7 diagnosis hipertensi frekuensi terbanyak pada kelompok usia 19-45 tahun sebanyak 30
kasus 30, kemudian kelompok usia 46-65 tahun sebanyak 54 kasus 54, dan pada kelompok usia 65 tahun sebanyak 16 kasus 16. Hasil menunjukkan bahwa jenis
kelamin terbanyak yaitu perempuan sebanyak 52 pasien 52, selanjutnya laki-laki sebanyak 48 pasien 48.
Hipertensi dibagi menjadi 3 derajat yaitu prehipertensi, hipertensi stage 1, dan hipertensi stage 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang tergolong hipertensi stage 1
sebanyak 13 pasien 13, hipertensi stage 2 sebanyak 87 pasien 87.
3. Gambaran Pengobatan Hipertensi
Berdasarkan tabel 1, gambaran pengobatan yang dijalani di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit d Rumah Sakit “X” Sukoharjo Tahun 2013 dengan diagnosa hipertensi
menunjukkan bahwa gambaran pemberian obat dengan diagnosa hipertensi pasien rawat inap di Rumah Sakit “X” Sukoharjo, yaitu obat golongan diuretik, obat golongan agonis
alfa 2, obat golongan ACE Inhibitor, ARB, Beta blocker, dan CCB. Penggunaan obat golongan diuretic dapat menghambat absorbsi garam dan air sehingga volume darah dapat
menurun akibatnya tekanan darah ikut turun Depkes, 2006
b
.
4. Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi
Penggunaan obat yang rasional, mensyaratkan setiap pasien menerima obat yang sesuai pada kebutuhan klinik mereka. Kriteria penggunaan obat yang rasional antara lain
tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis dan tepat pasien.
a. Tepat Indikasi dan Tepat Obat
Berdasarkan tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa penggunaan obat antihipertensi pada semua pasien hipertensi di Instalasi rawat inap Rumah Sakit “X” Sukoharjo Tahun
2013 mendapatkan obat antihipertensi, sehingga persentase ketepatan indikasi adalah sebesar 100 n=100 Pemilihan obat yang diresepkan ditemukan 5 pasien mendapatkan
obat Klonidin dan Bisoprolol, obat ini bukan drug of choice nya dan ada 19 mendapatkan kombinasi obat yang tidak efektif, karena mempunyai mekanisme kerja yang sama
sehingga menimbulkan polifarmasi, sehingga persentase ketepatan obat pada pasien hipertensi di Instalasi rawat inap RSUD
Sukoharjo
Tahun 2013 dinyatakan sebesar 76.
b.
Tepat Dosis dan
Tepat Pasien
Berdasarkan tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa penggunaan obat antihipertensi pada semua pasien hipertensi di Instalasi rawat inap Rumah Sakit di Sukoharjo Tahun
2013 dinyatakan tepat dosis sebesar 100 n=100. Dan penilaian ketepatan pasien hipertensi di Instalasi rawat inap Rumah Sakit “X” Sukoharjo Tahun 2013 ditemukan 4
8 pasien 6 tidak tepat pasien dikarenakan ada kontraindikasi terhadap pasien tersebut,
sehingga persentase ketepatan pasien 94 pasien 94.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini bersifat retrospektif sehingga tidak bisa mengungkapkan kenyataan yang terjadi dilapangan secara lengkap. Oleh karena itu, dalam pembahasan peneliti hanya
mampu melakukan asumsi-asumsi jika data yang diperoleh benar sesuai dengan kenyataan, dan dilakukan dengan cara pengambilan data yang sudah tersedia dalam data rekam medik
pasien. Peneliti membaca rekam medik sesuai yang tertulis, tetapi kadang ada kendala dalam membaca data karena penulisan yang tidak jelas, sehingga peneliti harus meminta
bantuan dari pihak rekam medis untuk membantu membaca rekan medik.
KESIMPULAN
Dari data hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal mengenai gambaran penggunaan obat antihipertensi dan evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien
hipertensi di rawat inap yang dilakukan di Rumah Sakit “X” Sukoharjo tahun 2013 1.
Jenis golongan obat antihipertensi yang paling sering digunakan ada 2 golongan obat yaitu golongan ACEI sebanyak 71 peresepan dan golongan obat CCB sebanyak 44
peresepan. 2.
Evaluasi terhadap penggunaan obat antihipertensi pada 100 responden di dapatkan hasil: a.
Tepat Indikasi : 100 b.
Tepat Obat : 76
c. Tepat Dosis
: 100 d.
Tepat Pasien : 94
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian tentang rasionalitas penggunaan obat antihipertensi secara
lengkap dengan menggunakan metode prospektif. 2.
Perlu dilakukan perbaikan dalam kelengkapan data, penulisan informasi dan kejelasan dalam penulisan data dalam rekam medik, sehingga peneliti bisa dengan mudah
membacanya dan mendapatkan data yang lengkap.
9
DAFTAR ACUAN
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. 2003. Seventh report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure. Hypertension, 426:1206–1252
.
Depkes, 2006
a
, Penggunaan Obat Rasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Depkes, 2006
b
, Pharmaceutical Care untuk Hipertensi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Depkes, 2010, Implementasi Kebijakan Penggunaan Obat Rasional POR Di Indonesia, Direktur Bina Penggunaan Obat Rasional, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Kelly, H.W., and Sorkness., 2008, Hypertension, in Dipiro, J.T., Matzke, G.R., Posey,
L.M., Talbert, R.I., Wells, B.G., Yee, G.C., eds, Pharmacotherpy: A Phatophysiologi Approach
, 7
th
Ed., Mc Graw Hiil Companies Inc, New York.