Suamiku tercinta, Ir. Suwondho yang senantiasa memanjatkan doa dan Anak-anakku tercinta IPTU Sigiet Aji Vambayun,S.H., Santi Sistra Nauli, Teori Kognitivisme

PERSEMBAHAN Bismillahi rohmaanirrohimm,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan Skripsi ini kepada: 1. ALLAH SWT atas segala

2. Suamiku tercinta, Ir. Suwondho yang senantiasa memanjatkan doa dan

memberikan dukungan dan kasih yang tiada henti bagi keberhasilanku.

3. Anak-anakku tercinta IPTU Sigiet Aji Vambayun,S.H., Santi Sistra Nauli,

SH.MH., Lulu Ayu Allesandra, S.Farm., dr. Elga Ria Vinensa, dan Gildan Aji Arwendho yang selalu mendoakan dan menantikan keberhasilanku.

4. Sahabatku se almamater semoga silaturahmi kita tetap terjalin selamanya.

5. Almamaterku tercinta serta pembaca dan pecinta ilmu pengetahuan yang budiman. ABSTRAK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 20112012 Oleh: RUMIYATI Masalah yang dihadapi guru adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran menggunakan alat peraga realia dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V SD Negeri 7 Wonodadi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Pola umum setiap tindakan meliputi 1 Perencanaan, 2 Tindakan, 3 Observasi, dan 4 Refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi. Pembelajaran menggunakan alat peraga realia mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, hasil penelitian menunjukkan peningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dari siklus ke siklus. Jumlah siswa yang aktif pada siklus 1 pertemuan 1 sebanyak 65 dan naik 5 menjadi 70 pada pertemuan 2. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II sebanyak 20 menjadi 90 pada pertemuan 1 siklus II dan naik lagi sebanyak 10 pada pertemuan berikutnya menjadi 100 aktif. Selain aktivitas, juga terjadi peningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2 sebanyak 30 dan 55 yang telah mencapai KKM. Kemudian meningkat pada siklus II pertemuan 1 dan 2 sebanyak 25 menjadi 80 dan meningkat kembali sebanyak 10 menjadi 90 siswa yang telah mencapai KKM pada akhir penelitian. Kata kunci : Aktivitas belajar, Hasil belajar, Alat peraga Realia

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai salah satu sarana berfikir ilmiah sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan berfikir logis, sistematis dan kritis dalam diri siswa. Matematika memegang peranan yang sangat penting dalam perkekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika juga diperlukan siswa sebagai pengetahuan dasar dalam menunjang keberhasilan belajar dalam bidang lain. Oleh karena itu siswa dituntut dapat menguasai materi-materi pelajaran matematika yang ada. Namun, kenyataaan dilapangan menunjukkan bahwa rata-rata nilai matematika siswa di kelas umumnya lebih rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Hal ini juga yang dialami siswa kelas V di SD Negeri 7 Wonodadi. Nilai matematika siswa masih berada dibawah rata- rata nilai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 6,0. Nilai matematika siswa kelas V pada semester ganjil tahun pelajaran 20112012 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1. Rekap nilai matematika kelas V semester ganjil TP 20112012 2 No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase 1 2 10 2 60 69 5 25 3 50 59 8 40 4 5 25 Jumlah 20 100 Sumber : Nilai matematika semester ganjil T.P 201l2012 Berdasarkan tabel tersebut terlihat jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 70 hanya berjumlah 2 orang atau 10 saja. Banyaknya siswa yang mendapat nilai antara 60-69 berjumlah 5 orang atau 25. Untuk siswa yang mendapat nilai antara 50-59 berjumlah 8 orang atau mencapai 40 dan siswa yang nilainya dibawah 50 bejumlah 5 orang atau 25 siswa. Jika dilihat dari uraian tersebut terlihat bahwa hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 7 Wonodadi Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 20102011 masih rendah, sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Melihat rendahnya hasil belajar siswa dari tabel 1.1. maka peneliti juga menganalisis aktivitas siswa pada pembelajaran tersebut. Aktivitas belajar siswa diduga sangat berpengaruh dan berbanding lurus terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah 2000 yang menyatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik. Hasil analisis peneliti bersama dengan guru mitra menemukan selain hasil belajar, antusiasme siswa untuk belajar matematika juga masih kurang. Hal ini 3 terlihat dari banyaknya siswa yang masih kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Berikut ini adalah data observasi aktivitas siswa kelas V. Tabel 1.2.Data aktivitas belajar matematika kelas V semester ganjil TP 20112012 No Nilai Aktivitas Kategori Jumlah Siswa Persentase 1 ≥ 57,14 Aktif 6 30 2 57,14 Belum Aktif 14 70 Jumlah 20 100 Berdasarkan tebel diatas terlihat bahwa dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran matematika, hanya 30 atau 6 orang siswa saja yang aktif saat mengikuti proses pembelajaran, sedangkan 70 atau 14 orang siswa lainnya tampak belum begitu aktif selama proses pembelajaran. Kriteria Ketuntasan MinimumKKM aktivitas siswa kelas V dalam pelajaran matematika di SD Negeri 7 Wonodadi Kabupaten Pringsewu yaitu mencapai 4 aspek 57,14 dari 7 kriteria aktivitas yang ada. Masalah-masalah yang ada di kelas ini jika dibiar- kan terus menerus, tentu akan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Setelah dilakukan obsevasi temyata masalah yang ada tersebut disebabkan proses pembelajaran yang ada hanya menggunakan metode ceramah dan latihan soal saja. Pembelajaran yang digunakan juga kurang bervariasi. Media pembelajaran yang digunakan masih sebatas papan tulis dan soal-soal latihan saja. Pembelajaran juga masih didominasi oleh guru sebagai pusat pembelajaran teacher centered sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran student centered. Hal ini tidak sesuai dengan aspek proses pembelajaran menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator. 4 Berdasarkan uraian diatas, maka perlu usaha untuk memperbaiki proses pembelajaran yang ada dengan menggunakan pembelajaraan yang bisa membuat siswa lebih aktif dan bisa berkomunikasi baik dengan guru maupun dengan sesama siswa serta rnampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Salah satu hal yang dapat dilakukan guru adalah dengan menggunakan alat peraga realia. Alat peraga realia harus dilandasi suatu konsep belajar yang tidak hanya membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, tetapi juga membantu siswa menghubungkan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul eningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Alat Peraga Realia pada Siswa Kelas V SD Negeri 7 Wonodadi Tahun Pelajaran 20112012

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah karena rata-rata nilai yang diperoleh belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah. 2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran yang ada kurang variatif dan cenderung membosankan. 5 3. Proses pembelajaran masih berpusat pada sistem satu arah one way yaitu hanya sebatas guru menyampaikan materi pelajaran dan siswa menerimanya, tetapi tidak ada timbal balik yang terjadi. 4. Media pembelajaran yang digunakan hanya sebatas papan tulis dan soal-soal latihan saja sehingga siswa sering merasa jenuh dalam pembelajaran.

C. Perumusan Masalah

Untuk memberikan kejelasan dan arah dalam penelitian ini, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah dengan menggunakan alat peraga realia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V SD Negeri 7 Wonodadi? 2. Apakah dengan menggunakan alat peraga realia dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V SD Negeri 7 Wonodadi?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: 1. Penerapan alat peraga realia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V SD Negeri 7 Wonodadi. 2. Penerapan alat peraga realia dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V SD Negeri 7 Wonodadi

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa : 6 Alat peraga realia yang digunakan dapat membantu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dan diharapkan siswa akan lebih tertarik dengan mata pelajaran matematika. 2. Bagi Guru: Memberikan masukan bagi guru agar dapat lebih memahami akan manfaat digunakannya media pembelajaran dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran matematika kelas V SD dan menjadi salah satu alternatif guru dalam melaksanakan pembelajamn yang efektif dan efisien. 3. Bagi Sekolah: Dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar

Menurut Slameto dalam Djamarah 2002 elajar Merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ada beberapa teori tentang belajar, antara lain teori Kognitivisme Behaviourisme dan Konstruktivisme:

1. Teori Kognitivisme

Teori kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, yang didasarkan pada kegiatan kognitif dalam belajar. Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk representatif yang mewakili semua obyek yang dihadapi, entah obyek itu orang, benda atau kejadianperistiwa. Segala obyek itu di representasikan atau di hadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuamya merupakan sesuatu yang bersifat mental. Misalnya, seseorang menceritakan pengalamannya selama mengadakan perjalanan keluar negeri, setelah kembali ke negerinya sendiri. Tempat-tempat yang dikunjuginya selama berada di lain negara tidak dapat dibawa pulang, orangnya sendiri juga tidak hadir 8 di tempat-tempat itu pada waktu sedang bercerita. Tetapi, semua pengalamannya tercatat dalam benaknya dalam bentuk berbagai gagasan dan sejumlah tanggapan. Gagasan dan tanggapan itu di tuangkan dalam kata-kata yang disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya. Dengan demikian, hal-hal yang tidak hadir secara fisik pada saat sekarang, dapat menjadi bahan komunikasi antara dua orang, segala macam hal seolah-olah dipegang, disentuh dan dipermainkan secara mental. Karena kemampuan kognitif ini, manusia dapat menghadirkan realitas dunia di dalam dirinya sendiri. Disamping itu, semakin besar kemampuan berbahasa untuk mengungkapkan gagasan dan tanggapan itu, semakin meningkatlah kemahiran untuk menggunakan kemampuan kognitif secara efisien dan efektif. Kemampuan berbahasa pun harus dikembangan melalui belajar. Pembahasan tentang belajar kognitif di sini, akan dibatasi pada dua aktifitas kognitif yaitu mengingat dan berpikir. 1. Mengingat adalah suatu aktifitas kognitif di mana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh di masa lampau. 2. Dalam aktivitas mental berpikir akan menjadi jelas, bahwa manusia berhadapan dengan objek-objek yang diwakili dalam kesadaran. Jadi, orang tidak langsung menghadapi objek secara fisik seperti terjadi dalam mengamati sesuatu bila melihat, mendengar atau meraba- raba Winkel:2004. 9 Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan Menurut Piaget aspek perkembangan kognitif meliputi empat tahap, yaitu: l. Sensory-motor sensori-motor Selama perkembangan dalam periode ini berlangsung sejak anak lahir sampai usia 2 tahun, intelegensi yang dimiliki anak tersebut masih berbentuk primitif dalam arti masih didasarkan pada perilaku terbuka. Meskipun primitif dan terkesan tidak penting, intelegensi sensori-motor sesungguhnya merupakan intelegensi dasar yang amat berarti karena ia menjadi pondasi untuk tipe-tipe intelegensi tertentu yang akan dimiliki anak tersebut kelak. 2. Pre operational praoperasional Perkembangan ini bermula pada saat anak berumur 2-7 tahun dan telah memiliki penguasaan sempurna mengenai objek permanence, artinya anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tak dilihat dan tak didengar lagi. Jadi, pandangan terhadap eksistensi benda tersebut berbeda dari pandangan pada periode sensori-motor, yakni tidak lagi bergantung pada pengamatan belaka. 3. Concrete operational konkret-operasional 10 Dalam periode konkret operasional ini berlangsung hingga usia menjelang remaja kemudian anak mulai memperoleh tanbahan kemampuan yang disebut sistem of operations satuan langkah berfikir. Kemampuan ini berfaedah bagi anak untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu dalam sistem pemikirannya sendiri. 4. Formal aperational formal-operasional Dalam perkembangan formal operasional, anak yang sudah menjelang atau sudah menginjak masa remaja, yakni usia 11-15 tahun, akan dapat mengatasi masalah keterbatasan pemikiran. Dalam perkembangan kognitif akhir ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan serentak maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif, yakni: a. kapasitas menggunakan hipotesis, b. kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Dalam dua macam kemampuan kognitif yang sangat berpengaruh terhadap kualiatas skema kognitif itu tentu telah dimiliki oleh orang-orang dewasa. Oleh karenanya, seorang remaja pelajar yang telah berhasil menempuh proses perkembangan formal operasional secara kognitif dapat dianggap telah mulai dewasa Muhibbin Syah :2003

2. Teori Behavioristik

Dokumen yang terkait

ENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ASLI PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TAMBAHREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP 2011/2012

1 12 144

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ASLI PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TAMBAHREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP 2011/2012

0 21 55

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 53

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE BERMAIN PERAN KELAS IV SDN 5 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP. 2011/2012

0 4 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS V SDN 4 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO

0 5 43

PAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS IV SD NEGERI 3 MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 3 42

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI SDN 1 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 6 61

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SDN 3 PAREREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 9 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SDN 3 BULUKARTO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012/2013

0 12 39