PEMBAHASAN PERBEDAAN EFEK PEMBERIAN LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) DAN GEL BIOPLACENTON™ TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BERSIH PADA TIKUS PUTIH

commit to user 41

BAB V PEMBAHASAN

Pengamatan pada penelitian ini adalah perbandingan antara efek pemberian topikal lendir bekicot Acha tina fulica dengan gel bioplacenton terhadap kecepatan penyembuhan luka bersih pada tikus putih. Hal ini dilihat dari banyaknya jumlah sel fibroblas pada preparat histologis yang diambil dari perlukaan pada tikus putih. Pada tabel 4.1 dapat dilihat kelompok K - memiliki jumlah sel fibroblas yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan kelompok P dan K +. Pemberian lendir bekicot Acha tina fulica dan gel bioplacenton menyebabkan perbedaan efek penyembuhan luka yang ditandai oleh adanya penambahan jumlah sel fibroblas. Hal ini terjadi karena lendir bekicot Acha tina fulica mengandung zat heparan sulfat yang dapat mengaktivasi proliferasi fibroblas Kim et a l ., 1996; Sen et a l ., 2002. Sedangkan dikutip dari Kalbe Farma 2010, gel bioplacenton mengandung ekstrak plasenta sehingga mempercepat proliferasi sel-sel pada proses penyembuhan luka, termasuk fibroblas. Jumlah sel fibroblas diamati dengan menghitung sel fibroblas pada empat lapang pandang berbeda, baik fibroblas aktif yang berbentuk bulat dan diameter besar, maupun fibroblas muda yang berbentuk stelat. Dari pengamatan tersebut, lapang pandang dengan sel-sel fibroblas yang aktif berbentuk bulat memiliki lapisan benang- benang fibrin yang lebih tebal dibandingkan dengan lapang pandang dengan sel- sel fibroblas muda yang berbentuk stelat. 40 commit to user 42 Pengamatan pada penelitian ini dilakukan pada hari kelima di mana diperkirakan sudah terjadi proliferasi fibroblas. Kelemahan pada penelitian ini adalah pengamatan hanya dilakukan pada sebuah titik waktu, yaitu pada hari kelima sehingga jumlah fibroblas yang didapatkan belum tentu terdapat pada angka maksimal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nuryana, Suryadi, dan Harijadi 2007, kelompok peneliti mengamati percepatan penyembuhan luka pada mencit yang diberikan ekstrak umbi teki Cyperus rotundus dan pemberian ekstrak plasenta serta neomisin sulfat sebagai kontrol negatif. Kelompok peneliti melakukan pengamatan pada hari ke tiga, tujuh, dan duabelas. Hal-hal yang diamati pada penelitian tersebut adalah jumlah fibroblas, jumlah sel leukosit PMN, jumlah pembuluh darah baru, ketebalan lapisan epitel, dan kepadatan serabut kolagen. Banyakya titik waktu dan hal yang diamati pada penelitian tersebut membuat penelitian tersebut semakin baik. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dilakukan pengamatan pada jumlah fibroblas karena jumlah fibroblas dapat dianggap sebagai parameter penyembuhan luka. Data hasil perhitungan dianalisis dengan menggunakan uji One Wa y Anova dan apabila terdapat perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil uji One Wa y Anova menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara ketiga kelompok perlakuan p0,05. Hasil uji LSD menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok K - – K + dan K - - P. Sedangkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok K + – P. Hasil uji LSD antara kelompok K - tidak diberikan apa-apa dengan kelompok K + diberikan gel commit to user 43 bioplacenton selama 4 hari berturut-turut menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Perbedaan ini disebabkan karena terdapat rata-rata jumlah sel fibroblas yang lebih besar pada kelompok K +. Dari gambar 4.1 dapat dilihat rata-rata jumlah sel fibroblas pada kelompok kontrol sebesar 312,33 dan pada kelompok K + sebesar 466. Menurut de Jong 1997, proses penyembuhan yang terjadi pada jaringan yang rusak dapat dibagi menjadi fase hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan granulasi. Penggunaan gel bioplacenton sebagai obat luka pada tikus putih dapat membantu proses proliferasi yang merupakan proses penting pada penyembuhan luka sehingga pada pengamatan didapatkan hasil yang bermakna. Hasil uji LSD antara kelompok K - tidak diberikan apa-apa dengan kelompok P diberikan lendir bekicot selama 4 hari berturut-turut menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Perbedaan ini disebabkan karena terdapat rata- rata jumlah sel fibroblas yang lebih besar pada kelompok P. Dari gambar 4.1 dapat dilihat rata-rata jumlah sel fibroblas pada kelompok kontrol sebesar 312,33 dan pada kelompok P sebesar 488.88. Menurut Kim et a l. 1996, lendir bekicot Acha tina fulica memiliki kandungan glikokonjugat kompleks, yaitu glikosaminoglikan dan proteoglikan. Glikosaminoglikan dan proteoglikan merupakan pengontrol aktif fungsi sel dan berperan dalam proliferasi fibroblas. Hasil uji LSD antara kelompok P dengan kelompok K + menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna. Pada tabel 4.1 tertera bahwa rata-rata jumlah sel fibroblas pada kelompok P adalah 488,88 sedangkan rata-rata jumlah sel fibroblas pada kelompok K + adalah 466. Rata-rata jumlah sel fibroblas pada kelompok P lebih besar dari rata-rata jumlah sel fibroblas pada kelompok K +, commit to user 44 namun menurut uji LSD perbedaan antar kedua kelompok tersebut tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok K + dan kelompok P dalam mempercepat penyembuhan luka. Perlakuan yang diberikan pada kelompok P dan kelompok K +, yaitu pemberian lendir bekicot Acha tina fulica dan pemberian gel bioplacenton, sama-sama mengandung zat yang dapat mempercepat penyembuhan luka meskipun tingkat efektivitas lendir bekicot sedikit lebih tinggi dibandingkan tingkat efektivitas gel bioplacenton. Hal ini berdasarkan atas lebih banyaknya jumlah fibroblas pada pengamatan kelompok P dibandingkan pengamatan pada kelompok K + meskipun jumlahnya tidak berbeda signifikan. Penelitian ini dikatakan berhasil karena melalui pengamatan mikroskopis, telah terjadi proliferasi fibroblas pada hari kelima. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Priosoeyanto 2005, yang dikutip melalui Graha Cendekia pada tahun 2009. Penelitian Priosoeyanto 2005 membuktikan bahwa lendir bekicot Acha tina fulica mampu menyembuhkan luka dua kali lebih cepat dari pada luka yang diberi larutan normal saline. Dari hasil dan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian lendir bekicot atau gel bioplacenton secara topikal dapat memberikan efek pada penyembuhan luka pada tikus putih yang ditandai oleh penambahan jumlah fibroblas yang lebih banyak. Pemberian lendir bekicot memiliki efek yang sama jika dibandingkan dengan pemberian gel bioplacenton pada penyembuhan luka. commit to user 45 Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode-metode yang lebih baik sehingga didapatkan hasil penyembuhan luka yang paling sempurna. Selain itu pengamatan pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dibeberapa titik waktu dan pada parameter kecepatan penyembuhan luka yang lainnya. commit to user 46

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TOPIKAL TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

1 6 29

EFEKTIFITAS PEMBERIAN GEL LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) SECARA TOPIKAL TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MELALUI PENGAMATAN MAKROSKOPIS

0 4 56

EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR GEL LENDIR BEKICOT (Achatina Fulica) DENGAN HIDROKSIPROPIL EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR GEL LENDIR BEKICOT (Achatina Fulica) DENGAN HIDROKSIPROPIL METHYLCELLULOSE (HPMC) SEBAGAI GELLING AGENT PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI JANTAN

0 0 15

EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR OLEH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI JANTAN EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR OLEH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI JANTAN.

0 0 16

PENDAHULUAN EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR OLEH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI JANTAN.

0 0 15

FORMULASI SEDIAAN GEL LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) DENGAN FORMULASI SEDIAAN GEL LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) DENGAN NATRIUM CARBOXYMETHYL CELLULOSE SEBAGAI GELLING AGENT UNTUK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA KELINCI JANTAN.

0 1 17

FORMULASI SEDIAAN GEL LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) DENGAN CHITOSAN SEBAGAI GELLING AGENT UNTUK FORMULASI SEDIAAN GEL LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) DENGAN CHITOSAN SEBAGAI GELLING AGENT UNTUK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA KELINCI JANTAN.

0 2 15

Pengaruh Pemberian Lendir Bekicot (Achatina fulica) dalam Mempercepat Waktu Penyembuhan Luka Insisi pada Mencit Swiss Webster Jantan.

4 13 16

Pengaruh Lendir Bekicot (Achatina fulica) terhadap Jumlah Sel Fibroblas pada Penyembuhan Luka Sayat

0 0 9

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS LENDIR BEKICOT(Achatina fulica) DENGAN KITOSAN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA

0 0 7