Liriomyza Huidobrensis (Blanchard) (Diptera : Agromyzidae) : Kesesuaian Inang, Perkembangan Populasi, dan Pengaruh Aplikasi Insektisida Translamia

Liriomyza huidobrensis (BLANCHAIU)) (DIPTERA: AGROMYZIDAE):
KESESUAIAN INANG, PERKEMBANGAN POPULASI, DAN

PENGARUH APLLKASI INSEKTISIDA TRANSLAMINA

OLEH:

PUrnMO

P W O M O . Liriomyzcr huidobrensis (Blmchud) (Diptera: Agromyzidae):
Kesesuaian inang, perkembangan populasi, dm pengaruh aplikasi insektisida
tramlamina (Dibimbing oleh AUNU RAW sebagai ketua, SOEMARTONO
SOSROMARSONO dm TEGUH SANTOSO sebagai anggota).
Liriomyur huidobrensis addah jenis ldat pengomk daun yang sejak
kedatangannya di Indonesia selalu menimbulkm pernasalahan p d a tamman sayuran
dataran tinggi. Hama ini tidak mudah dikendalikan h a krsitht poUhg, dan
k a n a telah resisten tehadap banyak insektisida. Upya pengendalian krpadu lalat
pengomk dam memerlukan pemahaman tentang interaksi hama ini dengan tumbuhm
yang menjadi inangnya, dengan musuh daminya, serta kaitannya dengan tebologi
pengenddian kimiawi yang ditempkan. Penelitian Wjuan (1) mengkaji kesesuaian
dan preferensi L huidobrensis pada berbagai tumbuhan inang, (2) memahami

perkembangan populasi lalat pengorok daun d m pamitoidnya, (3) mengidentifikasi
dan mengevalwi peranan tumbuhan liar sebagai sumber invasi lalat pengorok daun
dan atau sebagai reservoas pamitoid, dan (4) mengevduasi pengaruh insektisida
abamektin terhadap in festasi lalat pengomk dam dan parasitisasi. Penelitian
laboratorium dilaksmakan di Juman Hama dan Penyakit Tumbuhan Fahltas
Pertanirtn IPB ,sedangkan penelitian lapangan dilaksanakan di Pacet (Cianjur) serta di
Pangalengan (Bandung). Penelitian berlangsung sejak a d tahun 1999 hingga akhir
tahun 2000.
Hasil penelitian Iaboratorium menunjWm Mwa berdas*
berbagai
parameter pertumbuhan dan terutama laju pertambahan intrinsik (r) L. huidobrensis,
tumbuhan inang yang tingkat kesesuaiannya paling tinggi adalah kentang diikuti
caisin, kacang endul dm kacang buncis. Ada pun pada mentimun, tomat, sawi tanah,
dan galinggmg nilai r nya lebih mW.Tdapat konsistensi mtara kesesuslisln
dengan preferensi inang. Keempat jenis tumbuhan yang disebut pertama lebih dipilih
oleh ldat pengorok daun untuk penusukan m d m dm peletakan telur.
Hasil penelitian lapangan pada pertanaman kacang endul menunjukkan bahwa
lalat pengorok dam lebih banyak yang tertangkap pa& perangkap den* ketinggian
50 cm dari pemukam tanah, dan larva pengorok daun lebih banyak ditemukan pada
tajuk b a g h b a d . Terdapat korelasi yang kuat antma bsmyhya lalat p g

tertmgkap dengan banyaknya larva serta tingkat kerusakan daun pada minggu
berikumya Parasitoid yang ditemukan addah Herniptarsem vuricornis (Girault)
(Hymenopteta: Eulophidae), dengan tinghit parasitisasi berkisar 40 - 50 %.
Pamitoid ini memperlihatkan sifat terpaut-Icesempuma dengan peninghhn
kelirnpahan lm inang.
Pada clan di sekitar pertanaman kentang di wilayah Pangalengm terdapat enam
M l i tumbuhan yang menjadi inang L. huidobrensis, yaitu Amaranhcae,
Asteraceae, Cheoopodiaceae, Convolvuhceae, Malvaceae dan SoIaoaceae.
Tumbuhan liar yang paling banyak ditemukan dengan gejala korokan addah
gdhggmg (GaIimogaprvij?oru Cav.). Parasitoid yang muncul dari dam kentang
dan tumbuhm liar adalah H. varicornis dan Opius sp. (Hymnoptem: Braconidae).

Proporsi imago yang rnuncul dari tumbuhan liar addah 68.5 % Mat pengomk dam
d m 3 1.5 % parasitoid, sedangkan yang muncul dari kentang 58.8 % lalat pengorok
daun dan 4 1.2 % parasitoid.
Aplikasi hsektisida abamektin dapat menekan k e r u d m yang tejadi pada
tanaman kentang, dm tidak bepengamh buruk terhadap kelimpahan parasitoid.
Karena serarigan lalat pengomk daun selama penelitian berlangsung b-golongringan,
tidak ada pengaruh nyata dari aplikasi abamektin- t
bobot umbi kentang yang

dihasilkan.

ABSTRACT

PURNOMO. Liriomyza huidobrensis (Blanchard) (Diptera: Agrornyzick): Host
suitability, popuiation development, and eBct of tmnslaminar insecticide application.
Supervised by AUNU RAUF, WEMARTONO SOSROMARSONO, and TEGUH
SANTOSO.
Potato leafhiner,Liriomyza huidobrensis (Bhnchd) (Diptern: Agromyzik)
has become a major pest on highland vegetables since its invasion in Indonesia in
1994. The objectives of this research were (1) to elucidate the level of
suitability and the preference of L. ktridobrensis on different host plant species,
(2) to study population development of the leafhinet fly and its pamitoid,
Herniptarsenus vrrricornis (Girault) (Hymenoptera: Eulophidae) on kncung endul
p h t (Piraseolzrs vulgaris L.), (3) to identify and evaluate the role of noncrop
vegetation on the abundance of leahiner fly and its parasitoids, and (4) to evaluate
the effect of application of abamectin on the abundance of l a n e r flies and its
pmitoids. Research was conduct4 in Insect Ecology Laboratory, Department of
Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculhue-iPB and in m e r ' s fields in Ciloto
(Cianjur) and Pangalengan (Bandung). The research was conducted h m 1999 until

2000.
The result of laboratory experimenl indicated that host plants showing the
highest level of suitability (based on the intrinsic rate of increase, r) were potato
(Solanurn tuberosum), chinese cabbage (Brussica chinensis var. parackinensis),
hcang e d u l (P.vulgaris), and snap bean (P.vuIguris). Low host suitability were
found on cucumber (Cucumis sativus), tomato ( S. Zycopersicum), wild radish
(Nmburtium indicum) and a non-crop vegetation, galinggang (Galinsogapaw~jZora).
There was consistency between suitability and host preference. The first four host
plants mentioned above were preferred fbr feeding and laying eggs.
The field experiments on kacang endul showed that the highest number of adult
caught was on the yellow trap put 50 cm above the ground. More larvae were found
on lower canopy compared to upper one. The level of p i t i z a t i o n of H varicomis
during the growth of the plant ranged from 40 to 50 %.
Survey on non-crop vegetation around potato plant showed that six families of
plants were the host of L. huidobrensis. Those families are, Amatmthaceae,
As-,
Chenopodiaceae, Convolvulaceae, Mdvaceae, and Solanelceae. The most
abundan noncrop vegetation found in the field was galinggang (Galinsoga
parvgora). The pamitoids that emerged h m the noncrop vegetation were H
varicornis and Opius sp. (Hymenoptera:BmconidEte). The proportion of emerged fly

were 68.5 % from nonerop vegetation and 58.8 % from potato, while those of
parasitoids were 3 1.5 % h m non-crop vegetation and 41-2% h m potato.
Field experiment with t r a n s l insecticide
~
showed that application of
abamectin sigdicantly reduced potato plant damage. However, due to low l d n e r
infestation, no yield dittkrences were detected among treatments. Application of
abamectin di not reduce abundance of parasitoids.

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudd:

Liriomyta hudobrensis (Blanchard) (Dptera Agromyzidae): Kesesuaian inang,
perkembangan populasi, dan pengaruh aplikasi insektisida translamina
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.

Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.


Liriomyza huidobrensis (BLANCHARD)(DXPTERA: AGROMYZIDAE):
KESESUAIAN INANG, PERKEMBANGAN POPULASI, DAN
PENGARUH APLIKASI INSEKTISIDA TRANSJAMJNA

OLEH:

PURNOMO

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Entomologi-Fitopatologi

PROGRAM PASCASAtWANA

INSTITUT PERTANIAN B W R
2003

: Liriomyra huido brensis (Blanchad) (Diptera: Agromyzidae) :
Kesesuaian hang, perkembangan populasi, dan


Judul Disertasi

pengaruh aplikasi insektisida translamina
Nama

:

NRP

: 975034

Program Studi

: Entomologi-Fitopatologi

Pumomo

1. Kamisi Pembimbing


Prof. Dr. Aunu Rauf
Ketua

'I

i

I

>x&s
Dr. Tegub Santoso

prof, Dr. Soemarbno Sosromarsono
Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi Entomologi-Fitop

Penulis dhahirkan di Tanjungkarang, Provinsi Lampung pada tang@ 13 Julli

1964 sebagai anak pertarna dari dua bersauclara keluarga Ibu Kasmidt dan Ayah
Djorno Suryadi. Penulis menyelesaikan SD tahun 1975 di SD Negeri 1 Gadingrejo
Larnpung Selatan, SMP tahuo 1979 di SMP Negeri Gadingrejo Lampung Selatau,
dm SMA tahun 1982 di SMA Xaverius Tanjungkarang, Bandar Lampung.
Pada tahun 1986 peuulis memperoleh gelar Sarjana Pertaman dari Jufllsan
Budidaya Pdanian, Fakdtas P&an
Universitas Lampung. Pada tahun 1991
pendis memperoleh gelar Magister Sains bidang Entomologi Pertanian dari F a k W

Pascisarjana Institut Pertanian Bogor.
Sejak tahun 1987 h g g i kini, penulis bekerja sebagai dosen di Jurusan Proteksi
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Penulis rnenikah dengan Ainin Niswati pada tabun 1990 dan telah dikaruniai
dua orang anak: Betam Szd5t1-1 (10 tahun) d;tn Satrio Muhammad Alif (8 tahun).

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hahat Allah SWT,kareoa berkat h a t dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan disertasi yang bejudui
Liriomyza Ituidobrensis (Blanchard) (Diptera: Agmmyzidae): Kesesuahn inang,
perkembangan populasi, dan pengaruh aplikasi insektisida transhmina.

Pada kesempatan ini pendis menyampaikan pengbargaan dan terima kasih
yang setulus-tulusnya kepada yang terhomt Prof. Dr. Aunu Rauf atas kesedman
beliau menjadi ketua komisi pembimbing. Beliau tanpa kenal lelah telah
membimbing dm mengajari penulis tentang penyajian dm interpretasi data yang
baik. Behau juga selalu menekankan pentingnya membaca banyak jurnal guna
menghasdkan karya tulis yang bermutu. Semakin banyak bahan bacaan yang dibaca
&an sernakin mudab menyajikan tulisan yang badc. Melalui proyek kerja sama
penelitian dengan berbagai pihak, Prof. Aunu juga telah sangat membantu pendanaan
penelitian yang ddakukan penuiis.
Penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus juga &sampaikan kepada
yang terhorrnat Prof. Dr.Soemartono Sosromarsono d m Dr. Teguh Santoso. Prof.
Soemartono, meskipun telah pensiun, mash sangat peduli terhadap mahasiswa
bimbingannya. Bimbingan beliau yang sangat cermat dan t e d mernberi mtunan
berfikir analisis, sintesis, dan sistematis bagi penulis. Dr.Teguh selalu mernbesarkan
hati clan memberi semangat kepada penulis u t u k segera menyelesaikan penulisan
disertasi. Beberapa koreksi dari beliau telah menyempurnakan karya tulis hi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung (Unila) dan Bapak Rektor Urzlla, atas ijin clan
kesempatm yang diberikan kepada penulis untuk mengdcuti Program Doktor (S3) di
IPB. Terirna kasih disampaikan pula kepada Direktur Program Pascasarjana P B dan

Tim Pengelola Beasiswa BPPS Depdiknas atas kesempatan clan dukungan biaya yang
telah dibenkm sehingga proses peoyelesaian studi penulis dapat berjalan dengan
baik. Kepada Jurusan Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian lPB, khususnya
Program Studi Entomologi-Fitopatologi penulis sangat berterima kasih atas
kesungguhan bati para dosennya dalarn mentransfer ilmu pengetahuan rneMui
perkuldmn, diskusi, dan seminar.
Kepada Pemerintah Provinsi h p m g melalui Rektor U d a pendis
mengucapkan terima kash atas bantuan pendkan chsertasi. fial yang sama juga
penulis sampaikan kepada Dekan Fakultas Pertanian Unila.
Ucapan terima kasib penulis sampaikan pula kepada Bapak Wawau Juandi,
laburan Laboratorium Ekolog Serangga yaug telah banyak membaatu penulis selama
melabanalcan penelitian. Kepada Bapak Marta dan keluarga yang klah membaatu
penulis d a b melaksanakan peaelitian di Ciloto penulis ucapkan terima kasih.
Ucapan terima kasih juga patut disampaikan kepada 8apak Enjang, keluarga Bapak
Odo Suckmono, clan rekan-relm Tim Petaru Pemandu PHT Pangalengan (TP4) yang
telah membantu pelaksanaan penelitian di Pangalen-.

Kepa& rekan-rekan satu program studi clan rekan-rekan satu laboratorium
penulis mengucapkan terima kasib atas budi baik dan kerjasama yang telah penulis
rasakan selama hi. Rekan-rekan telah rnernberi banyak bantuan meldui kegiatan
dtskusi dan tukar piluran yang bemanfaat bagi pen&.
Rekan-rekan juga seringkali
mendorong penulis untuk segera menyelesaikan studi di IPB.
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada selwuh keluarga yang
telah sangat membantu penulis selama mengrkuti pendidikan di IPB. Dukungan
mod dari keluarga sangat bemakna bagi penulis. Kepada is& Ainin Niswati
penulis sangat berhutang budi atas kepercayaannya melepas suami bersekolah di IPB.
Bantuan pustaka serta dukungan moril dan materiil yang diberikan oleh istri kepada
penulis sangat mernbantu bagi proses penyelesaian disertasi clan studi.
Disertasi yang tidak luput dari kekurangan dm kelemahan ini mudah-mudahan
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Suni 2003

PURNOMO

DAFTAR IS1

DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
BAB

BAB

I . PENDAHLLUAN ..................................................................
Latar Belakang .........................................................................
Pendekatan Masalah ................................................................
Tujuan Penelit ian .....................................................................
Manfaat Penelitian ...................................,...............................
Daftar Pustaka .........................................................................
II . TZNJAUAN PUSTAKA ...................... ...................................
Biologi Liriomyza huidobrens~~
(Blanchard) .........................
Wilayah Persebaran dan Tanaman hang .............................
Kesesuaian hang ....................................................................
Perkembangan Populasi Serangga ................................- ........
Kerusakan Tanaman ...............................................................
Peranan Tumbuhan Liar pada Budidaya Tanaman ................
Musuh AIami L . huzdobrensis .....................................
Insektisida Translamina Abamektin dan Siromazin ...............
Abamekt in .........................-- ............................................
Daftar Pustaka ........................................................................

BAT3 111. K E S E S U W DAN PREFERENSI Lircomyza huidobrensis
(BLANCHARD)(DIPTERA: AGROMYZDAE) PADA
BERBAGAI TUMBUHAN LN ANG .......................................
Absbak ...................................................................................
Pendahuiuan ...........................................................................
Bahan dan Metode .................................................................
..
Penyiapan Tumbuhan UJI .................................................
Lama Perkembangan Pradewasa .....................................
Lama Hidup Imago Betina dm Keperidian .....................
Preferensi Makan dan Peletakan Telur ...................... ..
Parameter Neraca Kehidupan ..........................................
..............*...........*-.
Analisis Data ...............................
.
.
Hasil ........................................................................................
Lama Perkembangan Pradewasa, Imago, dan Keperidian
Preferensi Makan dm Peletakan Telur ............................
Parameter Neraca Kehidupan ..........................................

xi
xii
1

1
2
4
4

5

BAB IV. PERKEMBANGAN P O P W I Lirhmyzu kurdobrePIsa
(BIANCHARD) @IPTERA: AGROMYZDAE) DAN
PARASITOID Hem iptarsenus varicomir (GIRAULT)
(HYMENOPTERA: EULOPHIDAE) PADA PERTANAMAN
KACANG ENDUL ....................................................................
Abstrak ......................................................................................
Pendahuluan ...........................................................................
BahandanMetode ...............................................................
Kelimpahan Lalat Pengorok Daun ......................................
Kerapatan Larva Pengorok .....................................
Hubungan Antara
dan Hasil Pmen ...................
. . Kenrsakan
.
Tingkat Parasihsasi ....................- .......................................
Analisis Daia ......................................................................
Hasil dan Pembahasan ...............................................................
........................................
Pengaruh Ketinggian Peran&p
Perkembangan Populasi dan Serangan L . huidobrensk ......
Persebaran Larva pada Tajuk Tamman ............................
Hubungan antara Tangkapan Imago, Kerapatan Larva,
Kerusakan Tanaman dm Hasil Panen ..................................
Parasitisasi dan Hubungannya dengan Kelimpahan hang ..
Kesimpulan ................................................................................
Daftar Pustaka ...........................................................................
BAB V . PARASITOD LALAT PENGOROK DAUN PADA
PERTANAMAN KENTANG DAN TUMBUHAN LIAR
DIWILAYAHPANGALENGAN .............................................
Abstrak ......................................................................................
Pendahduan ...............................................................................
.
Metodepenelltan ......................................................................
Hasil dan Pembahasan ............................................................
LaIat Pengorok Daun dan Parasitoid pada Tanaman Kentang
M a t Pengorok Daun dan Parasitoid pada Turnbuhan Liar
Tumbuhan
. . liar: reservoar lalat pengorok b u n atau
paraslto~d?............................................................................
Kesimpulan ................................................................................
D a k Pustaka .....................................-.....................................

38
38

38
39
40
40
41
42

43
43
43
45
46

47
49
52
53

56
56
56
58
59
59

60
64

66
66

BAB V1. PENGARUH APLZKASI INSEKTISlDA ABAMEKTIN
TEWADAP INFESTASI LALAT PENGOROK DAUN
DAN PARASITOJD PADA PERTANAMAN KENTANG
Abstrak .....................................................................................
Pendahduan ..............................................................................
........................................
Meto& Penelitian ...................... .
.
Analisis Data .....................................................................
Hasil dan Pembahasan ...............................................................

70

70
70
72
74
74

Penganrh Terhadap Kerusakan Tanaman .............................
Penganih Terha&p Parasitoid ..............................................
P e n g a d Terhadap Bobot Umbi ..........................................
Kesimpdan ................................................................................
Daftar Pustaka ...........................................................................
BAB VII . PEMBAHASAN UMUNi ..........................................................
Pemanfaatan Parasibid ...............................................................
Fernantauan dm Penggunaan Insektisida Selektif ......................
Daftar Pustaka ...........................................................................

BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Teks
4.1.

Perkembangan populasi imago dan larva L. hudobrensis ....................

46

4.2.

Hubungan antara banyaknya imago yang tertangkap dan
kerapatan larva (A) dm intensitas kerusakan tanaman (B) .....................

48

4.3.

Hub-

antara intensitas kerusakau dm basil panen ...................

49

4.4.

Hubungan antara kelunpahan inang dengan banyaknya parasitoid yang
muncul (A) dan persentase inang terparasit (B).....................................

51

Banyaknya korokan (A), persentase dam terkorok (B),dan intensitas
ketusakan (C ) menurut perlakuan dan umur tamman ....................

75

Rataan (* SE ) banyaknya imago parasitoid H.varicomis (A)
dan Opius sp. (B) yang muncd dati daun contoh, serta tingkat
parasitisasi (C)...................................................................

78

6.1.

6.2.

Lampiran

3.1.

Tempat pengumph lalat asal seledri (A: sebelum ditutup kertas
karbon, B: sesudah ditutup kertas karbon) ............................................... 37

4.2.

h g o H. varicomis (A: betina, B:jantan) .............................................

55

5.1.

bberapa jenis turnbuhan liar b Paagalengan (A: gabggang, B:
babauan, C : telur kodok, D: boboledan) dan imago Opiw sp ...................

69

BAB I
PENDArnUAN

Sebelum tahun

1970-an persebaran Mat pengorok &un,

Liriompa

huidobrensis (Blanchad) (Diptera: Agromyzidae), terbatas hanya di wilayah

Amerika Selatan (Spencer 1973). Melalui perdagmgan bunga potong dan produk

sayuran segar, hama ini kernudian menyebar ke Eropa, Afda, dan Asia.

Di

Indonesia lalat pengorok ini pertama kali ditemukan di C i s m - Bogor pada tahun
1994, saat hama itu menimbulkan kerusakan berat pada pertanaman kentang (Rauf
1995, 1997). Segera setelah itu, idat tersebut menyebar ke berbagai sentra produksi

sayuran di seluruh Jawa, Sumatera, dan Sulawesi (Rauf et al. 2000).
Selain pada tanaman kentang, L. huiubbrensis di Indonesia dikenal juga

sebagar hama penting pada tanaman hias pa& banyak penrsabn bunga; juga dapat
menjadi hama penting pada berbagai sayurao &taran tinggi seperti se1edx-1, kacang
buncis, horinso, kacang endul, mentimu, dan tomat. Supartha (1998) telah

melakukan penelitian mengenai bioekologi L. hzndobrensh pada tanaman kenhug,
sedang informasi bioekologt bama tersebut pa& tanaman lain di Indonesia belum

ada. Mormasi biologi dan ekologi hama rnerupakan falctor peating yang ham
diketahui dalam usaha mengatasi secara menyeiurub persoalan suatu hama.
Pengendalian L. huidobrensis pada tanaman kentang dan taaaman sayuran

l&ya

dengan menggumkan insektisida tidak mudah diIakukan. Beberapa jenis

insektisida yang sering digunakau petani untuk mengenddih hama penting pada
tanaman sayuraa tidak mampu mengatasi semngan lalat tersebut. Hal itu disebabkau
antara lain oleh (1) larva yang mengorok daun sehingga sulit dijangkau oleh

2

insektisida konvensional dan (2) serangga hama iui sudah resisten terhadap beberapa
jenis insektisida. Dengan adanya kendala tersebut, pencarian clan pemilihan jenis
insektisida yang efebf menekan serangan ldat pengorok dam rnerupakan ha1
penting dalam upaya mengatas! kerugian oleh b

a tersebut.

Di samping penggunam insektisida, upaya mengatasi permasalahan Ialat
pengorok daun hendaknya juga dilakukan dengan memanfaatkan agens hayati yang

telah ada di lapangan. Untuk itu mfonnasi mengenai jenis d m keefektifan agens

hayati perlu terus dicari meldui serangkam penelitian.
Pendekatan Masalah

LaIat pengorok daun, L. huidobrensis, merupakan serangga polifag (Pareb
1987). Rauf et al. (1999, 2000) menyebutkan ada lebh

dari 50 spesies tumbuhan

yang tergoiong ke dalarn 13 f d i yang dapat menjadi inangnya. Tumbuhan inang

tersebut dapat berupa tanaman sayuraa, tanaman hias, maupun tumbuhan liar yang

biasa ditemukan di ekosistem pertanian dataran tin=.
Oleh karma inangnya banyak, lalat pengorok daun selaiu &pat diternukan &
ekosistern pertanian sayuran dataran tinggi. Keadaan itu akan sangat merugdm jika

petani menanam tanaman sayuran yaug sangat sesuai bagi kehidupan l a . Kerugian

akan sernakin meningkat jika penhgkatan populasi Mat tidak &ti

oleh musuh

alaminya.

B e r h k a n hal itu dipandang perlu untuk melakukan penelitian kescsuaian
bang bagi L. kuidobrensis. Dernikian juga inventarisasi tumbuhan liar yang &pat
menjadi hang L. huidobrensis. lnformasi kesesuaian inang berikut jenis bnnbuhaa

inang yang ditemukan di ekosistem sayuran dabran tin&
tanaman agar tidak temgkan oleh keberadaan serangga itu.

berguna bagi pengelolaan

3
Dari swei pendahuiuan diketahui bahwa selain tanaman kentang, tanaman
kacang endul (Phaseolus vulgaris) mempakan salah satu tanaman yang terserang oleh

lalat pengorok d m

dengan intensitas yang tinggi.

Oleh karena informasi

perkernbangan populasi hama ini pada tanaman kentang telah hperoleh oleh peaeliti

sebelumnya, maka

penelitian perkembangan populasi ldat pa& kacang endul

merupakan ha1 yang menarik mengingat tananao ini sangat berbeda dengan tanaman
kentang. Tanaman kentang dm tanaman kacang mdul sering &temwkan ditamm

oleh pem dalam satu hamparan yang sama.

Perkembangan populasi serangga &pat &pen*

oleh faktor biotik dm

abiatik. Termasuk ke dalam fkktor biotik adalah. pakan atau inang clan musuh alami.
Serangga yang hidup memakan hang yang sesuai akan berkembang dengan cepai,
sedan@

serangga yang hidup memakan mang yang kurang sesuai akan

berkembang lebih lambat.

Contoh faktor biotik ymg lain adalah rnusuh alami, di antaranya parasitoid.
Parasitoid yang efektif akan menekan perkernbangan populasi serangga inangnya.
Adapun kernampuan parasitoid dalam menekan serangga inangnya antara lain

dipengaruhi oleh tumbuhan inang tempat serangga hang parasitoid tersebut berada
@out 1964, Bergman dan Tingey 1979).

Penggunaan insektisida untuk mengendakan serangga hama menrpakan
sesuatu yang lazim. Dalam konsep pengendalian bama terpadu (PHT), iusektsida

merupakan salah satu komponen yang keberadaanaya kadmgkala masih diperlukan

di samping kornponen pengendali hama y m g lain.

Karena larva L. huidobrensis makan dm hidup &dam liang korok, pemilihan

insektisida yang cocok untuk mengendaWEannya merupakan madah tersendiri.

4

Insektisida yang biasa digunakan un&

mengendalrkan hama sayuran ternyata tidak

mampu mengatasi serangan lalat itu. Johnson et ai. (1980) bahkan berpendapat
bahwa penggunaan insektisida dapat berakbat bunk bagi keberadaan musuh alami

lalat pengorok daun.
Pada saat iai telah beredar di pasaran jeais insekiisida yang diaplikas~hke

dam dan bersifat translamina yang dinyabkan

mampu mengatasi serangan

Liriompa. Jenis insektisida tersebut berharga mahal dan biasa digunakan oleh
pemdmm penghasil bunga potong yang bernilai ekonomi iinggi. Untuk kalangan

petani sayur penggunaannya hafils benar-benar seksama dan penuh perhitungan.

Penggunaan insektisida untuk tanaman sayuran harus terbukti efektif dm tidak

berdarnpak buruk bagi keberadaan musuh alami.
Tujuan Penelitian

Secara umum keseluruhan penelitian bertujuan un&

(1 ) rnengkaji kesesuaian

L. huidobrensis pada berbagai tumbuhan inan& (2) memahami perkembangan
populasi Idat pengorok daun beserta parasitoidnya,

(3) mendden-i

clan

mengevaluasi tumbuhan liar dataran tinggi yang dapat menjadi sumber invasi lalat
pengorok d m dadatau resewoar parasibid, dart (4) mengkaji penganrh a p b i

abarnektin terhadap infestasi lalat pengorok daun dm terhadap parasitoid.
Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini akan dqeroleh infomi mengenai kesesuaian inang bagi
kehidupan L. huidobrensk.
pengelolaan hama tersebut.

Info&

tersebut berguna sebagai dasar dalam

Selain itu peneiitian populasi Mat p g o r o k tersebut pada kacang endul akan
menghasilkan informasi mengenai dinamika p o p h i . Akan diketahui juga hubungm
antara banyahya imago dengan k e h a d d larva swta akibatnya terhdap tingkat

Penelitian ini juga akan menghasih informasi berbagai jenis tumbuhan liar
yang &pat menjadi inmg L. huidobrensis serta parasitoid yang rnenyertainya.

Dengan dernikian akan dapat diketahui jenis tumbuhan liar yang menguntungkan dan
merugkao bagi pengelolaan hama L. Auidobrensis..

Dari penelitian gengenddian kimiawi dengan insektisida akan hperoleh

informasi mengenai jenis insektisida yang efekbf bagi pengendalian L. huidobrensis.
Akan diketahui pula dampak penggunaan insektisida tertentu terhbp keberadaan

parasitoid yang biasa ditemukan berasosiasi dengan lalat itu.
Daftar Pustaka

Bergman JM, Tingey WM. 1979. Aspects of interaction between plant genotypes
and biological control. Bul Entomot Soc Am 25 (4): 275 - 279.

Dout a.1964. Biological characteristic of entomophagous adults. Di dalam: De
Bach P, ed. Biological Control of Insect Pests and Weeds. London: Chapman
and Hall Ltd. htm: 145 - 167.
Johnson MW, Oatman ER, Wyman JA. 1980. Effects of insecticides on populations

of vegetable leafminer and assuciated parasites on fall pole tomatoes. J E w n
Entomol73: 67 - 71.

Parrefla MP. 1987. Biology of liriomya. Annu Rev Entomol32: 20 1 - 204.
Rauf A. 1995. Liriomyza: hama pendatmg baru di Indonesia. Bd Hama Penyalat
Tumbuhan 8 (1): 46 - 48.
Rauf A. 1997, Liriomyza datang menantang PHT kentang. Makalah disajikan pada
rapat Komisi Perhdungan Tauaman, Bogor10 - 12 Maret 1997. 10 b.

6

Rauf A, Harahap IS, Zakia H. 1999. Hama pengorok d m : tantangan baru bagi
agribisnis bunga di Indonesia. Makalah disajikan pada Workshop FloWtura
11, Bogor, 12 Mei 1999.8 hlm.

Rauf A, Shepard BM, Johnson M W . 2000. LRafminer in vegetables, ornamental
plants and weeds in Indonesia: surveys of host crops, species composition and
parasitoids. h t J Pest Manage 46 (4): 257 - 266.
Spencer KA. 1973. Agromyndae (Dipteca) of Economic Importance. Dr W Junk
BV.The Hague.
Supartha IW. 1998. Bionomi Liriompa hriidobrensis (Blanchard) @iptera:
Agrumyzidae) pa& t
. kentang [disertasi]. Bogor: h t i t u t Pertanian
Bogor, Program Pascasarjana.

BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
Liriomyza huuiobrensis merupakan hama pendatang dan mulai ditemukan di

Indonesia setelah tahun 1990. Rauf (1 995) menyatakan bahwa lalat tersebut pertama

kali ditemukan pada bulan September 1994 di pertanaman kentang dl Kecamatan
Cisarua, Bogor. L. huldobrensis yang sampai ke Indonesia drduga berasal dari Eropa,
setelah sebelumnya berasal dari Amerika (Rauf 1997).
Secara genetik, L. huidobrensis dapat dikelompokkan ke dalarn dua golongan
besar: California dm Amerika Selatan (Scheffer, 2000) . Sampel L. kurdobrensis

yang berasal dari pertmaman kentang di Jawa Barat ternyata t e m s u k ke dalam

golongan Amerika Selatan.

Balk di Indonesia, khususnya Jawa Barat maupun di

Amerika Selatan lalat itu merupakan hama penting pada tanaman kentang.
Biologi Liriamyza Ruidobrensif (Blanchard)

Li riomyza huidobrensis tergolong dalam famiIi Agromyzidae, ordo Diptera.
Mat tersebut dideskripsi pertama kali pada tahun 1926 oleh Blanchard dari tanaman

Cineraria.

L. huidobrensis

pernah disebut sebagai

Agromyza huidobrensis,

L. cucumifodiue,L. langei, dan L. dianthi (Spencer 1973).
Ciri-chi imago L. huidobrensis antam lain adalah frons berwarna kuning-

jingga, mesopleura bemama hitam dan ada bercak kuning pa& mesonotum (Spencer

1973). lmago 1;. huidobrensis berukuran 1.7

- 2.3 mm.

Imago be&

umumnya

berukuran lebih besar daripada imago jantan, dm mucul dari pupa yang berukuran

lebih besar (Panella 1987). Lama M u p imago betina berkisar antara 6

-

sebgkan yang jantan 3 9 hari (Supartha 1998).

- 14 hari,

8

Telw L. huidobrensk benifig dan berukuran 0.28 x 0.5 nrm (Parreila 1987).
Stadium telur berlangsung 2

-4

ha14 (Supartha 1998).

Larva berbentuk silinder,

krwama put& dan menyerupai ternpayak (ParreUa 1987, Supartha 1998). h

a

-4

hari

terdiri atas tiga instar, dengan waktu perkembangan untuk setiap instar 2

(Supartha 1998).
Wihyah Persebamn dao Tamman Inang
Genus Llriomyzu yang terdiri atas lebih dari 300 spesies, sebagian besar

tersebar di daerah beriklim sedang dan beberapa spesies ditemukan di daerah tropis

(Parrella 1987).

Spencer (1 973) menyebut spesies-spesies L. trifolii (Burgess),

L. huidobrensis, dm L. sativae Blanchad sebagai spesies-spesies Nearctic dan
Neotropical. Tiga spesies tersebut tersebar luas di Am&

Utara dan Selatan,

bahkan dua yang terakhir ditemukan di kepulauan Pasifik. Tiga spesies tersebut
merupakan serangga polifag.

Spencer (1973) menyatakan bahwa meskipun L, htitdobrensis mempunyai
kisaran inang yang luas, preferensi t&dap

suatu jenis tumbuban tertentu pada suatu

wilayah sering ditemukan. Di Argentina dan California, tanaman jenis Beta dan
Pisum kerap menjadi inang pilihan L. huidobrensis. Genus Allium juga merupakan
tumbuhan yang disukai di Venezuela dm California. Heinz dan Chaney (1995)

menyatakan bahwa L. huidobrensis merupakan hama penting imaman seledri di
Womb, sedangkzm di Florida menrpakan hrrma penting tanamau hias (Parreh dm

Bethke 1984).
kentang

Di Peru, serangga ini merupalcan hama penting pada tanaman

(Chavez dan Raman 1987).

Singkabya, di d a y a h Arnerika

L. huidobrensis merupakan hama penting pada krbagai tamman sayuran dm
tanaman hias.

9

Selain ditemukan pada tanaman kentang, L. huidobrensis di Indonesia juga
ditemukan pada tanaman tomat, buncis, kacang merah, bawang merah, kedelai,
wortel, bayam, bawang dam, kubis dan s e j e d y a , gulma, dm tanaman hias
(Shepard er al. 1996). Tanaman-tamman tersebut di atas biasa dijumpai di daerah
dataran tinggi.

Hal ini sesuai dengan hasil swei Tapahillah (2002) yang

menyebutkan bahwa L. huidobrensis h y a diternuh di daerab dataran tjnggi, di
dataran rendah ditemukan spesies Liriomyza yang lain.

Sebagai serangga polifag, kebanyakan spesies-spesies Liriomyza mempunyai
i m g yang

terdiri dari beberapa famili, bak berupa tanaman sayuran, tmaman hias,

maupun tumbuhan liar. Sering pula satu jenis twnbuhan merupakan inang dari

beberapa spesies Liriomyza. Spencer (1973) menyebutkan bahwa tumbuhan inang
L. huidobrensis banyak yang merupakan tumbuhan hang L. frifolii. Pada Tabel 2.1

di bawah ini dapat ddihat berbagai jenis inang L. huldobrensk.

Amaranthaceae

Asteraceae/Composltae

Amaranthus sp.
Deeringia amamnloides (Lamk.)Merr
Celosia argenrea
Gomphrena globosa

A
A

B
3

Cullistephus chinemis (L.) Nees
Chrysantemum spp.
Emilia sonchrfolia (L) DC.
Lacllrca indica L.
Lacttrca saliva L.
Gerberajamesonii Bolus ex Hook.F.
Dahlia pinnata..
Dahlia sp.
Ageratum conyzoides L.
Erechriles hieracgolia (L.) Raf. ex DC
Synedrella nodlrfora (L.) Gaertn
Callendula ofJicinalis
Gazania splenderrs
Helianihus annuus L.
Tageles erecia L.
Zinnia angustvolia

BrassicaceaelCruclferae

Brassica campestris L.
Bmssica chinensia L.
Bmssica juncea L.
Brassica oleracea (L)
Bmssica r a p L.
Bmssica sp.

Nast~irtiumindicum (L)Hassk
Nasturtium oflcinale R. Br.
Raphanus satiws L.
Capparidaceae
CaryophyIlaceae

Dianthus ~ r y o p h y l l u s
Gypsophila moralis

B
3

Laniutan
Chenopodiaceae

Beia vulgaris L.
Spinacea oleracea L.

fhc
4c

Ipomoea batatas (L.) Lam.
Cucurbitaceae

Cucumis sativus L.
Melothria irufica L.
Sechium edule (Jacq.) SwCitrrdius lanalus (Thunb.) Matsum.danNakai
Ctrcurnis melo L.
Crrciimis p e p L.
i~genuriasiceraria (Molina) S t a n l e y

Fabaceaehguminoceae

Glycine mux ( L ) Merr.
Yhaseolus vulgaris L.
Yisilm sativum L.
Viciafaba L.
Vigna sinensis (L.)Hassk
Vigna unguictrlata (L.) Walp
Medicago sativa L.

Labiatae

Salvia splendens

Liliaceae

Allium ampeloprasum L.
Allirrm cepa L.
Alliirm Jistulosum L.
Allirrm sativum L.

kc

A

A
C

C
C

C

B

Llnaceae
Malvaceae

Hibiscus esculentus L.

C

Polemoniaceae

Phlox ,drummondii

B

Solanaceae

Capsicum annuurn L
Physulis angulata L
Solanum melungenu L.
Solantrm americanum MiU.
Solanum tuberosum L
Solanurn nigwm L.
Petunia spp.
Nicotiam alata
Lycopers icon esculentum Mill.

Apium graveolens L.
Daucus carofa L.
Coriandnrm sativum L.

Verbenaceae

Verbenaspeciosa

B

V lolaceae

Viola hybrida

B

Ketemgan:
A : Rauf A. d al. (2000)
B : Rauf A. el al. (1 999)
C : Rajabalee A (1993)

Kesesuaian Tnang

L. hvidobrensis adalah serangga polifag. Oleh karenanya serangga tersebut

memiliki kisaran inang yang lebar, yaitu berbagai jenis turnbuhan dari berbagai
farrdi. Narnun demikian, tingkat kesesuaian dari berbagai jenis turrhuhan itu belum
tentu sama untuk perkembangan L. hurdobrensis. Jenis tumbuhan yang paling sesuai

akan memberikan pengamh yang paling bark bagi perkernbangan serangga.
Suatu tumbuhan akan dtpillh clan menjadi inang yang sesuai bagi

&fag

serangga

jika tumbuhan tersebut &pat menank perhatian serangga. Ddam ha1 iai

faktor fisik dan kimia yang ada pada tumbuhan memegang peranan penting. Hasil
peneiitian Supartha (1998) menunjukkan bahwa dam kentang yaug tebal

dan

memiliki kerapatan trikom thggi serta berkadar air rendah kuraag disukai oleh
L. huidobrensis untuk penusukan daun dan peletakan teltnnya. Ipe dan Sadaruddin
(1984) menyatakan bahwa kandungan senyawa fen01 pada tumbuban hang juga

berperanan bagi disukai atau tidaknya tumbuhan iaang oleh L. brassime. Wei et al.,
(2000) menyatakaa bahwa pemilihaa hang oleh imago L. huidobrensis berkorelasi

positif den-

kandungan air tanaman ymg tinggi, dan berkorelasi negatif dengan

ketebalan epidermis serta kerapatanjaringan palisade clan bunga karang.

Untuk rnenentukan suatu inang {ebb sesuai daripada inang yang lain biasanya
digumkan pafameter perhunbuhan seperti lama stadia pradewasa, lama stadia imago,
dm keperidian. Cara demikian seringkali menimbulkan kesulitan dalam pengambilan

keputusan jika nilai parameter tersebut saling bertentangan. Penggunaan statitktik
demografi mampu mengatasi kesulitan tersebut. Statistik demografi seraugga oleh
Zeng et al. (1983) d h a n sebagai analisis secara kuantitatif populasi serangga

hama dalam hubungannya dengan kelangsungan hidup, keperidian, dan pola
pertumbuhan populasi, Statistik demografi seperti laju repxcduksi bersih (Ro) dan
laju pertambahan intrinsik (r) rnerupakan mformasi penting yang biasa hgunakan

pada stud resistensi tanaman terhadap serangga hama.

Niiai Ro dan r dapat ditenhrkan melalui perhitungm seperti yang telah

clwumuskan oleh Birch (1948):

Ix adalah proporsi kohort yang masib hidup pada waktu tertentu (0 I Ix 5 1) dan mx
adalah baayaknya k e m a n betina yang dihasilkan oleh serangga betiaa pada umur
x.

Pada perhitungan ini perban-

jmtan dan betina dianggap 1 : 1.

Selain nilai Ro dan r dapat pula ditentukan nilai T yang menunjukkan lamanya
waktu satu generasi.

14

Perkembangan Populasi Semngga

Naik huunnya populasi organisme di suatu ekosistem dipenganthi oleh W r -

faktor lingkmgan fisik, inang atau surnkr pakan, ruang, pop111asi itu sen-

dan

spesies atau o m m e lain. Lima faktor tersebut berperanan dalarn mene~~tukan
laju

natalitas, mortalitas dm migrasi (Dent 1995).
Faktor hngkungan fisik antara lain mliputi suhu dan kelembaban, bak pada
tajuk tanaman maupun di pemukaan tanah. Lama hidup imago Liriomyza akan

menurun pada suhu yang semakin rneninggi (Pmelh 1987).

Minkenberg dan

Helderman (1990) menyatakan bahwa suhu optimum bagi perkembangan dan
reproduksi L. bryonzue pada tanaman tornat adalah 25 "C. Hasil penelitian Keularts

dm Lindquist (1989) menyebutkan bahwa pada kelembaban nisbi ch bawah 50 %
terjadi kematian pupa yaug sangat tinggi pada L. trijbtii.

Faktor pakan

juga dapat m e m p e n e perkembangan Liriomyza Pakan

dengan kualitas dm kuantitas yang tepat akan menunjang perkembangan serangga
secara optimal. Imago L. tr@olii yang hidup pada tanaman tomat dengan kandungan
nitrogen yang tin*

akan menghasilkan keturunan yang persentase kematiannya

rendah, &wan pupa yaug lebih besar, dan siklus hidup yang lebih pendek

(Mukenberg dan Ottenheim 1990).
Faktor spesies atau organisme lain meliputi pesaing dan mush alami. Musuh

aZami L. hurdobrmis yang mum dijumpai pada pertanaman kentang di Jawa Bard
adahh Herniptarsenus varkomif

Girault (Hymenoptera: Eulophidae) (Supartba

1998).

Van Emden (1987) menyakdm bahwa variasi kehama dapat disebabkan oieh perbedaan

~ l u tanaman
r

tamnan tdadap
dan hgkmgan tempat

15

tanaman tersebut tumbuh. Selanjutnya dinyatakan, pa& umur tanaman yang berbeda

laju pertumbuhan serangga dapat berbeda. Faktor hgkungan selain berpenganrh
langsung terhadap serangga ternyata juga &pat mempengaruhi penampilan tanaman
sehingga juga mempengaruhl ketahananfanaman terhadap serangan hama.
Kerusakslo Tanaman

Liriomyz~ rnenimbulkan kerusakan pada tanaman melalui perusakan pada
daunnya. Minkenberg dan van Lenteren (1986) menyatakan bahwa genus Liriumyza

menyebabkan kerusakan langsung terutama melalui korokan larvanya, di samping
tusukan oleh imagonya. Sedangkan kerusakan tidak langsung &pat tejadi karena
adanya infeksi cendawan dan bakteri pada luka tusukan.

Hubungan antara kerusakan oleh hama dengan kehilangan hasil sangat
dtentukan oleh kemampuan jenis tanaman dalarn rnengkompensasi kerusakan itu.

L. huidobrensis diketahui &pat menyebabkan p e n m a n produksi umbi 30 - 70 %
pada tanaman kentang (Rauf et a[. 2000). Penelitian Schreiner et 01. (1986) pada

kacang panjang yang diserang L. rrrfolii di Guam menunjukkan bahwa alubat
peningkatan kerusakan daun dari 5 menjadi 70 korokan per tanaman, produksi lcacang
panjang berkurang dari 300 kg menjadi hanya 75 kg per 100 m baris.

Faktor-faktor yang &pat meneatukan trnggi atau rendahnya kehhgan basil
pada tanaman yang terserang harna antara lain adalah tmgkat kerusakan, stadia
pertumbuhan, dao bagian tanaman yang dipanen.

Peranan Tumbuban Liar pada Budidaya Tanaman

L. hudobrensis, sebagai serangga polifag mempunyai inang yang sangat
banyak. Hasil survei di Indonesia oleh Rauf d al. (2000) mengungkapkan adanya 50

16

spesies bmbuhan yang tergolmg ke d a r n 13 famili &pat menjadi inang lalat
tersebut, termasuk di antaranya berbagai jenis twnbuhan liar. Oleh karena itu

tumbuhan h mempunyai peranstn yang genting bagi kelangsungan hidup Mat itu.
Peranan tumbuhan liar pa& budidaya tanaman ditinjau h
i aspek harna selalu
dapat diperdebatkan. Altieri dm Whitcomb (1 979) berpendapat bahwa twnbuhan liar
&pat berperan bagi tersedianya serangga berguaa dalam budi&ya tanamm. Keadaan

ini dapat dimengerti mengingat tumbuhan liar &pat menjadi inang berbagai serangga
yaag merupakan inane d t e d rnusuh alami. Tumbuhan liar yang behunga juga

dapat menyediakan nektar dan tepungsari yang diperlukan oleh serangga parasitoid.

Turnbuhan liar, di pihak lain juga dapat berperan bagi selalu krsedianya seraugga

hama yang setiap saat dapat menyerang taaaman budidaya.

Keberadaan L. huidobrensis pada berbagai jenis tumbuhan liar tentu saja
memberi peluang bagi parasitoid untuk bertahan hidup pada vegetasi tersebut.

Dengan demdcian kepunahan parasitoid &pat terhindarkan.

Melalui kegiatan surveinya,

Supartha (1998) menemukan t i e spesies

parasitoid Hymenoptera yaog diketahui memarasit L.huidobremis pada
kentang di wih@

tahaman

B a n b g . Tiga spesies tersebut adalah Hemiplarsenus varicomk

(Girault), Zugrammosoma sp. ( F a d Eulophidae) serta satu spesies parasitoid famiti

Pteromalidae. Sedaugkan m e i Rauf et al. ( 2 0 0 ) pada k b a g a i tanaman sayuran

dan tumbuhan liar menemukan 10 spesies parasitoid yang tergolong f k d i
Eulopllldae dan satu spesies Eucoliidae.

Kesebelas parasitoid tersebut addah

Asecodes sp., Chrysocharis sp,, Cirrospiius ambtguus (Hanson and W e ) ,
Closterocenrs sp., Hernipfursenus varicornis, N e o c h r y s ~ r ifonnosa
s
(Westwood),

17

Neochrysocharis sp., Pnigalio sp., Qdrasrichus sp., Zagrammusoma sp ., dan
Gronofoma sp.

Hasil survei Rauf et 01. ( 2000) juga menyebutkan satu spesies predator,
Coenosia humilis (Diptera: Anthomyiidae).

insektisida Translamina Abamektin

Insektisida translamina dapat diartikan sebagai insektisida yang setelah
dqlikasikan ke dam akan segera meresap ke daiam jaringan daun. InseIctisida

translamina sering pula dinyatakan sebagai insektisida sisternik yang bplikasikan ke
bagian tertentu tanaman, misahya dam. k k h s i d a translamina dimhi lebih cocok
untuk mengatasi serangga yang mengorok dam dibandingkan insebsida kontak atau

Abamektin

Abamektiu adalah nama gene&

senyawa B1 yang merupakan komponen utama

atau prduk terpenting dari fermentasi actinornicetes tanah Streptomyces avemitilis

(Mrozik 1994, jansson dan Dybas 1997). Abamektin mematikan semgga melalui
gangguan sistem syaraf pusat (Casida dan Qlustad 1998), efektif mematikan serangga

jika senyawa tersebut termakan oleh serangga (Mrozik 1994).

Jika abarnektin diaplik;tsikan ke bun, maka insektisida tersebut dengan cepat
meresap ke &dam jarhgan daun (Jansson dan Dybas 1997). Wrigt et al. (1985
da1m Jansson dsn Dybas 1997) menuajukkan bahwa gerakan translaha abamektb

menghasilkan damp& yang baik bagi pen-*

tungau, tetapi tidak u t u k kutu

daun. Mereka bqendapat abamekh terkumpul pada jsringan pare&
merupakan sasacan tungau.

dam yang

Sekalipun pa& mulanya digunakan sebagai akarisida, abamektin ternyata

efektif unruk mengendalikan Mat pengorok daun, Liriornym spp. dau pengorok dam
jeruk, Phyllocnistis citrella (hsota dan Dybas 1991). Selanjulnya mereka

menyebutkan bahwa abamektin d?iual dalam berbagai nama dagang.

Aplikasi insektisida abamektm tidak berpengaruh bagi tingkat parasitisasi
L. trgolii oieh parasibid-mitoid Uigbpus inrermedius (Girault), D. begini

(Ashmead), Neochrysocharis pncfiventris (Crawford), Chrysocharis parhi
Crawford, C. aindiei Crawford (Hymenoptera: Edophidae) dm Hufticoptera

dm Horowitz (1998) menunjukkan bahwa aplikasi abarnektin pa& seledri &pat

..

menurunkan populasi parasitoid yang biasa menekan L. huidobremis. Demhan
juga hasil penelitian Weintraub (2000) yang menunjukkan turunnya populasi

parasitoid penekan L huidobrensis pada tanaman kentang, meskipun kemudian
populasi parasitoid tersebut meningkat kembali.

Dsftnr Pustaka
Altieri MA, Whitcomb WH. 1979. The potential use of weeds in the manipulation of
beneficial insects. Hort Sci 14 (1): 12 - 18.

Birch LC. 1948. The intrinsic rate of natural increase of an & a t populajion.
Anim Ecol 17: 15 -26.

j

Casi& JE, Qwstad GB. 1998. Golden age of insecticide: past, present, or future?
Ann Rev Entomol 43: 1 16

-

Chavez GL, Raman KV. 1987. Evaluation of trapping and trap types ta reduce
damage to potatoes by the leahher, Liriomyza huidobrensis optera:
Agromyzidae) Insect Sci Applic 8 (3): 369 - 372.
Dent D. 1995. PrincipIes of integrated pest management. Di dalam Dent D, 4..
Integrated Pest Management, London: Chapman dan M. hlm: 8 46

-

H a m h i , Prijono D, Rauf A. 200 1. Keefekafan insektisida alami terhadap
pengorok daun Liriomyza huidobrensis (Blanchard) (Ihptera: Agromyzidae)
pada tanaman hias, Makalah -aikan
pada seminar Program Pascasaqana
LPB, Bogor, 15 Februari 200 1 . 16 hlm.
Heinz KM, Chaney WE. 1995. Sampling for Liriomyza huidobrensis (Diptern:
Agrornyzidae) larva and damage in celery. Environ Entorno124 (2): 204 - 2 2 1.
Ipe M, Sadaruddin M. 1984. Infestation and host specifity of Liriomyza Brussicae
Riley and the role of phenolic compouflds in host plant resistance. Entomon 9:
265-270.
Jansson RK, Qbas RA. 1997. Avermectia: Biochemical mode of action, biological
activity and agricultural importance. Di dalam: Isaac Ishaaya, Danny Degbeeie,
eds. Insecticides with Novel Modes of Action. Berlin: Springer. h h : 152 170.

Johnson MW,Oatman ER,Wyman JA. 1980. Effwts of insecticides on populations
of vegetable leafminer and associated parasites on fall pole tomatoes. J Econ
Entomol73: 67 - 7 1

Keularts JLW, Lindquist RK. 1989. Increase in mortality of prepupae and pupae of
Liriornyza frrfolii (Diptera: Agromyddae) by manipulation of celatif humidity
and substrate. Environ Entomol 18 (3): 499 - 503.
Lasota JA, Dybas RA. 199 1. Avemectins, a novel class of compounds: implications
for use in arthropod pest control. Annu Rev Entomol36: 9 1 - 1 17.
Lologau BA. 1998. Hubungan kerusakan tanaman dengan kehdangan h a d dan
pengendalian Liriomya huidobrensis (Blanchad) @iptera: Agromyzidae) pada
pertanaman kentang [tesis]. Bogor: Lnstitut Perkman Bogor, Program
Pascasarjana.

Minkenberg OPJM, Van Lenteren JC. 1986. me leafinhers Liriornpa trfolii and
L. bryoniae ( Diptera: Agromyzidae), their parasites and host plants: A review.
Ag-r~cultucalUniversity Wageningen Papers 86-2: 1 - 50.

Minkenberg OPJM, Heldennau CAI. 1990. Effects of temperature on the life
history of Liriomyza blyoniae ( f)lptera: Agromyzidae) on tomato. J Econ
Entomol83: 117-125.
Minkenberg OPJM, Ottenheim JJGW. 1990. Effects of leaf nitrogen content of
tomato plants on preference and performance of leafminhg fly. OecoIogia 83:
291 - 298.

Mrozik H. 1997. Advances in research and development of avermectins. Di dalam:
Briggs GG, ed. Advances in the chemistry of Insect Control 111. S&on
Walden Essex UK: Agr Evo UK Ltd. hlm 54 - 7 1.

Parrella MP. 1987. Biology of liriomyza. Annu Rev Entomol32: 20 1 - 204.
Parrella MP, Bethke JA. 1984. Biological studies of Liriomyza huidobrensis
(Diptera: Agromyzidae) on chrysanthemum, aster, and pea. J Econ Entomol
77: 342 - 345

Rajabalee A. 1993. [ZRs mouches mineuses du genre Liriompu (Bptera:
Agromyzidae) a Maurice, 'Liriomyza' - Colloque sur les mouches mineuses
des plantes cultivees- Montpellier - Mars 19931 [ d a b Bahasa Perancis].

Rauf A. 1995, Liriomyza: hama pendatang barn di Indonesia. Bul Hama Penyht
Tumbuhan 8 (1): 46 - 48.
Rauf A. 1997. L i r i o m p datang menantang PHT kentang. Makalah disajikan pada
rapat Komisi Perlindungan Tanaman, Bogor 10 - 12 Maret 1997. 10 hlm.
Rauf A, Shepard BM, Johnson MW. 2000. Leahher in vegetables, ornamental
plants and weeds in Indonesia: surveys of host crops, species composition and
parasitoids. Int .J Pest Manage 46 (4): 257 - 266.
Scheffer SJ. 2000. Molecular evidence of cryptic species witbin the Liriomyza
huidobrensis (Diptera: Agropmyzidae). J Econ Entomol 93 (4) : 1 146 - 11 5 1

Schreiner I, Nafus D, Bjork C . 1986. Control of Liriomyza trzfuiii (Burgess) (Dip:
Agromyzidae) on yard-long (Mgna unguiculata) and pole beans (Phaseolus
vulgaris) on Guam: effsct on yield loss and parasite numbers. Trop Pest
Manage 32: 333 - 337
Rustamma ES, hksanawati. 1997. lnventarisasi pencaran harna
Liriomyza sp. @iptera: Agromyddae) dan musuh alaminya pada tanaman
kentang. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang. 16 hlm.

Setiawati W,

Shepard BM, Bram A, Rauf A, Samsudin. 1996. L i r i a m p huidobrensis: hama
pendatang baru pada sayuran. Warta PHT Palawija dm Sayuran 1 (1): 2 - 3.
Spencer KA. 1973. Agromyzidae @Iptera) of