Penutup. TAFSIR TEMATIK AYAT POLITIK

melalui pemenuhan kebutuhan secara fisiologis ketersediaan pangan dan kebutuhan material yang lain sebagainya, psikologis tirani, kekejaman, eksploitasi serta kebutuhan spiritual ajaran bertauhid. Prinsip ketiga yang dapat dianalisis adalah adalah adanya upaya mencari pertimbangan atau musyawarah dilakukan oleh penguasa dengan melibatkan masyarakat atau perwakilannya sebagaimana tersirat dalam Surat An-Naml ayat 32, “Hai Para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku ini aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelisku”. Meski ayat ini tidak secara eksplisit menunjuk tentang musyawarah, namun upaya untuk meminta pertimbangan dan pandangan dari pihak lain dalam memutuskan suatu persoalan merupakan substansi dari yang disebut musyawarah. Ayat lain yang juga menunjukkan tentang prinsip musyawarah terlihat dalam Surat Ali Imran Ayat 159. Al-Tabari menyebut ayat ini berkaitan dengan perintah Allah agar Nabi bermusyawarah dengan para Shahabatnya dalam persoalan strategi perang dan taktik menghadapi musuh. Upaya ini dilakukan untuk memberikan efek psikologis pada kaum muslimin bahwa pendapat mereka didengar oleh Nabi dan Nabi mengandalkan pandangan mereka. 25

F. Penutup.

Analisa atas ayat-ayat al-Quran yang memuat pesan politik setidaknya menemukan beberapa poin tentang unsur dan prinsip-prinsip politik dalam islam. Surat Al-Baqarah ayat 31 menginformasikan unsur-unsur kekhalifahan sekaligus kewajiban khalifah atau pemimpin. Unsur-unsur tersebut adalah 1 bumi atau wilayah, 2 khalifah yang diberi kekuasaan politik atau mandataris, serta 3 hubungan antara pemilik kekuasaan dengan wilayah, dan hubungannya dengan pemberi kekuasaan Allah Swt. Surat An-Nisa’ ayat 58-59 yang dinilai oleh para ulama sebagai prinsip-prinsip pokok yang menghimpun ajaran Islam tentang kekuasaan atau pemerintahan, memuat prinsip tentang keadilan. Keadilan yang dituntut ini bukan hanya terhadap kelompok, 25 Al-Tabari. Jami’ Al-Bayan fi Tafsir Al-Quran. Beirut: Dar Al-Fikr. 1995. Vol IV. h. 99 golongan, atau kaum Muslim saja, tetapi mencakup seluruh manusia bahkan seluruh makhluk. Sementara dalam Surat Ibrahim ayat 35 dan Surat Al-Baqarah ayat 126, menunjuk kepada keterlindungan warga negara atau penduduk melalui pemenuhan kebutuhan secara fisiologis ketersediaan pangan dan kebutuhan material yang lain sebagainya, psikologis tirani, kekejaman, eksploitasi serta kebutuhan spiritual ajaran bertauhid. Prinsip selanjutnya berkaitan dengan upaya mencari pertimbangan atau musyawarah dilakukan oleh penguasa dengan melibatkan masyarakat atau perwakilannya terlihat dalam Surat An-Naml ayat 32 dan Surat Ali Imran Ayat 159. DAFTAR PUSTAKA Munir, Abdul Salim. Fiqh Siyasah, Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al- Quran. Yogyakarta: Raja Grafindo Persada, 2002. Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1983. Mas’oed, Moechtar dan McAndrews ed. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1982. Shihab, Quraish. Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Penerbit Mizan, 2003. Al-Thabari, Ibnu Jarir. Jami’ Al-Bayan fi Tafsir Al-Quran. Beirut: Dar Al-Fikr. 1995. Rachman, Budhy Munawar ed. Konstekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah. Jakarta: Penerbit Yayasan Paramadina.