e. Sikap Tanggap Bencana
Bencana adalah fasilitas fisik setempat serta keteraturan kehidupan sosial secara drastis berubah total. Dalam menghadapi peristiwa bencana alam yang
datang secara mendadak, maka dibutuhkan tindakan terhadap bencana harus tepat dan efektif. Menurut Sutton Tierney 2006 dalam Astuti 2013 adalah
kesiapsiagaan menghadapi bencana sendiri didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan hidup saat terjadi bencana, seperti
tindakan protektif selama gempa bumi, tumpahan material berbahaya, atau serangan teroris. Kesiapsiagaan juga mencakup tindakan yang dirancang untuk
meningkatkan kemampuan untuk melakukan tindakan darurat guna melindungi barang-barang dari kerusakan dan kekacauan akibat bencana. Sikap Tanggap
Bencana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meningkatkan sikap tanggap bencana dengan cara menggunakan media berupa buku cerita.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
1 Bagian Awal
Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman kosong, pernyataan keaslian tulisan, halaman pengesahan, persembahan, motto, prakata, abstrak,
daftar isi, daftar tabel dan dafrat lampiran. 2
Bagian Isi Bagian isi terdiri dari 5 bab yaitu :
BAB I Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penelitian.
BAB II Tinjauan Pustaka Berisi kajian teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu tentang buku
cerita, minat, membaca, sains, belajar, tanggap bencana, tinjauan materi, dan kerangka berfikir.
BAB III Metode Penelitian Berisi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode
pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis uji coba instrumen, dan metode analisis data.
BAB IV Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian berupa satu set buku cerita bermuatan kebencanaan yang
telah diuji kelayakan dan keterbacaan, hasil analisis prototipe, hasil uji kelayakan, hasil uji keterbacaan, hasil analisis data penguasaan materi, hasil angket minat
membaca dan hasil angket sikap tanggap bencana siswa kelas IV SDN 3 Ketangirejo Kabupaten Grobogan setelah diberi buku cerita bermuatan
kebencanaan. Selanjutnya dilakukan pembahasan berupa tafsiran hasil penelitian dan mengintegrasikan hasil penelitian ke dalam teori yang telah ada.
BAB V Penutup Berisi simpulan dan saran
3 Bagian Akhir
Berisi daftar pustaka dan lampiran
13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Buku Cerita
Media buku cerita merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di sekolah. Pada sekolah umumnya
menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi khususnya IPA. Padahal dengan metode tersebut siswa cenderung sulit memahami materi yang diberikan
dan cepat bosan karena proses pencernaan begitu kompleks dan memiliki banyak istilah-istilah yang sulit dihafalkan dan dipahami. Dengan menggunakan media
buku cerita dapat menjadi alternatife bagi guru dalam menyampaikan materi. Menurut Trianto 2007:75, media pembelajaran diharapkan dapat memberikan
manfaat, antara lain: 1 bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat verbalistik, 2 metode pembelajaran lebih bervariasi, 3
siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktivitas, 4 pembelajaran lebih menarik, dan 5 mengatasi keterbatasan ruang.
Keuntungan media pembelajaran, antara lain: 1 dapat meningkatkan motivasi belajar, 2 minat dan bakat siswa dapat berkembang, 3 adanya
interaksi langsung dengan lingkungan, 4 munculnya persepsi suatu konsep yang sama, 5 dapat memberikan semangat kepada sekitar, dan 6 dapat
meningkatkan prestasi belajar.
Menurut Stewing dalam Susanto 2011, buku bergambar adalah sebuah buku yang menjajarkan cerita dengan gambar. Kedua elemen ini bekerjasama
untuk menghasilkan cerita dengan ilustrasi gambar. Biasanya buku-buku bergambar dimaksudkan untuk mendorong ke arah apresiasi dan kecintaan
terhadap buku. Selain ceritanya secara verbal harus menarik, buku harus mengandung gambar sehingga mempengaruhi minat siswa untuk membaca cerita.
Oleh karena itu, gambar dalam cerita anak-anak harus hidup dan komunikatif. Sebuah buku cerita dapat berfungsi sebagai tiket ajaib untuk berimajinasi.
Buku yang baik dapat mempengaruhi pola pikiran pembacanya. Sebagai contoh, mungkin kebanyakan dari kita masih ingat tentang buku favorit yang sering
dibaca. Menurut Johnson 2003, sebuah buku akan memberikan pengalaman yang dapat membantu tugas perkembangan anak sebagai berikut:
1 Emosi positif diciptakan dari rutinitas membaca, yang menghasilkan kedekatan, keintiman, dan rasa aman.
2 Dialog sosial yang interaktif antara anak-anak dan orang dewasa dapat membangun pengetahuan sebelumnya dan memberikan umpan balik yang
cepat, pada saat mereka membahas, misalnya ketika membaca buku seri cerita “binatang”.
3 Bahasa yang digunakan untuk label, membandingkan, menjelaskan, dan mengklasifikasikan dapat menciptakan suasana yang mendukung untuk
penataan proses berpikir dan pembentukan konsep. Rothlein dan Meinbach dalam Susanto 2011 membedakan jenis buku
bergambar menjadi 5 macam, yaitu :