Anlisis penulis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian dan analisi penulis terhadap penelitian yang telah diuraikan pada pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Didalam hukum positif anak berhak mendapatkan hak berupa, anak berhak tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar. Setiap anak berhak mendapat jaminan identitas dan kewarganegaraan. Setiap anak berhak beribadah sesuai agama yang dianutnya dan berfikir, berkreasi. Setiap anak berhak diasuh oleh orang tuanya serta dibesarkan dan anak berhak mendapat asuhan dari orang lain apabila anak tersebut terlantar. Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan, jaminan sosial, mental, spiritual. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan. Setiap anak berhak menyatakan pendapat dan didengar pendapatnya lalu mendapat informasi, mencari dan menerima. Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan sebayanya, bermain, berkreasi Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan sebayanya, bermain, berkreasi. Setiap anak yang menyandang cacat berhak mendapat rehabiltasi, bantuan sosial, dan kesejahteraan sosial. Setiap anak yang diasuh oleh orang tua, wali, atau pihak lainnya berhak mendapat tanggung jawab dari perlakuan tidak baik. Setiap anak berhak diasuh oleh orang tuanya sendiri kecuali ada alasan hukum tertentu yang 83 menyebabkan pemisahan anak dan orang tua secara sah demi kepentingan anak. Dan didalam hukum islam anak berhak mendapatkan hak berupa, Hak untuk hidup. Hak waris. Hak nasab dan nama yang baik. Hak perlindungan duniawi dan ukhrawi. Dipilihkan calon ibunya. Hak anak setelah dilahirkan. Hak anak memperoleh nama baik. Hak pendidikan dan pengajaran. Hak keadilan dan persamaan. 2. Faktor penyebab terjadinya penelantaran anak A. Ekonomi Dengan perkembangan ekonomi di Indonesia yang ada pada saat ini, sepertinya Negara harus lebih cepat dalam membangun perekonomiannya bila tidak ingin kasus tentang anak dalam hal ini anak terlantar itu tidak ada lagi. B. Perceraian Dampak dari perceraian orang tua berimbas kepada anak nya itu sendiri, karena pada dasarnya anak itu harus ikut dengan ibu nya, akan tetapi seorang ibu yang tidak mampu merawatnya dengan baik yaitu dengan tidak terpenuhi hak-haknya maka akan menyebabkan anak tersebut terlantar. C. Tenaga Kerja Indonesia TKI Biasanya setiap TKI yang bekerja diluar negri akan lama meninggalkan sanak family nya termasuk anak-anaknya, disini menyebabkan anak akan kurang kasih sayang dari orang tua nya yang akhirnya menyebabkan anak itu terlantar.Orang tua yang sibuk kerja Setiap anak membutuhkan perhatian lebih dari orang tua, bila mana orang tua terlalu sibuk akan pekerjaan nya dapat mengakibtkan anak itu lepas perhatian yang baik dan dapat mengikuti pemikiran liar anak itu sendiri yang berakibat fatal dan membuat betah anak hidup diluar sehingga dia dikata anak terlantar. D. Bukan hanya materi tetapi kasih sayang orang tua yang diperlukan.Setiap yang miskin belum tentu anak nya terlantar, disini 84 karena sifat orang tua yang mengajarkan kehidupan kepada anaknya. Bila mana sudah karna factor kemiskinan dan tidak adanya perhatian itu berimbas kepada anak, yang pada akhirnya menyebabkan anak itu terlantar bahkan kadang yang kaya tidak menjamin untuk anaknya mendapatkan perhatian dari orang tuanya. 3. Peran KPAI untuk mengembalikan hak-hak anak terlantar adalah sebatas pengawasan, dalam artian KPAI bertindak bila ada kasus anak terlantar. KPAI hanya mencarikan solusi apabila ada anak terlantar,, agar anak terlantar tersebut tidak terlantar lagi, yaitu dengan melimpahkan kepada mitra terkait yaitu LPSA untuk dirawat disana, dan untuk pendidikannya KPAI bermitra dengan Dinas pendidikannya dan untuk menjamin kesehatan anak terlantar tersebut KPAI bermitra dengan Dinas Kesehatan.Komisi Perlindungan Anak Indonesia tidak mempunyai peran terhadap pengasuhan anak terhadap anak terlantar, akan tetapi KPAI dalam hal mengembalikan hak yang hilang pada anak terlantar dengan melimpahkan kepada lembaga-lemabaga terkait untuk bisa merawatnya sebagaimana anak yang lebih beruntung. KPAI berperan adalah dengan mengawasi dan memberi masukan sejauh mana lemabaga-lembaga terkait merawatnya dan mengawasi situasi anak diindonesia dengan setiap permasalahannya. Peran KPAI hanyalah sebatas pengawasan, akan tetapi bukan dalam artian KPAI tidak bertindak apabila ada kasus pada anak khususnya anak terlantar. KPAI hanya mencarikan solusi apabila ada anak terlantar agar anak tersebut tidak terlantar lagi, yaitu dengan menyerahkannya kepada mitra terkait yaitu LPSA untuk rumah singgahnya dan untuk pendidikannya KPAI 85 bermitra dengan Dinas Pendidikan dan untuk kesehatannya KPAI bermitra dengan Dinas Kesehatan.

B. Saran

Selain beberpa kesimpulan yang diuraikan penulis diatas, penulis memberikan saran-saran yang berkaitan dengan mengembalikan hak-hak anak pada anak terlantar: 1. Komisi Perlindungan Anak Indonesia diharapkan lebih aktif lagi dalam menangani kasus anak terlantar walaupun dengan fasilitas yang amat minim akibat tidak berdayanya Negara, agar permasalahan anak terlantar bisa tuntas dan tidak ada lagi di Indonesia. 2. Kepada masyarakat diharapkan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan anak, apabila ada anak yang terlantar bisa dibantu dengan membiayainya dalam hal apapun, memahami peraturan perundang-undangan berkaitan dengan perlindungan anak, dan perduli terhadap pelanggaran dan upaya pemenuhan hak anak dan apabila ada kasus terhadap perlindungan anak agar segara dapat melaporkan kepada lembaga peduli perlindungan anak atau aparat pemerintah. 3. Untuk setiap orang tua diharapkan lebih serius dalam menangani anak dalam kondisi apapun, jangan sampai akibat ada factor tertentu nasib anak, jadi terlantar dengan tidak terpenuhi hak-haknya. 4. Diharapkan Negara lebih serius dalam menangani anak terlantar jangan sampai anak menjadi korban, dan tidak bertambah lagi kasus pada anak, khusunya anak terlantar.