BAB IV presentasi amat
BAB IV
HASIL PENILITIAN
A.Gambaran Umum Pemerintahan Di Provinsi
Maluku Utara
Provinsi Maluku Utara Dibentuk dengan UU
No 46 tahun 1999 tentang pemekaranProvinsi Maluku Utara
Provinsi Maluku Utara terdiri dari 8 Kabupaten
(2)
• Batas-batas Provinsi Maluku Utara sebagai
berikut:
- Sebelah Utara : Samudra Pasifik - Sebelah Timur : Laut Halmahera - Sebelah Barat : Laut Maluku
(3)
Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan
Kewajiban Gubernur sebagai Wakil Pemerintah sebagai berikut :
Gubernur yang karena jabatannya
berkedudukan juga sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi yang bersangkutan.
Dalam kedudukannya sebagai wakil
pemerintah, Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden.
(4)
Struktur perangkat Daerah Pemerintah
Provinsi Maluku Utara terdiri dar :
5 orang Staf Ahli
Sekretariat Daerah dipimpin oleh seorang
Sekretaris Daerah dan dibantu oleh 3 (tiga) Asisten dan 9 Biro
1 Sekretaris DPRD 15 Dinas
(5)
B.Implementasi Tata Kelola Pemerintahan
Yang Baik Dalam Rangka Revormasi Birokrasi
• Dalam melakukan proses tata kelolaPemerintahan yang baik (Good Governance), hal ini tidak sekadar melakukan perubahan dalam aspek teknis semata
• Peran birokrasi Pemerintah begitu besarnya
dalam penyelenggaraan pelayanan terhadap masyarakat
(6)
Berdasarkan penilitian dapat di jelaskan bahwa asas-asas Tata Kelola Pemerintah di Maluku Utara antara lain :
1. Asas Kepastian Hukum
Dari Biro yang di diteliti menunjukan bahwa pola penyelengaraan kebijakan program biro belum melakukan asas ini dengan baik, hal ini berdasarkan analisis hasil wawancara dengan kepala Biro Ekonomi bahwa semua kebijakan yang di ambil harus sesuai dengan maunya kepala daerah dalam artian kebijakan-kebijakan tersebut lebih banyak fresermesiennya di bandingakan dengan melaksanakan program sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(7)
Implentasi asas kepastian hukum di Biro
Pemerintahan belum berjalan dengan baik, hal ini bias di lihat dari kebijakan pemerintah yang belum adanya aspek keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggara pemerintah dan keputusan seorang kepala daerah yang seringkali menabrak aturan
yang berlaku serta masyarakat yang ingin
mendapatkan kepastian hukum pun di tunda-tunda oleh kepala daerah
Sebagai contoh kasus 6 desa sengketa antara
pemerintah kabupaten Halmahera barat dan
kabupaten Halmahera utara bertahun-tahun tidak ada status kepastian hukumnya padahal gubernur sebagai kepala daerah harus mengabil keputusan agar masyarakat menjadi aman
(8)
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara
Asas penyelengaraan Negara di implemntasikan dalam 2 (dua) hal yaitu :
Penyelengaraan kebijakan umum dan program sesuai
dengan perencanaan
Disiplin Aparatur Penyelengaraan Negara
Hasil penilitian menunjukan bahwa kebijakan umum dan program Biro terumuskan pada dokumen perencanaan tahunan 5 tahun seperti Renstra dan RKPD tidak berjalan sesuai jadwal yang di tentukan hal ini berdasarkan
wawancara dengan Kabag Pemerintahaan umum pada biro pemerintahan Sekretariat daerah beliau
mengatakan bahwa :
“paska aktifitas pemerintahan Provinsi Maluku Utara
pindak ke sofifi maka banyak program yang tidak bisa di selesaikan dengan tepat waktu dengan kendala
(9)
Sedangkan dari aspek aparatur penyelenggaraan Negara,terlihat bahwa meskipun disadari sebagai PNS berlaku UU kepegawaian maupun Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, namun dari dari hasil observasi teridentifikasi PNS yang bertugas di Biro yang di teliti tidak taat terhadap ketentuan masuk kerja dimana setiap hari selalu saja ada PNS yang bolos dan belum pernah ditegakan disiplin PNS yang melangar baik disiplin riangan,sedang, maupun berat.
(10)
3. Asas Kepentingan Umum
Dalam RPJM Daerah Provinsi Maluku Utara 2009-2013 yang disusun sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai dokumen perencanaan tahunan sekaligus penentuan pilihan -pilihan program kegiatan tahunan sudah mempunyai tujuan untuk kepentingan umum rakyat provinsi maluku utara dengan moto “Dari Desa Membangun Maluku Utara”. Namun pada kenyataannya di lapangan moto,slogan serta visi dan misi tidak terimplementasikan dengan baik dalam APBD Provinsi Maluku Utara tahun 2012,penyerapan anggaran terberar pada belanja pegawai bukan untuk kesejateraan rakyat Maluku utara.
(11)
4. Asas Keterbukaan
Dari hasil penilitian Menunjukan bahwa Implementasi asas keterbukaan pada pemerintahan Provinsi Maluku Utara sangatlah jauh dari harapan dan cenderung diskriminatif. Pemerintah provinsi Maluku Utara tidak membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
hal-hal yang mendasar yeng menjadi tolak ukur mengapa asas kerbukaan ini tidak berjalan dengan baik di pemerintahan provinsi Maluku Utara diantaranya adalah situs resmi provinsi Maluku Utara yang tidak terupdate sebagai sistim informasi berbasis IT serta sangat sulit mendapatkan dokumen untuk bahan penilitian di Sekretariat Daerah Provinsi Maluku Utara.
(12)
5. Asas Proporsionalitas
kewajiban penyenggaraan pelayanan dalam memberikan pelayanan tidak mencerminkan rasa keadilan bahkan pelayanan bersifat pilih kasih dan tidak taat terhadap ketentuan hukum yang berlaku. Seiring terjadi penyimpangan dalam pelayanan atau melakukan perbutan yang melawan hukum. Seperti halnya, tidak melaksanakan kewajibanya sebagai seorang aparatur dengan selalu absen pada jam kerja padahal mereka di gaji setiap bulan tetapi kewajiban tidak di laksanakan
(13)
6. Asas Profesionalitas
• Hal ini bisa dilihat dari kesadaran para PNS
Provinsi Maluku Utara yang masi rendah dalam soal kehadira untuk menjalankan tugas mereka
• Proses penempatan dan promosi jabatan pun
tidak melihat sesuai keahlian atau latar belakang pendidikan seseorang tetapi atas dasar suka dan tidak suka
(14)
7. Asas Akuntabilitas
Lakip di susun bukan karena untuk sebuah pertangungjawaban yang sungh-sunguh tetapi sebagai pemenuhan kewajiban saja
laporan penilaian Badan Pemeriksa Keuangan, Provinsi Maluku Utara mendapat opini yang tidak baik dari BKP, dimana opini yang di dapat adalah disclaimer
(15)
Dengan demikian dalam rangka mempercepat tercapainya tata kelola Pemerintahan yang baik, maka dipandang perlu melakukan reformasi birokrasi di seluruh Kementerian/ Lembaga / Pemerintah Daerah dan Untuk menilai reformasi birokrasi dalam Peraturan Presiden No 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025 terdapat indikator untuk menilai reformasi birokrasi tersebut antara lain
(16)
a. Pemerintah yang bersih dan bebas dari KKN
Dalam kaitanya dengan itu, Pemerintah Provinsi Maluku Utara belum menangkap upaya reformasi birokrasi dengan mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi kolusi dan nepotisme hal ini bisa di lihat dari penilaian Badan Pemeriksa Keuangan yang menilai Provinsi Maluku Utara mendapatkan opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer) yang berarti laporan keuangan yang disusun oleh lembaga yang diperiksa dalam hal ini Provinsi Maluku Utara tidak dapat diyakini keandalannya dan dianggap bermasalah
pengadaan proyek yang tidak terbuka dan hanya segelintir orang dekat yang mendapatkat proyek tersebut
(17)
b. Pelayanan publik kepada masyarakat
tidak adanya website pemerintah
lambatnya pelayanan kepada masyarakat
pelayanan yang di lakukan juga cenderung
diskriminatif terhadap orang-orang tertentu
tidak adanya Standar Pelayanan Minimal
(18)
c. Efektifitas dan angkuntabilitas kinerja birokrasi
dalam tataran ini Pemerintah Provinsi Maluku Utara dalam rancangan strategis priode 2009-2013 serta rencana kerja tahununan sudah membuat program dengan baik sesuai denga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Provinsi Maluku Utara jika di lihat maka semua program terlaksana dengan baik tetapi pada saatnya pertangungjawaban maka hasilnya tidak seperti yang ada dalam Lakip sebagai bukti bahwa pertangungjawaban kinerja Pemerintah berada pada penilan disclaimer oleh Badan Pemeriksa keuangan.
(19)
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dalam Rangka Reformasi Birokrasi Di
Pemerintahan Provinsi Maluku Utara
1. Kepemimpinan
belum adanya komitmen Pemimpin Daerah Provinsi Maluku Utara terhadap penerapan reformasi birokrasi sebagai bukti bahwa tidak ada visi dan misi Gubernur dalam hal Reformasi Birokrasi
2. Faktor Sumber daya manusia SDM Aparatur
belum ada keseriusan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara dalam upaya tata kelola Pemerintahan yang baik untuk melakukan pembinaan dan pelatihan bagi aparatur untuk meningkatkan kinerjanya dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat dan penyelengaraan Negara itu demi melaksanakan agenda Reformasi birokrasi di Pemerintah Provinsi Maluku Utara
(20)
3. Faktor Iklim organisasi
masi belum kondusifnya iklim organisasi di Pemerintahan Provinsi maluku Utara
4.Kesadaran Individu PNS
kesadaran PNS di Pemerintahan provinsi maluku Utara belum maksimal di lihat dari rendahnya tingkat kehadiran PNS Pemerintah Provinsi Maluku Utara di kantor Gubernur
5. Faktor Pola pikir (mind set) PNS
Pola pikir PNS Provinsi Maluku Utara berdasrkan hasil penilitian menandakan bahwa PNS Provinsi Maluku Utara belum memiliki jiwa bekerja tanpa perencanaan terlebih dahulu dan tidak memiliki kesadaran dalam terus meningkatkan pengetahuan, keterampilan dalam melaksanakan tugas
(21)
6.Faktor perencanaan stratejik
Berdsarkan visi dan misi maka dapat kita lihat belum ada upaya atau cita-cita Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara untuk melakukan reformasi birokrasi aparatur Pemerintah sebagai pelayan masyarakat
7. Faktor infrastruktur
infrastruktur dasar PNS untuk tempat hunian belum ada di sofifi sehingga berpengaruh terhadap kinerja PNS karena sekitar 3000 PNS Provinsi Maluku Utara tingal di Ternate
(22)
BAB V PENUTUP
• A.Kesimpulan
1.Bahwa implemntasi tata kelola Pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi di Pemerintahan Provinsi Maluku Utara tidak optimal di laksanakan
2.Bahwa dalam pelaksanaan Implementasi Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Dalam Rangka Reformasi Birokrasi di Pemerintahan Provinsi Maluku Utara tidak berjalan dengan baik karena dipengaruhi oleh 7 (tujuh) faktor
(23)
B.SARAN
1. Dalam upaya perbaikan tatakelola Pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi di Pemerintahan Provinsi Maluku Utara, ada sejumlah perubahan yang harus di lakukan oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara dengan cara malakukan perbaikan besar-besaran di seluruh sektor Pemerintahan Provinsi Maluku Utara dengan menjalankan asas-asas umum Pemerintahan yang layak sehingga cita-cita good governance itu terlaksana serta membentuk tim kerja reformasi birokrasi Daerah Provinsi Maluku
(24)
2. Dalam upaya perbaikan tata kelola Pemerintahan yang baik di Pemerintahan Provinsi Maluku Utara ada beberapa aspek yang harus menjadi perhatian untuk di perbaiki agar bias terlaksananya tata kelolola Pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi di Pemerintah Provinsi Maluku Utara yaitu perlu ada komitmen yang sunguh-sunguh dalam upaya dalam pembenahan pemerintahan
(25)
SEKIAN
&
(1)
3. Faktor Iklim organisasi
masi belum kondusifnya iklim organisasi di Pemerintahan Provinsi maluku Utara
4.Kesadaran Individu PNS
kesadaran PNS di Pemerintahan provinsi maluku Utara belum maksimal di lihat dari rendahnya tingkat kehadiran PNS Pemerintah Provinsi Maluku Utara di kantor Gubernur
5. Faktor Pola pikir (mind set) PNS
Pola pikir PNS Provinsi Maluku Utara berdasrkan hasil penilitian menandakan bahwa PNS Provinsi Maluku Utara belum memiliki jiwa bekerja tanpa perencanaan terlebih dahulu dan tidak memiliki kesadaran dalam terus meningkatkan pengetahuan, keterampilan dalam melaksanakan tugas
(2)
6.Faktor perencanaan stratejik
Berdsarkan visi dan misi maka dapat kita lihat
belum ada upaya atau cita-cita Pemerintah
Daerah Provinsi Maluku Utara untuk
melakukan reformasi birokrasi aparatur
Pemerintah sebagai pelayan masyarakat
7.
Faktor infrastruktur
infrastruktur dasar PNS untuk tempat hunian
belum ada di sofifi sehingga berpengaruh
terhadap kinerja PNS karena sekitar 3000 PNS
Provinsi Maluku Utara tingal di Ternate
(3)
BAB V
PENUTUP
•
A.Kesimpulan
1.Bahwa implemntasi tata kelola Pemerintahan
yang baik dalam rangka reformasi birokrasi di
Pemerintahan Provinsi Maluku Utara tidak
optimal di laksanakan
2.
Bahwa dalam pelaksanaan Implementasi Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik Dalam Rangka
Reformasi Birokrasi di Pemerintahan Provinsi
Maluku Utara tidak berjalan dengan baik karena
dipengaruhi oleh 7 (tujuh) faktor
(4)
B.SARAN
1. Dalam upaya perbaikan tatakelola Pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi di Pemerintahan Provinsi Maluku Utara, ada sejumlah perubahan yang harus di lakukan oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara dengan cara malakukan perbaikan besar-besaran di seluruh sektor Pemerintahan Provinsi Maluku Utara dengan menjalankan asas-asas umum Pemerintahan yang layak sehingga cita-cita good governance itu terlaksana serta membentuk tim kerja reformasi birokrasi Daerah Provinsi Maluku
(5)
2. Dalam upaya perbaikan tata kelola Pemerintahan yang baik di Pemerintahan Provinsi Maluku Utara ada beberapa aspek yang harus menjadi perhatian untuk di perbaiki agar bias terlaksananya tata kelolola Pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi di Pemerintah Provinsi Maluku Utara yaitu perlu ada komitmen yang sunguh-sunguh dalam upaya dalam pembenahan pemerintahan
(6)