5.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Pelayanan Publik
Bidang Pendidikan
Analisis ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat kesamaan persepsi antara masyarakat di pusat dan pinggiran kota terhadap kinerja
pelayanan publik bidang pendidikan di Kota Tangerang ataukah tidak. Prosedur analisis tabel silang dilakukan dengan mentabulasi jawaban
responden pada masing-masing pertanyaan. Responden diberi peluang untuk menjawab pilihan “meningkat” dan “tidak meningkat”. Pilihan “meningkat”
diberi bobot nilai 1 dan “tidak meningkat” diberi bobot nilai -1. Tabulasi dikelompokkan berdasarkan indikator pelayanan publik
bidang pendidikan, yaitu efisiensi, efektifitas, keadilan dan daya tanggap. Selain itu, proses pengolahan data dilakukan per komponen pertanyaan.
Setelah tabulasi dilakukan, tahap selanjutnya adalah mengolah hasil tabulasi tersebut ke dalam pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak
Statistical Package For Service Solution SPSS 16.0. Pengambilan keputusan untuk menyimpulkan apakah terdapat keterkaitan persepsi masyarakat di pusat
dan pinggiran kota tentang pelayanan publik bidang pendidikan di Kota Tangerang perlu dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H
o
pinggiran kota tentang kinerja pelayanan publik bidang pendidikan di Kota Tangerang baik sebelum maupun setelah pelaksanaan otonomi
daerah. : tidak terdapat perbedaan persepsi antara masyarakat di pusat dan
H
1
kota tentang kinerja pelayanan publik bidang pendidikan di Kota Tangerang baik sebelum maupun setelah pelaksanaan otonomi daerah.
: terdapat perbedaan persepsi antara masyarakat di pusat dan pinggiran
Jika p-value 0,05 maka H
o
Jika p-value 0,05 maka H diterima.
o
Berikut ini adalah hasil pengolahan tabel silang persepsi masyarakat di pusat dan pinggiran kota tentang pelayanan publik bidang pendidikan di Kota
Tangerang. ditolak.
1. Indikator Efisiensi Terdapat 8 delapan komponen pertanyaan dalam indikator ini. Distribusi
frekuensi tanggapan responden terhadap delapan pertanyan tersebut tersaji dalam tabel-tabel di bawah ini.
a. Anggaran pendidikan di Kota Tangerang setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
9 60 6 40
15 100 Pinggiran kota
12 80 3 20
15 100 Total
21 70 9 30
30 100
Fisher Exact Value : 2,132 p-value: 0,604
Kesimpulan: 70 responden berpendapat anggaran pendidikan meningkat setelah pelaksanaan otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak berbeda antara pusat dan
pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
b. Jumlah sekolah di Kota Tangerang setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
9 60 6 40
15 100 Pinggiran kota
8 53 7 47
15 100 Total
17 53 13 43
30 100
Fisher Exact Value : - p-value: 1,000
Kesimpulan: 53 responden berpendapat jumlah sekolah meningkat setelah pelaksanaan otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak berbeda antara pusat dan
pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
c. Jumlah sekolah yang bermutu di Kota Tangerang setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
7 47 8 53
15 100 Pinggiran kota
9 60 6 40
15 100 Total
16 53 14 47
30 100
Fisher Exact Value: - p-value: 0,608
Kesimpulan: 53 responden berpendapat jumlah sekolah bermutu meningkat setelah pelaksanaan otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak berbeda antara
pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
d. Gedung sekolah yang bersih dan terawat dengan baik setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
7 47 8 53
15 100 Pinggiran kota
11 73 4 27
15 100 Total
18 60 12 40
30 100
Fisher Exact Value : 1,388 p-value: 1,000
Kesimpulan: 60 responden berpendapat gedung yang bersih terawat meningkat setelah pelaksanaan otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak berbeda antara
pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
e. Biaya masuk sekolah di Kota Tangerang setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
9 60 6 40
15 100 Pinggiran kota
14 93 1 7
15 100 Total
23 77 7 23
30 100
Fisher Exact Value : 2,977 p-value: 0,400
Kesimpulan: 77 responden berpendapat biaya masuk sekolah meningkat setelah pelaksanaan otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak berbeda antara pusat dan
pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
f. Pungutan liar dari sekolah di Kota Tangerang setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
7 47 8 53
15 100 Pinggiran kota
14 93 1 7
15 100 Total
21 70 9 30
30 100
Fisher Exact Value : 2,219 p-value: 1,000
Kesimpulan: 70 responden berpendapat pungutan liar di sekolah meningkat setelah pelaksanaan otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak berbeda antara
pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
g. Fasilitas sekolah internet, perpustakaan, dll setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
7 47 8 53
15 100 Pinggiran kota
9 60 6 40
15 100 Total
16 53 14 47
30 100
Fisher Exact Value : 1,390 p-value: 0,622
Kesimpulan: 53 responden berpendapat fasilitas sekolah meningkat setelah pelaksanaan otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak berbeda antara pusat dan
pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
h. Biaya buku pelajaran di Kota Tangerang setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
8 53 7 47
15 100 Pinggiran kota
14 93 1 7
15 100 Total
22 73 8 27
30 100
Fisher Exact Value : 1,972 p-value: 1,000
Kesimpulan: 73 responden berpendapat biaya buku pelajaran meningkat setelah pelaksanaan otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak berbeda antara pusat dan
pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
2. Indikator Keefektifan Terdapat 5 lima komponen pertanyaan dalam indikator ini. Distribusi
frekuensi tanggapan responden terhadap lima pertanyan tersebut tersaji dalam tabel-tabel di bawah ini.
a. Kualitas proses belajar-mengajar setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
4 27 11 73
15 100 Pinggiran kota
4 27 11 73
15 100 Total
8 27 22 73
30 100
Fisher Exact Value : 1,922 p-value: 0,590
Kesimpulan: 27 responden berpendapat kualitas proses belajar mengajar belum meningkat setelah pelaksanaan otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak
berbeda antara pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
b. Kualitas guru setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
3 20 12 80
15 100 Pinggiran kota
5 33 10 67
15 100 Total
8 27 22 73
30 100
Fisher Exact Value : 0,470 p-value: 1,000
Kesimpulan: 27 responden berpendapat kualitas guru meningkat setelah pelaksanaan otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak berbeda antara pusat dan
pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
c. Kemudahan masyarakat terhadap informasi sekolah setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
11 73 4 27
15 100 Pinggiran kota
14 97 1 3
15 100 Total
25 83
5 17
30 100
Fisher Exact Value : 7,894 p-value: 0,133
Kesimpulan: 83 responden berpendapat kemudahan masyarakat terhadap informasi sekolah tidak meningkat setelah pelaksanaan otonomi daerah dan
persepsi ini relatif tidak berbeda antara pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
d. Partisipasi masyarakatorang tua siswa dalam pengambilan keputusan sekolah setelah otonomi daeah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
10 67
5 38
15 100 Pinggiran kota
12 80
3 20
15 100 Total
22 73
8 27 30 100
Fisher Exact Value : 4,472 p-value: 0,505
Kesimpulan: 73 responden berpendapat partispasi orang tua dalam pengambilan keputusan meningkat setelah pelaksanaan otonomi daerah dan persepsi ini relatif
tidak berbeda antara pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
e. Visi dan misi Pemerintah Daerah dalam bidang pendidikan setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
8 53 7 47
15 100 Pinggiran kota
14 93 1 7
15 100 Total
22 83 22 17
30 100
Fisher Exact Value : 4,213 p-value: 0,400
Kesimpulan: 83 responden berpendapat visi dan misi Pemda dalam bidang pendidikan meningkat setelah pelaksanaan otonomi daerah dan persepsi ini relatif
tidak berbeda antara pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
3. Indikator Keadilan Terdapat 5 lima komponen pertanyaan dalam indikator ini. Distribusi
frekuensi tanggapan responden terhadap lima pertanyan tersebut tersaji dalam tabel-tabel di bawah ini.
a. Setelah otonomi daerah, masyarakat dapat merasakan manfaat program-program pemerintah di bidang pendidikan seperti beasiswa,
bebas SPP bagi keluarga tidak mampu.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
9 60 6 40
15 100 Pinggiran kota
9 60 6 40
15 100 Total
18 60 12 40
30 100
Fisher Exact Value : 4,020 p-value: 0,596
Kesimpulan: 40 responden berpendapat setelah otonomi daerah masyarakat belum dapat merasakan manfaat program pemerintah di bidang pendidikan dan persepsi ini
relatif tidak berbeda antara pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
b. Akses masyarakat miskinkurang mampu terhadap pendidikan setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
9 60 6 40
15 100 Pinggiran kota
9 60 6 40
15 100 Total
18 60 12 40
30 100
Fisher Exact Value : 4,195 p-value: 0,103
Kesimpulan: 60 responden berpendapat setelah otonomi daerah masyarakat miskin telah dapat merasakan manfaat program pemerintah di bidang pendidikan dan persepsi
ini relatif tidak berbeda antara pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
c. Anggaran pendidikan untuk masyarakat miskin setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
12 80 3 20
15 100 Pinggiran kota
13 87 2 13
15 100 Total
25 83 5 17
30 100
Fisher Exact Value : 4,416 p-value: 0,381
Kesimpulan: 83 responden berpendapat anggaran pendidikan untuk masyarakat miskin meningkat setelah otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak berbeda antara
pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
d. Pendidikan gratis setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
13 87 2 13
15 100 Pinggiran kota
13 87 2 13
15 100 Total
26 87 4 13
30 100
Fisher Exact Value : 3,995 p-value: 0,403
Kesimpulan: 87 responden berpendapat pendidikan gratis meningkat setelah otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak berbeda antara pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
e. Tingkat kesulitan pengurusan administrasi pendidikan setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
5 33 10 67
15 100 Pinggiran kota
6 40 9 60
15 100 Total
11 37 19 63
30 100
Fisher Exact Value : 7,455 p-value: 0,071
Kesimpulan: 63 responden berpendapat kesulitan pengurusan admismistrasi tidak meningkat setelah otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak berbeda antara pusat
dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
4. Indikator Daya Tanggap Terdapat 5 lima komponen pertanyaan dalam indikator ini. Distribusi
frekuensi tanggapan responden terhadap lima pertanyan tersebut tersaji dalam tabel-tabel di bawah ini.
a. Kepedulian pemerintah terhadap kebutuhan pendidikan masyarakat miskin setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
13 87 2 13
15 100 Pinggiran kota
15 100 0 0
15 100 Total
28 93 2 7
30 100
Fisher Exact Value : 0,857 p-value: 1,000
Kesimpulan: 93 responden berpendapat kepedulian pemerintah terhadap kebutuhan pendidikan masyarakat miskin meningkat setelah otonomi daerah dan persepsi ini
relatif tidak berbeda antara pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
b. Kepedulian Pemerintah Kota Tangerang terhadap aspirasi yang berkembang di kalangan masyarakat tentang pendidikan setelah
otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
11 73 4 27
15 100 Pinggiran kota
15 100 0 0
15 100 Total
26 87 4 13
30 100
Fisher Exact Value : 1,708 p-value: 1,000
Kesimpulan: 87 responden berpendapat kepedulian pemerintah terhadap aspirasi masyarakat tentang pendidikan meningkat setelah otonomi daerah dan persepsi ini
relatif tidak berbeda antara pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
c. Prioritas Pemerintah Kota Tangerang dalam merespon kebutuhan masyarakat miskin dalam bidang pendidikan setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
12 80 3 20
15 100 Pinggiran kota
13 87 2 13
15 100 Total
25 83 5 17
30 100
Fisher Exact Value : 2,534 p-value: 1,000
Kesimpulan: 83 responden berpendapat kepedulian pemerintah terhadap aspirasi masyarakat tentang pendidikan meningkat setelah otonomi daerah dan persepsi ini
relatif tidak berbeda antara pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
d. Program-program Pemerintah Kota Tangerang dalam bidang pendidikan setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
11 73 4 27
15 100 Pinggiran kota
14 93 1 3
15 100 Total
25 83 5 17
30 100
Fisher Exact Value : 4,157 p-value: 0,657
Kesimpulan: 83 responden berpendapat program pemerintah dalam bidang pendidikan meningkat setelah otonomi daerah dan persepsi ini relatif tidak berbeda
antara pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
e. Keselarasan antara program yang disampaikan Pemerintah Kota Tangerang dalam bidang pendidikan dengan penerapan programnya
setelah otonomi daerah.
Aspek Spasial Distribusi Frekuensi
Total Meningkat
Tidak Meningkat Pusat Kota
2 13 13 87
15 100 Pinggiran kota
0 0 15 100
15 100 Total
2 7 28 93
30 100
Fisher Exact Value : 1,303 p-value: 1,000
Kesimpulan: 93 responden berpendapat keselarasan antara program yang disampaikan dalam bidang pendidikan dengan penerapan programnya setelah otonomi
daerah tidak meningkat dan persepsi ini relatif tidak berbeda antara pusat dan pinggiran kota.
Sumber: data primer diolah
Distribusi frekuensi persepsi responden tentang pelayanan publik bidang pendidikan setelah pelaksanaan otonomi secara umum dinilai
mengalami peningkatan. Di samping itu, hasil analisis tabel silang dengan menggunakan Uji Exact Fisher ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan
persepsi antara masyarakat di pusat dan pinggiran kota tentang kinerja pelayanan publik bidang pendidikan di Kota Tangerang. Temuan ini
menunjukkan bahwa persepsi masyarakat baik di pusat kota maupun di pinggiran kota adalah sama.
5.3 Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah IKKPD