Dari Gambar 18 dapat dilihat bahwa semakin lama pelayuan maka penampakan partikel semakin menurun. Partikel-partikel tersebut dihasilkan dari
proses penggilingan yang menjadikan ukuran daun semakin kecil-kecil atau menjadi bubuk sehingga ketika diseduh sebagian bubuk tersebut lolos pada saat
disaring dan bubuk yang lolos tersebut dianggap sebagai partikel.
Pengaruh interaksi antara letak daun dan lama pelayuan terhadap uji organoleptik penampakan partikel
Dari data analisis sidik ragam Lampiran 6 dapat dilihat bahwa letak daun memberikan pengaruh berbeda tidak nyata P0,05 terhadap uji organoleptik
penampakan partikel teh daun gambir yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
7. Uji Organoleptik Warna Ampas Seduhan
Pengaruh letak daun terhadap uji organoleptik warna ampas seduhan
Dari data analisis sidik ragam Lampiran 7 dapat dilihat bahwa letak daun memberikan pengaruh berbeda nyata P0,05 terhadap uji organoleptik warna
ampas seduhan teh daun gambir yang dihasilkan. Hasil uji LSR terhadap perlakuan letak daun dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Uji LSR efek utama pengaruh letak daun terhadap uji organoleptik warna ampas seduhan
Jarak LSR
Letak Daun Rataan
Notasi 0,05 0,01
0,05 0,01 -
- -
L1 = Daun Pucuk 2,98
a A
2 0,078
0,107 L2 = Daun ke-2
2,53 b
B 3
0,081 0,112
L3 = Daun ke-3 2,20
c C
4 0,109
0,115 L4 = Daun ke-4
1,99 d
D
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 25 dapat dilihat bahwa perlakuan L
1
berbeda sangat nyata terhadap perlakuan L
2
, L
3
dan L
4
. Perlakuan L
2
berbeda sangat nyata terhadap perlakuan L
3
dan L
4
. Perlakuan L
3
berbeda sangat nyata terhadap perlakuan L
4
. Uji organoleptik warna ampas seduhan tertinggi terdapat pada perlakuan L
1
yaitu sebesar 2,98 dan terendah pada perlakuan L
4
yaitu sebesar 1,99. Hubungan letak daun terhadap uji organoleptik warna ampas seduhan
dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Histogram hubungan letak daun terhadap uji organoleptik warna ampas seduhan
Dari Gambar 19 dapat dilihat bahwa semakin bawah letak daun maka uji organoleptik warna ampas seduhan semakin rendah.
Pengaruh lama pelayuan terhadap uji organoleptik warna ampas seduhan
Dari data analisis sidik ragam Lampiran 7 dapat dilihat bahwa letak daun memberikan pengaruh berbeda nyata P0,05 terhadap uji organoleptik warna
ampas seduhan teh daun gambir yang dihasilkan.
59
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji LSR terhadap perlakuan lama pelayuan dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Uji LSR efek utama pengaruh lama pelayuan terhadap uji organoleptik warna ampas seduhan
Jarak LSR
Lama Rataan
Notasi 0,05
0,01 Pelayuan
0,05 0,01
- P1= 15 jam
2,16 d
D 2
0,078 0,107
P2 = 16 jam 2,37
c C
3 0,081
0,112 P3 = 17 jam
2,54 b
AB 4
0,084 0,115
P4 = 18 jam 2,65
a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Dari Tabel 26 dapat dilihat bahwa perlakuan P
1
berbeda sangat nyata terhadap perlakuan P
2
, P
3
dan P
4
. Perlakuan P
2
berbeda sangat nyata terhadap perlakuan P
3
dan P
4
. Perlakuan P
3
berbeda nyata terhadap perlakuan P
4
. Uji organoleptik warna ampas seduhan tertinggi terdapat pada perlakuan P
4
yaitu sebesar 2,65 dan terendah pada perlakuan P
1
yaitu sebesar 2,16. Hubungan lama pelayuan terhadap uji organoleptik warna air seduhan
dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Grafik hubungan lama pelayuan terhadap uji organoleptik warna ampas seduhan
Universitas Sumatera Utara
Dari Gambar 20 dapat dilihat bahwa semakin lama pelayuan maka warna ampas seduhan semakin meningkat.
Pengaruh interaksi antara letak daun dan lama pelayuan terhadap uji organoleptik warna ampas seduhan
Dari data analisis sidik ragam Lampiran 7 dapat dilihat bahwa interaksi letak daun dan lama pelayuan memberikan pengaruh berbeda nyata P0,05
terhadap uji organoleptik warna ampas seduhan teh daun gambir yang dihasilkan. Untuk mengetahui perbedaan tiap-tiap perlakuan pada interaksi antara letak daun
dan lama pelayuan terhadap uji organoleptik warna ampas seduhan dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi antara letak daun dan lama pelayuan terhadap uji organoleptik warna ampas seduhan
Jarak LSR
Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05
0,01 - - -
L
1
P
1
2,59 e CD 2 0,155
0,214
L
1
P
2
2,98 bc AB 3 0,163
0,225
L
1
P
3
3,14 ab A 4 0,167
0,230
L
1
P
4
3,23 a A 5 0,171
0,235
L
2
P
1
2,27 fg EFG 6 0,173
0,238
L
2
P
2
2,36 f DEF 7 0,174
0,242
L
2
P
3
2,69 de C 8 0,175
0,244
L
2
P
4
2,82 cd BC 9 0,176
0,246
L
3
P
1
2,00 h H 10 0,177
0,248
L
3
P
2
2,14 gh FGH 11 0,177
0,249
L
3
P
3
2,27 fg EFG 12 0,178
0,250
L
3
P
4
2,41 f DE 13 0,178
0,251
L
4
P
1
1,78 hi HI 14 0,178
0,252
L
4
P
2
2,00 h HI 15 0,178
0,254
L
4
P
3
2,05 h GH 16 0,179
0,254
L
4
P
4
2,14 gh FGH
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
61
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 27 dapat dilihat bahwa uji organoleptik tertinggi terdapat pada perlakuan L
1
P
4
yaitu sebesar 3,23 dan terendah terdap[at pada perlakuan L
4
P
1
yaitu sebesar 1,78. Hubungan interaksi antara letak daun dan lama pelayuan terhadap uji
organoleptik warna ampas seduhan teh daun gambir yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. Grafik hubungan pengaruh interaksi antara letak daun dan lama pelayuan terhadap uji organoleptik warna ampas seduhan
Dari Gambar 21 dapat dilihat bahwa semakin bawah letak daun maka uji organoleptik warna ampas seduhan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Gumbira-Sa’id et al 2009 yang menyatakan bahwa red catechu merupakan gambir yang memberikan warna merah
.
Dengan hal tersebut ampas seduhan juga berwarna merah dan semakin menurun dengan semakin tuanya
daun. Semakin muda daun maka kandungan kimianya makin tinggi Alf 2004. Dari Gambar 21 juga dapat dilihat bahwa semakin lama pelayuan maka uji
organoleptik warna ampas seduhan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Alf 2004 yang menyatakan bahwa perubahan yang terjadi selama
pelayuan adalah selain itu pengurangan air dalam daun akan memekatkan bahan- bahan yang dikandung.
62
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa letak daun
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air bb, kadar tanin , kadar abu bk , uji organoleptik rasa, warna air
seduhan, warna ampas seduhan dan memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap uji organoleptik penampakan partikel Numerik.
2. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa lama
pelayuan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air bb, kadar tanin , kadar abu bk , uji organoleptik
rasa, warna air seduhan, warna ampas seduhan dan memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap uji organoleptik penampakan partikel
Numerik. 3.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahwa interaksi antara letak daun dan lama pelayuan memberikan pengaruh
berbeda sangat nyata terhadap kadar air bb, memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kadar tanin , kadar abu bk, uji organoleptik
warna air seduhan, warna ampas seduhan, dan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap uji organoleptik rasa dan penampakan
partikel Numerik.
Saran
Untuk menghasilkan teh daun gambir dengan kualitas yang baik disarankan menggunakan interaksi antara daun pucuk dan lama pelayuan 18 jam.
63
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Alf, R. 2004. Tanaman Perkebunan Teh Camelia sinensis L.. USU-Press, Medan. Alim, A.B., 2011. BAB 2 Tinjauan Pustaka. http:repository.usu.ac.id
17 Mei 2011. Andrianis, Y. 2009. Pengolahan Teh. http:y-andria.blogspot.com 16 Mei 2011.
Bangun, M.K., 1985. Perancangan Percobaan Untuk Menganalisi Data Bagian
Biometri. Fakultas Pertanian USU, Medan. Eden, T., 1982. Tea. Longmans, Tea Research Institute Of East Africa.
Fitriyanti, S. 2004. Teh Sebagai Sumber Antioksidan.
http:radarbanjarmasin.com 16 Mei 2011 Food-info, 2009. Produksi Teh. http:www.food-info.net 16 Mei 2011.
Gumbira-Sa’id, E., K. Syamsu., E. Mardliyati, A. Herryandie, N.A. Evalia, D.L. Rahayu, A.A.A.R. Puspitarini, A. Ahyarudin, A. Hardiwijoyo., 2009.
Agroindustri dan Bisnis Gambir Indonesia. IPB-Press, Bogor. Hadad, M.E.A., N.R. Ahmadi., M. Herman dan A.M. Hasibuan., 2007. Teknologi
Budidaya dan Pengolahan Hasil Gambir. http:balittri.litbang.deptan.go.id 17 Mei 2011.
Hamdani., R. Seprima., A. Suranto dan D. Wiranda., 2009. Laporan Praktek Kerja Lapangan Pengolahan Teh. USU-Press, Medan.
Harler, C.R. 1966. Tea Growing. Oxford University Press, London.
Hartoyo, A. 2009. Menjelajahi Khasiat Teh. http:kulinologi.biz 16 Mei 2011. Heriyanto dan L. Limantara., 2006. Komposisi dan Kandungan Pigmen
UtamaTumbuhan Taliputri
Cuscuta australis R. Br.
dan Cassytha filiformis L. http:journal.ui.ac.id 17 Mei 2011.
http:bicarateh.wordpress.com., 2010. Sekilas Tentang Teh. 17 Mei 2011.
http:bisnisukm.com., 2009. Tanaman Gambir Mutiara Baru dari Sumatera Barat. 17 Mei 2011.
http:blogs.unpad.ac.id., 2010. Serba Serbi Pengolahan Teh. 17 Mei 2011.
64
Universitas Sumatera Utara
http:google.co.id., 2011. Berapa Lama Pelayuan Teh. 17 Mei 2011. http:www.litbang.deptan.go.id., Varietas Cubudak. 21 Agustus 2011.
http:id.wikipedia.org., 2011. Teh. 17 Mei 2011. http:kesehatan.kompasiana.com., 2009. Semua Tentang teh. 17 Mei 2011.
http:tehkesehatan.com., 2008. Teh Bukan Sekedar Penghilang Dahaga. 17 Mei 2011.
Kamal, M. 1985. Dasar-dasar Pengolahan Hasil Perkebunan. Lembaga Pendidikan Perkebunan,
Yogyakarta. PTM, 2011. Proses Produksi Teh. http:www.tenggaramaleber.com
16 Mei 2011. Radiana, S. 1985. Petunjuk Pengolahan Teh Hitam. PT. Wiga Guna, Jakarta.
Sinaga, P.N., 2010. BAB 2 Gambaran Umum Perusahaan. http:repository.usu.ac.id 17 Mei 2010.
Situmorang, F., 2010. Laporan Praktek Kerja Lapangan PKL Pada Pengolahan Teh Hitam Orthodox di PTPN IV Sidamanik. USU-Press, Medan.
Soehardjo, H., H. Djiman dan S. Hartati. 1996. Vademecum Teh. PT. Perkebunan Nusantara IV-Press, Pematang Siantar.
Spillane, J.J., 1992. Komoditi Teh Peranannya Dalam Perekonomian Indonesia. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sudarmadji, S., Haryono. B dan Suhardi., 1984. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Susanto, A., 2008. Laporan Praktikum Fisiolog Tumbuhan Kadar Klorofil Pada Berbagai Tanaman Yang Berbeda Umur.
http:penelitianarif.blogspot.com.20 Agustus 2011.
Widhia, 2010. Proses Tentukan Kualitas Teh. http:bataviase.co.id 16 Mei 2011.
Zuldian, P.
2009. Penelitian
Tentang Katekin
Dari Gambir.
http:prima-kito.blogspot.com 17 Mei 2011.
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1.
Data Pengamatan Analisa Kadar Tanin
Perlakuan Ulangan
Total Rataan I II
L
1
P
1
3,74 3,32 7,06
3,53 L
1
P
2
5,41 5,41 10,82
5,41 L
1
P
3
5,82 5,41 11,23
5,62 L
1
P
4
6,24 5,82 12,06
6,03 L
2
P
1
3,33 3,33 6,66
3,33 L
2
P
2
4,16 3,74 7,90
3,95 L
2
P
3
4,99 4,99 9,98
4,99 L
2
P
4
5,41 5,41 10,82
5,41 L
3
P
1
2,91 3,33 6,24
3,12 L
3
P
2
4,16 3,74 7,90
3,95 L
3
P
3
4,58 4,99 9,57
4,79 L
3
P
4
4,99 5,41 10,40
5,20 L
4
P
1
2,91 2,50 5,41
2,71 L
4
P
2
3,32 2,91 6,23
3,12 L
4
P
3
3,74 3,32 7,06
3,53 L
4
P
4
4,16 4,16 8,32
4,16
Total 137,660
Rataan 4,302
Daftar Analisis Sidik Ragam Analisa Kadar Tanin
SK db
JK KT
F hit. F.05
F.01 Perlakuan
15 32,879 2,192
36,778 2,35
3,41 L
3 12,663 4,221
70,821 3,63
5,29
L Lin 1 11,936
11,936 200,261
4,49 8,53
L Kuad 1 0,051
0,051 0,859
tn 4,49
8,53
L Kub 1 0,676
0,676 11,342
4,49 8,53
P 3 18,452
6,151 103,199
3,63 5,29
P Lin 1 18,010
18,010 302,175
4,49 8,53
P Kuad 1 0,432
0,432 7,256
4,49 8,53
P Kub 1 0,010
0,010 0,166
tn 4,49
8,53
LxP
9 1,764 0,196
3,289 2,54
3,78
Galat 16
0,954 0,060
Total 31
33,833
Keterangan: FK = 592,196
KK = 5,675 = sangat nyata
= nyata tn = tidak nyata
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
Data Pengamatan Analisa Kadar Air bb
Perlakuan Ulangan
Total Rataan I II
L
1
P
1
5,48 5,57 11,05
5,53 L
1
P
2
4,89 4,74 9,63
4,82 L
1
P
3
4,23 4,48 8,71
4,36 L
1
P
4
3,76 3,56 7,32
3,66 L
2
P
1
4,87 4,92 9,79
4,90 L
2
P
2
4,19 4,56 8,75
4,38 L
2
P
3
3,74 3,64 7,38
3,69 L
2
P
4
3,11 3,31 6,42
3,21 L
3
P
1
2,86 2,73 5,59
2,80 L
3
P
2
2,38 2,65 5,03
2,52 L
3
P
3
2,14 2,49 4,63
2,32 L
3
P
4
1,95 2,24 4,19
2,10 L
4
P
1
2,45 2,65 5,10
2,55 L
4
P
2
2,11 2,31 4,42
2,21 L
4
P
3
1,94 2,21 4,15
2,08 L
4
P
4
1,84 2,15 3,99
2,00
Total 106,150
Rataan 3,317
Daftar Analisis Sidik Ragam Analisa Kadar Air
SK db
JK KT
F hit. F.05
F.01 Perlakuan 15 41,183 2,746
101,229 2,35 3,41
L 3 33,292 11,097
409,161 3,63 5,29
L Lin 1 30,669 30,669
1130,776 4,49 8,53
L Kuad 1 0,210 0,210
7,729 4,49
8,53
L Kub 1 2,413 2,413
88,979 4,49
8,53 P
3 6,337 2,112 77,885
3,63 5,29
P Lin 1 6,316 6,316
232,885 4,49
8,53
P Kuad 1 0,018 0,018
0,648 tn
4,49 8,53
P Kub 1 0,003 0,003
0,123 tn
4,49 8,53
LXP 9 1,554 0,173
6,366 2,54
3,78
Galat 16
0,434 0,027
Total
31 41,617
Keterangan: FK = 352,119
KK = 4,965
= sangat nyata = nyata
tn = tidak nyata
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3.
Data Pengamatan Analisa Kadar Abu bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan I II
L
1
P
1
4,48 4,32 8,80
4,40 L
1
P
2
4,61 4,58 9,19
4,60 L
1
P
3
4,66 4,78 9,44
4,72 L
1
P
4
4,71 4,77 9,48
4,74 L
2
P
1
4,74 4,76 9,50
4,75 L
2
P
2
4,81 4,94 9,75
4,88 L
2
P
3
4,94 4,98 9,92
4,96 L
2
P
4
5,14 5,08 10,22
5,11 L
3
P
1
4,65 4,85 9,50
4,75 L
3
P
2
4,85 4,98 9,83
4,92 L
3
P
3
4,96 5,13 10,09
5,05 L
3
P
4
5,48 5,36 10,84
5,42 L
4
P
1
4,82 4,86 9,68
4,84 L
4
P
2
4,89 4,94 9,83
4,92 L
4
P
3
4,97 5,21 10,18
5,09 L
4
P
4
5,54 5,62 11,16
5,58
Total 157,408
Rataan 4,919
Daftar Analisis Sidik Ragam Analisa Kadar Abu
SK db
JK KT
F hit. F.05
F.01 Perlakuan
15 2,566 0,171
23,215 2,35 3,41
L 3 1,130
0,377 51,137
3,63 5,29
L Lin 1 1,007
1,007 136,725
4,49 8,53
L Kuad 1 0,112
0,112 15,182
4,49 8,53
L Kub 1 0,011
0,011 1,505
tn 4,49
8,53 P
3 1,207 0,402
54,622 3,63
5,29
P Lin 1 1,171
1,171 158,926
4,49 8,53
P Kuad 1 0,028
0,028 3,844
tn 4,49
8,53
P Kub 1 0,008
0,008 1,095
tn 4,49
8,53
PxL 9 0,228
0,025 3,439
2,54 3,78
Galat 16
0,118 0,007
Total 31
2,684
Keterangan: FK = 774,290
KK = 1,745 = sangat nyata
= nyata tn = tidak nyata
68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4.
Data Pengamatan Organoleptik Rasa Numerik
Perlakuan Ulangan
Total Rataan I II
L
1
P
1
2,91 3,00 5,91
2,96 L
1
P
2
3,00 3,18 6,18
3,09 L
1
P
3
3,18 3,27 6,45
3,23 L
1
P
4
3,27 3,36 6,63
3,32 L
2
P
1
2,73 2,73 5,46
2,73 L
2
P
2
2,73 2,82 5,55
2,78 L
2
P
3
2,91 2,82 5,73
2,87 L
2
P
4
3,00 2,91 5,91
2,96 L
3
P
1
2,73 2,54 5,27
2,64 L
3
P
2
2,64 2,82 5,46
2,73 L
3
P
3
2,82 2,91 5,73
2,87 L
3
P
4
2,91 3,00 5,91
2,96 L
4
P
1
2,54 2,64 5,18
2,59 L
4
P
2
2,73 2,64 5,37
2,69 L
4
P
3
2,82 2,82 5,64
2,82 L
4
P
4
2,91 2,91 5,82
2,91
Total 92,200
Rataan 2,881
Daftar Analisis Sidik Ragam Organoleptik Rasa
SK db
JK KT
F hit. F.05
F.01 Perlakuan
15 1,225 0,082
14,214 2,35 3,41
L 3 0,775
0,258 44,965
3,63 5,29
L Lin
1 0,595 0,595
103,654 4,49 8,53
L Kuad 1 0,146
0,146 25,384
4,49 8,53
L Kub 1 0,034
0,034 5,857
4,49 8,53 P
3 0,436 0,145
25,328 3,63 5,29
P Lin 1 0,435
0,435 75,686
4,49 8,53
P Kuad 1 0,000
0,000 0,002
tn 4,49 8,53
P Kub 1 0,002
0,002 0,294
tn 4,49 8,53
LxP 9 0,013
0,001 0,260
tn 2,54 3,78
Galat 16
0,092 0,006
Total 31
1,317
Keterangan: FK = 265,651
KK = 2,630 = sangat nyata
= nyata tn = tidak nyata
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5.
Data Pengamatan Organoleptik Warna Air Seduhan Numerik
Perlakuan Ulangan
Total Rataan I II
L
1
P
1
2,64 2,45 5,09
2,55 L
1
P
2
2,73 2,82 5,55
2,78 L
1
P
3
2,82 2,82 5,64
2,82 L
1
P
4
2,91 3,00 5,91
2,96 L
2
P
1
2,64 2,64 5,28
2,64 L
2
P
2
2,64 2,73 5,37
2,69 L
2
P
3
2,73 2,82 5,55
2,78 L
2
P
4
2,82 2,73 5,55
2,78 L
3
P
1
2,27 2,18 4,45
2,23 L
3
P
2
2,45 2,64 5,08
2,54 L
3
P
3
2,54 2,64 5,18
2,59 L
3
P
4
2,64 2,73 5,37
2,69 L
4
P
1
2,18 2,10 4,28
2,14 L
4
P
2
2,18 2,27 4,45
2,23 L
4
P
3
2,64 2,54 5,19
2,60 L
4
P
4
2,64 2,82 5,46
2,73
Total 83,400
Rataan 2,606
Daftar Analisis Sidik Ragam Organoleptik Warna Air Seduhan
SK db
JK KT
F hit. F.05
F.01 Perlakuan
15 1,595 0,106
17,383 2,35 3,41
L 3 0,672
0,224 36,592
3,63 5,29
L Lin 1 0,640
0,640 104,611
4,49 8,53
L Kuad 1 0,002
0,002 0,400
tn 4,49
8,53
L Kub
1 0,029 0,029
4,766 4,49
8,53 P
3 0,722 0,241
39,348 3,63
5,29
P Lin 1 0,710
0,710 116,073
4,49 8,53
P Kuad
1 0,012 0,012
1,963 tn
4,49 8,53
P Kub
1 0,000 0,000
0,007 tn
4,49 8,53
LxP
9 0,201 0,022
3,659 2,54
3,78
Galat
16 0,098
0,006
Total 31
1,693
Keterangan: FK = 217,3613
KK = 3,0013 =
= sangat nyata
nyata
tn = tidak nyata
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6.
Data Pengamatan Organoleptik Penampakan Partikel Numerik
Perlakuan Ulangan
Total Rataan I II
L
1
P
1
3,45 3,27 6,72
3,36 L
1
P
2
3,18 3,27 6,48
3,24 L
1
P
3
3,27 3,00 6,27
3,14 L
1
P
4
3,18 3,18 6,36
3,18 L
2
P
1
3,00 3,27 6,27
3,14 L
2
P
2
3,18 3,10 6,28
3,14 L
2
P
3
3,00 3,18 6,18
3,09 L
2
P
4
3,18 3,18 6,36
3,18 L
3
P
1
3,00 3,27 6,27
3,14 L
3
P
2
3,18 3,00 6,18
3,09 L
3
P
3
3,00 2,82 5,82
2,91 L
3
P
4
2,91 3,00 5,91
2,96 L
4
P
1
3,18 3,27 6,45
3,23 L
4
P
2
3,18 3,27 6,45
3,23 L
4
P
3
3,00 2,91 5,91
2,96 L
4
P
4
2,91 3,00 5,91
2,96
Total 99,820
Rataan 3,119
Daftar Analisis Sidik Ragam Organoleptik Penampakan Partikel
SK db
JK KT
F hit. F.05
F.01 Perlakuan
15 0,460 0,031
2,395 2,35 3,41
L 3 0,180
0,060 4,687
3,63 5,29
L Lin 1 0,112
0,112 8,778
4,49 8,53
L Kuad 1 0,051
0,051 4,000
tn 4,49 8,53
L Kub 1 0,016
0,016 1,281
tn 4,49 8,53
P 3 0,192
0,064 4,987
3,63 5,29
P Lin
1 0,139 0,139
10,878 4,49 8,53
P Kuad 1 0,014
0,014 1,129
tn 4,49 8,53
P Kub 1 0,038
0,038 2,955
tn 4,49 8,53
LxP 9 0,088
0,010 0,767
tn 2,54 3,78
Galat 16
0,205 0,013
Total 31
0,665
Keterangan: FK = 311,376
KK = 3,627 = sangat nyata
= nyata tn = tidak nyata
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7.
Data Pengamatan Organoleptik Warna Ampas Seduhan Numerik
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II L
1
P
1
2,54 2,64 5,18 2,59
L
1
P
2
2,91 3,00 5,95 2,98
L
1
P
3
3,10 3,18 6,28 3,14
L
1
P
4
3,18 3,27 6,45 3,23
L
2
P
1
2,36 2,18 4,54 2,27
L
2
P
2
2,36 2,36 4,72 2,36
L
2
P
3
2,73 2,64 5,37 2,69
L
2
P
4
2,91 2,73 5,64 2,82
L
3
P
1
2,00 2,00 4,00 2,00
L
3
P
2
2,10 2,18 4,28 2,14
L
3
P
3
2,36 2,18 4,54 2,27
L
3
P
4
2,36 2,45 4,81 2,41
L
4
P
1
1,73 1,82 3,55 1,78
L
4
P
2
2,00 2,00 4,00 2,00
L
4
P
3
2,10 2,00 4,10 2,05
L
4
P
4
2,18 2,10 4,28 2,14
Total 77,69
Rataan 2,43
Daftar Analisis Sidik Ragam Organoleptik Warna Ampas Seduhan
SK db
JK KT
F hit. F.05
F.01 Perlakuan
15 5,688 0,379
70,836 2,350
3,410 L
3 4,478 1,493
278,811 3,630
5,290
L Lin 1 4,366
4,366 815,581
4,490 8,530
L Kuad 1 0,112
0,112 20,853
4,490 8,530
L Kub 1 0,000
0,000 0,000
tn 4,490
8,530 P
3 1,087 0,362
67,701 3,630
5,290
P Lin 1 1,068
1,068 199,445
4,490 8,530
P Kuad 1 0,020
0,020 3,643
tn 4,490
8,530
P Kub
1 0,000 0,000
0,014 tn
4,490 8,530
LxP 9 0,123
0,014 2,556
2,540 3,780
Galat 16
0,086 0,005
Total
31 5,774
Keterangan: FK = 188,62
KK = 3,014 = sangat nyata
= nyata tn = tidak nyata
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Gambar Proses Pembuatan Teh Daun Gambir
Gambar Proses Pelayuan Gambar Proses Penggilingan
Gambar Proses fermentasi Gambar Produk Setelah Pengeringan
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9.
Gambar Produk dan Warna Seduhan Teh Daun Gambir
Gambar Produk Setelah Dikemas
Gambar Seduhan Teh Daun Gambir
Universitas Sumatera Utara