Sikap optimisme tokoh utama dalam novel "Perahu Kertas" karya Dewi Lestari dan implikasinya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII MTS Annida Bina Insani Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor

SIKAP OPTIMISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL "PERAHU
KERTAS" KARYA DEWI LESTARI DAN IMPLIKASINYA PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VIII
MTS. ANNIDA BINA INSANI KECAMATAN
RANCABUNGUR KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
SITI KHOTIMAH
NIM 1811013000032

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

ABSTRAK

SITI KHOTIMAH, 1811013000032 “Sikap Optimisme Tokoh Utama” Novel
Perahu Kertas karya Dewi Lestari dan Implikasinya tehadap pembelajaran sastra
di MTs. Kelas VIII Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dosen Pembimbing, Rosida Erowati, M.Hum. Juli 2014.
Novel mengandung nilai-nilai kehidupan salah satunya nilai moral. Dalam nilai
moral terdapat sikap optimis yang menjadi sorotan dalam penelitian ini. Novel
Perahu Kertas karya Dewi Lestari, merupakan salah satu karya sastra yang
terdapat sikap optimisme. Skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap
optimisme yang ada dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari, yang
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran di sekolah khususnya di
kelas VIII MTs. Annida Bina Insani. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskripsi kualitatif dengan teknik analisis isi.
Hasil penelitian ini menunjukan sikap optimisme tokoh utama dalam novel
Perahu Kertas terdiri atas: 1) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, meliputi
kerja keras dan sabar yang terlihat pada tokoh utama Kuggy. 2) Hubungan
manusia dengan manusia lain, yaitu: a) Hubungan orang tua dan persahabatan
yang meliputi, a) Kasih Sayang b) Perselisihan c) Penolakan yang terlihat pada
hubungan Kuggy dengan orang tuanya dan Noni sahabatnya. 3) Hubungan
manusia dengan Tuhan, meliputi, a) Syukur dan b) Sabar yang terlihat pada sikap

tokoh utama. Adapun sikap optimisme yang dominan adalah penolakan dan
kesetiaan dalam hubungan persahabatan.
Kata kunci: Sikap optimisme tokoh utama, Perahu Kertas, pembelajaran sastra.

i

ABSTRACT
SITI KHOTIMAH, 1811013000032 “Optimism on The Main Character” Novel
entitled Perahu Kertas by Dewi Lestari and the Implication on the learning
literature in MTs. Class VIII Indonesian Languange and Literature Education
Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Advisor, Rosida Erowati, M.Hum. July 2014.
Novel contains the values of life, one of them is moral. In moral value lies
oprimism which became attention in this research. Novel entitled Perahu Kertas
by Dewi Lestari, is one of the literature work which presents optimism. This
thesis is purposed to identify the optimism which lies in the novel entitled Perahu
Kertas by Dewi Lestari, which expected to become learning materials at school
especially class VIII MTs. Annida Bina Insani. This research used descriptive
qualitative method with content analysis technique.
The result of the research indicates optimism on the main character in the novel

entitled Perahu Kertas consist of: 1) Human relationship to him self, include hard
work and patience which is seen in the main character Kuggy. 2) Human
relationship to others, consist of: a) Parents relationship and friendship which
include, a) Affection b) Conflict c) Rejection which appears on Kuggy‟s
relationship on his parents and Noni his friend. 3) Human relationship to God,
include, a) Gratefulness and b) Patience which is appears on the main character.
As for dominant optimism is rejection and loyalty in friendship.

Keywords: Optimism on the main character, Perahu Kertas, Learning Literature.

ii

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya karena atas izin dan kasih sayang-Nya penulis mendapatkan kemudahan
dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sikap Optimisme Tokoh Utama
dalam Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari dan Implikasinya dalam
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas VIII MTs. Annida Bina
Insani”. Sholawat serta salam, semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan
terang benderang.

Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kepentingan pembaca.
Dalam penulisan skripsi ini, tidak luput dari berbagai hambatan dan
rintangan. Tanpa bantuan dan peran dari semua pihak yang terkait skripsi ini tidak
mungkin terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
rasa terima kasih kepada:
1. Dra. Hindun, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini;
2. Dona Aji Karunia Putra, M.Pd, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.,
3. Rosida Erowati, M. Hum., selaku Dosen pembimbing skripsi yang sangat
membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas arahan,
bimbingan dan kesabaran Ibu selama ini;
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, yang selama ini telah membekali penulis berbagai ilmu
pengetahuan;

5. Siti Hapsoh dan Ahmad Kosasih, kedua orang tua penulis yang telah
merawat, mendidik dan mendukung penulis dengan kasih sayang yang tulus
tanpa pamrih;
6. Seluruh keluarga penulis, terima kasih khususnya untuk suami, Cecep Abdul
Malik Bahrudin, dan anak tersayang, Zalita Jahra Malika, yang telah
memberikan waktu dan pengertiannya dalam menyelesaikan skripsi ini;
7. Seluruh mahasiswa PBSI, khususnya angkatan 2011, terima kasih atas
pengalaman dan pembelajaran berharga yang penulis dapatkan selama ini;
8. Teman seperjuangan penulis, Maryati dan Nikmat Saputra, yang selalu
mendukung dan memotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini;
Jakarta, 30 Juli 2014
Penulis

SITI KHOTIMAH

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 3
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 3
D. Rumusan Masalah .................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
G. Metode Penelitian .................................................................. 5


BAB II

KAJIAN TEORETIS
A. Pendekatan Objektif ............................................................... 7
B. Psikologi Remaja ................................................................... 8
C. Sikap Optimis ........................................................................ 9
D. Hakikat Novel ........................................................................ 11
E. Unsur Intrinsik Novel ............................................................. 12
F. Hakikat Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia................ 22
G. Penelitian Relevan ................................................................. 24

iv

BAB III PEMBAHASAN
A. Biografi Penulis........................................................................ 26
B. Karya-Karya Dewi Lestari ........................................................ 27
C. Unsur Intrinsik Novel ............................................................. 27
1. Tema ................................................................................. 27
2. Alur ................................................................................... 39
3. Penokohan ......................................................................... 30

4. Latar .................................................................................. 38
5. Sudut pandang ................................................................... 45
6. Gaya Bahasa ...................................................................... 45
7. Amanat .............................................................................. 46
D. Analisis Sikap Optimis Tokoh ................................................ 47
1.

Hubungan manusia dengan dirinya sendiri ...................... 49

2.

Hubungan manusia dengan Tuhannya ............................. 52

E. Implikasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Pada MTs. Kelas VIII ............................................................ 53

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 57
B. Saran ...................................................................................... 58
C. Daftar Pustaka ........................................................................ 60


DAFTAR PUSTAKA
UJI REFERENSI
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

v

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hidup merupakan hal yang harus dihadapi oleh manusia. Dalam
kehidupan manusia mempunyai segala macam permasalahan dan pasti
mengalami peristiwa-peristiwa baik itu senang, sedih, bahagia, marah dan
kecewa. Namun, dalam hidup tidak semua manusia mampu melalui segala
macam peristiwa atau menghindar dari permasalahan yang terjadi dalam
hidupnya.
Hal di atas juga digambarkan dalam sebuah karya sastra yaitu salah
satunya novel. Karya sastra dapat digunakan sebagai salah satu sarana
dalam mengungkapkan suatu informasi, baik dari karakter tokoh dalam

cerita yang dimainkan atau dari jalan cerita dalam novel tersebut. Sastra
dapat pula mengungkapkan permasalahan-permasalahan hidup manusia
seperti dalam segi kejiwaan. Selain sebagai karya seni, sastra memiliki
imajinasi, emosi yang selalu lahir dan berkembang dalam masyarakat, hal
ini dikarenakan untuk mendukung sastra itu sendiri.
Pengarang dalam karya merupakan sosok yang penting, karena
pengarang adalah orang yang menghasilkan sebuah karya. Jika tidak ada
pengarang, maka tidak akan ada karya sastra. Namun itu juga tidak akan
bermakna jika tanpa adanya pembaca. Karena karya sastra sebagus apapun
tidak akan berfungsi jika tidak ada yang membacanya. Pembaca bisa
dikatakan orang yang mampu menilai dan menikmati sebuah karya. Selain
itu, pembaca juga dapat mendapatkan hiburan yang menyenangkan,
mendidik dan mengarahkan si pembaca itu sendiri. Karena karya sastra
diciptakan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kemudian sastra yang baik harusnya sanggup mencerminkan kondisi suatu
masyarakat.

1

2


Dalam Novel tokoh-tokoh digambarkan dengan beragam, secara tidak
langsung dapat mempengaruhi pembaca melalui penokohannya. Mereka
mewakili manusia-manusia nyata dengan kedalaman masalah individunya
masing-masing.
Perahu Kertas adalah novel yang bagus tidak hanya kisah cinta yang
disampaikan. Namun juga terdapat pesan-pesan perjuangan dan semangat
yang besar. Novel Perahu Kertas merupakan suatu karya sastra dengan
jalan cerita yang terkesan mengalir apa adanya. Tema yang terdapat dalam
cerita tersebut adalah cinta dan impian ( cita-cita ) dengan dua tokoh
utamanya yaitu Kuggy dan Keenan, Kuggy seorang gadis yang aneh,
berantakan dan penghayal. Ia ingin menjadi seorang penulis dongeng
yang hebat, sementara Keenan merupakan sosok yang tampan, atletis dan
pandai melukis dan hobinya itu ia jadikan jalan hidupnya.
Alasan penulis memilih novel Perahu Kertaas ini yaitu dilihat dari
kelebihan yang ada pada novel tersebut, terutama sikap optimisme yang
ditonjolkan oleh tokoh utama yang merupakan contoh positif.
Meski banyak pihak yang tidak mendukung mimpinya, Kuggy (tokoh
utama), terus berjuang dan berusaha dalam meraih cita-cita yang sudah
sejak SD ia inginkan. Banyak peristiwa yang harus dilewati, tetapi dia
selalu ceria dan bahagia dalam menghadapinya. Kuggy sangat ingin
menjadi seorang pencerita atau pendongeng. Selain kuliah, dia juga mulai
mengajar disekolah yang ia dirikan dalam sebuah tempat yang ia sebut
“sakola alit” di Bandung. Bahkan sejak SMP dia juga mempunyai taman
bacaan khusus buku cerita dongeng. Sejak itupun dia selalu berusaha
dengan penuh semangat dalam meraih cita-citanya, meski harus melalui
berbagai peristiwa.

3

Sikap optimis tokoh utama jika dikaitkan dalam pembelajaran bahasa
indonesia di sekolah, dapat diimplikasikan pada pemahaman novel remaja
untuk lebih mengembangkan pembelajaran sastra khususnya siswa MTs.
Annida Bina Insani Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor, agar
siswa lebih tertarik dan menyukai karya sastra terutama novel yang jalan
ceritanya panjang. Namun juga dapat mengambil contoh positif dari sikap
optimis yang terdapat pada tokoh utama.
Dari permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk membahas judul
skripsi SIKAP OPTIMIS TOKOH UTAMA dalam novel Perahu Kertas
dan implikasinya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII MTs.
Annida Bina Insani.

B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini, penulis menemukan permasalahan tentang sikap
optimisme yang terjadi pada tokoh utama novel Perahu Kertas karya Dewi
Lestari dalam meraih cita-citanya. Diantaranya meliputi:
1.

Pembaca mampu mengambil nilai-nilai positif yang terdapat dalam
novel

2.

Sikap optimisme tokoh utama dalam meraih cita-citanya

3.

Kurang tertariknya pembaca remaja pada karya sastra terutama novel

C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan tentang sikap
optimisme

yang terjadi

pada tokoh

utama

dalam mengahadapi

permasalahan dalam hidupnya dalam meraih cita – cita sang tokoh utama
tersebut dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari.
Karena luasnya ruang lingkup dalam pembahasan latar belakang
masalah, maka peneliti membatasi masalah pada sikap optimisme tokoh
utama dalam novel “Perahu Kertas” karya Dewi Lestari dan Implikasinya
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di MTs. Annida Bina Insani kelas
VIII.

4

D. Rumusan masalah
Sehubungan dengan itu, masalah pokok yang akan dijawab dalam
penelitian yang berkaitan dengan sikap optimisme tokoh utama meliputi:
1. Bagaimanakah sikap optimisme tokoh utama dalam novel?
2. Bagaimana cara tokoh utama mengatasi masalah yang dialami?
3. Bagaimanakah implikasi sikap optimisme tokoh utama dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII MTs. Annida Bina
Insani?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sikap optimisme tokoh utama dalam novel Perahu Kertas.
Kemudian dikaitkan dengan adanya sikap optimisme yang terjadi pada
tokoh utama dalam mencapai segala mimpi yang diinginkan oleh tokoh
tersebut.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik manfaat
bagi penulis maupun untuk siswa di MTs. Annida Bina Insani dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik manfaat
bagi penulis maupun untuk siswa di MTs. Annida Bina Insani dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
a.

Manfaat Teoretis
Penelitian

ini

diharapkan

mampu

menambah

wawasan

dan

memperkaya ilmu pengetahuan mengenai studi sastra Indonesia,
khususnya tentang sikap optimisme tokoh utama dalam pembelajaran
sastra di sekolah. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberi
sumbangan dalam pengkajian novel Perahu Kertas

5

b. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca
untuk lebih memahami isi cerita dalam novel Perahu Kertas karya
Dewi Lestari terutama cara pandang pengarang dalam membuat
karyanya seperti pembahasan mengenai sikap optimisme tokoh utama
dalam novel.
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi para siswa di
MTs. Annida Bina Insani, khususnya di kelas VIII sebagai acuan agar
siswa dapat lebih tertarik terhadap karya sastra khususnya novel.
Kemudian penulis juga ingin memberikan informasi bagi pembaca tentang
pemahaman terhadap novel Perahu Kertas khususnya sikap optimisme
yang dimiliki oleh tokoh utama. Dengan demikian, penelitian ini sudah
tercapai jika apa yang menjadi permasalahan tersebut dapat terjawab.

G. Metode Penelitian
a.

Objek dan Waktu Penelitian
Skripsi ini menggunakan objek penelitian berupa novel Perahu
Kertas, yang diterbitkan tahun 2009 oleh Bentang Pustaka.

b. Metode Penulisan
Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini sebagai berikut:
1) Jenis Penelitian
Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library
research) dengan mengacu pada buku-buku dan dokumendokumen lain yang berhubungan dengan sikap optimisme dan sikap
optimisme.
2) Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Data Primer
Data primer merupakan literatur yang membahas secara
langsung objek permasalahan pada penelitian ini, yaitu novel
Perahu Kertas Karya Dewi Lestari

6

b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber penunjang yang dijadikan
alat untuk membantu penelitian, yaitu berupa buku-buku atau
sumber-sumber dari penulis lain yang berbicara tentang sikap
optimisme tokoh utama serta pembelajaran bahasa indonesia.
3) Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu
suatu cara pencarian data mengenai hal-hal berupa catatan, buku,
dan lain-lain.
4) Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a) Metode Analisis Isi (Content Analysis)
Metode analisis isi dimaknai sebagai “teknik yang sistematis
untuk menganalisis makna pesan dan cara mengungkapkan
pesan”. Analisis ini juga bisa diartikan sebagai analisis yang
digunakan untuk mengungkap, memahami dan menangkap isi
karya sastra. Dalam karya sastra, isi yang dimaksud adalah
pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui karya
sastranya. Analisis isi didasarkan pada asumsi bahwa karya
sastra yang bermutu adalah karya sastra yang mampu
mencerminkan pesan positif kepada para pembacanya.
b) Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan suatu cara yang digunakan untuk
membahas objek penelitian secara apa adanya.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.

Pendekatan Objektif
Dalam karya sastra, pendekatan objektif merupakan pendekatan yang
memfokuskan pada unsur intrinsik dengan tidak memperdulikan unsur
ekstrinsik yang ada di dalamnya. Maka segala pernasalahan yang ada dalam
unsur intrinsik tersebut harus dipecahkan, seperti permasalahan dalam karya
fiksi yaitu unsur plot, latar, tokoh, kejadian, dan sudut pandang.
Pendekatan ini berfungsi untuk memberikan sesuatu hal yang baru
dalam kehidupan manusia yang dapat diterapkan dalam beberapa bidang
ilmu. Pendekatan objektif juga disebut analisis otonomi, pemahaman
dipusatkan

pada

analisis

terhadap

unsur-unsur

dalam

dengan

mempertimbangkan keterjalinan antar unsur-unsur di satu pihak, dan unsurunsur dengan totalitas di pihak yang lain. 1 Artinya dalam pendekatan ini
karya sastra terlepas dari unsur ekstrinsik termasuk biografi pengarangnya.
Oleh karena itu, pendekatan ini sering pula disebut pendekatan struktur
yang berlatar belakang bahwa karya sastra setelah dilahirkan lepas dari
struktur ekstrinsik dan ia membentuk dunia sendiri. 2 pendekatan objektif
juga diartikan memusatkan perhatian semata-mata pada unsur-unsur yang
dikenal dengan analisis intrinsik. 3 Ada juga yang mengartikan sebagai
pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan
meliputi kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting,
dan karakter. 4

1

Ahmad Bahtiar, Metode Penelitian Sastra. ( Jakarta, tahun 2013. Pujangga Rabbani
Press, h. 15
2
Ibid, h. 16
3
I Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. ( Yogyakarta,
tahun: 2007 . Pustaka Pelajar ), h. 73
4
Zaenuddin Fenanie, Telaah Sastra. ( Surakarta, Universitas Muhammadiyah tahun:
2002), h. 112

7

8

Jadi, dalam sebuah karya sastra pendekatan Objektif sangat penting
kedudukannya. Dengan adanya pendekatan objektif unsur intrinsik dapat
dieksploitasi semaksimal mungkin.

B. Psikologi Remaja
Psikologi remaja adalah memahami kejiwaan remaja dan mencari solusi
yang tepat bagi permasalahannya. Dalam memahami remaja dan
perkembangan psikologinya mencakup konsep diri, intelegensi, emosi,
seksual, motif sosial dan religinya. 5 Dalam perkembangan seorang anak
mencakup aspek mental psikologi seperti dari segi pengetahuan,
keterampilan, kecerdasan, sifat sosial, moral, agama, sikap dan reaksi6.
Dalam kehidupan sehari-hari biasanya seorang remaja merupakan
pribadi yang bebas berkarya dan melakukan apapun sesuai kemauan
mereka. Bahkan tanpa berpikir panjang dalam mengambil keputusan, karena
usia remaja masih mencari jati diri yang sesungguhnya kemana dan seperti
apa hidup mereka nantinya. Dalam proses mencari jati diri, tidak luput dari
berbagai peristiwa yang dihadapi yang membuat emosi tidak terkontrol dan
dapat mempengaruhi psikologinya. Namun semua itu adalah proses
kehidupan remaja yang pasti dialami sampai nanti mereka temukan hidup
yang sesungguhnya.
Remaja merupakan masa transisi dari periode masa kanak-kanak
menuju kedewasaan. Dewasa tidak hanya dapat dilihat dari segi usianya
saja, namun jika sesorang sudah menikah maka dia tidak bisa dikatakan
remaja. 7 Remaja adalah kalangan manusia yang dalam lingkungan umur
selepas zaman kanak-kanak dan sebelum memasuki zaman dewasa. Usia
remaja berumur sekitar 15-25 tahun. 8

5

Ahmad Fauzi, Psikologi Umum. CV. Pustaka Setia. h 17
Nuraida dan Zahara, Psikologi Pendidikan ( Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah. Tahun: 2011, cetakan pertama ), h. 34
7
Op.cit, Sarlito, h. 9
8
Sarlito dalam Ahmad Bahtiar, (Jakarta, tahun 2012 Artikel Kumpulan Tulisan Sastra ),
h. 1 Jakarta. 2011
6

9

C.

Sikap Optimis
Pada dasarnya sikap positif hadir karena adanya pikiran yamg positif
juga, murah senyum dan selalu penuh canda kemanapun seseorang
melangkah. Kata Optimisme adalah keyakinan atas segala sesuatu dari segi
yang baik dan menyenangkan dan selalu mempunyai pengharapan yang baik
dalam segala hal9. Berpikir positif dapat dilakukan oleh manusia terhadap
dirinya sendiri, orang lain, dan terhadap Tuhannya. Adapun penjelasannya
antara lain:
Orang yang berpikir positif, biasanya selalu bersikap netral dan tidak
memihak satu sama lain. Dalam bermasyarakat harus selalu bersikap baik
sehingga akan baik juga pikiran terhadap orang lain. Dengan berbuat baik
dan berpikir positif tentang orang lain, meski banyak permasalahan dalam
hidup, namun tetap bersikap baik dan berpikir positif terhadap orang lain.
Sikap positif tidak hanya akan mengubah hidup kita, tetapi dapat juga
mengubah dunia kita. Segala bentuk permasalahan hidup manusia, tidak
lepas dari hubungan manusia itu sendiri dengan Tuhannya. Maka dalam
kondisi apapun dan dengan permasalahan seberat apapun manusia harus
selalu berpikir positif, berprasangka baik terhadap sang pencipta.
Sikap Optimis membuat individu mengetahui apa yang diinginkan.
Individu tersebut dapat dengan cepat mengubah diri agar mudah
menyelesaikan masalah yang tengah dihadapinya, sehingga diri tidak
menjadi kosong. Perasaan optimis membawa diri individu pada tujuan yang
diinginkan, yakni percaya pada diri dan kemampuan yang dimiliki10. Dalam
hidup manusia harus menghadapi segala kemungkinan dari hal yang baik
hingga hal yang buruk sekalipun.
Dari uraian di atas, dalam bersikap optimis manusia perlu memiliki
sikap sabar, berani, dinamis, dan kritis. Adapun penjelasannya sebagai
berikut:

9

Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta, Pusat Bahasa. Edisi Keempat. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Tahun: 2012), h. 986
10
Duffay DKK, (Dalam Ghufron dan Rini). Teori-Teori Psikologi, h. 98

10

1. Sikap sabar
Dalam hidup manusia, sabar artinya menerima segala apa yang terjadi
kepadanya tanpa mengeluh atau menyesal dengan apa yang dihadapinya.
Serta pantang menyerah dan mampu menghadapi masalah dengan
tenang dan tidak tergesa-gesa.11
2. Sikap berani yaitu memiliki hati yang mantap dan rasa percaya diri yang
besar dalam menghadapi apapun yang terjadi meski sulit dan penuh
rintangan. Jangan sampai menyesal di kemudian hari.12
3. Sikap dinamis yaitu melakukan segala sesuatu dengan penuh semangat
dan selalu mencari hal-hal baru dalam hidupnya, sehingga dapat dengan
mudah bergaul dan menyesuaikan diri yang akan mempengaruhi
keberhasilannya. 13
4. Sikap kritis yaitu tajam dalam menganalisa, bersikap tidak lekas percaya
dan selalu berusaha menemukan kesalahan orang lain. Ada dua macam
kritis yaitu:
1). Kritis yang termasuk akhlak terpuji, didasari dengan niat ikhlas
karena Allah, tidak menggunakan kata-kata kasar dan pedas
sehingga menyakitkan hati dan dengan maksud memberikan
pertolongan

kepada

orang

yang dikritik

agar

menyadari

kesalahannya.
2). Kritis yang termasuk akhlak tercela, yaitu didasari dengan perkataan
yang menyerang orang yang dikritik, sehingga menimbulkan
kekeliruan antara dua pihak.
Jadi, sikap optimis tersebut merupakan keyakinan dan berpikir
positif dalam melakukan segala hal dan menghadapi peristiwa yang
tidak diinginkan sekalipun. Seperti dalam meraih apa yang diinginkan,
pasti banyak sekali rintangan yang menghadang. Namun dengan tetap
optimis dan selalu berpikir positif sehingga akan mendapatkan hasil
yang baik pula.
11

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. cit, h. 1195
Ibid, h. 176
13
Ibid, h. 329
12

11

D.

Hakikat Novel
A. Pengertian novel
Sebutan novel dalam bahasa inggris (novel), kemudian masuk ke
Indonesia berasal dari Bahasa Itali yaitu novella ( yang dalam bahasa
Jerman : novella). Secara harfiah novelle berarti sebuah barang baru yang
kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa.14
Istilah novel sering disamakan dengan pengertian roman. The American
College Dictionary dalam Tarigan menunjukan bahwa novel adalah suatu
cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para
tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata dalam suatu alur atau keadaan
yang kusut. 15
Novel

merupakan

karya

sastra

yang

berbentuk

fiksi

yang

mengungkapkan aspek-aspek kehidupan manusia yang lebih mendalam.
Dengan mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang
tegang dan pemusatan kehidupan yang tegas.16Novel ditulis secara naratif
dalam bentuk cerita dan biasanya lebih panjang dibandingkan karya fiksi
yang lain. Pada umumnya dalam novel menceritakan tentang tokoh-tokoh
dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari yang mampu
menghadirkan perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit,
hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter dan berbagai
peristiwa ruwet yang terjadi beberapa tahun silam secara lebih mendetail 17.
Selain itu, pandangan lain menempatkan sastra dalam kerangka satu sistem
ideology dan politis. 18 Kemudian menurut Ajip Rosidi bahwa sastra juga
tidak mungkin ada tanpa bahasa.19

14

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi. Gajah Mada University Press, h. 9
Henry Guntur Tarigan, ( Bandung, Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Penerbit Angkasa
Bandung ), h. 167
16
Atar Semi, Anatomi Sastra. Angkasa Raya, h. 32
17
Robert Stanton, Teori Fiksi. ( Terjemahan dari In Intuction to fiction. Pustaka Pelajar
cetakan pertama. Tahun: 2007 ), h. 90
18
Dwi susanto, Pengantar Teori Sastra. CAPS, H. 344
19
Rosida Erowati dan Ahmad Bahtiar. Sejarah Sastra Indonesia. ( Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah , tahun: 2011 ), h. 13.
15

12

Novel Perahu Kertas

yang merupakan objek dalam penelitian ini

merupakan karya sastra yang jalan ceritanya mudah dimengerti oleh
pembaca, dan novel tersebut terkesan mengalir apa adanya ini menceritakan
harapan-harapan tokoh utama dalam hidupnya. Tokoh Kuggy mempunyai
impian yang begitu besar, bercita-cita ingin menjadi seorang penulis
dongeng. Namun semua impian itu tidak bisa berjalan dengan mulus sesuai
apa yang diinginkannya. Banyak proses dan hambatan dalam meraih impian
itu. Dari impian itulah Kuggy berjuang dan bekerja keras meski
keinginannya itu dianggap tidak bermutu dan masuk diakal oleh orang tua,
adik dan kakaknya, bahkan sahabatnya pun tidak mendukung impiannya itu.
Dari uraian di atas, konflik batin dialami oleh Kuggy dalam meraih
impiannya, dan menumbuhkan sikap optimis tokoh tersebut.

E.

Unsur Intrinsik Novel Perahu Kertas
1.

Tema
Dalam sebuah cerita, tema mencakup persoalan dan tujuan atau amanat

dan juga menjadi perhatian yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembacanya. Tema merupakan gagasan sentral yang menjadi dasar penulisan
sebuah karya sastra 20 . Untuk menentukan tema dalam sebuah karya sastra
tidaklah mudah, kekeliruan dalam mendapatkan tema mungkin bisa saja
terjadi. Untuk itu pembaca harus teliti dan membaca berulang-ulang. Salah
satu cara dalam mengetahui tema adalah dengan melihat permasalahanpermasalahan yang terjadi pada tokoh utamanya
Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam
pengalaman manusia, sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu
diingat.21”Tema bisa terwujud satu fakta dari pengalaman kemanusiaan yang
digambarkan atau dieksplorasi oleh cerita seperti keberanian, ilusi, dan masa
tua”.22

20

Semi, Op.cit, h . 43
Stanton, Op.cit. h. 36.
22
Ibid, h. 8

21

13

Dalam karya sastra selalu memiliki tema meskipun di dalamnya tidak
terdapat pemecahan masalah namun bukan berarti tidak mempunyai amanat.
Tema dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: tema utama (tema mayor) dan
tema tambahan ( tema minor). Tema mayor yaitu makna pokok cerita yang
menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu sendiri. Kemudian tema
minor yaitu makna-makna tambahan yang hanya terdapat pada bagian-bagian
tertentu saja. 23
Dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari, bertemakan seorang
remaja yang mempunyai mimpi yang dianggap sangat mustahil dan tidak
masuk akal oleh keluarga dan sahabatnya. Namun segala hambatan yang
menghalangi keinginannya tidak membuat dirinya pantang menyerah bahkan
putus asa. Dengan semangat dan percaya diri dia mampu mewujudkan
mimpinya tersebut.
2.

Tokoh dan Penokohan
Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita atau orang yang

menggerakkan suatu jalan cerita. Dalam tokoh terdapat watak, perwatakan
dan karakter yang menunjuk pada sikap dan sifat

para tokoh yang

ditafsirkan oleh pembaca. Penokohan dan karakterisasi sering juga
disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan merupakan penempatan
tokoh–tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita24.
Nama tokoh digunakan untuk memberikan ide atau gagasan,
memperjelas serta mempertajam karakter tokoh. Biasanya seorang
pengarang memberikan nama pada tokoh sesuai dengan karakter aslinya
dalam kehidupan sehari-hari atau juga dilihat dari tampilan fisiknya 25 .
Penokohan juga diartikan pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang
yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

23

26

. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

Nurgiantoro. Op.cit, h 82-83
Ibid. h 165
25
Albrtine Minderop, Metode Karaktrerisasi Telaah Fiksi. (Jakarta, penerbit. Yayasan
Obor Indonesia Anggota IKAPI DKI ), h . 8
26
Nurgiantoro, Op.cit. h 165
24

14

tokoh adalah orang yang menampilkan suatu keadaan manusia dan
merupakan gambaran yang jelas dan ditampilkan dalam sebuah cerita.
Karakter dapat berarti pelaku cerita dan dapat pula berarti perwatakan
antara seorang tokoh dengan perwatakan yang dimilikinya merupakan suatu
kepaduan yang utuh. 27 Tokoh cerita ( character), merupakan orang – orang
yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang menurut
pembaca memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
Dari kutipan di atas bahwa seorang tokoh yang diceritakan dalam
sebuah karya seni mempunyai karakter yang bisa menjaga nilai-nilai moral
yang baik sehingga segala apa yang dilakukannya menjadi contoh bagi
manusia lain.
Berdasarkan uraian di atas, dapat digolongkan menjadi tokoh utama,
tokoh tambahan, tokoh antagonis dan protagonis, tokoh sederhana dan tokoh
bulat. Berikut penjelasannya:

1)

Tokoh Utama
Tokoh utama adalah pusat dalam cerita, biasanya tokoh ini
selalu menjadi tokoh protagonis. Dia juga menjadi sumber
perhatian dan tokoh utama menceritakan berbagai peristiwa dan
tingkah laku yang dialaminya secara fisik dan batiniah serta
hubungannya dengan segala sesuatu di luar dirinya 28 Tokoh utama
hadir sebagai seorang yang menyampaikan pesan melalui cerita
yang dimainkan baik itu cerita nyata ataupun cerita rekaan yang
dibuat oleh penulis untuk dimainkan oleh sang tokoh tersebut.
Seorang tokoh utama biasanya mengalami tekanan-tekanan dalam
hidupnya, serta banyak peristiwa yang bisa membuat tokoh tersebut
terpuruk atau bahkan menjadi seorang yang berjuang, tegar, dan
tidak pantang menyerah dalam melewati segala peristiwa yang ada.

27
28

Ibid
Minderop, Op.cit, h. 109

15

2) Tokoh Tambahan
Jika tokoh utama selalu dimunculkan terus menerus sehingga
melengkapi sebagian besar cerita, namun sebaliknya ada tokohtokoh tambahan yang ditampilkan hanya sekali atau beberapa kali
dalam cerita dan itupun mungkin dalam penceritaan yang relatif
pendek. Tokoh tambahan dalam cerita biasanya dipakai hanya
sebagai pelengkap dari jalannya sebuah cerita dan tidak terlalu
fokus menceritakan tokoh tambahan tersebut.
Tokoh tambahan biasa juga disebut si pencerita, dia
menampilkan kepada pembaca tokoh lain yang dibiarkannya
bercerita tentang dirinya. Tokoh ini juga bisa menjadi tokoh utama
dengan menampilkan berbagai pengalaman, peristiwa dan tingkah
laku serta hubungannya dengan tokoh lain. 29
Jika dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam pengembangan plot
dapat dibedakan adanya tokoh utama dan tokoh tambahan. Dilihat
dari fungsi penampilannya tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh
protagonis dan antagonis. Dalam membaca novel, pembaca sering

kali

mengidentifikasi diri dengan tokoh-tokoh tertentu, memberikan
simpati dan empati, melibatkan diri secara emosional terhadap
tokoh tersebut.

3) Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi, yang salah satu
jenisnya secara populer disebut hero, yang merupakan pengejawat
aturan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita 30 . Tokoh
protagonis selalu dikaitkan dengan tokoh yang mempunyai karakter
baik, penyayang, ataupun sosok yang lemah lembut sehingga
mampu menjadi contoh positif bagi orang lain.
29
30

Minderop. Op. cit, h. 111
Nurgiyantoro. Op.cit, h 178

16

4) Tokoh Antagonis
Tokoh yang biasa berperan sebagai orang yang jahat dan
melanggar norma- norma kehidupan, tokoh ini selalu menindas
tokoh protagonis yang lemah atau disebut tokoh yang menimbulkan
konflik seperti tokoh antagonis juga mampu berkesan di hati
pembaca karena karakternya mampu membuat suatu perasaan yang
negatif tehadap tokoh tersebut, segala apa yang ditampilkan
merupakan tuntutan yang harus dilakukan tokoh tersebut dari
penulis cerita.
Jadi hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa suatu karakter
tokoh mestinya harus ditampilkan dalam suatu pertalian yang kuat
sehingga dapat membentuk kesatuan kesan dan pengertian tentang
personalitas

individualnya.

Tindak-tanduk

tokoh

tersebut

didasarkan pada motivasi atau alasan-alasan yang dapat diterima
dan dimengerti mengapa tokoh tersebut berbuat dan bertindak
demikian. 31

5)

Tokoh Sederhana
Tokoh yang berperan dalam cerita yang biasanya tidak banyak
diungkap lebih dalam kehidupannya, tokoh ini juga dalam
ceritanya selalu datar atau tidak adanya sebuah kejutan dan sangat
sederhana. Artinya tidak ada variasi dalam perannya sehingga
tokoh tersebut tergolong biasa saja tidak
ada keistimewaan. Sebagai seorang tokoh manusia, ia tidak
diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya. Ia tidak
memiliki tingkah laku yang dapat memberikan efek kejutan bagi
pembaca. Sifat dan tingkah lakunya sederhana dan bersifat
monoton, datar dan hanya mencerminkan satu watak tertentu. 32

31
32

Ibid, h 181-182
Ibid,

17

6) Tokoh Bulat
Tokoh yang melakukan segala tindakannya bermacam-macam
dan penuh kejutan, tokoh bulat ini lebih cenderung sesuai dengan
tingkah laku kehidupan manusia pada umumya dalam keseharian.
Tetapi segala apa yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan.
Tokoh ini adalah tokoh yang memiliki dan diungkapkan berbagai
kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya.33
Dalam memunculkan karakter tokoh dapat dilepaskan dari
rangkaian peristiwa. Dalam menampilkan karakter tokoh yang
dibuat sendiri oleh pengarang bisa bermacam-macam misalnya:
A. Tampilan fisik
Pengarang dapat mengungkapkan melalui gambaran fisikalnya,
termasuk di dalamnya uraian mengenai ciri-ciri khsusus yang
dimilikinya.
B. Pengarang tidak secara langsung menceritakan karakter
tokohnya. Karakter dibangun melalui kebiasaan berpikir, cara
mengambil keputusan dalam menghadapi setiap peristiwa,
perjalanan karir, dan hubungannya dengan tokoh-tokoh lain,
serta komentar dari tokoh yang satu dengan tokoh yang lain.
C. Karakter melalui penampilan tokoh
Faktor penampilan tokoh sangat penting dalam sebuah karya
sastra, dalam kehidupan sehari-hari tidak sesuai dengan
karakter dalam cerita, sehingga kadang kita dapat tertipu oleh
penampilan tokoh tersebut. Seperti bagaimana ekspresinya dan
pakaian apa yang dipakainya.34
Paragraf di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter seorang tokoh
tidak hanya dari perilaku ataupun apa yang dilakukannya, namun
karakter juga dapat terlihat dari tampilannya, mungkin seperti bentuk
33

Ibid, h. 183
Minderop. Op.cit, h 10)

34

18

wajah sang tokoh ataupun postur tubuhnya yang akan memberikan
gambaran apakah dalam hal itu sudah sesuai dengan karakter atau
belum. Kemudian karakter dalam seorang tokoh dapat dilihat dari
pakaian apa yang dikenakan, bagaiman kebiasaan yang dilakukan oleh
tokoh tersebut. Baik dalam hal kebiasaan berpikir, menyelesaikan
masalah, dan dalam mengatasi setiap permasalahan yang terjadi dalam
hidupnya. Maka dari situlah para pembaca ataupun penonton yang
melihat dan mungkin bisa dikatakan mengidolakan sosok tokoh
tersebut, maka dapat melihat bagaimana karakter yang muncul dari
seorang tokoh.
Kemudian tokoh merupakan sosok yang mampu memberi motivasi
dan informasi serta manfaat bagi pembaca atau manusia lain dari
konflik yang dialami oleh tokoh dalam cerita. Maka dari itu tokoh
mempunyai unsur yang paling penting dalam sebuah cerita karena dia
merupakan penggerak dalam lakon dan yang akan mengalami konflik
kehidupannya meski hanya dalam cerita rekaan. Seorang tokoh juga
mampu mempunyai karakter yang sangat erat pada dirinya dalam
sebuah peran yang dimainkan, sehingga akan menimbulkan emosi baik
itu senang, sedih, ataupun marah kepada tokoh tersebut.
Dalam hal ini tokoh cerita biasanya mengemban suatu perwatakan
tertentu yang diberi bentuk dan isi oleh pengarang. Perwatakan dapat
diperoleh dengan memberi gambaran mengenai tindak tanduk, ucapan
atau sejalan atau tidaknya antara apa yang dikatakan dengan apa yang
dilakukan35.
3.

Alur
Alur atau plot merupakan rangkaian kejadian dalam cerita yang berfungsi

menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian
alur merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita 36 . Oleh

35

36

Semi, Op.cit, h. 87
Ibid. h. 43

19

karena itu, alur atau plot merupakan tempat terjadinya peristiwa yang
merupakan rangkaian tindakan yang berusaha memecahkan konflik.
Alur juga dianggap unsur yang paling penting dalam cerita, karena segala
tindakan yang terjadi harus berhubungan satu sama lain, peristiwa dengan
peristiwa yang lain, dimana seorang tokoh beradegan dalam satu waktu yang
sama. Dalam sebuah cerita terdapat hal-hal yang dapat mempengaruhi
peristiwa, misalnya karakter tokoh suasana hati sang tokoh dan bisa juga
pikiran sang tokoh, ketika sang tokoh berperan dalam sebuah karakter dapat
berpengaruh terhadap alur yang dalam gerak-gerik tokoh tersebut dalam
cerita.
Dalam hal ini, alur dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:
1). Alur berdasarkan cerita rekaan terbagi menjadi: 1). Alur Buka, yaitu
situasi mulai terbentang sebagai kondisi permulaan yang akan
dilanjutkan dengan kondisi berikutnya. 2). Alur Tengah, yaitu
kondisi mulai bergerak ke arah kondisi yang mulai memuncak. 3).
Alur tengah, yaitu kondisi mulai bergerak ke arah kondisi yang
mulai memuncak. 4). Alur puncak, yaitu kondisi mencapai puncak
sebagai klimaks peristiwa. 5). Alur tutup, yaitu kondisi memuncak
sebelumnya mulai menampakkan pemecahan atau penylesaian.
2). Alur berdasarkan fungsinya alur terbagi menjadi dua yaitu: 1). Alur
Utama yaitu berisis cerita pokok. 2). Alur sampingan yaitu
merupakan bingkai ceerita segala peristiwa-peristiwa kecil yang
melingkari peristiwa-peristiwa pokok yang membangun cerita37.
Jadi, alur merupakan rangkain peristiwa yang terjadi dalam suatu kondisi
tertentu yang di dalamnya terdapat kejadian-kejadian yang biasa sampai
dengan kejadian-kejadian yang memuncak dalam sebuah cerita. Kemudian
alur menentukan keadaan atau emosi tokoh yang

37

Ibid, h. 44

dialami dalam sebuah

20

situasi terentu. Kemudian alur juga menentukan akhir pada suatu cerita
tersebut.
4.

Latar
Latar adalah unsur yang tidak kalah pentingnya dengan tema dan alur

dalam sebuah cerita. Latar di sini merupakan tempat atau lingkungan
terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita yang dirangkai atau dipilih oleh
pengarang sesuai tema yang dipakai. Latar terbagi menjadi latar tempat dan
latar waktu.
a. Latar Tempat
Latar tempat biasanya berupa tempat terjadinya suatu peristiwa
dalam cerita, bisa berupa nama sebuah daerah seperti Bali, Jakarta,
Surabaya
dan lain-lain. Atau bisa juga tidak disebutkan nama daerahnya,
seperti tempat peristiwa di pegunungan, pantai, laut atau dan lainnya.
Menurut Nurgiantoro, latar tempat tanpa nama jelas biasanya
hanya berupa penyebutan jenis dan sifat umum tempat-tempat
tertentu.38
b. Latar Waktu
Latar waktu biasanya berhubungan dengan kapan terjadinya
peristiwa tersebut, bisa berupa waktu yang sesuai kenyataan ataupun
waktu yang sudah dilewati atau bisa disebut waktu sejarah.39
Latar waktu dapat dihubungkan dengan waktu sejarah baik yang
secara langsung ataupun tidak langsung harus sesuai dengan waktu
sejarah. Jika tidak, maka dapat menyebabkan cerita tak wajar atau
tidak sesuai dengan waktu yang sebenarnya dan pembaca akan merasa
dibohongi. Latar waktu juga sering dihubungkan dengan lamanya
waktu yang dipergunakan dalam cerita. Karena dalam novel atau
karya fiksi ada yang membutuhkan waktu yang lama sepanjang hayat
tokoh.
38
39

Nurgiantoro. ,Op.cit, h. 227
Ibid, h 230

21

5.

Gaya Bahasa
Pada dasarnya, karya sastra merupakan salah satu kegiatan pengarang

dalam membahsakan sesuatu atau menuturkan sesuatu kepada orang lain .
bagaimana seorang pengarang ingin menyampaikan tuturannya kepada
pembaca lewat bahasa yang digunakan. Dengan bahasa, biasanya penutur
atau tokoh dapat mmpengaruhi

pembaca, dengan tingkah lakunya agar

pembaca tertarik dan terpengaruh oleh gagasan yang disampaikan.
Menurut Semi, gaya penceritaan merupakan tingkah laku berbahasa yang
menjadi sarana yang amat penting, tanpa bahasa sastra tidak ada.40
6.

Sudut pandang
Sudut pandang merupakan posisi dimana tokoh yang bercerita dapat

brediri yang hubungannya sesuai dengan jalan cerita. Dalam novel Perahu
Kertas ini, pengarang menggunakan sudut pandang akuan, dimana seorang
tokoh menceritakan peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya secara fisik
dan batiniah serta hubunganya dengan segala sesuatu di luar dirinya. Si
pencerita inilah yang menjadi tokoh utama dengan menampilkan berbagai
pengalaman, peristiwa dan hubungannya dengan tokoh lain41.
Sudut pandang dalam karya fiksi mempersoalkan siapa yang diceritakan,
atau dari posisi mana (siapa) peritiwa dan tindakan itu dilihat42. Jadi dapat
disimpulkan bahwa sudut pandang adalah pusat pengisahan dalam cerita dan
dapat berupa teknik yang digunakan pengarang dalam menyampaikan hasil
karyanya.
7.

Amanat
Karya sastra merupakan alat untuk menyampaikan pesan, namun fungsi

sastra tidak hanya itu sastra juga adalah alat untuk memberi hiburan terhadap
pembacanya, karya sastra mengandung ajaran moral dan juga untuk
mendidik. Dengan adanya fungsi inilah pembaca tidak hanya mendapatkan
40

Semi. Op.cit, h 47
Minderop. Op.cit, h. 109
42
Op.cit . h 246
41

22

hiburan semata, namun juga mendapatkan pembelajaran dari hasil karya
tersebut. Dalam novel amanat disampaikan melalui karakter tokoh yang
dimainkan dan bagaimana alur yang terdapat dalam sebuah cerita.
Jadi amanat merupakan suatu pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca. Amanat juga dapat diartikan sebagai makna yang
terkandung dalam sebuah karya atau makna yang disarankan lewat cerita
yang ditulis oleh pengarang.43 Sehingga pembaca dapat mengetahui apa yang
dimaksud oleh pengarang dan hal apa saja yang dapat diambil dari sebuah
karya sastra baik dari segi karakter tokohnya ataupun jalan cerita yang
terdapat didalamnya. Karena pembaca menginginkan hasil yang jelas dari
sebuah cerita dalam karya sastra.

F. Hakikat Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Pengajaran sastra di sekolah bertujuan agar siswa memiliki rasa peka
terhadap karya sastra yang berharga sehingga merasa terdorong dan tertarik
untuk membacanya. Dengan membaca karya sastra diharapkan siswa
memperoleh pengertian yang baik tentang manusia dan kemanusiaan,
mengenal nilai-nilai, dan mendapatkan ide baru. 44 Dalam pengajaran sastra
perlu menguasai masalah metode pengajaran sastra dan liku-likunya, juga
harus paham betul tentang sastra. 45
Secara umum pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia
bertujuan untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan
kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
Selain itu, peserta didik juga mampu menghargai dan membanggakan sastra
indonesia.

43

Op.cit. h 320
Atar Semi, Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Angkasa Bandung,
Edisi kesatu 1990, h. 152-153
45
Suwardi Endraswara, Metode Penelitian Sastra. Caps, cetakan pertama .
Yogyakarta..h. 189
44

23

Tujuan pembelajaran tersebut dijabarkan ke dalam empat kompetensi,
yaitu kompetensi menyimak, berbicara, membaca dan kompetensi menulis
sastra. Kompetensi menyimak sastra meliputi kemampuan mendengarkan,
memahami, mengapresiasi ragam karya sastra meliputi kemampuan peserta
didik.

Kompetensi

berbicara

meliputi

kemampuan

membahas

dan

mendiskusikan ragam karya sastra sesuai dengan isi dan konteks ragam dan
budaya. Kompetensi membaca sastra meliputi kemampuan membaca dan
memahami berbagai jenis dan ragam karya sastra, serta mampu melakukan
apresiasi dengan tepat.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Membantu dalam keterampilan berbahasa
Mengikutsertakan pembelajaran sastra berarti membantu siswaberlatih
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
b. Meningkatkan pengetahuan budaya
Sastra berkaitan erat dengan semua aspek manusia dan alam secara
keseluruhan. Pembelajaran sastra jika dilaksanakan dengan bijaksana,
dapat mengantarkan para siswa berkenalan dengan pengetahuan
budaya yang belum diketahuinya dan juga para pemikir besar dunia
beserta pemikiran-pemikirannya.
c. Mengembangkan cipta dan rasa
Pembelajaran sastra yang dilakukan dengan benar, akan menyediakan
kesempatan untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan tersebut
lebih dari apa yang disediakan oleh mata pelajaran yang lain, sehingga
pembelajaran sastra tersebut dapat lebih mendekati arah dan tujuan
pembelajaran dalam arti yang sesungguhnya. Dalam pembelajaran
sastra “kecakapan yang perlu dikembangkan yaitu: kecakapan yang
bersifat indra, penalaran, afektif sosial dan yang bersifat religius.”46
d. Menunjang pembentukan watak

46

24

B Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, (Yogyakarta: Kanisius, tahun: 1988), h. 16-

24

Dalam pembelajaran sastra, ada dua tuntutan yang dapat diungkapkan
sehubungan dengan pembentukan watak ini. Pertama, pembelajaran
sastra hendaknya mampu membina perasaan yang lebih tajam dan
mampu mengantarkan siswa untuk mengenal rangkaian kehidupan
manusia, seperti kebahagiaan, kebebasan, kesetiaan, kebanggan diri,
sampai pada kelemahan, keputusasaan, kekalahan, dan kebencian.
Kedua, pembelajaran sastra hendaknya dapat memberikan bantuan
dalam usaha mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa,
meliputi: ketekunan, kepandaian, pengimajian, dan penciptaan.

G. Penelitian yang Relevan
Adapun novel Perahu Kertas ini sudah pernah diteliti sebelumnya, yaitu
penelitian yang pernah dilakukan oleh Sumarni, penelitian tentang
Kepribadian Tokoh Utama dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari.
Analisis psikologi sastra. Penelitian ini membahas tentang karakter tokoh
utama yaitu Kuggy yang karakternya adalah penampilannya yang berantakan,
aneh dan seorang penghayal, pemimpi, kemudian dia bercita-cita menjadi
seorang penulis dongeng yang handal. kemudian tokoh utama kedua adalah
Keenan yang merupakan pria tampan, atletis, kemudian dia jago dalam hal
melukis.47
Penelitian lain yang mengkaji novel perahu kertas dilakukan oleh
Hernina tentang Konflik Batin Tokoh Kuggy dalam novel Perahu Kertas
dengan tinjauan Psikologi Sastra. Konflik batin yang terjadi timbul karena
adanya konflik antara Kuggy dengan Noni dan Kuggy dengan keluarga.48
Kuggy yang sangat berambisi menjadi seorang penulis dongeng tidak
mendapat dukungan dari Noni sahabatnya yang membuat dia sempat merasa
bimbang dengan keputusannya, namun akhirnya Kuggy tetap memilih untuk
menjadi penulis dongeng. Kemudian konflik dengan keluarga yang dialami
47

Sumarni dkk, Kepribadian tokoh utama. Pendidikan Bahasa Indonesia, PBS, FKIP
Untan Pontianak. Tahun 2013
48