PENDAHULUAN KAJIAN PENERAPAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TOLOK UKUR GREENSHIP PADA BANGUNAN.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG PENELITIAN
Lingkungan hidup bukan semata-mata persoalan teknis. Demikian pula, krisis ekologi

global yang kita alami dewasa ini adalah persoalan moral, krisis moral secara global. Oleh karena
itu etika dan moralitas untuk mengatasinya. Tidak bisa disangkal bahwa berbagai kasus
lingkungan hidup terjadi sekarang ini, baik pada lingkup global maupun lingkup nasional,
sebagian besar bersumber dari perilaku manusia. Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan, seperti
di laut, hutan, atmosfer, air, tanah, dan seterusnya bersumber pada perilaku manusia yang tidak
bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan diri sendiri. Manusia adalah penyebab
utama dari kerusakan dan pencemaran lingkungan.1
Sebagai langkah pertama sangat penting mengusahakan “mitigasi”, antara lain
menurunkan emisi CO2 dari upaya mengubah penggunaan lahan dan mencegah deforestasi
sehingga daya serap CO2 secara alami meningkat. Langkah kedua menanggapi tantangan
perubahan iklim adalah “adaptasi”. Apabila secara bertahap terjadi perubahan iklim, maka perlu
dikembangkan kapasitas masyarakat mengadaptasi dengan keadaan ini. Ini memerlukan
pengembangan mekanisme, prosedur operasi, dan dana adaptasi membantu negara berkembang

mengatasi diri dengan ancaman perubahan iklim. Langkah ketiga adalah mengembangkan
teknologi bagi negara berkembang yang mengurangi pencemaran terutama dibidang
pembangkitan energi, penerapan pola “hemat energi” pengembangan sistem transportasi yang
zero pelepasan CO2-nya, upaya mencenggah tenggelamnya kawasan pesisir dari dampak naiknya
permukaan laut, pola pertanian yang beradaptasi dengan perubahan iklim sehingga tetap bisa
memanfaatkan curah hujan yang tidak menentu. Langkah ke empat mengembangkan kebijakan
keuangan dan investasi bermuatan ramah perubahan iklim, berdaya tahan tinggi terhadap
ancaman perubahan iklim.2
Di negara berkembang seperti Indonesia telah berdiri suatu lembaga mandiri (non
government) dan nirlaba (non-for profit) pada tahun 2009 yaitu Green Building Council
Indonesia (GBCI). Salah satu program GBCI adalah menyelenggarakan kegiatan sertifikasi
bangunan hijau di Indonesia berdasarkan Greenship. Greenship merupakan tolok ukur bangunan
hijau di Indonesia. Kriteria penilaiannya dikelompokkan menjadi enam kategori yaitu:
1

A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal 1-2.

2

Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal 25-26.


9

Appropriate

Site

Development/ASD

(Tepat

Guna

Lahan);

Energy

Efficiency

and


Conservation/EEC (Efisiensi dan Konservasi Energi); Water Conservation/WAC (Konservasi
Air); Material Resource and Cycle/MRC (Sumber dan Siklus Material); Indoor Health and
Comfort/IHC

(Kualitas

Udara

dan

Kenyamanan

Ruang);

Building

Environmental

Management/BEM (Manajemen Lingkungan Bangunan)


1.2

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik beberapa pokok permasalahan sebagai

berikut: Arsitektur Ramah Lingkungan suatu bangunan sangat diperlukan untuk menjaga
kelestarian lingkungan dan kesehatan pengguna bangunan. Tolok ukur Greenship di Indonesia
masih dalam proses adaptasi sehingga masih banyak terdapat kendala-kendala yang dihadapi.
Rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah kendala yang dihadapi dalam pemahaman,
sumber data yang dibutuhkan, ekplorasi data, metode perhitungan, proses perhitungan, dan proses
penilaian pada tolok ukur Greesnhip dengan objek penelitian. Penelitian ini diambil dari sudut
pandang pelaku penelitian.

1.3

RUANG LINGKUP PENELITIAN
Dalam penelitian ini terdapat ruang lingkup penelitian yang digunakan untuk lebih

memfokuskan pembahasan:


1.3.1

Spasial

a. Kriteria-kriteria objek penelitian tersebut, antara lain:
1. Bangunan berkonsep Green Building.
Tujuan dari pemilihan kriteria dengan bangunan yang berkonsep arsitektur ramah
lingkungan adalah untuk lebih memfokuskan penelitian. Konsep bangunan
didapatkan dari KAK/TOR bangunan dan hasil wawancara dari pihak konsultan
perancangan

yang mengatakan

bahwa bangunan tersebut

yang dirancang

menggunakan konsep arsitektur ramah lingkungan.
2. Bangunan memiliki luas min + 2.500 m2 dan Lokasi tapak bangunan sesuai dengan

peruntukan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat.

10

Tujuan dari pemilihan kriteria tersebut adalah menyesuaikan dengan persyaratan
awal dalam perhitungan tingkat kehijauan bangunan dengan menggunakan Tolok
Ukur Greenship.
b. Objek penelitian yang dipilih adalah:
Objek Penelitian
No.

Gedung Perpustakaan L-2, L-3, L-4 Universitas Gajah
Mada. Lokasi gedung di Kompleks Perpustakaan
Univerasitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta.


Bangunan Baru


a.


Hemat, tidak mewah, efisien, efektif, &sesuai dengan
keb. Teknis yang disyaratkan.

b.

Terarah

terkendali,

program/kegiatan,

Berkonsep Greenship

sesuai
serta

dengan
fungsi


rencana
setiap

departemen/lembaga.
c.

Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi
dalam

negeri

dengan

memperhatikan

kemampuan/potensi nasional.
(Sumber: KAK)

1.3.2


Luas min + 2.500 m2



Lokasi sesuai RTRW



Lokasi

Yogyakarta

Substansi
Pada penelitian membahas mengenai tolok ukur Greenship. Pembahasan lebih

difokuskan kepada kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pemahaman, proses pencarian
data, proses perhitungan dan penilaiannya dari sudut pandang peneliti. Namun proses perhitungan
dan penilaian hanya sebatas pembahasan apakah perhitungan dan penilaian tolok tersebut mudah
dilakukan atau tidak. Tolok ukur Greenship yang digunakan adalah Greenship New Building.
Yang dimaksud dengan New Building (gedung baru) adalah suatu bangunan yang didirikan di

atas suatu lahan kosong atau bangunan lama yang dibongkar.

11

1.3.3

Temporer
Penerapan Arsitektur Ramah Lingkungan dengan Greenship sangat berkaitan dengan

penggunaan teknologi dan masih akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi
dan jaman. Pada penelitian ini menggunakan tolok ukur yang terbaru yang dikeluarkan oleh
GBCI yaitu Greenship New Building 1.1.

1.4

KEASLIAN PENELITIAN
Terdapat beberapa penelitian yang sebelumnya meneliti dan membahas mengenai

arsitektur hijau di Indonesia. Penelitian ini merupakan penerusan dari penelitian-penelitian dari
sebelumnya, yaitu


membahas mengenai bangunan hijau dan standar/tolak ukur/parameter

bangunan hijau yang sesuai untuk digunakan di Indonesia.
1.4.1

Sustainable Architecture: How Green is the “Green Development” in Indonesia. Oleh

Tanuwidjaja, Gunawan - MSc. Environmental Management (NUS), S.T. (ITB). Menyimpulkan
bahwa perkembangan green di Indonesia perlu di intergarsikan dengan usaha perencanaan spasial
dan konservasi ekologi. Hal tersebut penting karena kaitannya dengan daerah ekologis tropis di
Indonesia yang juga sangat bernilai di dunia. Lebih jauh lagi perkembangan green juga harus
direncanakan dan didesain sesuai dengan standar bangunan hijau (green building) namun tetap
disesuaikan dengan mengadaptasi kondsi sosial ekonomi Indonesia.
seharusnya tidak menimbulkan kenaikan biaya bangunan hijau yang besar.
1.4.2

Pembangunan green
3

Sustainable Architecture : Berapa Hijaukah Rumahku. Oleh Tanuwidjaja, Gunawan

- MSc. Urban Planner & Researcher. Membahas mengenai kehijauan rumah berdasarkan konsep
strategis desain berkelanjutan UIA (Union Internationale des Architectes) yang merupakan
organisasi non-profit yang mewakili 124 negara. Dapat disimpulkan bahwa UIA telah memahami
pentingnya integrasi “Sustainable Architecture”yang mendalam dalam praktek desain bangunan,
karena memahami fenomena kerusakan lingkungan yang ada saat ini. 4
1.4.3

Towards

Indonesia

Sustainable

Future

through

Sustainable

Building

and

Construction. Oleh Naning S Adiningsih Adiwoso, Prasetyoadi, Savitra Perdana. Memberikan
informasi mengenai berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh desain yang berkelanjutan,
khususnya yang berkaitan dengan masa depan perkembangan berkelanjutan di Indonesia.
Bangunan hijau bukanlah tren, melainkan sebuah gaya hidup, dimana kebutuhan konsumen akan
lingkungan tempat tinggal yang green bertemu dengan kondisi planet, perubahan iklim, serta
penurunan kondisi lingkungan saat ini. 5
3.
4.

Sumber:http://www.mgbc.org.my/Resources/Day%202/GBC%20Indonesia%20Presentations/Country%20Paper%20%20GBC%20Indonesia%20 Presentation%20Paper.pdf
Sumber: http://greenimpactindo.wordpress.com/2011/08/18/sustainable-architectural-design-in-indonesia-responding-the-currentenvironmental-challenges/

12

1.4.4

Sustainable

Architectural

Design

in

Indonesia:

Responding

the

Current

Environmental Challenges. Oleh Gunawan Tanuwidjaja and Lo Leonardo. Dampak kerusakan
lingkungan yang dirasakan di Indonesia yaitu pola cuaca yang tidak biasa, suhu yang ekstrim,
serta banjir. Konsep Strategi Desain Berkelanjutan yang direkomendasikan oleh International
Union of Architecture (UIA) dapat didefinisikan lebih detail dalam 9 butir.6

1.5

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah: memahami secara detail mengenai kendala-kendala

apasaja yang dihadapi dalam proses pemahaman tolok ukur, sumber data, eksplorasi data, metode
perhitungan, proses perhitungan, dan penilaian.

1.6

MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini, maka manfaat yang ingin dicapai adalah:
a. Untuk mengantisipasi secara awal kendala-kendala yang akan dihadapi dalam
mrencanakan suatu bangunan dengan menggunakan Greenship.
b. Memberikan gambaran kepada mahasiswa arsitektur dalam menerapkan tolok ukur
Greenship.

1.7

SISTEMATIKA PENULISAN
a. BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini memuat latar belakang penelitian, latar belakang permasalahan, rumusan
permasalahan, ruang lingkup penelitian, keaslian penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian,
dan kerangka penelitian.
a. BAB II: Kajian Pustaka
Pada bab ini berisi data sekunder yaitu: data mengenai hasil penelitian dari penelitian
sebelumnya; data yang berasal dari buku, majalah, dan internet; dan data mengenai tolok ukur
Greenship.

5.
6.

Sumber: http://greenimpactindo.wordpress.com/2010/05/06/sustainable-architecture-how-green-is-the-%E2%80%9Cgreendevelopment%E2%80 %9D-in-indonesia/
Sumber:http://greenimpactindo.wordpress.com/2010/04/19/%E2%80%9Csustainable-architecture%E2%80%9D-berapa-hijaukahrumahku/

13

b. BAB III: Metode Penelitian
Pada bab ini berisi metode penelitian proses/tahapan dalam analisis untuk mencapai tujuan
penelitian, yaitu: eksplorasi data berupa data primer dan sekunder dan penjelasan metode analisis
yang digunakan, proses penganalisaan, alat penelitian, dan penarikan kesimpulan.
c. BAB IV: Analisis
Pada bab ini berisi hasil pengolahan data dari bab sebelumnya yang dianlisis dan dibahas.
d. BAB V: Kesimpulan
Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan menenai pokok-pokok hasil penelitian dan uraian
singkat hasil analisis yang dilakukan sedangkan saran berisi tindak lanjut dari hasil penelitian
yang telah dilakukan.

14

1.8

KERANGKA P
PENELITIAN

15