B. Masalah Yang Sering dihadapi Dalam Pelaksanaan Restitusi Pajak Pertambahan Nilai
Dalam pelaksanaan restitusi Pajak Pertambahan Nilai PPN, petugas di Kantor Pelayanan Pajak sering mengalami masalah-masalah.
Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam pelaksanaan penyelesaian restitusi Pajak Pertambahan Nilai tersebut adalah :
1. Data dokumen yang seharusnya dilampirkan tidak lengkap, ini dapat
terjadi karena Wajib Pajak tidak melampirkannya. 2.
Jawaban Klarifikasi dari Pengusaha Kena Pajak penjual sering lebih dari 1 satu bulan.
3. Faktur Pajak Keluaran cacat atau tidak sah, misalnya terdapat
perbedaan faktur Pajak Keluaran yang dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak penjual dengan Faktur Pajak Masukan yang dilaporkan
oleh Pengusaha Kena Pajak pembeli. Adapun pembahasan-pembahasan dari masalah-masalah yang
sering dihadapi oleh petugas pajak tersebut diatas adalah sebagai berikut : 1.
Dalam hal pengajuan permohonan Restitusi, Wajib pajak harus memberikan data-data yang lengkap kepada kantor pelayanan pajak
karena data-data Wajib Pajak tersebut merupakan salah satu unsur yang dapat digunakan petugas Kantor Pelayanan Pajak dalam
melakukan penelitian atau pemeriksaan sehubungan dengan permohonan Restitusi yang diminta oleh Wajib Pajak. Akan tetapi
data-data dari Wajib Pajak yang diperlukan Kantor Pelayanan Pajak
Universitas Sumatera Utara
pada saat Wajib Pajak mengajukan permohonan Restitusi sering tidak lengkap. Sehubungan dengan tidak lengkapnya data Wajib Pajak
tersebut, tetapi Wajib Pajak meminta Restitusi, maka petugas perlu memeriksa SPT Masa PPN Wajib Pajak yang bersangkutan. Dengan
penelitian danatau pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas pajak, maka petugas pajak dapat menemukan data-data Wajib Pajak apa saja
yang belum lengkap, dan kemudian petugas pajak segera memberitahukan kepada Wajib Pajak tesebut agar segera melengkapi
data-data yang diperlukan sehubungan dengan permohonan Restitusi yang diajukan. Dan apabila Wajib Pajak dalam batas waktu yang telah
ditentukan tidak juga melengkapi data-datanya, maka Kantor Pelayanan Pajak dapat menolak atau tidak mengabulkan permohonan
Restitusi Wajib Pajak tersebut. 2.
Jawaban Klarifikasi dari Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Penjual sangat diperlukan dalam hal pemberian Restitusi.
Klarifikasi dilakukan apabila daftar Pajak Masukan Pajak Keluaran tidak sesuai danatau tidak ada data pembanding. Akan tetapi jawaban
klarifikasi dari Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual sering diterima lebih dari 1 satu bulan.
3. Faktur Pajak merupakan salah satu lampiran yang disertakan pada saat
pengajuan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak. Faktur Pajak Masukan dan Faktur Pajak Keluaran yang berkaitan
dengan kelebihan pembayaran pajak yang dimintakan Restitusi harus
Universitas Sumatera Utara
dilampirkan pada saat pengajuan permintaan pengembalian kelebihan pembayaran pajak. Petugas sering menemukan adanya ketidaksesuain
Faktur Pajak Keluaran yang dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak penjual dengan Faktur Pajak Masukan yang dilaporkan oleh pembeli.
Kejadian seperti ini dapat mengakibatkan Faktur Pajak tersebut tidak dapat diperhitungkan sebagai Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.
Apabila terjadi demikian, maka petugas pajak akan melakukan pemeriksaan terhadap permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan