Orientasi Moral Menemukan dan Menggunakan Kekuatan Negosiasi

 Bentuk pluralis ditandai dengan kepercayaan bahwa kekuatan didistribusikan secara relatif sama di seluruh kelompok yang berbeda, yang bersaing dan melakukan tawar-menawar untuk pembagian keseimbangan kekuatan yang berkesinambungan

2. Orientasi Motivasional

Mc Clleland dan Burtham mengidentifikasi perbedaan individu dalam motif kekuatan atau watak seseorang untuk memiiki kebutuhan tinggi dalam mempengaruhi dan mengontrol orang lain, serta untuk mencari letak kekuatan dan kekuasaan. Watak dan kemampuan persaingan mungkin membutuhkan pendekatan kekuatan berlebih dan menganggap orang-orang dengan watak ini mempertahankan kemampuan, seperti menyokong eergi, mempertahankan focus, kepercayaan diri yang kuat dan toleransi yang tinggi terhadap konflik. Watak dan kemampuan kerja sama lebih mengacu kepada pendekatan kekuasaan bersama, menekankan keterampilan seperti sensitivitas terhadap pihak lain, fleksibilitas, dan kemampuan untuk mempertimbangkan dan menggabungkan beberapa pandangan pihak lain dalam sebuah perjanjian. Contoh, satu kelompok peneliti mendorong para mahasiswa menghitung waktu ketika mereka bersemangat dan kemudian untuk mengetahui bagaimana watak tersebut diaplikasikan dalam sebuah negosiasi. Individu yang memiliki kekuasaan tinggi menyajikan sebuah kecenderungan yang lebih besar untuk memulai negosiasi dan membuat langkah pertama dalam sebuah situasi persaingan yang bervariasi, untuk memberikan penawaran pertama dan untuk mendapatkan keuntungan dengan membuat penawaran.

3. Orientasi Moral

Coleman 1997 mencatat bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara ide implicit seseorang mengenai egalitarianism serta pemikiran untuk membagi kekuasaan dengan pihak yang memiliki kekuasaan rendah. Kekuatan yang sah. Kekuatan ini berasal dari pendudukan sebuah pekerjaan, kantor, atau posisi istimewa dalam hierarki organisasi. Dalam kasus ini, kekuatan terletak pada pangkat, pekerjaan, dan tanggung jawab pada pekerjaan tersebut, dan keabsahan dari pemegang jabatan terletak pada pangkat dan pekerjaan yang terdapat dalam konteks organisasi. Terkadang, ketika orang-orang menanggapi perintah pihak lain, sekalipun perintahnya tidak disukai, mereka terpaksa melakukannya kerena perintah tersebut merupakan sebuah keharusan dari pihak yang berwenang. Kekuatan yang sah adalah dasar dari strukutr organisasi social. Saat individu dan kelompok masuk ke dalam beberapa system social kelompok bisnis kecil, unit tempur, kesatuan, organisasi politik, kelompok olahraga, kelompok belajar mereka hamper secara langsung menciptakan sebuah struktur dan hierarki. Tanpa perintah social, setiap kelompok tidak dapat melakukan tindakan koordinasi atau setiap orang diharuskan berpartisipasi dalam setiap keputusan dan perundingan kelompok sebagai pengambil keputusan . struktur social bersifat efisien dan efektif dan fakta ini menciptakan dasar dari kekuatan yang sah. Keefektifan dari kekuasaan pemerintahan formal berasal dari keingingan para pengikutnya untuk mengetahui peraturan, system, dan kepemimpinan yang berlangsung Barnard, 1938. Ketika orang-orang mulai tidak mempercayai sebuah pemerintahan yang sah atau mendeskriditkan kewenangan yang berlaku maka mereka mulai membangun sebuah sumber kekuasaan yang baru. Pengendalian Sumber. Orang-orang yang berada di posisi ini memiliki kewenangan untuk mengendalikan orang-orang yang dapat melakukan apa yang mereka mau atau menahan mengeluarkan mereka yang tidak mau melakukan perintah mereka. Dalam konteks sebuah organisasi, beebrapa sumber penting adalah sebagai berikut. 1. Uang, dalam bentuk yang bermacam, tunai, gaji, alokasi budget, dana bantuan, uang tambahan, rekening biaya, dan dana-dana tertentu. 2. Persediaan: bahan-bahan mentah, komponen, potongan-potongan, dan bagian- bagian. 3. Modal kemanusiaan: menyediakan biaya upah buruh, pegawai yang dapat dialokasikan menjadi sebuah masalah atau tugas sementara, bantuan sementara. 4. Waktu: waktu luang, kemampuan bekerja dengan batas waktu, kemampuan mengendalikan batas waktu. 5. Perlengkapan: mesin-mesin, alat-alat, teknologi, perangkat keras dan perangkat luak, computer, dan kendaraan. 6. Perawatan penting: perbaikan, perawatan, pemeliharaan, instalansi dan pengantaran, gangguan teknis, dan transportasi. 7. Dukungan interpersonal: pujian verbal dan dorongan untuk hasil yang baik atau kritik terhadap hasil yang buruk. Kekuatan Berdasarkan Hubungan Tiga jenis kekuatan yang dibahas di sini: saling ketergantungan tujuanm kekuatan rujukan dan kekuatan berdasarkan hubungan dengan orang lain dalam jaringan pribadi dan professional. Bagaimana partai-partai memandang tujuan mereka memiliki dampak yang kuat tentang begaimana pihak lain kemungkinan akan menggunakan kekuatan secara konstruktif. Hubungan dan saling ketergantungan tujuan adalah sumber utama kekuatan dalam negosiasi gaji. Kekuatan rujukan berasal dari penghormatan atau kekaguman salah satu perintah karena atribut, seperti kepribadian, integritas, gaya interpersonal, dan sejenisnya. Kekuatan rujukan sering didasarkan pada pengalaman yang menarik, masa lalu, senasib, atau keanggotaan dalam kelompok yang sama. Kekuasaan ditentukan oleh lokasi dalam sekumpulan hubungan dan aliran yang terjadi melalui simpul dalam jaringan. Beberapa aspek kunci kekuasaan membentuk jaringan: kekuatan mengikat, konten ikatan, dan struktur. Kekuatan ikatan antara individu dapat ditentukan dengan seberapa sering mereka berinteraksi, berapa lama mereka telah mengenal satu sama lain, seberapa dekat hubungan pribadi atau mutualitas aygn ada dalam hubungan, sehingga masing-masing memberikan kontribusi yang sama dalam proses member dan menerima. Konten adalah sumber yang melewati ikatan dengan orang lain. Hal ini dapat berbentuk uang atau sumber lain, informasi, dukungan, emosi, dan sejenisnya. Beberapa aspek struktur jaringan yang menentukan kekuasaan dalam peran meliputi: 1. Sentralitas Semakin sentral simpul berada dalam jaringan pertukaran dan transaksi, semakin besar kekuatan yang penghuni simpul akan memiliki. Sentralitas dapat ditentukan oleh jumlah informasi atau jumlah total transaksi yang melewati simpul atau dengan menentukan sejauh mana simpul bersifat sentral dalam mengelola arus informasi. 2. Kritikalitas dan relevansi Orang-orang yang sangat bergantung pada orang lain dapt menjadi penting bagi tingkatan tempat mereka dibebani dengan pengumpulan informasi dari banyak lokasi. 3. Fleksibilitas Fleksibilitas sering kali berhubungan dengan kritikalitas. Orang dalam sebuah jaringan yang mngontrol akse ke tokoh kunci atau kelompok. 4. Visibilitas Visibilitas dapat ditentukan hanya dengan mengetahui di mana kantor seseorang atau tempat di mana presiden memarkir mobilnya. Pfeffer 1992 menggabungkan sebuah cerita tentang seorang rekan baru di fakultas yang ia kenal karena jarak yang dekat antara katornya dan kamar beberapa lelaki di bangunan tersebut – kebanyakan mahasiswa mengenalnya saat mereka melihat mahasiswa baru tersebut saat ia pergi ke toilet. 5. Keanggotaan dalam koalisi Koalisi sering kali bertindak bersama-sama mewakili pandangan atau mempromosikan tindakan atau oerubahan; semakin banyak koalisi yang anda milik, semakin besar kemungkinan anda menemukan teman yang dapat membantu anda bertemu dengan orang-orang penting, memperoleh informasi penting, dan mencapai tujuan. Watkins 2002 dan yang lainnya secara spesifik menamai masalah tersebut sebagai “menari dengan gajah” mengajukan persetujuan dengan lawan yang lebih besar dari anda dan menyoroti cara-cara yagn dapat dilakukan pihak yang berkekuatan rendah dalam meghadapi pemain besar dalam perjanjian bisnis dan kemitraan. Berikut ini adalah beberapa saran tersebut: 1. Jangan pernah melakukan perjanjian ambil atau tidak sama sekali. Pihak yang berkekuasaan rendah harus berusaha memvariasikan resiko mereka dengan memasuki kesepakatan dengan pihak-pihak lain yang berbeda, sehingga tidak ada satu pihak tertentu yang berkekuasaan besar dapat menekan pihak yang berkekuasaan rendah. 2. Buat pihak lain lebih kecil. Dalam berurusan dengan pihak yang berkekuasaan tinggi terumtam jika pihak tersebut sebuah kelompok atau organisasi, seseorang harus megupayakan untuk membangun beberapa hubungan dan terlibat dalam beberapa negosiasi. 3. Buat diri anda lebih besar. Pemain yang berkekuasaan rendah harus berupaya untuk membangun koalisi dengan pemain berkekuasaan rendah lainnya, sehingga dapat meningkatkan kekuasaan penawaran kolektif mereka. 4. Bangun momentum dengan melakukan penawaran dalam sekuen. Kesepakatan awal dapat dilakukan untuk membangun sebuah hubungan, memperkuat hubungan dengan pihak yang berkekuatan besar dan mungkin memperoleh sumber daya. Pilih target yang berdaya tinggi yang memiliki keuntungan paling besar dan maksimalkan visibilitas kesepakatan tersebut kepada pihak lain. 5. Gunakan kekuatan kompetisi untuk mengungkit kekuasaan Jika anda memiliki sesuatu untuk ditawarkan, pastikan anda menawarkannya kepada lebih dari satu pihak yang berkekuasaan besar. 6. Desar diri anda sendiri. Ikat tangan anda dengan membatasi cara-cara yang dapat anda lakukan dalam bisnis atau dengan siapa anda berbisnis. 7. Informasi yang baik selalu merupakan sumber kekuasaan. Cari informasi yang dapat memperkuat posisi dan perkara negosiasi anda. 8. Ajukan banyak pertanyaan untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Penelitian menunjukan bahwa negosiator dengan kekuasaan yang lebih kecil mengajukan pertanyaan yang lebih diagnostic daripada pertanyaan arahan dan secara konstan menunjukan keinginan mereka untuk bekerja sama. 9. Lakukan apa yang anda dapat untuk mengendalikan proses tersebut. Jika pihak yang berkekuasaan rendah mengendalikan prosesnya, ia lebih cenderung mengarahkan kesepakatan kea rah yang lebih menguntungkan.

BAB 8 Pengaruh