Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 18 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2006-2008.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur kategori barang konsumsi subbagian makanan dan minuman dari tahun 2005 sampai tahun 2007 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Universitas Sumatera Utara Variabel dari penelitian ini terdiri dari arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai variabel bebas independent variable dan harga saham sebagai variabel terikat dependent variable. Statistik deskriptif disajikan dalam tabel 4.2 berikut. N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic LA 54 23682 6281971 1322830 1693671.193 AKO 54 -756324 9952532 1841803 2468663.573 AKI 54 -.7356852 9598113 -56145.6 2432767.998 AKP 54 -1661825 2878994 -191194 845095.18271 HS 54 90.00 10500.00 2924.2105 3007.62688 Valid N listwise 54 Sumber: Data yang diolah penulis, 2011. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2006 sampai Tahun 2008 Dari tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa laba akuntansi yang terendah adalah bernilai Rp.23.682.000.000 dan yang paling tinggi adalah bernilai Rp.6.281.971.000.000 serta rata-rata laba akuntansi sebesar Rp.1.322.830.000.000. Arus kas dari kegiatan operasi yang terendah adalah bernilai Rp.- 756.324.000.000 dan yang paling tinggi adalah bernilai Rp.9.952.532.000.000 serta rata-rata arus kas dari kegiatan operasi sebesar Rp.1.841.803.000.000. Arus kas dari aktivitas operasi yang tertinggi yaitu sebesar Rp.9.952.532.000.000, dan yang terendah yaitu Rp.-756.324.000.000. Rata-rata arus kas dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp.1.848.803.000.000. Universitas Sumatera Utara Arus kas dari kegiatan investasi yang terendah adalah bernilai Rp.- 7.356.852.000.000 dan yang paling tinggi adalah bernilai Rp.9.598.113.000.000 serta rata-rata arus kas dari kegiatan investasi sebesar Rp.-5.614.560.000.Untuk arus kas dari aktivitas investasi hampir seluruhnya bernilai negatif. Arus kas dari kegiatan pendanaan yang terendah adalah bernilai Rp.- 1.661.825.000.000 dan yang paling tinggi adalah bernilai Rp.2.878.994.000.000, serta rata-rata arus kas dari kegiatan pendanaan sebesar Rp.-191.194.000.000. Untuk arus kas dari aktivitas pendanaan hampir seluruhnya bernilai negatif. Harga saham selama periode yang terendah adalah bernilai Rp.90 dan yang paling tinggi adalah bernilai Rp,10.500

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis: H : Data residual berdistribusi normal H a : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak. Universitas Sumatera Utara Unstandardized Residual N 54 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .50597621 Most Extreme Differences Absolute .116 Positive .064 Negative -.116 Kolmogorov-Smirnov Z .853 Asymp. Sig. 2-tailed .461 a. Test distribution is Normal. Sumber: Data yang diolah penulis, 2011. Tabel 4.2. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Dari tabel diatas, besarnya Kolmogorv-Smirnov K-S adalah 0,853 dan signifikansi pada 0,461 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya 0,05 p = 0,461 0,05. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Sumber: Data yang diolah penulis, 2011. Gambar 4.1. Histogram Sumber: Data yang diolah penulis, 2011. Gambar 4.2. Grafik Normal P-P Plot Universitas Sumatera Utara Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness ke kiri maupun ke kanan atau normal. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF, menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, melihat nilai Condition Index CI serta membandingkan nilai R 2 model utama awal terhadap nilai R 2 dari masing-masing auxilary regression antar variabel independen. Besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance 0.10, Variance Inflation Factor VIF 10, Condition Index 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian: Universitas Sumatera Utara Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant LG10_LA .864 1.158 LG10_AKO .981 1.019 LG10_AKI .953 1.049 LG10_AKP .960 1.042 a. Dependent Variable: LG10_HS Sumber: Data yang diolah penulis, 2011. Tabel 4.3. Coefficients Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model ini. Universitas Sumatera Utara Model LG10_HS LG10_AKO LG10_AKI LG10_AKP 1 Correlations LG10_LA 1.000 -.043 -.123 -.362 LG10_AKO -.043 1.000 -.066 -.181 LG10_AKI -.123 -.066 1.000 -.106 LG10_AKP -.362 -.181 -.106 1.000 Covariances LG10_LA .017 .000 .021 -.004 LG10_AKO .000 .024 .000 -.010 LG10_AKI .021 .000 .007 -.003 LG10_AKP -.004 -.010 -.003 .113 a. Dependent Variable: LG10_HS Sumber: Data yang diolah penulis, 2011. Tabel 4.4. Cofficients Correlations Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang terartur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, Universitas Sumatera Utara 2 jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Gambar 4.3. Scatterplot Sumber: Data yang diolah penulis, 2011. Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain . Universitas Sumatera Utara

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dan Runs Test. Untuk uji Durbin Watson memiliki ketentuan sebagai berikut: 1 Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2 Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .838 a .703 .680 .58984 1.935 a. Predictors: Constant, LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP b. Dependent Variable: LG10_HS Sumber: Data yang diolah penuis, 2011. Tabel 4.5. Hasil Uji Durbin Watson Universitas Sumatera Utara Tabel di atas memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,935. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

3. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh LG10_AKO, LG10_AKI dan LG10_AKP terhadap LG10_HS. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini: Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.347 .326 4.135 .000 LG10_LA -.320 .340 -.163 -.942 .350 LG10_AKO .794 .083 .839 .242 .000 LG10_AKI -.152 .336 -.040 -.451 .654 Universitas Sumatera Utara LG10_AKP .064 .156 .037 .412 .683 a. Dependent Variable: LG10_HS Sumber: Data yang diolah penulis, 2011. Tabel 4.6. Analisis Hasil Regresi Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: LG10_HS = 1,347 – 0,320 LG10_LA + 0,794 LG10_AKO - 0,152 LG10_AKI + 0.064 LG10_AKP+ε Keterangan : 1 konstanta sebesar 1,347 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen maka harga saham sebesar 1,347, 2 β 1 sebesar 0,320 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba akuntansi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,320 dengan asumsi variabel lain tetap, 3 β 2 sebesar 0,794 menunjukkan bahwa setiap kenaikan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,794 dengan asumsi variabel lain tetap, 4 β 3 sebesar 0,152 menunjukkan bahwa setiap kenaikan arus kas dari aktivitas investasi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,152 dengan asumsi variabel lain tetap, 5 β 4 sebesar 0,064 menunjukkan bahwa setiap kenaikan arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,064 dengan asumsi variabel lain tetap. Universitas Sumatera Utara

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .838 a .703 .680 .58984 1.935 a. Predictors: Constant, LG10_LA, LG10_AKP, LG10_AKO, LG10_AKI b. Dependent Variable: LG10_HS Sumber: Data yang diolah penulis, 2011. Tabel 4.7. Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Universitas Sumatera Utara Pada model summary, nilai koefisien korelasi R sebesar 0,838 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara harga saham LG10_HS dengan variabel independennya LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI dan LG10_AKP kuat karena berada diatas 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,680. Hal ini berarti 68 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan, sedangkan sisanya 32 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate SEE adalah 0,58984, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

c. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t t test dan uji F F test. 1 Uji t t Test Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16, diperoleh hasil sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 1.347 .326 4.135 .000 LG10_LA -.320 .340 -.163 -.942 .350 LG10_AKO .794 .083 .839 .242 .000 LG10_AKI -.152 .336 -.040 -.451 .654 LG10_AKP .064 .156 .037 .412 .683 a. Dependent Variable: LG10_HS sumber: Data yang diolah penulis, 2011. Tabel 4.8. Hasil Uji t Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel laba akuntansi sebesar -0,942, sedangkan t tabel adalah 2,008559, sehingga t hitung t tabel -0,942 2,008559, maka laba akuntansi secara individual tidak mempengaruhi harga saham. T hitung untuk variabel arus kas dari aktivitas operasi sebesar 0,242, sedangkan t tabel adalah 2,008559, sehingga t hitung t tabel 0,242 2,008559, maka arus kas dari aktivitas operasi secara individual tidak mempengaruhi harga saham. T hitung untuk variabel arus kas dari aktivitas investasi sebesar -0,451 sedangkan t tabel adalah 2,008559, sehingga t hitung t tabel -0,451 2,008559, maka arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Universitas Sumatera Utara Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar 0,412 sedangkan t tabel adalah 2,008559, sehingga t hitung t tabel 0,412 2,008559, maka arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. 2 Uji F F Test Untuk melihat pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 32.127 3 10.709 39.462 .000 a Residual 13.569 50 .271 Total 45.696 53 a. Predictors: Constant, LG10_LA, LG10_AKO, LG10_AKI, LG10_AKP b. Dependent Variable: LG10_HS Sumber: Data yang diolah penulis, 2011 . Tabel 4.9. Hasil Uji F Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 39,462 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan F tabel sebesar 2,79000842 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap harga saham karena F hitung F tabel 39,462 2,79000842. Universitas Sumatera Utara

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas dan laba rugi bersih untuk periode berjalan. Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan laba rugi yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan terutama investor adalah laba bersih setelah pajak atau net income after tax NIAT. NIAT merupakan pendapatan bersih sesudah pajak dengan memperhitungkan keuntungan hak minoritas minority interest. Keuntungan hak minoritas merupakan keuntungan kerugian bersih net earning or losses yang diperoleh dari laporan konsolidasi anak perusahaan consolidated subsidiaries Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi Belkaoui,2000 Dalam SFAC no. 1 menyebutkan bahwa informasi laba merupakan komponen laporan keuangan yang disediakan dengan tujuan membantu menyediakan informasi untuk menilai kinerja manajemen, mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka Universitas Sumatera Utara panjang dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Pengertian laba secara konvensional adalah nilai maksimum yang dapat dibagi atau di konsumsi selama satu periode akuntansi dimana keadaan pada akhir periode masih sama seperti pada awal periode. Laba dipandang sebagai suatu peralatan prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Laba terdiri dari hasil operasional, atau luar biasa, dan hasil-hasil non-operasional, atau keuntungan dan kerugian luar biasa, dimana jumlah keseluruhannya sama dengan laba bersih. Laba biasa dianggap bersifat masa kini current dan berulang, sedangkan keuntungan dan kerugian luar biasa tidak demikian. Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang wajib untuk disampaikan oleh perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek pada laporan keuangannya. Laporan arus kas sendiri berguna untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu entitas untuk satu periode. Dalam PSAK No.2 dinyatakan bahwa laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat pula digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas tersebut. Universitas Sumatera Utara Harga saham merupakan nilai pasar dari selembar saham sebuah perusahaan emiten pada waktu tertentu. Menurut Lubis 2006:60 “Harga pasar adalah harga jual dari investor satu dengan investor lainnya”. Dimana Harga pasar saham bisa berubah-ubah dengan cepat Berdasarkan teori di atas,seharusnya laba akuntansi dan arus kas memiliki hubungan positif terhadap harga saham. Namun hasil dari perhitungan statistic menunjukkan nhasil yang berbeda. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,703. Hal ini berarti bahwa 70,3 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh variasi laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan, sedangkan sisanya sebesar 29,7 dijelaskan oleh sebab- sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial laba akuntansi, arus kas yang berasal dari aktivitas operasi ,arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Triyono dan Hartono 2000. Hal ini mungkin dikarenakan berbedanya periode yang digunakan dalam penelitian, mungkin juga dikarenakan perbedaan jenis perusahaan yang diteliti. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Naimah 2000 Laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Triyono Universitas Sumatera Utara Hartono 2000 dan Naimah 2000 yang menemukan bahwa laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pengaruh informasi laporan arus kas baik secara simultan maupun parsial. 1. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triyono Jogiyanto 2000 dan Naimah 2000. 2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham secara individual. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian Naimah 2000 namun berbeda dengan penelitian Triyono Jogiyanto 2000.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain: Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Total Arus Kas Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

2 32 127

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 62 111

Pengaruh laba akuntansi arus kas, dan return on asset terhadap return saham: studi empiris pada industri barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia Periode 2007-2009

1 7 111

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS, KOMPONEN ARUS KAS, DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).

0 0 9

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, KEBIJAKAN DEVIDEN, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHDAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 79

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 1 93

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PADA LQ-45 YANG TERDAFTAR DI PT. BEI (BURSA EFEK INDONESIA).

0 6 98

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PADA LQ-45 YANG TERDAFTAR DI PT. BEI (BURSA EFEK INDONESIA)

0 0 20

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 22