dan Vernoy, 1997. Penyebab stres pada setiap orang dapat berbeda satu dengan yang lainnya sehingga setiap orang akan memiliki cara yang berbeda pula untuk mengatasinya. Intensitas, jangka waktu terjadinya stres, terduga atau tidaknya suatu peristiwa, besar atau kecilnya kontrol individu terhadap peristiwa tersebut, dan lamanya dampak dari peristiwa tersebut dirasakan oleh seseorang merupakan beberapa karakteristik yang meyebabkan suatu peristiwa dapat menimbulkan stres Huffman, Vernoy, dan Vernoy, 1997. Meskipun stres merupakan pengalaman yang bersifat individual, namun Taylor 1995 mencoba mengelompokkan karakteristik peristiwa yang secara umum dapat dinilai potensial menimbulkan stres. Beberapa diantaranya yakni : a. Stressor berupa peristiwa negatif Individu lebih menyukai peristiwa yang dirasa menyenangkan daripada menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan. Hal tersebut akan menyebabkan individu merasa tertekan jika menghadapi suatu peristiwa yang tidak diharapkannya seperti kematian anggota keluarga, perpisahan, dan sakit. b. Stressor berupa peristiwa tak terkontrol Individu memiliki kecenderungan untuk memiliki kontrol atas hal- hal yang terjadi dalam hidup mereka, namun tidak semua kejadian disebabkan oleh perilaku atau kemauan individu tersebut sehingga dapat menjadi tekanan bagi individu yang mengalami. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Stressor berupa peristiwa ambigu Ketika menghadapi peristiwa yang ambigu, individu tidak mempunyai bayangan bagaimana ia harus bertindak. Pada tahun 1976 Coper dan Marshal dalam Taylor, 1995 meneliti tentang stres yang memperoleh hasil penelitian bahwa faktor utama terjadi stres adalah ketidakjelasan aturan hidup. d. Stressor berupa tugas yang berlebihan Cohan dan William dalam Taylor, 1995 meneliti tentang stres yang memperoleh hasil penelitian bahwa stres terjadi ketika seseorang dihadapkan pada tugas yang sangat banyak. e. Stressor terdapat pada masalah utama kehidupan Ketika menghadapi peristiwa yang berkaitan dengan masalah utama kehidupan misalnya pangan, sandang, dan papan maka individu akan lebih mudah mengalami tekanan. Seperti yang telah diuraikan di atas, semua penyebab stres tersebut selalu berhubungan dengan perubahan sehingga manusia memandang bahwa perubahan tersebut sebagai suatu peristiwa yang mengancam dan menimbulkan stres. Oleh karena itu, dalam diri individu muncul kebutuhan untuk beradaptasi dan keinginan untuk mempertahankan keadaan yang dirasakan nyaman seperti sebelum terjadinya perubahan yang menimbulkan stres tersebut. Dengan demikian, individu perlu untuk melakukan penyesuaian dengan perubahan yang terjadi sehingga dapat mengendalikan stres yang dialaminya. 3.BGejalaBStresB Menurut Carlson dan Hatfield 1992 individu yang sedang mengalami stres akan menunjukkan gejala-gejala, antara lain : a. Gejala fisiologis meliputi sesak nafas, kepala terasa pusing, tubuh gemetar, dan sebagainya. b. Gejala perilaku meliputi sulit tidur, kehilangan selera humor, kurang bergairah dan malas mengerjakan sesuatu. c. Gejala kognitif meliputi pola berpikir menjadi kaku, stereotype, konsentrasi menurun, dan terganggunya proses berpikir kreatif. Sedangkan Cooper dan Straw 1993 membagi gejala stres menjadi dua, yaitu : a. Gejala fisik seperti nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan terasa lembab, otot tegang, dan sakit kepala. b. Gejala perilaku seperti merasa tidak berdaya, kehilangan semangat, sulit berkonsentrasi, cepat marah, suasana hati mudah berubah, menarik diri, serta kehilangan gairah dalam berpenampilan. Sejalan dengan pendapat di atas, Crider, dkk 1983 mengatakan bahwa individu yang mengalami stres menunjukkan respon yang bersifat emosional, kognitif., dan fisiologis. Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : a. Respon emosional Stres dapat menyebabkan gangguan emosional seperti tegang, emosi, marah-marah, dan tertekan. Perasaan dapat menjadi kurang nyaman, curiga, depresi, dan perasaan tidak enak. b. Respon kognitif Stres dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan mengorganisasikan pikiran secara benar dan berkurangnya kemampuan berkonsentrasi. Selain itu dapat muncul bayang-bayang tentang kegagalan dan ketidakmampuan yang mendominasi individu. Hal tersebut menyebabkan individu mengalami kebingungan dan cenderung menjadi pelupa akibat rusaknya kemampuan untuk mentrasfer informasi dari jangka pendek ke jangka panjang. c. Respon fisiologis Orang yang stres memiliki simptom seperti sembelit, sakit kepala, dan lemas. Menurut Taylor 1995 dampak stres dapat mempengaruhi aktivitas sistem nervous saraf simpatik misalnya meningkatnya tekanan darah, denyut jantung, jumlah denyut nadi, dan pernapasan. Lebih lanjut, Luthans 1995 mengemukakan bahwa reaksi atau respon stres dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: a. Respon fisiologis Masalah ini muncul dalam keluhan fisik seperti sakit kepala, nyeri tengkuk, tekanan darah naik, nyeri lambung, gatal-gatal di kulit, dan serangan jantung b. Respon emosional Masalah ini biasanya dikaitkan dengan aspek emosi. Gejala ini antara lain adanya kelelahan, mudah marah, mudah tersinggung, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kecemasan, ketegangan, frustrasi, depresi, rendahnya harga diri, kejenuhan, dan sikap menunda pekerjaan. c. Respon kognitif Masalah ini meliputi berkurangnya kemampuan mengorganisasikan pikiran dengan benar, berkurangnya kemampuan konsentrasi, pikiran kacau, sulit mengambil keputusan, dan melamun secara berlebihan. d. Respon perilaku Masalah ini meliputi perubahan tingkah laku, perubahan kebiasaan makan, merokok, mengkonsumsi alkohol, dan gangguan tidur. 4.BFaktorBYangBMempengaruhiBStres Menurut Atkinson dan Atkinson 1996 stres dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : a. Kemampuan menerka Menurut penelitian individu lebih menyukai peristiwa yang dapat diterka daripada peristiwa yang tidak dapat diterka. b. Proses penilaian kognitif Proses penilaian kognitif adalah proses yang memungkinkan individu untuk mengevaluasi apakah stimulus yang diterimanya sesuai dengan kemampuannya. Proses tersebut merupakan proses mental dalam menilai stressor serta kemampuan diri untuk mengatasi stressor. c. Kontrol diri Faktor ini berkaitan dengan cara bagaimana individu memberikan respon terhadap stimulus yang diterima dari lingkungan dan melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan. d. Dukungan sosial Dukungan sosial dapat mengurangi perasaan tertekan dan ketidakpuasan pada saat individu dihadapkan pada tekanan. Menurut Sarafino 1990 dukungan sosial merupakan dukungan dan penghargaan dari orang lain sehingga individu merasakan perasaan nyaman dan merasakan bantuan dari orang lain. Dukungan sosial dapat datang dari keluarga, teman kerja, maupun kelompok. Individu yang memperoleh dukungan sosial merasa dicintai, dihargai, dan dinilai menjadi bagian dari hubungan sosial. C.BBStresBPadaBIbuBBerperanBGanda Fenomena kaum perempuan yang bekerja semakin meningkat. Kaum perempuan dewasa ini sering menghabiskan sebagian waktunya untuk melakukan kegiatan di luar rumah sebagai ibu yang berperan ganda. Dengan menjalani peran sebagai ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja dapat menimbulkan adanya konflik. Menurut Hall 1987 konflik-konflik yang dihadapi kaum perempuan yang berperan ganda yaitu : pekerjaan dan anak, pekerjaan dan suami, serta pekerjaan dan keseluruhan keluarga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dengan adanya keterbatasan dan ketidakmampuan individu untuk melawan frustrasi, konflik, dan rasa bersalah maka dapat menimbulkan stres. Stres yang dialami oleh ibu yang bekerja umumnya disebabkan oleh keadaan tertekan akibat tuntutan pekerjaan dan rumah tangga. Begitu banyak faktor baik besar maupun kecil yang dapat menghasilkan stres dalam kehidupan sehari-hari ibu berperan ganda seperti kondisi keluarga, tugas rumah dan kemasyarakatan, maupun tugas pekerjaan. Selye dalam Huffman, Vernoy, dan Vernoy, 1997 membagi stres menjadi eustress, yaitu stres yang memberi pengaruh yang positif, dan dtstress yaitu stres yang memberi pengaruh yang negatif. Stres yang positif akan memberikan kemampuan yang potensial untuk mengembangkan diri dan sebaliknya stres yang negatif akan menyebabkan terganggunya produktivitas seseorang. Sejalan dengan pernyataan di atas, Handoyo 2001 mengatakan bahwa stres pada tingkat tertentu merupakan stimulasi yang baik bagi seseorang untuk berkembang. Namun apabila dalam tingkat yang tinggi dan individu tersebut tidak mampu menghadapi maka stres dapat menimbulkan malapetaka yang buruk bagi kehidupan mendatang. Oleh karena itu, stres yang timbul akibat konflik antara dua kebutuhan pada ibu berperan ganda masih tergolong sehat apabila berada pada tingkat yang cukup atau sedang. Namun apabila tingkat stres yang dialami cenderung tinggi, maka dapat menimbulkan pengaruh yang negatif pada kehidupan. Dalam hal ini, ibu berperan ganda harus terampil dalam mengatasi stres yang dialaminya. Setiap masalah yang ada hendaknya perlu untuk segera PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diselesaikan. Namun kenyataannya tidak semua ibu berperan ganda dapat mengatasinya. Hal ini dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Ibu berperan ganda yang mengalami stres pada tingkat yang tinggi akan mudah mengalami ketegangan. Ketegangan yang ada akan berpengaruh pada emosi, proses berpikir, dan kondisi fisiknya sehingga dapat mengurangi kemampuannya dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

D. PenyesuaianBSosial 1.BPengertianBPenyesuaianBSosial

Penyesuaian adalah variasi dalam kegiatan organisme untuk mengatasi suatu hambatan dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan serta menegakkan hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan sosial. Hubungan yang harmonis berarti ada kesesuaian dengan nilai norma yang ada pada lingkungan fisik dan sosial Kartono, 1992. Lebih lanjut Kartono 1992 menjelaskan bahwa penyesuaian sosial yaitu mempelajari pola perilaku yang diperlukan atau mengubah kebiasaan yang ada sehingga sesuai dengan masyarakat sosial. Cole 1963 mengemukakan bahwa penyesuaian sosial merupakan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan pada keluarga khususnya. Menurut Kartono 1992 seseorang yang memiliki penyesuaian yang baik dapat berperilaku baik sesuai norma-norma yang berlaku. Dia memiliki keterampilan dan kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain, baik yang dikenalnya maupun tidak. Dia juga bersedia membantu orang lain meskipun kadang-kadang hal itu tidak membawa keuntungan bagi dirinya. Namun penyesuaian sosial tidak menunjukkan adanya perilaku yang sifatnya berlebihan yang dilakukan supaya dirinya diterima oleh orang lain. Menurut Schineiders 1964 penyesuaian sosial adalah kemampuan untuk bereaksi secara adekuat terhadap kenyataan, situasi, dan hubungan sosial. Oleh karena itu untuk mengembangkan kemampuan ini individu harus mau mengakui dan menghormati hak-hak orang lain, belajar untuk hidup bersama, bergaul, dan mengembangkan persahabatan dengan orang lain, dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial. Selain itu juga mau menaruh perhatian terhadap kesejahteraan orang lain dan memberi pertolongan kepada orang lain serta menghormati nilai hukum, kebiasaan, dan tradisi sosial yang ada di masyarakat. Hurlock 1991 mendefinisikan penyesuaian sosial diartikan keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain dan kelompok. Artinya bagaimana usaha individu tersebut untuk hidup dan bergaul dengan orang lain serta hidup di dalam kelompok masyarakat yang terdapat norma. Penyesuaian ini sangat penting sebagai proses dari perkembangan individu. Hurlock menyebutkan adanya hubungan yang erat antara keberhasilan dan kebahagiaan pada masa kehidupan selanjutnya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa penyesuaian sosial adalah kemampuan individu untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan pada keluarga khususnya melalui hubungan yang harmonis dengan lingkungannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.BTanda-tandaBPenyesuaianBSosial Cole 1963 menyebutkan tanda-tanda kemampuan menyesuaikan diri sebagai berikut : a. Tanda-tanda kemasakan emosional, antara lain berupa perilaku tidak tergantung, tidak sering meminta bantuan, tidak berusaha menarik perhatian, dan menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab b. Tanda-tanda kecakapan sosial, antara lain berupa tidak ada perasaan malu yang berlebihan, percaya diri, suka berkumpul dan bergaul, mengikuti kegiatan, tidak menyendiri, dan rendah hati. c. Tidak memiliki kecenderungan melakukan perbuatan-perbuatan untuk menarik perhatian, menolong orang lain, dapat menerima kritik, dan bersikap sopan santun. d. Tanda-tanda kenormalan emosi, antara lain tidak mudah melamun, tidak terlalu sedih, tidak mudah sakit hati dan khawatir. Sejalan dengan pendapat di atas, Hurlock 1996 Bmengemukakan bahwa individu yang telah melakukan penyesuaian sosial dapat dilihat dari perilaku sebagai berikut : a. Penampilan nyata dan penyesuaian diri terhadap kelompok Menunjukkan perilaku sosial individu yang dinilai berdasarkan standar kelompok dan dapat memenuhi harapan kelompok tersebut. Hal ini berkaitan erat dengan kondisi fisik yang baik dari seseorang maupun peran serta individu tersebut dalam kelompok sosial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN STRES KERJA WANITA BERPERAN GANDA KARYAWAN UNIT COLD Hubungan antara Dukungan Sosial Suami dengan Stres Kerja Wanita Berperan Ganda Karyawan Unit Cold Storage KUD Minatani di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamon

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA WANITA BEKERJA Hubungan Antara Konflik Peran Ganda Dengan Stres Kerja Pada Wanita Bekerja.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN STRES KERJA PADA WANITA BERPERAN GANDA Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami Dengan Stres Kerja Pada Wanita Berperan Ganda.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami Dengan Stres Kerja Pada Wanita Berperan Ganda.

0 1 7

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA WANITA Hubungan Antara Dukungan Sosial Rekan Kerja Dengan Stres Kerja Pada Wanita Berperan Ganda.

1 8 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Dukungan Sosial Rekan Kerja Dengan Stres Kerja Pada Wanita Berperan Ganda.

0 1 7

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA WANITA Hubungan Antara Dukungan Sosial Rekan Kerja Dengan Stres Kerja Pada Wanita Berperan Ganda.

0 2 15

Hubungan antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau.

2 10 138

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN SOSIAL DENGAN

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN SOSIAL DENGAN TINGKAT STRES PADA IBU BERPERAN GANDA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

0 0 155