dirinya dalam menghadapi peristiwa-peristiwa dan dapat mengendalikan akibat dalam kesehatannya dan kemampuannnya dalam mendaki kesuksesan.
Berdasarkan penjelasan Dr. Nuwer bahwa proses belajar berlangsung di otak bawah sadar otak yang berwarna kelabu. Namun, jika seseorang mengulang
kembali pola pikiran atau prilaku yang baru, hal ini akan berpindah ke otak bawah sadar yang bersifat otomatis Stoltz, 2000.
3. Dimensi Penyusunan AQ
AQ memiliki empat dimensi penyusun. Penyusunnya disebut CORE Stoltz, 2003 yaitu: C Controlkontrol, O Ownershipkepemilikan, R
Reachjangkauan, dan E Endurancekemampuan. Controlpengendalian memiliki dua komponen penyusunnya. Pertama,
kemampuan seseorang yang diukur atas sejauh mana dalam hal positif dalam mengatasi kesulitan. Kedua, sejauh mana seseorang mengendalikan
tanggapannya terhadap suatu situasi. Pengendalian adalah tindakan mengatur suatu keadaan agar menjadi efektif. Pengendalian tanggapan yang tertunda yakni
jenis pengendalian yang paling umum. Misalnya, seseorang yang marah dengan menunjukkan kejengkelannya, kemudian berpikir jernih setelah peristiwa itu
terjadi. Pengendalian tanggapan spontan yakni jenis pengendalian dengan tingkat yang paling tinggi. Misalnya, seseorang yang terburu–buru berangkat kerja,
kemudian mengendarai mobil secepat mungkin dan menabrak pinggiran trotoar hingga hampir mengelami kecelakaan. kemudian, setelah kejadian itu mobil
terhenti dan kemudian melanjutkan perjalanan kembali seperti tidak terjadi apa- apa.
Ownership atau kepemilikan adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengendalikan dirinya sendiri dalam menghadapi situasi tanpa
memandang penyebabnya. Reach atau jangkauan mengukur merupakan suatu kemampuan seseorang barada di dua linkungan yakni linkungan kerja dan
kehidupannya yang lain. Endurance yakni kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melewati kesulitan yang telah lama hingga dan mencari solusi lain untuk
mempersingkat kesulitan tersebut.
4. Pengukuran A dversity Quotient AQ
Dalam pengukuran ukuran AQ, tidak terlepas dari empat komponen penyusunnya yakni CORE. Pengukuran AQ dikategorikan sebagai berikut
Stoltz, 2000: a
AQ Tinggi 178–200 Seseorang dengan AQ ini memiliki kemampuan mengendalikan kesulitan
secara baik. Bila terjadi kesulitan, mereka mampu mengendalikan baik yang mudah maupun sukar dengan tepat dan gesit. Bertanggung jawab
dengan apa yang dilakukan sehingga disukai banyak orang sehingga dapat membantu atau membimbing orang lain.
b AQ Cukup Tinggi 161–177
Seseorang yang memiliki AQ ini dapat menghadapi kesulitan dengan efektif. Memiliki sifat gigih dan cepat pulih dalam menghadapi kesulitan.
Kelemahannya adalah jika kesulitan itu datang bertubi-tubi, orang dengan AQ merasa terganggu atau kurang gesit.
c AQ Sedang 135–160